Dunia pertanian saat ini menjadi salah satu prospek usaha yang terbilang menjanjikan. Untuk memperoleh hasil pertanian yang optimal, maka proses perawatan tanaman dan cara bertanam yang benar merupakan kunci utama yang tak boleh terlewatkan. Petani profesional selalu mementingkan kuantitas dan kualitas hasil panen, sehingga mereka tidak sembarangan dalam bercocok tanam. Berbagai cara demi memperoleh produktivitas panen yang tinggi selalu mereka terapkan dengan bijaksana, sebagai contoh dalam pemberian pupuk selalu mengikuti dosis yang benar dan sesuai aturan baku dari dinas pertanian setempat. Karena bagaimanapun juga setiap tanaman yang satu dengan tanaman lainnya tidak sama dalam hal pemberian pupuk, akibatnya perlakuan dosisnya pun akan berbeda pula.
Kegagalan panen merupakan hal yang tidak diinginkan dan menjadi momok menakutkan bagi petani, sehingga petani harus mencari alternatif cara agar proses bercocok tanamanya menghasilkan sesuatu yang berarti, serta terbalas pula jerih payah yang dilakukan demi memperbagus finansial (keuangan). Ada beberapa hal yang menyebabkan kegagalan panen, diantaranya adalah proses perawatan dan cara bertanam yang tidak tepat, menurunnya kualitas hasil panen, kurangnya memperhatikan laju pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang ditanam, serta ketidaktepatan dalam memilih musim dan syarat tumbuh tumbuhan yang ditanam.
1. Proses Perawatan dan Cara Bertanam Yang Tidak Tepat
Telah diketahui bahwa setiap tanaman pertanian memiliki cara perawatan serta bertanam yang berbeda-beda. Proses perawatan pada tanaman dapat ditempuh dengan berbagai cara, seperti: penyiangan (mengoret/membersihkan) rumput-rumput liar yang mengganggu tanaman, penyiraman, pengairan (irigasi), pemupukan, pemasangan lenjeran/turus pada beberapa jenis tanaman (seperti gambas, mentimun, waloh, dan sebagianya), pengontrolan tanaman dari kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit, pengecekan organ tanaman mulai dari akar, batang, daun, sampai ketingkat organ buah, bunga serta biji. Selain itu, perawatan tanaman juga dapat ditempuh dengan merampel.memotong tunas-tunas aksiler, tunas pucuk pada batang dengan tujuan diantaranya supaya tanaman cepat berbuah lebat serta mempertambah produktivitas hasil pertanian. Jika para petani melakukan tindakan-tindakan efektif seperti yang disebutkan sebelumnya, maka akan dijamin bahwa kegagalan panen akan semakin diminimalisir. Cara bertanam yang baik dan tepat tentu menjadi kunci utama dalam teknik pertanian supaya menghasilkan tanaman yang produktif. Cara menanam setiap tanaman holtikultur (baik itu buah, sayur, umbi) tentu berbeda-beda, maka setiap petani harus mempunyai bekal pengetahuan, pengalaman, serta wawasan yang luas supaya mereka paham terkait cara bercocok tanam setiap tumbuhan. Untuk memperoleh cara bertanam yang baik, petani dan pekebun juga dapat mencari informasi terkini seputar budidaya pertanian, bisa diperoleh melalui jurnal ilmiah, majalah, koran, buku-buku seputar pertanian, maupun melalui media internet dan radio, maupun televisi.
2. Menurunnya Kualitas Hasil Panen Faktor Ekstenal
Menurunnya kualitas hasil panen merupakan kendala penyebab terjadinya kegagalan panen. Kualitas hasil panen menurun dapat disebabkan oleh beberapa dampak seperti mahalnya harga pupuk, kurangnya pasokan pupuk subsidi maupun pupuk non-subsidi, tanaman kekurangan air, bencana alam yang berkepanjangan, kekeringan (kemarau), faktor angin dan cuaca yang ekstrem, serta faktor lainnya. Namun, sebagai petani harus dapat mencari solusi dari tiap permasalahan penurunan kualitas hasil panen yaitu dengan sebaik mungkin membuat rancangan, perkiraan, dan data-data penting tentang tanaman yang hendak dibudidaya pada suatu lokasi wilayah tertentu. Mengetahui keadaan musim, perkiraan cuaca, serta waktu penanaman yang tepat merupakan kunci dalam kesuksesan bertani. Anomali cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan buah pada pohon cepat membusuk, serta adanya potensi gagal panen pada beberapa jenis tanaman holtikultura dapat mencapai 50% akibat gelombang El-Nino.
