Tanaman Genjer (nama ilmiah: Limnocharis flava) merupakan tanaman berasal dari familia (suku) genjer-genjeran (Limnocharitaceae). Genjer oleh beberapa ahli botani tanaman di kelompokkan ke dalam jenis tanaman gulma yang enak untuk dikonsumsi. Tak heran jika banyak para petani sayuran yang menggunakan cara menanam genjer di tanah gambut berawa dan di sawah untuk hasil panen menguntungkan. Cara demikian sudah banyak dikembangkan di berbagai lapisan masyarakat petani untuk memperoleh hasil panen seragam, serta memiliki nilai jual tinggi. Cara menanam genjer yang baik juga penting dilakukan sebagai faktor penentu tingkat hasil panen yang memadai dan disukai oleh konsumen (pembeli). Awal mula adanya tanaman genjer di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Portugis dan Belanda. Pada saat itu, budidaya tanaman genjer bukan semata-mata untuk tujuan dikonsumsi semata, karena orang Portugis dan Belanda menganggap bahwa bunga genjer juga eksotis karena warnanya yang kuning dan bunga bergerombol.
Genjer adalah jenis tanaman tidak berkayu. Di daerah-daerah dataran rendah justru tanaman genjer akan tumbuh dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman genjer akan baik jika lingkungan tempat hidupnya berupa lahan dengan ketersediaan cukup air. Umumnya masyarakat petani menanam genjer di lahan persawahan mereka, atau menggunakan tanah bergambut yang ada di rawa-rawa. Spesifikasi tanah gambut berawa memang sangat bagus untuk menunjang pertanian genjer. Karena telah banyak peneliti yang mengetahui secara pasti bahwa tanah gambut berawa banyak mengandung unsur hara alamiah yang diproses dari sisa-sisa pembusukan serat tanaman air. Saat serat-serat itu membusuk maka akan terbentuklah pupuk biokompos alamiah yang menggenangi lahan rawa tersebut. Biokompos alamiah yang ada di daerah lahan berawa ini sangat bagus jika ditanami tanaman genjer dalam skala besar.
Tanaman genjer dalam dunia medis sangat dibutuhkan sebagai langkah diet bagi pasien penderita obesitas. Genjer banyak mengandung serat, betakaroten yang terdapat pada bagian bunganya, serta banyak mengandung berbagai zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh seperti vitamin P, vitamin K, vitamin A, vitamin B kompleks, serta berbagai protein dan mineral seperti fosfor dan Calcium (Ca) sangat mendominasi di dalam tanaman sayur ini.
Dalam dunia kuliner, beberapa resto dan rumah makan terkadang menyediakan menu masakan ini. Banyak orang yang menggemari masakan dari sayur genjer yang ditumis dengan ditambahkan ikan teri dan berbagai jenis kepiting ataupun udang. Tumis genjer adalah salah satu jenis menu kuliner yang biasa dimasak oleh ibu rumah tangga. Tak heran jika sebagian masyarakat yang membeli sayur genjer lebih menyukai bagian bunga genjer dengan alasan rasanya yang manis dan renyah.
Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Genjer
Tanaman genjer memiliki karakteristik daun berbentuk sendok atau centong, pertulangan daun menyirip sejajar, memiliki batang basah (herba), perakaran serabut dan tergolongan tanaman monokotil, mahkota dan benang sari pada bunga genjer berwarna kuning, batangnya tegak (erectus), serta bagian daunnya memiliki beberapa bagian seperti; upih daun, tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Selain itu, tinggi tanaman genjer dapat mencapai 30-45cm dan hal ini tentunya terpengaruh akibat kondisi lahan yang menyehatkan tanaman (artinya tersedia banyak unsur hara penting).
