Menurut dasar klasifikasi makhluk hidup Ikan lele (nama ilmiah: Clarias. sp) merupakan golongan dari pisces (ikan). Ikan lele memiliki darah dingin karena habitat atau tempat hidupnya di perairan tawar maupun air payau. Ikan lele banyak dijumpai di daerah-daerah perairan Asia dan Afrika. Karakteristik umum dari ikan lele yaitu sangat aktif bergerak dan mencari makan pada waktu malam hari karena hewan ini tergolong hewan nocturnal (hewan yang aktif di malam hari), serta tergolong hewan karnivora (pemakan daging; seperti keong, cacing, kutu air, dan lain sebagainya). Hidupnya sangat cocok di tempat-tempat air tergenang, lumpur rawa-rawa , danau, bahkan di sungai-sungai besar. Lele biasanya membuat lubang di dalam tanah atau akar-akar tumbuhan yang tergenangi air.
Ikan lele terdiri dari beberapa jenis (spesies), diantaranya; (1) Ikan lele lokal, yakni ikan lele yang memiliki nama ilmiah Clarias batrachus. Ikan jenis ini banyak dikenal oleh masyarakat luas. Sebelum adanya ikan lele dumbo, para peternak banyak yang menernak ikan lele dari jenis ini. Namun, banyak juga para peternak lele yang kurang meminati budidaya ikan lele lokal karena masa pertumbuhan dan perkemabangannya sangat lambat dibandingkan ikan lele jenis lainnya. Bahkan, ikan lele lokal umur satu tahun masih kalah besarnya dengan ikan lele dumbo usia 2-3 bulan. Namun di pasaran harga ikan lele lokal sangat mahal dan cita rasanya jauh lebih nikmat, dagingnya terasa kenyal dan gurih. Di Indonesia Lele lokal memiliki tiga jenis kekerabatan, yaitu ikan lele belang putih, lele merah, lele putih dan lele hitam. Lele putih dan merah umumnya dimanfaatkan sebagai hewan hias, namun lele hitam umumnya banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat. (2) Ikan lele dumbo, merupakan ikan yang pernah didatangkan dari negara Taiwan ke Indonesia pada tahun 1985. Ikan jenis ini memiliki perbedaan ukuran tubuh yang lebih besar daripada jenis lele lokal. Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo adalah hasil keturunan dari perk#winan ikan lele asal Taiwan (Clarias fuscus) dengan lele asal Afrika (Clarias mosambicus). Dari bentuk fisik, ikan lele dumbo memiliki karakteristik tubuh yang berwarna hitam kehijauan, memiliki patil seperti lele lokal namun patilnya tidak mengeluarkan racun. Lele dumbo juga cocok dipelihara di kolam tanah karena tidak mudah untuk membuat lubang. (3). Ikan lele sangkuriang, ikan jenis ini telah resmi dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2004 silam. Ikan ini dihasilkan dari indukan betina lele dumbo generasi F2 dengan lele dumbo jantan generasi F6. Lele jenis sangkuriang memiliki keunggulan seperti mampu bertelur hingga 30.000 - 60.000 butir per sekali pemijahan. Hal ini sangat jauh berbeda dari ikan lele lokal yang hanya mampu bertelur pada kisaran 1.000 - 5.000 butir. Lele sangkuriang lebih tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara di perairan yang minim, serta memiliki cita rasa daging yang tidak kalah enaknya dengan daging lele lokal. Hanya saja dari sisi kelemahannya, para peternak tidak dapat membenihkan lele sangkuriang dari induknya. Jadi pembenihan lele sangkuriang harus dilakukan dengan persilangan balik. Sentra uji coba lele sangkuriang telah dilakukan BBPAT di beberapa daerah seperti di daerah Bogor, Gunung Kidul (Yogyakarta), Kepanjen (Jawa Timur), maupun Boyolali (Jawa Tengah). Daerah-daerah ini terkenal sebagai sentra produksi ikan lele terbesar Nasional. (4). Ikan Lele Phyton, merupakan varietas ikan lele yang baru dan ditemukan oleh peternak ikan lele di daerah Pandeglang, Banten pada tahun 2004. Merupakan persilangan antara eks Thailand F2 dengan ikan lele lokal. Ikan jenis ini sangat cocok hidup pada cuaca yang dingin/curah hujan tinggi, tingkat kehidupannya sangat tinggi (berkisar 90%). Pada awalnya proyek ikan lele phyton ini dibudidaya untuk menjawab hasil kerugian masyarakat petani yang tinggal di desa Banyumundu, Pandeglang, Banteng karena masyarakat setempat sering mengalami kerugian karena tingkat mortalitas yang tinggi benih lele yang dijual di pasaran, seperti lele dumbo. Benih tersebut ternyata tidak cocok iklim di daerah tersebut yang mencapai 17 derajat celcius setiap malamnya. Akhirnya melalui proses persilangan ikan lele eks F2 Thailand dengan lele lokal yang dilakukan masyarakat petani di daerah itu, maka didapatlah varietas baru yakni lele Phyton. Jenis lele ini juga diakui oleh Dinas Perikanan di daerah Banten.