3. Kurang Memperhatikan Laju Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Laju pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman seringkali kurang diperhatikan oleh para petani Indonesia, akibatnya kualitas hasil panen menurun. Laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dilihat melalui beberapa hal. Untuk mengetahui laju pertumbuhan, dapat dilihat dari ukuran organ tanaman (baik lebar daun, tinggi tanaman, lebar batang, jumlah buah yang ada pada pohon, jumlah akar sekunder dan akar primer, banyaknya jumlah pucuk dan ruas-ruas batang, dan lainnya). Sementara itu, untuk perkembangan tumbuhan dapat dilihat dari berapa sering tumbuhan mengeluarkan bunganya sebagai alat perkembangbiakan secara generatif untuk menghasilkan buah dan biji. Sebenarnya solusi untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman selain dengan menggunakan pupuk organik maupun pupuk non-organik, dapat juga menggunakan fitohormon (hormon pada tumbuhan) yang telah banyak dijual di toko/kios pertanian. Hormon tumbuhan seringkali digunakan oleh para petani modern untuk meningkatkan hasil pertanian, baik dengan cara disemprotkan pada organ tanaman yang ditarget maupun secara disuntik, dan dengan menggunakan metode lainnya. Sebagai contoh, penggunaan hormon auksin dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan pada batang dan buah, sehingga batang pada tanaman akan menjadi lebih kokoh dan kuat, serta penambahan hormon auksin pada tanaman dapat memperbanyak jumlah bunga dan buah. Pemberian hormon gas etilen bersama dengan auksin dapat memicu pembungaan pada buah mangga dan nanas. Selain itu, penggunaan hormon kalin dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan pada organ tanaman.
4. Tidak Mengetahui Syarat Tumbuh Tanaman Yang Hendak Ditanam
Dalam memulai usaha pertanian, tidak boleh menyepelekan hal-hal kecil. Karena dari hal-hal kecil inilah biasanya hal-hal besar akan diperoleh. Sebagai petani yang telah menekuni budidaya pertanian bertahun-tahun, maka sebaiknya perlu mengetahui setiap varietas tanaman dengan syarat tumbuhnya. Karena setiap tanaman satu dengan tanaman lainnya tidak sama dalam hal lingkungan yang tepat untuk pertumbuhannya. Syarat tumbuh pada tumbuhan tertentu yang dapat digali lebih dalam oleh petani meliputi beberapa faktor seperti kodisi iklim dan suhu yang tepat bagi tanaman, lingkungan yang cocok (apakah tanaman tersebut cocok dibudidaya di lahan dataran rendah/tinggi?), frekuensi penanaman dalam setahun, jumlah pH (tingkat derajat keasamaan) pada tanah, curah hujan, jenis tanah yang cocok bagi tanaman, kondisi iklim dan cuaca, dan faktor lainnya. Namun, jika para petani sudah mampu mengetahui syarat tumbuh dari masing-masing tanaman, maka proses perawatan tanaman akan semakin bagus hingga proses pemanenan nantinya, serta penyebab kegagalan panen dalam pertanian akan diminimalisir.