Ada beberapa faktor penentu dalam ketercapaian hasil panen genjer yang menguntungkan seperti; (1) Genjer sangat cocok ditanam baik di tanah gambut berawa dan di sawah. Terkadang juga banyak para petani genjer yang menanam genjer di lahan bekas kolam ikan, dengan menggunakan polybag, atau dengan cara menggunakan media kolam terpal yang didesain dengan menambahkan campuran tanah rawa dengan pupuk kandang dan diolah dengan cara diberi air (irigasi khusus). Namun, yang paling umum dilakukan petani sayur yaitu menanam genjer pada tanah bergambut seperti yang ada di rawa-rawa dan atau dipersawahan. (2). Faktor suhu, ini sangat menentukan untuk tumbuh kembang genjer serta menjaga agar suhu optimum yang ada pada lingkungan penanaman tetap terjaga dengan baik. Suhu yang baik yaitu diantara kisaran 15-25 derajat celcius dengan jumlah penyinaran cahaya matahari cukup yakni selama 8-12 jam sehari. (3). Faktor penyinaran, tanaman genjer harus ditanam pada lahan terbuka yang memiliki ketercukupan sinar matahari seperti di rawa-rawa yang banyak terdapat tanah gambut. Cahaya matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis tanaman genjer dan tentu cahaya adalah pemberi energi utama bagi tanaman. Gejala yang timbul jika tanaman genjer kekurangan cahaya matahari akan menimbulkan etiolasi yakni tanaman genjer akan tumbuh memanjang tidak sehat, tampak pucak, daun mudah kering dan menguning, rentan terserang penyakit, serta tanaman menjadi kurus dan organ tanamannya nampak tidak sehat. (4). Curah hujan, yang dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas tumbuh tanaman yaitu 500-900 mm/tahun. (5). Kelembaban udara ideal untuk budidaya tanaman genjer yaitu 70-80%, sebab kelembaban udara yang terlalu tinggi justru akan merangsang pertumbuhan cendawan/jamur yang terkadang mampir di bagian batang basah genjer dan menimbulkan berbagai penyakit. (6). Jenis tanah yang cocok untuk menanam dan budidaya tanaman genjer adalah tanah gambut berawa yang terdapat di daerah rawa-rawa yang banyak mengandung serat-serta membusuk tanaman. Lahan persawahan juga kaya akan tanah jenis aluvial basa, tanah andosol yang juga cocok untuk menanam genjer.
Jenis-Jenis kultivar Genjer Yang Ada di Indonesia
Tanaman genjer juga memiliki kultivar yang sering banyak dibudidaya/ditanam oleh petani di tanah gambut berawa/persawahan. Ada jenis kultivar genjer lokal yang umum dan marak dibudidaya oleh petani nusantara. Kultivar genjer lokal memiliki ciri-ciri daun besar-besar seperti centong dan berbentuk bulat telur. Batangnya berwarna merah muda di bagian pangkal akar dan hampir berwarna hijau ketika mendekati bagian pergelangan daun.
Cara Menanam Genjer di Tanah Gambut Berawa dan di Sawah untuk Hasil Panen Menguntungkan
Cara membudidaya dan menanam genjer dengan teknik yang baik dan benar adalah hal mutlak yang harus dilakukan oleh para petani sayur. Karena bagaimanapun juga teknik bertanam genjer yang benar akan menentukan ketercapaian hasil panen genjer yang melimpah ruah serta menguntungkan secara finansial (keuangan). Berikut ini panduan cara menanam genjer di tanah gambut berawa dan atau di lahan persawahan untuk hasil panen menguntungkan petani.
1. Pemilihan Bibit Genjer Unggulan
Untuk memperoleh bibit tanam genjer yang baik, sebaiknya dapat diperoleh dari hasil cabutan dari tanaman genjer di perairan lain, atau bibit dapat diperoleh dengan cara mencabut beberapa tanaman muda yang ada di bagian akar tanaman genjer tua. Saat pemilihan bibit sebaiknya pilihlah bibit tanam genjer cabutan yang memiliki penampakan luar tubuh yang sehat, daun tidak bopeng/rusak, serta terbebas dari cacat organ tubuh. Bibit genjer yang sehat dan nampak segar adalah prioritas utama untuk memperoleh hasil panen menguntungkan.
2. Pengolahan Lahan Tanam untuk Genjer
Pengelolaan lahan tanam genjer di tanah gambut berawa sebenarnya hampir sama dengan pengolahan tanah di area sawah. Sebelum ditanami genjer sebaiknya bajaklah area rawa/sawah tersebut dengan menggunakan alat traktor atau dibajak dengan menggunakan bantuan hewan ternak seperti kerbau atau sapi. Pembajakan lahan tanam genjer sebaiknya dilakukan dengan memastikan ketercukupan air di lahan yang hendak dibajak (minimal ketinggian 10-15cm). Saluran irigasi harus tepat sasaran dan cukup mengairi seluruh hamparan lahan hingga tanah hasil bajakan menjadi berlumpur dan memiliki tekstur tanah berair. Lahan tanam genjer untuk daerah rawa-rawa bergambut tidak perlu diberi pupuk kandang pada saat akan melakukan penanaman, karena di tanah rawa berganbut tersebut sudah tersedia banyak nutris dan serat-serta biokompos alamiah. Jika seandainya penanaman genjer dilakukan di sawah, maka tidak ada salahnya jika satu hari sebelum penanaman genjer lahan tanam ditaburi pupuk kandang/kompos di bagian atasnya. Pemberian pupuk kandang semata-mata untuk membantu dalam proses pertumbuhan genjer agar cepat berbunga dan menghasilkan helaian daun muda yang seragam serta banyak.