Sentra peternakan ikan lele banyak tersebar di daerah-daerah bekas pertambakan udang dan bandeng seperti di daerah Pantura (Jawa), Palembang, Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kendari, dan beberapa daerah lain di Indonesia. Di beberapa daerah ini ikan lele banyak diternak di dalam bak-bak besar, kolam penampungan khusus ikan lele, kolam tanah, kolam dari terpal, dan ada juga yang diternak di kolam semen atau di WC-WC (di dalam semsiteng pembuangan feses manusia), atau comberan.
Kegurihan ikan lele saat dijadikan menu kuliner juga dipengaruhi oleh jenis pakan serta tempat selama ia hidup. Misalnya, jika ikan lele dibudidaya/diternak di dalam semsiteng tempat pembuangan feses manusia, maka rasa ikan lele agak terasa berlendir, dan dagingnya terlalu lembek. Berbeda dengan ikan lele yang dibudidaya di alam terbuka seperti di kolam atau di sungai-sungai, maka cita rasa ikan lele saat dijadikan menu kuliner akan lebih terasa nikmat, daging ikannya lebih pulen, terasa anyir yang khas, karena jenis pakan yang tersedia di alam jauh lebih banyak dan beragam, serta kondisi lingkungan di alam terbuka jauh lebih banyak mendapatkan sinar matahari langsung. Sinar matahari bagi beberapa mamalia dan beberapa jenis ikan sangat penting sebagai sumber memperoleh vitamin D alamiah yang baik bagi perkembangan ikan lele tersebut.
Ketika Anda hendak menekuni budidaya ikan lele, sebaiknya Anda dapat membuat tafsiran biaya secara terperinci di atas kertas kerja. Tulislah point penting apa saja yang menjadi dasar ketika akan memulai bisnis ini. Kemudian setelah perencana matang, selanjutnya perbanyak referensi terkait budidaya ikan lele dengan baik mulai dari pembibitan hingga proses pemanenan maupun pemasarannya. Perlu diingat bahwa setiap budidaya ikan lele harus didasarkan pada hobi, dilandasi dengan rasa penuh tanggungjawab, peduli, serta serius selama proses ternak berlangsung. Dengan begitu maka budidaya yang dilakukan tidak semata-mata hanya menjalankan hobi, akan tetapi lebih daripada itu. Mempunyai jiwa semangat sangat penting dalam usaha perikanan, mengingat persaingan usaha ikan sangat ketat di masyarakat petani sangat ketat sehingga kualitas hasil budidaya haruslah baik, terbebas dari penyakit ternak agar mampu bersaingan dengan harga di pasaran. Baiklah, jika Anda sudah siap untuk memulai berternak ikan lele, mari ikuti pedoman praktis berikut ini. Catatan: Kali ini kita akan berternak ikan lele di kolam terpal.
Mengapa harus berternak ikan lele di kolam terpal?
Mungkin ini adalah pertanyaan yang sering didengar dari masyarakat petani. Berternak ikan lele baik itu lele dumbo, lele sangkuriang, dan yang lainnya memang sangat rekomended dilakukan melalui kolam buatan dari terpal. Hal ini menyangkut beberapa kriteria dimana berternak ikan lele di kolam terpal memiliki keunggulan dibandingkan dengan cara lainnya, diantaranya; ikan lele yang diternak terhindar dari predator lain, dapat dijadikan sebagai peluang usaha makro/mikro, pertumbuhan dan perkembangan lele-nya seragam, lele tampak segar dan bersih, dilengkapi cara pergantian air yang tepat, dan cara ini lebih praktis dan dapat dilakukan di halaman-halaman rumah.