5. Ketidaktepatan Dalam Memilih Musim Tanam
Pemilihan waktu musim tanam pada setiap tanaman yang hendak dibudidaya adalah hal mutlak yang harus diketahui lalu dilaksanakan oleh para petani. Ketidaktepatan dalam memilih musim tanam merupakan faktor penyebab kegagalan panen dalam pertanian. Setiap tanaman mempunyai ciri khas tersendiri, ada tanaman tertentu yang harus ditanam setelah musim hujan, atau lebih bagus ditanam dari musim hujan menginjak ke musim kemarau, dan lainnya. Dengan melihat pola penanaman tanaman yang sesuai dengan musim tanam, maka akhirnya produktivitas pertanian akan semakin baik. Sebagai contoh, jika akan menanam kangkung dan sawi jauh akan lebih baik apabila ditanam pada lahan serta pada musim hujan, namun jika akan menanam singkong dan kacang tanah, kedelai, kacang hijau, dan tanaman polong-polongan lainnya maka sebaiknya menginjak waktu kemarau - penghujan. Itu tadi hanyalah gambaran antara kaitan tanaman tertentu yang cocok ditanam mengikuti perubahan cuaca yang ada pada suatu wilayah tertentu.
6. Serangan Hama dan Penyakit Pada Tanaman
Faktor penyebab kegagalan panen bagi petani adalah karena tanaman pertanian terserang hama dan penyakit. Hama dan penyakit pada tanaman dikelompokkan dalam beberapa jenis seperti wereng hitam, kutu daun, ulat bulu, ulat daun, jamur parasit, ular tanah yang biasanya merusak pada batang tanaman mentimun dan semangka, tikus, walang sangit, lalat buah, keong mas, dan yang lainnya. Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit tanaman, maka para petani dapat menggunakan pestisida dan beberapa jenis kompetitor alami yang dapat membasmi hama dan penyakit parasit pada tanaman.
Demikian informasi tentang: "Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Panen dalam Pertanian". Semoga apa yang sudah dijelaskan oleh kami selaku admin guruilmuan dapat bermanfaat untuk rekan-rekan petani semuanya. Salam budidaya pertanian, semoga berkah. Mari ajak rekan-rekan petani di daerah Anda untuk membaca dan mencari referensi di dalam media website kami ini. Terimakasih atas kunjungannya. Ayo menanam.
Kegagalan panen merupakan hal yang tidak diinginkan dan menjadi momok menakutkan bagi petani, sehingga petani harus mencari alternatif cara agar proses bercocok tanamanya menghasilkan sesuatu yang berarti, serta terbalas pula jerih payah yang dilakukan demi memperbagus finansial (keuangan). Ada beberapa hal yang menyebabkan kegagalan panen, diantaranya adalah proses perawatan dan cara bertanam yang tidak tepat, menurunnya kualitas hasil panen, kurangnya memperhatikan laju pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang ditanam, serta ketidaktepatan dalam memilih musim dan syarat tumbuh tumbuhan yang ditanam.
1. Proses Perawatan dan Cara Bertanam Yang Tidak Tepat
Gagal Panen Karena perawatan kurang baik serta disekitar tanaman banyak gulma, daun mentimun terserang hama |
Telah diketahui bahwa setiap tanaman pertanian memiliki cara perawatan serta bertanam yang berbeda-beda. Proses perawatan pada tanaman dapat ditempuh dengan berbagai cara, seperti: penyiangan (mengoret/membersihkan) rumput-rumput liar yang mengganggu tanaman, penyiraman, pengairan (irigasi), pemupukan, pemasangan lenjeran/turus pada beberapa jenis tanaman (seperti gambas, mentimun, waloh, dan sebagianya), pengontrolan tanaman dari kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit, pengecekan organ tanaman mulai dari akar, batang, daun, sampai ketingkat organ buah, bunga serta biji. Selain itu, perawatan tanaman juga dapat ditempuh dengan merampel.memotong tunas-tunas aksiler, tunas pucuk pada batang dengan tujuan diantaranya supaya tanaman cepat berbuah lebat serta mempertambah produktivitas hasil pertanian. Jika para petani melakukan tindakan-tindakan efektif seperti yang disebutkan sebelumnya, maka akan dijamin bahwa kegagalan panen akan semakin diminimalisir. Cara bertanam yang baik dan tepat tentu menjadi kunci utama dalam teknik pertanian supaya menghasilkan tanaman yang produktif. Cara menanam setiap tanaman holtikultur (baik itu buah, sayur, umbi) tentu berbeda-beda, maka setiap petani harus mempunyai bekal pengetahuan, pengalaman, serta wawasan yang luas supaya mereka paham terkait cara bercocok tanam setiap tumbuhan. Untuk memperoleh cara bertanam yang baik, petani dan pekebun juga dapat mencari informasi terkini seputar budidaya pertanian, bisa diperoleh melalui jurnal ilmiah, majalah, koran, buku-buku seputar pertanian, maupun melalui media internet dan radio, maupun televisi.