3. Penanam Genjer di Lahan Yang Siap Tanam
Cara penanaman genjer sangat mudah dan praktis. Jika pengolahan lahan sudah dilakukan dan siap tanam, maka langkah selanjutnya yaitu menanam bibit tanam genjer dengan cara menekan bagian akar genjer dengan jempol tangan secara perlahan di atas tanah gambut berlumpur tersebut kira-kira sedalam 8-12cm (seperti menanam padi). Jarak tanam genjer satu dengan lainnya setidaknya 10-15cm dan penanaman genjer dapat dilakukan dengan cara random (acak). Penanaman genjer di tanah gambut berawa dan di sawah sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari kira-kira pada pukul 15.00-17.00 WIB saat matahari sudah mulai tenggelam agar daun bibit tanam genjer muda tidak mudah layu, serta untuk mengurangi penguapan daun. Biasanya para petani genjer membudidaya lebih dari 1.000 bibit tanam per hektarnya. Setiap hektar dapat ditanam secara sendiri-sendiri atau secara berkelompok (korporasi) dengan petani lainnya.
4. Perawatan Dasar Tanaman Genjer
Perawatan dasar tanaman genjer sangat praktis dengan melibatkan penambahan pupuk kandang/kompos di area lahan tanam, pengaturan irigasi (saluran air), penyiangan gulma pengganggu. Pemberian pupuk kandang dilakukan setelah usia tanaman genjer mencapai umur 20 hari pertama sejak tanam dan pemberian pupuk dilakukan dengan cara disebarkan secara bebas di area lahan secara menyeluruh. Pengaturan irigasi sangat penting untuk menunjang keberlangsungan hidup tanaman genjer. Hal ini dilakukan karena tanaman genjer sangat menyukai lahan atau area yang memiliki ketercukupan air, jika tidak maka tanaman genjer akan mudah layu, daun menguning, serta dapat menyebabkan peristiwa dehidrasi tanaman genjer. Pola penyiangan rumput-rumput liar perairan (gulma air) sangat penting untuk mencegah terjadinya kompetisi dalam mengambil nutrisi atau unsur hara. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabut rumput (gulma) tersebut hingga ke bagian akarnya agar tidak tumbuh kembali.
5. Kegiatan Panen, Pascapanen, dan Pendistribusian Genjer di Pasaran
Kegiatan panen genjer biasanya dapat dilakukan 2-3 bulan setelah proses tanam. Pemanenan genjer dapat dilakukan dengan dua cara yakni memetik bagian tangkai bunga dan bunganya, atau dengan mengambil batang herba dan daunnya. Keduanya penting diambil saat proses panen mengingat selera konsumen di pasaran sangat berbeda-beda dan terkadang ada konsumen yang menyukai bunga genjer untuk dikonsumsi atau ada juga yang lebih menyukai bagian batang herba dan daunnya. Kegiatan panen dapat dilakukan setiap 3-4 hari sekali dengan terlebih dahulu memastikan adanya tunas batang genjer muda yang tumbuh serta adanya bunga-bunga genjer yang sudah mulai menguncup atau mekar. Setelah memetik hasil panen genjer, kemudian genjer diikat-ikat menggunakan tali rafia/tali dari bambu, setelah itu genjer disiram dengan menggunakan air agar tidak layu dan nampak segar ketika dijual di pasaran. Pemanenan genjer daun dan genjer bunga tentu memerlukan waktu berbeda. Kegiatan pascapanen yaitu dengan mengalihfungsikan lahan yang sudah dipakai untuk budidaya genjer dengan diolah kembali tanahnya. Sementara itu, harga genjer perikatnya untuk daerah di Pasar Natar Kabupaten Lampung Selatan dan pasar-pasar tradisional di kota Bandarlampung yakni berkisar antara Rp. 3.000,00,- hingga Rp. 3.400,00,-. Harga ini tentunya bukan menjadi patokan umum sebab setiap daerah memiliki tingkatan harga genjer/ikat yang berbeda-beda.