1. Pembuatan Kolam Terpal
Kolam terpal adalah jenis kolam buatan yang bagian sisi-sisi dindingnya terbuat dari terpal. Kolam jenis terpal pertama kali diciptakan oleh Bapak Mujarob, seorang petani ikan yang berasal dari daerah di kabupaten Bekasi (Jawa Barat) pada tahun 1999. Untuk membuat kolam ini bahan utama yang harus disediakan adalah terpal yang banyak dijual di pasaran/perusahaan terpal. Dimana setiap sambungan terpal dipress sehingga tidak terjadi kebocoran. Ukuran terpal yang dijual dipasaran snagat bervariasi, dan setiap pembelian sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan luas lahan yang ada. Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di halaman-halaman belakang rumah, di daerah pertambakan, maupun di daerah pinggiran sawah yang airnya didapat dari saluran irigasi. Kolam terpal dapat dibuat dalam bentuk persegi, persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Umumnya kolam terpal yang dibuat dengan ukuran (panjang = 4-5 meter, dengan lebar = 2 meter, dan tinggi 1-1,5 meter). Usahakan untuk tinggi kolam diperhatikan dengan baik, karena khawatir saat musim hujan, ikan lele akan loncat dan terbawa air hujan yang ada di bawah kolam.
2. Petunjuk Pengisian Air di dalam Kolam Terpal dan Bibit
Berikut ini tahapan yang harus dikerjakan: (1). Bagian dalam kolam terpal dicuci dengan kain atau sikat untuk menghilangkan bau lem atau zat-zat kimia lainnya yang dapat membuat ikan bibitan mati. Setelah itu keringkan kolam selama satu hari. Barulah kolam diisi air setinggi 30-40 cm. Ketinggian air tersebut sangat ideal untuk bibit-bibit lele anakan. Air yang berisi bibit lele dibiarkan selama satu minggu. Langkah ke-(2), yaitu menyiapkan bibit lele, misalnya lele dumbo sebanyak 2.000-3.000 ekor ukuran 3-5cm untuk kolam ukuran 4 m X 5 m X 1,5 m. Pemberian pakan bibit sebaiknya menggunakan pellet butiran (F 999), hal ini bertujuan untuk mempermudah pemeliharaan serta pemberian pakan, serta mengindari kematian bagi bibit-bibit lele yang akan tumbuh berkembang. Sebaiknya bibit lele yang sudah dibeli jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam pengembangan bibit. Sebaiknya bibit terlebih dahulu dimasukan ke dalam ember atau bak-bak besar dengan air yang akan digunakan di dalam kolam terpal, hal ini dilakukan semata-mata untuk membuat bibit-bibit anakan lele dapat beradaptasi dengan suhu air yang baru.
3. Proses Perawatan Lele Dumbo di dalam Kolam Terpal
Proses perawatan diawali dengan: (1). Penambahan dan penggantian air. Jika air di dalam kolam terpal berkurang karena penguapan, maka isilah air di dalam kolam hingga ketinggian kembali normal. Penambahan air dilakukan dari ketinggian 30 cm hingga 80 cm secara berjenjang setiap bulannya. Sebaiknya dalam satu bulan sekali air di dalam kolam perlu ditambahakn 15-20cm. Sementara itu, pergantian air penting dilakukan manakala air di dalam kolam terpal sudah mulai kotor yang ditandai dengan ikan mulai menggantung. Pergantian dilakukan selama dua kali hingga umur ikan mencapai usia dua bulan. Kemudian di bulan ketiga, pergantian air dilakukan setiap dua minggu sekali, karena pada masa ini pemberian makan semakin banyak dan pertumbuhan tubuh ikan semakin membesar. Pergantian air dapat dilakukan dengan membuka saluran pembuangan kotoran (pipa paralon)hingga air tinggal sedikit (hampir kering). Biasanya saat pergantian air dipilih-pilih (disortir) dengan memisahkan ikan yang pertumbuhannya sangat cepat. Biasanya beberapa hari kemudian, air yang sudah diganti akan berwarna cokelat dan berbau anyir (amis), sehingga penting di tambahkan air secukupnya. Langkah ke- (2) yaitu Pemberian pakan bagi ikan lele dumbo, yaitu pemilihan jenis pakan yang disesuaikan dengan lebar mulut lele dumbo. Pemberian pakan saat lele berusia 1 Minggu sangat berbeda dengan usia lele 4 - 8 Minggu. Pakan yang diberikan berasal dari pabrik, maka pemberian pakan di awal (untuk lele bibit/anakan) yaitu jenis pakan F 999 sampai umur ikan mencapai usia 2 Minggu. Kemudian jenis pakan 781-2 