2. Menurunnya Kualitas Hasil Panen Faktor Ekstenal
Menurunnya kualitas hasil panen merupakan kendala penyebab terjadinya kegagalan panen. Kualitas hasil panen menurun dapat disebabkan oleh beberapa dampak seperti mahalnya harga pupuk, kurangnya pasokan pupuk subsidi maupun pupuk non-subsidi, tanaman kekurangan air, bencana alam yang berkepanjangan, kekeringan (kemarau), faktor angin dan cuaca yang ekstrem, serta faktor lainnya. Namun, sebagai petani harus dapat mencari solusi dari tiap permasalahan penurunan kualitas hasil panen yaitu dengan sebaik mungkin membuat rancangan, perkiraan, dan data-data penting tentang tanaman yang hendak dibudidaya pada suatu lokasi wilayah tertentu. Mengetahui keadaan musim, perkiraan cuaca, serta waktu penanaman yang tepat merupakan kunci dalam kesuksesan bertani. Anomali cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan buah pada pohon cepat membusuk, serta adanya potensi gagal panen pada beberapa jenis tanaman holtikultura dapat mencapai 50% akibat gelombang El-Nino.
3. Kurang Memperhatikan Laju Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Laju pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman seringkali kurang diperhatikan oleh para petani Indonesia, akibatnya kualitas hasil panen menurun. Laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dilihat melalui beberapa hal. Untuk mengetahui laju pertumbuhan, dapat dilihat dari ukuran organ tanaman (baik lebar daun, tinggi tanaman, lebar batang, jumlah buah yang ada pada pohon, jumlah akar sekunder dan akar primer, banyaknya jumlah pucuk dan ruas-ruas batang, dan lainnya). Sementara itu, untuk perkembangan tumbuhan dapat dilihat dari berapa sering tumbuhan mengeluarkan bunganya sebagai alat perkembangbiakan secara generatif untuk menghasilkan buah dan biji. Sebenarnya solusi untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman selain dengan menggunakan pupuk organik maupun pupuk non-organik, dapat juga menggunakan fitohormon (hormon pada tumbuhan) yang telah banyak dijual di toko/kios pertanian. Hormon tumbuhan seringkali digunakan oleh para petani modern untuk meningkatkan hasil pertanian, baik dengan cara disemprotkan pada organ tanaman yang ditarget maupun secara disuntik, dan dengan menggunakan metode lainnya. Sebagai contoh, penggunaan hormon auksin dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan pada batang dan buah, sehingga batang pada tanaman akan menjadi lebih kokoh dan kuat, serta penambahan hormon auksin pada tanaman dapat memperbanyak jumlah bunga dan buah. Pemberian hormon gas etilen bersama dengan auksin dapat memicu pembungaan pada buah mangga dan nanas. Selain itu, penggunaan hormon kalin dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan pada organ tanaman.
- Dengan hormon filokalin berfungsi untuk memacu pertumbuhan daun agar semakin lebat;
- Penggunaan rhizokalin akan membantu dalam pertumbuhan akar pada tanaman, selain itu juga hormon rhizolakin terbukti ampuh mampu dalam membuat akar pada tanaman menjadi lebih kokoh dan tertata baik di dalam tanah;
- Penggunaan hormon kaulokalin akan memacu pertumbuhan batang sehingga akan mempengaruhi proses pertumbuhan primer dan sekunder pada batang. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan ditandai dengan adanya pertambahan diameter ukuran batang yang disebut dengan istilah "lingkar tahun";
- Penggunaan hormon anthokalin, akan memacu pertumbuhan bunga dan buah. Dengan hormon ini telah terbukti bahwa tanaman akan menghasilkan bunga dalam jumlah banyak.