Jika Anda sangat tertarik untuk menanam dan budidaya genjer, tidak ada salahnya jika mengikuti panduan praktis "cara menanam genjer di tanah gambut berawa dan di sawah untuk hasil panen menguntungkan" seperti yang telah dijelaskan di atas. Mari kita bercocok tanam genjer dan memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam berbagai jenis tanaman pertanian. Selamat mencoba, dan semoga berhasil. Hidup dan jayalah petani Nusantara, Indonesia.
Sumber Gambar Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Genjer adalah jenis tanaman tidak berkayu. Di daerah-daerah dataran rendah justru tanaman genjer akan tumbuh dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman genjer akan baik jika lingkungan tempat hidupnya berupa lahan dengan ketersediaan cukup air. Umumnya masyarakat petani menanam genjer di lahan persawahan mereka, atau menggunakan tanah bergambut yang ada di rawa-rawa. Spesifikasi tanah gambut berawa memang sangat bagus untuk menunjang pertanian genjer. Karena telah banyak peneliti yang mengetahui secara pasti bahwa tanah gambut berawa banyak mengandung unsur hara alamiah yang diproses dari sisa-sisa pembusukan serat tanaman air. Saat serat-serat itu membusuk maka akan terbentuklah pupuk biokompos alamiah yang menggenangi lahan rawa tersebut. Biokompos alamiah yang ada di daerah lahan berawa ini sangat bagus jika ditanami tanaman genjer dalam skala besar.
Tanaman genjer dalam dunia medis sangat dibutuhkan sebagai langkah diet bagi pasien penderita obesitas. Genjer banyak mengandung serat, betakaroten yang terdapat pada bagian bunganya, serta banyak mengandung berbagai zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh seperti vitamin P, vitamin K, vitamin A, vitamin B kompleks, serta berbagai protein dan mineral seperti fosfor dan Calcium (Ca) sangat mendominasi di dalam tanaman sayur ini.
Dalam dunia kuliner, beberapa resto dan rumah makan terkadang menyediakan menu masakan ini. Banyak orang yang menggemari masakan dari sayur genjer yang ditumis dengan ditambahkan ikan teri dan berbagai jenis kepiting ataupun udang. Tumis genjer adalah salah satu jenis menu kuliner yang biasa dimasak oleh ibu rumah tangga. Tak heran jika sebagian masyarakat yang membeli sayur genjer lebih menyukai bagian bunga genjer dengan alasan rasanya yang manis dan renyah.
Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Genjer
Tanaman genjer memiliki karakteristik daun berbentuk sendok atau centong, pertulangan daun menyirip sejajar, memiliki batang basah (herba), perakaran serabut dan tergolongan tanaman monokotil, mahkota dan benang sari pada bunga genjer berwarna kuning, batangnya tegak (erectus), serta bagian daunnya memiliki beberapa bagian seperti; upih daun, tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Selain itu, tinggi tanaman genjer dapat mencapai 30-45cm dan hal ini tentunya terpengaruh akibat kondisi lahan yang menyehatkan tanaman (artinya tersedia banyak unsur hara penting).
Sumber gambar asli oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Ada beberapa faktor penentu dalam ketercapaian hasil panen genjer yang menguntungkan seperti; (1) Genjer sangat cocok ditanam baik di tanah gambut berawa dan di sawah. Terkadang juga banyak para petani genjer yang menanam genjer di lahan bekas kolam ikan, dengan menggunakan polybag, atau dengan cara menggunakan media kolam terpal yang didesain dengan menambahkan campuran tanah rawa dengan pupuk kandang dan diolah dengan cara diberi air (irigasi khusus). Namun, yang paling umum dilakukan petani sayur yaitu menanam genjer pada tanah bergambut seperti yang ada di rawa-rawa dan atau dipersawahan. (2). Faktor suhu, ini sangat menentukan untuk tumbuh kembang genjer serta menjaga agar suhu optimum yang ada pada lingkungan penanaman tetap terjaga dengan baik. Suhu yang baik yaitu diantara kisaran 15-25 derajat celcius dengan jumlah penyinaran cahaya matahari cukup yakni selama 8-12 jam sehari. (3). Faktor penyinaran, tanaman genjer harus ditanam pada lahan terbuka yang memiliki ketercukupan sinar matahari seperti di rawa-rawa yang banyak terdapat tanah gambut. Cahaya matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis tanaman genjer dan tentu cahaya adalah pemberi energi utama bagi tanaman. Gejala yang timbul jika tanaman genjer kekurangan cahaya matahari akan menimbulkan etiolasi yakni tanaman genjer akan tumbuh memanjang tidak sehat, tampak pucak, daun mudah kering dan menguning, rentan terserang penyakit, serta tanaman menjadi kurus dan organ tanamannya nampak tidak sehat. (4). Curah hujan, yang dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas tumbuh tanaman yaitu 500-900 mm/tahun. (5). Kelembaban udara ideal untuk budidaya tanaman genjer yaitu 70-80%, sebab kelembaban udara yang terlalu tinggi justru akan merangsang pertumbuhan cendawan/jamur yang terkadang mampir di bagian batang basah genjer dan menimbulkan berbagai penyakit. (6). Jenis tanah yang cocok untuk menanam dan budidaya tanaman genjer adalah tanah gambut berawa yang terdapat di daerah rawa-rawa yang banyak mengandung serat-serta membusuk tanaman. Lahan persawahan juga kaya akan tanah jenis aluvial basa, tanah andosol yang juga cocok untuk menanam genjer.