diberikan saat lele berusia diantara 2 Minggu sampai 2 Bulan. Kemudian pakan jenis 781 diberikan kepada lele saat usia ikan menginjak usia 2 bulan - 3 bulan (saat akan dipanen). Penting diketahui bahwa perbandingan hasil panen dengan pakan yang diberikan yakni 1 : 1 (konfersi pemberian pakan 1 kg, akan menghasilkan 1 kg daging ikan). Penekanan biaya pakan sehari-hari dapat dilakukan dengan pemberian pakan tambahan berupa usus ayam, bangkai ayam, atau keong mas saat usia ikan berada pada rentang 1,5 bulan - 3 bulan terakhir di ujung proses pemanenan. Caranya: untuk jenis pakan dari usus ayam haruslah yang masih segar kemudian direbus lalu diberikan ke ikan. Sementara untuk pemberian pakan keong mas yakni dengan cara merebus keong mas yang sebelumnya diambil dagingnya, lalu diberikan kepada ikan dengan cara ditabur secara merata. Pemberian pakan dapat dilakukan sebanyak dua kali yakni, pada saat siang hari (sekitar pukul 13.00) dan pada waktu malam hari (sekitar pukul 23.00/24.00). Pemenuhan kebutuhan pakan khusus untuk usaha makro dapat dilakukan dengan pemberian pakan pallet dan tentunya biayanya relatif lebih tinggi.
4. Proses Pemanenan Ikan Lele Dumbo dan Pemasaran
Ikan lele yang diternak di dalam kolam terpal sebaiknya dipanen saat usianya menginjak 3 bulan ke atas. Pemanenan ikan lele di kolam terpal dapat dilakukan dengan teknik panen sortir atau panen sekaligus. Panen secara sortir artinya memanen lele di dalam kolam dengan cara dipilih-pilih sesuai ukuran ikan, jika ukurannya besar dan layak konsumsi maka langsung diambil, dan ikan lele ukuran kecil dapat dibudidaya lagi. Sementara itu, untuk panen sekaligus dilakukan dengan tidak memandang besar-kecilnya ukuran ikan, jika memang sudah layak untuk dipasarkan, langsung dipanen. Atau terkadang masyarakat petani ikan lele menambahkan usia ikan agar dapat dipanen sesuai kebutuhan pasar. Pemasaran lele dumbo biasanya langsung ke pasar-pasar tradisional, di tengkulak (penyalur ikan), kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan, restauran (rumah-rumah makan), dan beberapa toko ikan. Harga ikan lele dumbo dipasaran sangat bervariasi. Di Kota Bandar Lampung ikan lele dumbo perkilogramnya yaitu berkisar Rp. 20.000,00-, hingga Rp.30.000,-. Dan harga ikan lele juga biasanya diberikan sesuai dengan jenis lele tertentu.
5. Melihat Peluang Usaha Mikro & Makro untuk Berternak Lele Dumbo
Konsumsi ikan di masyarakat sangat diminati. Peluang usaha untuk jenis perikanan sangat menguntungkan, terutama untuk ikan lele. Di pasaran harga ikan lele sangat tinggi apalagi menjelang hari-hari besar keagamaan (seperti hari raya Idul Fitri, Natal, dan lainnya). Terlebih lagi, permintaan pasar akan ikan sangat tinggi sebagai bahan utama untuk membuat kuliner masakan seperti pindang ikan, lele goreng, semur dan rendang lele, pecel lele, dan menu kuliner lainnya. Untuk memulai usaha ternak ikan lele baik secara usaha mikro maupun makro, sebaiknya hal pertama yang harus dilakukan yaitu niat, kemudian membuat tafsiran biaya usaha, dan tentunya ini harus melihat dari berapa banyak ikan lele yang hendak dibudidaya. Jika Anda seorang pemula, maka untuk tahap belajar mulailah dengan membudidaya lele sebanyak 1.000 ekor, dan jika berhasil untuk tahap selanjutnya dapat ditambahkan menjadi 2.000-5.000 ekor setiap tiga bulannya. Harga ikan lele dumbo (bibit) biasanya untuk ukuran 3-5 cm diberikan harga berkisar Rp. 2.000,00,- hingga Rp. 4.300,00,-. Tentunya harga ini berbeda-beda untuk setiap daerah dan jenis ikan lelenya. Tentunya di luar dari perkiraan biaya dari benih ikan yang hendak dibudidaya, Anda juga sebaiknya harus menghitung seberapa besar untuk biaya pembuatan kolam terpal, jumlah biaya pakan, biaya perawatan, dan yang lainnya. Catatlah biaya-biaya tersebut di kertas kerja Anda dengan memberi perincian modal awal, sehingga keuntungan nantinya dapat ditafsirkan setelah hasil panen dipasarkan. Selamat mencoba, semoga sukses dan berhasil. Salam budidaya. Hidup Masyarakat Petani Indonesia.