Pemantauan laju pertumbuhan pada tanaman sangat penting, dengan mengikuti beberapa aspek yang sudah dijelaskan di atas. Jika proses pelaksanaan telah tepat dilakukan, maka kegagalan panen dapat diminimalisir, sehingga apa yang diharapkan oleh seluruh petani dapat terwujud.
4. Tidak Mengetahui Syarat Tumbuh Tanaman Yang Hendak Ditanam
Dalam memulai usaha pertanian, tidak boleh menyepelekan hal-hal kecil. Karena dari hal-hal kecil inilah biasanya hal-hal besar akan diperoleh. Sebagai petani yang telah menekuni budidaya pertanian bertahun-tahun, maka sebaiknya perlu mengetahui setiap varietas tanaman dengan syarat tumbuhnya. Karena setiap tanaman satu dengan tanaman lainnya tidak sama dalam hal lingkungan yang tepat untuk pertumbuhannya. Syarat tumbuh pada tumbuhan tertentu yang dapat digali lebih dalam oleh petani meliputi beberapa faktor seperti kodisi iklim dan suhu yang tepat bagi tanaman, lingkungan yang cocok (apakah tanaman tersebut cocok dibudidaya di lahan dataran rendah/tinggi?), frekuensi penanaman dalam setahun, jumlah pH (tingkat derajat keasamaan) pada tanah, curah hujan, jenis tanah yang cocok bagi tanaman, kondisi iklim dan cuaca, dan faktor lainnya. Namun, jika para petani sudah mampu mengetahui syarat tumbuh dari masing-masing tanaman, maka proses perawatan tanaman akan semakin bagus hingga proses pemanenan nantinya, serta penyebab kegagalan panen dalam pertanian akan diminimalisir.
5. Ketidaktepatan Dalam Memilih Musim Tanam
Pemilihan waktu musim tanam pada setiap tanaman yang hendak dibudidaya adalah hal mutlak yang harus diketahui lalu dilaksanakan oleh para petani. Ketidaktepatan dalam memilih musim tanam merupakan faktor penyebab kegagalan panen dalam pertanian. Setiap tanaman mempunyai ciri khas tersendiri, ada tanaman tertentu yang harus ditanam setelah musim hujan, atau lebih bagus ditanam dari musim hujan menginjak ke musim kemarau, dan lainnya. Dengan melihat pola penanaman tanaman yang sesuai dengan musim tanam, maka akhirnya produktivitas pertanian akan semakin baik. Sebagai contoh, jika akan menanam kangkung dan sawi jauh akan lebih baik apabila ditanam pada lahan serta pada musim hujan, namun jika akan menanam singkong dan kacang tanah, kedelai, kacang hijau, dan tanaman polong-polongan lainnya maka sebaiknya menginjak waktu kemarau - penghujan. Itu tadi hanyalah gambaran antara kaitan tanaman tertentu yang cocok ditanam mengikuti perubahan cuaca yang ada pada suatu wilayah tertentu.
6. Serangan Hama dan Penyakit Pada Tanaman
Faktor penyebab kegagalan panen bagi petani adalah karena tanaman pertanian terserang hama dan penyakit. Hama dan penyakit pada tanaman dikelompokkan dalam beberapa jenis seperti wereng hitam, kutu daun, ulat bulu, ulat daun, jamur parasit, ular tanah yang biasanya merusak pada batang tanaman mentimun dan semangka, tikus, walang sangit, lalat buah, keong mas, dan yang lainnya. Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit tanaman, maka para petani dapat menggunakan pestisida dan beberapa jenis kompetitor alami yang dapat membasmi hama dan penyakit parasit pada tanaman.
Demikian informasi tentang: "Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Panen dalam Pertanian". Semoga apa yang sudah dijelaskan oleh kami selaku admin guruilmuan dapat bermanfaat untuk rekan-rekan petani semuanya. Salam budidaya pertanian, semoga berkah. Mari ajak rekan-rekan petani di daerah Anda untuk membaca dan mencari referensi di dalam media website kami ini. Terimakasih atas kunjungannya. Ayo menanam.
Faktor-Faktor Penyebab KEGAGALAN PANEN Dalam Pertanian
4/
5
Oleh
Wahid Priyono