Jenis-Jenis kultivar Genjer Yang Ada di Indonesia
Tanaman genjer juga memiliki kultivar yang sering banyak dibudidaya/ditanam oleh petani di tanah gambut berawa/persawahan. Ada jenis kultivar genjer lokal yang umum dan marak dibudidaya oleh petani nusantara. Kultivar genjer lokal memiliki ciri-ciri daun besar-besar seperti centong dan berbentuk bulat telur. Batangnya berwarna merah muda di bagian pangkal akar dan hampir berwarna hijau ketika mendekati bagian pergelangan daun.
Cara Menanam Genjer di Tanah Gambut Berawa dan di Sawah untuk Hasil Panen Menguntungkan
Cara membudidaya dan menanam genjer dengan teknik yang baik dan benar adalah hal mutlak yang harus dilakukan oleh para petani sayur. Karena bagaimanapun juga teknik bertanam genjer yang benar akan menentukan ketercapaian hasil panen genjer yang melimpah ruah serta menguntungkan secara finansial (keuangan). Berikut ini panduan cara menanam genjer di tanah gambut berawa dan atau di lahan persawahan untuk hasil panen menguntungkan petani.
1. Pemilihan Bibit Genjer Unggulan
Untuk memperoleh bibit tanam genjer yang baik, sebaiknya dapat diperoleh dari hasil cabutan dari tanaman genjer di perairan lain, atau bibit dapat diperoleh dengan cara mencabut beberapa tanaman muda yang ada di bagian akar tanaman genjer tua. Saat pemilihan bibit sebaiknya pilihlah bibit tanam genjer cabutan yang memiliki penampakan luar tubuh yang sehat, daun tidak bopeng/rusak, serta terbebas dari cacat organ tubuh. Bibit genjer yang sehat dan nampak segar adalah prioritas utama untuk memperoleh hasil panen menguntungkan.
2. Pengolahan Lahan Tanam untuk Genjer
Pengelolaan lahan tanam genjer di tanah gambut berawa sebenarnya hampir sama dengan pengolahan tanah di area sawah. Sebelum ditanami genjer sebaiknya bajaklah area rawa/sawah tersebut dengan menggunakan alat traktor atau dibajak dengan menggunakan bantuan hewan ternak seperti kerbau atau sapi. Pembajakan lahan tanam genjer sebaiknya dilakukan dengan memastikan ketercukupan air di lahan yang hendak dibajak (minimal ketinggian 10-15cm). Saluran irigasi harus tepat sasaran dan cukup mengairi seluruh hamparan lahan hingga tanah hasil bajakan menjadi berlumpur dan memiliki tekstur tanah berair. Lahan tanam genjer untuk daerah rawa-rawa bergambut tidak perlu diberi pupuk kandang pada saat akan melakukan penanaman, karena di tanah rawa berganbut tersebut sudah tersedia banyak nutris dan serat-serta biokompos alamiah. Jika seandainya penanaman genjer dilakukan di sawah, maka tidak ada salahnya jika satu hari sebelum penanaman genjer lahan tanam ditaburi pupuk kandang/kompos di bagian atasnya. Pemberian pupuk kandang semata-mata untuk membantu dalam proses pertumbuhan genjer agar cepat berbunga dan menghasilkan helaian daun muda yang seragam serta banyak.