Ikan lele terdiri dari beberapa jenis (spesies), diantaranya; (1) Ikan lele lokal, yakni ikan lele yang memiliki nama ilmiah Clarias batrachus. Ikan jenis ini banyak dikenal oleh masyarakat luas. Sebelum adanya ikan lele dumbo, para peternak banyak yang menernak ikan lele dari jenis ini. Namun, banyak juga para peternak lele yang kurang meminati budidaya ikan lele lokal karena masa pertumbuhan dan perkemabangannya sangat lambat dibandingkan ikan lele jenis lainnya. Bahkan, ikan lele lokal umur satu tahun masih kalah besarnya dengan ikan lele dumbo usia 2-3 bulan. Namun di pasaran harga ikan lele lokal sangat mahal dan cita rasanya jauh lebih nikmat, dagingnya terasa kenyal dan gurih. Di Indonesia Lele lokal memiliki tiga jenis kekerabatan, yaitu ikan lele belang putih, lele merah, lele putih dan lele hitam. Lele putih dan merah umumnya dimanfaatkan sebagai hewan hias, namun lele hitam umumnya banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat. (2) Ikan lele dumbo, merupakan ikan yang pernah didatangkan dari negara Taiwan ke Indonesia pada tahun 1985. Ikan jenis ini memiliki perbedaan ukuran tubuh yang lebih besar daripada jenis lele lokal. Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo adalah hasil keturunan dari perk#winan ikan lele asal Taiwan (Clarias fuscus) dengan lele asal Afrika (Clarias mosambicus). Dari bentuk fisik, ikan lele dumbo memiliki karakteristik tubuh yang berwarna hitam kehijauan, memiliki patil seperti lele lokal namun patilnya tidak mengeluarkan racun. Lele dumbo juga cocok dipelihara di kolam tanah karena tidak mudah untuk membuat lubang. (3). Ikan lele sangkuriang, ikan jenis ini telah resmi dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2004 silam. Ikan ini dihasilkan dari indukan betina lele dumbo generasi F2 dengan lele dumbo jantan generasi F6. Lele jenis sangkuriang memiliki keunggulan seperti mampu bertelur hingga 30.000 - 60.000 butir per sekali pemijahan. Hal ini sangat jauh berbeda dari ikan lele lokal yang hanya mampu bertelur pada kisaran 1.000 - 5.000 butir. Lele sangkuriang lebih tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara di perairan yang minim, serta memiliki cita rasa daging yang tidak kalah enaknya dengan daging lele lokal. Hanya saja dari sisi kelemahannya, para peternak tidak dapat membenihkan lele sangkuriang dari induknya. Jadi pembenihan lele sangkuriang harus dilakukan dengan persilangan balik. Sentra uji coba lele sangkuriang telah dilakukan BBPAT di beberapa daerah seperti di daerah Bogor, Gunung Kidul (Yogyakarta), Kepanjen (Jawa Timur), maupun Boyolali (Jawa Tengah). Daerah-daerah ini terkenal sebagai sentra produksi ikan lele terbesar Nasional. (4). Ikan Lele Phyton, merupakan varietas ikan lele yang baru dan ditemukan oleh peternak ikan lele di daerah Pandeglang, Banten pada tahun 2004. Merupakan persilangan antara eks Thailand F2 dengan ikan lele lokal. Ikan jenis ini sangat cocok hidup pada cuaca yang dingin/curah hujan tinggi, tingkat kehidupannya sangat tinggi (berkisar 90%). Pada awalnya proyek ikan lele phyton ini dibudidaya untuk menjawab hasil kerugian masyarakat petani yang tinggal di desa Banyumundu, Pandeglang, Banteng karena masyarakat setempat sering mengalami kerugian karena tingkat mortalitas yang tinggi benih lele yang dijual di pasaran, seperti lele dumbo. Benih tersebut ternyata tidak cocok iklim di daerah tersebut yang mencapai 17 derajat celcius setiap malamnya. Akhirnya melalui proses persilangan ikan lele eks F2 Thailand dengan lele lokal yang dilakukan masyarakat petani di daerah itu, maka didapatlah varietas baru yakni lele Phyton. Jenis lele ini juga diakui oleh Dinas Perikanan di daerah Banten.
Sentra peternakan ikan lele banyak tersebar di daerah-daerah bekas pertambakan udang dan bandeng seperti di daerah Pantura (Jawa), Palembang, Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kendari, dan beberapa daerah lain di Indonesia. Di beberapa daerah ini ikan lele banyak diternak di dalam bak-bak besar, kolam penampungan khusus ikan lele, kolam tanah, kolam dari terpal, dan ada juga yang diternak di kolam semen atau di WC-WC (di dalam semsiteng pembuangan feses manusia), atau comberan.
Kegurihan ikan lele saat dijadikan menu kuliner juga dipengaruhi oleh jenis pakan serta tempat selama ia hidup. Misalnya, jika ikan lele dibudidaya/diternak di dalam semsiteng tempat pembuangan feses manusia, maka rasa ikan lele agak terasa berlendir, dan dagingnya terlalu lembek. Berbeda dengan ikan lele yang dibudidaya di alam terbuka seperti di kolam atau di sungai-sungai, maka cita rasa ikan lele saat dijadikan menu kuliner akan lebih terasa nikmat, daging ikannya lebih pulen, terasa anyir yang khas, karena jenis pakan yang tersedia di alam jauh lebih banyak dan beragam, serta kondisi lingkungan di alam terbuka jauh lebih banyak mendapatkan sinar matahari langsung. Sinar matahari bagi beberapa mamalia dan beberapa jenis ikan sangat penting sebagai sumber memperoleh vitamin D alamiah yang baik bagi perkembangan ikan lele tersebut.
Ketika Anda hendak menekuni budidaya ikan lele, sebaiknya Anda dapat membuat tafsiran biaya secara terperinci di atas kertas kerja. Tulislah point penting apa saja yang menjadi dasar ketika akan memulai bisnis ini. Kemudian setelah perencana matang, selanjutnya perbanyak referensi terkait budidaya ikan lele dengan baik mulai dari pembibitan hingga proses pemanenan maupun pemasarannya. Perlu diingat bahwa setiap budidaya ikan lele harus didasarkan pada hobi, dilandasi dengan rasa penuh tanggungjawab, peduli, serta serius selama proses ternak berlangsung. Dengan begitu maka budidaya yang dilakukan tidak semata-mata hanya menjalankan hobi, akan tetapi lebih daripada itu. Mempunyai jiwa semangat sangat penting dalam usaha perikanan, mengingat persaingan usaha ikan sangat ketat di masyarakat petani sangat ketat sehingga kualitas hasil budidaya haruslah baik, terbebas dari penyakit ternak agar mampu bersaingan dengan harga di pasaran. Baiklah, jika Anda sudah siap untuk memulai berternak ikan lele, mari ikuti pedoman praktis berikut ini. Catatan: Kali ini kita akan berternak ikan lele di kolam terpal.
Mengapa harus berternak ikan lele di kolam terpal?
Mungkin ini adalah pertanyaan yang sering didengar dari masyarakat petani. Berternak ikan lele baik itu lele dumbo, lele sangkuriang, dan yang lainnya memang sangat rekomended dilakukan melalui kolam buatan dari terpal. Hal ini menyangkut beberapa kriteria dimana berternak ikan lele di kolam terpal memiliki keunggulan dibandingkan dengan cara lainnya, diantaranya; ikan lele yang diternak terhindar dari predator lain, dapat dijadikan sebagai peluang usaha makro/mikro, pertumbuhan dan perkembangan lele-nya seragam, lele tampak segar dan bersih, dilengkapi cara pergantian air yang tepat, dan cara ini lebih praktis dan dapat dilakukan di halaman-halaman rumah.
1. Pembuatan Kolam Terpal
Kolam terpal adalah jenis kolam buatan yang bagian sisi-sisi dindingnya terbuat dari terpal. Kolam jenis terpal pertama kali diciptakan oleh Bapak Mujarob, seorang petani ikan yang berasal dari daerah di kabupaten Bekasi (Jawa Barat) pada tahun 1999. Untuk membuat kolam ini bahan utama yang harus disediakan adalah terpal yang banyak dijual di pasaran/perusahaan terpal. Dimana setiap sambungan terpal dipress sehingga tidak terjadi kebocoran. Ukuran terpal yang dijual dipasaran snagat bervariasi, dan setiap pembelian sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan luas lahan yang ada. Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di halaman-halaman belakang rumah, di daerah pertambakan, maupun di daerah pinggiran sawah yang airnya didapat dari saluran irigasi. Kolam terpal dapat dibuat dalam bentuk persegi, persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Umumnya kolam terpal yang dibuat dengan ukuran (panjang = 4-5 meter, dengan lebar = 2 meter, dan tinggi 1-1,5 meter). Usahakan untuk tinggi kolam diperhatikan dengan baik, karena khawatir saat musim hujan, ikan lele akan loncat dan terbawa air hujan yang ada di bawah kolam.