3. Penanam Genjer di Lahan Yang Siap Tanam
Cara penanaman genjer sangat mudah dan praktis. Jika pengolahan lahan sudah dilakukan dan siap tanam, maka langkah selanjutnya yaitu menanam bibit tanam genjer dengan cara menekan bagian akar genjer dengan jempol tangan secara perlahan di atas tanah gambut berlumpur tersebut kira-kira sedalam 8-12cm (seperti menanam padi). Jarak tanam genjer satu dengan lainnya setidaknya 10-15cm dan penanaman genjer dapat dilakukan dengan cara random (acak). Penanaman genjer di tanah gambut berawa dan di sawah sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari kira-kira pada pukul 15.00-17.00 WIB saat matahari sudah mulai tenggelam agar daun bibit tanam genjer muda tidak mudah layu, serta untuk mengurangi penguapan daun. Biasanya para petani genjer membudidaya lebih dari 1.000 bibit tanam per hektarnya. Setiap hektar dapat ditanam secara sendiri-sendiri atau secara berkelompok (korporasi) dengan petani lainnya.
4. Perawatan Dasar Tanaman Genjer
Perawatan dasar tanaman genjer sangat praktis dengan melibatkan penambahan pupuk kandang/kompos di area lahan tanam, pengaturan irigasi (saluran air), penyiangan gulma pengganggu. Pemberian pupuk kandang dilakukan setelah usia tanaman genjer mencapai umur 20 hari pertama sejak tanam dan pemberian pupuk dilakukan dengan cara disebarkan secara bebas di area lahan secara menyeluruh. Pengaturan irigasi sangat penting untuk menunjang keberlangsungan hidup tanaman genjer. Hal ini dilakukan karena tanaman genjer sangat menyukai lahan atau area yang memiliki ketercukupan air, jika tidak maka tanaman genjer akan mudah layu, daun menguning, serta dapat menyebabkan peristiwa dehidrasi tanaman genjer. Pola penyiangan rumput-rumput liar perairan (gulma air) sangat penting untuk mencegah terjadinya kompetisi dalam mengambil nutrisi atau unsur hara. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabut rumput (gulma) tersebut hingga ke bagian akarnya agar tidak tumbuh kembali.
5. Kegiatan Panen, Pascapanen, dan Pendistribusian Genjer di Pasaran
Gambar Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Kegiatan panen genjer biasanya dapat dilakukan 2-3 bulan setelah proses tanam. Pemanenan genjer dapat dilakukan dengan dua cara yakni memetik bagian tangkai bunga dan bunganya, atau dengan mengambil batang herba dan daunnya. Keduanya penting diambil saat proses panen mengingat selera konsumen di pasaran sangat berbeda-beda dan terkadang ada konsumen yang menyukai bunga genjer untuk dikonsumsi atau ada juga yang lebih menyukai bagian batang herba dan daunnya. Kegiatan panen dapat dilakukan setiap 3-4 hari sekali dengan terlebih dahulu memastikan adanya tunas batang genjer muda yang tumbuh serta adanya bunga-bunga genjer yang sudah mulai menguncup atau mekar. Setelah memetik hasil panen genjer, kemudian genjer diikat-ikat menggunakan tali rafia/tali dari bambu, setelah itu genjer disiram dengan menggunakan air agar tidak layu dan nampak segar ketika dijual di pasaran. Pemanenan genjer daun dan genjer bunga tentu memerlukan waktu berbeda. Kegiatan pascapanen yaitu dengan mengalihfungsikan lahan yang sudah dipakai untuk budidaya genjer dengan diolah kembali tanahnya. Sementara itu, harga genjer perikatnya untuk daerah di Pasar Natar Kabupaten Lampung Selatan dan pasar-pasar tradisional di kota Bandarlampung yakni berkisar antara Rp. 3.000,00,- hingga Rp. 3.400,00,-. Harga ini tentunya bukan menjadi patokan umum sebab setiap daerah memiliki tingkatan harga genjer/ikat yang berbeda-beda.
Jika Anda sangat tertarik untuk menanam dan budidaya genjer, tidak ada salahnya jika mengikuti panduan praktis "cara menanam genjer di tanah gambut berawa dan di sawah untuk hasil panen menguntungkan" seperti yang telah dijelaskan di atas. Mari kita bercocok tanam genjer dan memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam berbagai jenis tanaman pertanian. Selamat mencoba, dan semoga berhasil. Hidup dan jayalah petani Nusantara, Indonesia.
Cara Menanam Genjer di Tanah Gambut Berawa dan Di Sawah Untuk Hasil Panen Menguntungkan
4/
5
Oleh
Wahid Priyono