2. Petunjuk Pengisian Air di dalam Kolam Terpal dan Bibit
Berikut ini tahapan yang harus dikerjakan: (1). Bagian dalam kolam terpal dicuci dengan kain atau sikat untuk menghilangkan bau lem atau zat-zat kimia lainnya yang dapat membuat ikan bibitan mati. Setelah itu keringkan kolam selama satu hari. Barulah kolam diisi air setinggi 30-40 cm. Ketinggian air tersebut sangat ideal untuk bibit-bibit lele anakan. Air yang berisi bibit lele dibiarkan selama satu minggu. Langkah ke-(2), yaitu menyiapkan bibit lele, misalnya lele dumbo sebanyak 2.000-3.000 ekor ukuran 3-5cm untuk kolam ukuran 4 m X 5 m X 1,5 m. Pemberian pakan bibit sebaiknya menggunakan pellet butiran (F 999), hal ini bertujuan untuk mempermudah pemeliharaan serta pemberian pakan, serta mengindari kematian bagi bibit-bibit lele yang akan tumbuh berkembang. Sebaiknya bibit lele yang sudah dibeli jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam pengembangan bibit. Sebaiknya bibit terlebih dahulu dimasukan ke dalam ember atau bak-bak besar dengan air yang akan digunakan di dalam kolam terpal, hal ini dilakukan semata-mata untuk membuat bibit-bibit anakan lele dapat beradaptasi dengan suhu air yang baru.
3. Proses Perawatan Lele Dumbo di dalam Kolam Terpal
Proses perawatan diawali dengan: (1). Penambahan dan penggantian air. Jika air di dalam kolam terpal berkurang karena penguapan, maka isilah air di dalam kolam hingga ketinggian kembali normal. Penambahan air dilakukan dari ketinggian 30 cm hingga 80 cm secara berjenjang setiap bulannya. Sebaiknya dalam satu bulan sekali air di dalam kolam perlu ditambahakn 15-20cm. Sementara itu, pergantian air penting dilakukan manakala air di dalam kolam terpal sudah mulai kotor yang ditandai dengan ikan mulai menggantung. Pergantian dilakukan selama dua kali hingga umur ikan mencapai usia dua bulan. Kemudian di bulan ketiga, pergantian air dilakukan setiap dua minggu sekali, karena pada masa ini pemberian makan semakin banyak dan pertumbuhan tubuh ikan semakin membesar. Pergantian air dapat dilakukan dengan membuka saluran pembuangan kotoran (pipa paralon)hingga air tinggal sedikit (hampir kering). Biasanya saat pergantian air dipilih-pilih (disortir) dengan memisahkan ikan yang pertumbuhannya sangat cepat. Biasanya beberapa hari kemudian, air yang sudah diganti akan berwarna cokelat dan berbau anyir (amis), sehingga penting di tambahkan air secukupnya. Langkah ke- (2) yaitu Pemberian pakan bagi ikan lele dumbo, yaitu pemilihan jenis pakan yang disesuaikan dengan lebar mulut lele dumbo. Pemberian pakan saat lele berusia 1 Minggu sangat berbeda dengan usia lele 4 - 8 Minggu. Pakan yang diberikan berasal dari pabrik, maka pemberian pakan di awal (untuk lele bibit/anakan) yaitu jenis pakan F 999 sampai umur ikan mencapai usia 2 Minggu. Kemudian jenis pakan 781-2 diberikan saat lele berusia diantara 2 Minggu sampai 2 Bulan. Kemudian pakan jenis 781 diberikan kepada lele saat usia ikan menginjak usia 2 bulan - 3 bulan (saat akan dipanen). Penting diketahui bahwa perbandingan hasil panen dengan pakan yang diberikan yakni 1 : 1 (konfersi pemberian pakan 1 kg, akan menghasilkan 1 kg daging ikan). Penekanan biaya pakan sehari-hari dapat dilakukan dengan pemberian pakan tambahan berupa usus ayam, bangkai ayam, atau keong mas saat usia ikan berada pada rentang 1,5 bulan - 3 bulan terakhir di ujung proses pemanenan. Caranya: untuk jenis pakan dari usus ayam haruslah yang masih segar kemudian direbus lalu diberikan ke ikan. Sementara untuk pemberian pakan keong mas yakni dengan cara merebus keong mas yang sebelumnya diambil dagingnya, lalu diberikan kepada ikan dengan cara ditabur secara merata. Pemberian pakan dapat dilakukan sebanyak dua kali yakni, pada saat siang hari (sekitar pukul 13.00) dan pada waktu malam hari (sekitar pukul 23.00/24.00). Pemenuhan kebutuhan pakan khusus untuk usaha makro dapat dilakukan dengan pemberian pakan pallet dan tentunya biayanya relatif lebih tinggi.
4. Proses Pemanenan Ikan Lele Dumbo dan Pemasaran
Ikan lele yang diternak di dalam kolam terpal sebaiknya dipanen saat usianya menginjak 3 bulan ke atas. Pemanenan ikan lele di kolam terpal dapat dilakukan dengan teknik panen sortir atau panen sekaligus. Panen secara sortir artinya memanen lele di dalam kolam dengan cara dipilih-pilih sesuai ukuran ikan, jika ukurannya besar dan layak konsumsi maka langsung diambil, dan ikan lele ukuran kecil dapat dibudidaya lagi. Sementara itu, untuk panen sekaligus dilakukan dengan tidak memandang besar-kecilnya ukuran ikan, jika memang sudah layak untuk dipasarkan, langsung dipanen. Atau terkadang masyarakat petani ikan lele menambahkan usia ikan agar dapat dipanen sesuai kebutuhan pasar. Pemasaran lele dumbo biasanya langsung ke pasar-pasar tradisional, di tengkulak (penyalur ikan), kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan, restauran (rumah-rumah makan), dan beberapa toko ikan. Harga ikan lele dumbo dipasaran sangat bervariasi. Di Kota Bandar Lampung ikan lele dumbo perkilogramnya yaitu berkisar Rp. 20.000,00-, hingga Rp.30.000,-. Dan harga ikan lele juga biasanya diberikan sesuai dengan jenis lele tertentu.
5. Melihat Peluang Usaha Mikro & Makro untuk Berternak Lele Dumbo
Konsumsi ikan di masyarakat sangat diminati. Peluang usaha untuk jenis perikanan sangat menguntungkan, terutama untuk ikan lele. Di pasaran harga ikan lele sangat tinggi apalagi menjelang hari-hari besar keagamaan (seperti hari raya Idul Fitri, Natal, dan lainnya). Terlebih lagi, permintaan pasar akan ikan sangat tinggi sebagai bahan utama untuk membuat kuliner masakan seperti pindang ikan, lele goreng, semur dan rendang lele, pecel lele, dan menu kuliner lainnya. Untuk memulai usaha ternak ikan lele baik secara usaha mikro maupun makro, sebaiknya hal pertama yang harus dilakukan yaitu niat, kemudian membuat tafsiran biaya usaha, dan tentunya ini harus melihat dari berapa banyak ikan lele yang hendak dibudidaya. Jika Anda seorang pemula, maka untuk tahap belajar mulailah dengan membudidaya lele sebanyak 1.000 ekor, dan jika berhasil untuk tahap selanjutnya dapat ditambahkan menjadi 2.000-5.000 ekor setiap tiga bulannya. Harga ikan lele dumbo (bibit) biasanya untuk ukuran 3-5 cm diberikan harga berkisar Rp. 2.000,00,- hingga Rp. 4.300,00,-. Tentunya harga ini berbeda-beda untuk setiap daerah dan jenis ikan lelenya. Tentunya di luar dari perkiraan biaya dari benih ikan yang hendak dibudidaya, Anda juga sebaiknya harus menghitung seberapa besar untuk biaya pembuatan kolam terpal, jumlah biaya pakan, biaya perawatan, dan yang lainnya. Catatlah biaya-biaya tersebut di kertas kerja Anda dengan memberi perincian modal awal, sehingga keuntungan nantinya dapat ditafsirkan setelah hasil panen dipasarkan. Selamat mencoba, semoga sukses dan berhasil. Salam budidaya. Hidup Masyarakat Petani Indonesia.
Berternak Ikan Lele Hasil Menguntungkan Bagi Petani
4/
5
Oleh
Wahid Priyono