Cara Terbaik Berternak Belut di Drum Bekas Dengan Hasil Menguntungkan

Belut (nama ilmiah: Monopterus albus) merupakan hewan dari golongan ikan (pisces). Belut dewasa memiliki panjang tubuh (rata-rata 30-50cm atau lebih) dan bentuk seperti ular, sehingga terkadang banyak kalangan orang yang agak takut ketika memegang belut. Tubuh belut memiliki tingkat kelicinan karena belut pada umumnya sangat aktif bergerak baik di dalam air maupun di dalam tanah persawahan. Tubuh belut juga sangat lentur sehingga dapat masuk di dalam lubang yang terkadang tidak sebesar tubuhnya, memiliki insang sebagai alat pernafasan, kulit terdiri dari sisik namun tidak sebanyak pada ikan, tergolong hewan bertulang belakang, dan memiliki tulang sejati. Memiliki sepasang mata dan pada beberapa belut jenis moa memiliki telinga. Belut dapat hidup di lahan yang memiliki ketersediaan air yang cukup, tanah lembab, tanah gambut pada rawa-rawa, serta dapat hidup dengan subur di lahan pematang sawah-swah. Umumnya belut menjadi sasaran petani pada waktu akan menanam padi di sawah, karena tak heran jika di sekitaran pematang sawah banyak dijumpai adanya lubang-lubang yang di dalamnya terdapat banyak belut. Masyarakat petani sangat paham tentang bagaimana cara memancing belut yang tepat. Untuk memancing belut biasanya para petani menggunakan kail ukuran kecil disambung dengan menggunakan "senar" kemudian pada mata kail diberi umpan seperti katak kecil (katak tahap berudu), lalu dimasukkan mata kail yang sudah ada pakannya tersebut ke dalam lubang yang disinyalir adanya kehidupan belut. Hasil dari memancing belut ternyata sangat menguntungkan bagi petani, karena dapat mengambilnya langsung di areal persawahan mereka.

Bagi penggemar kuliner belut ternyata sangat menikmati olahan daging belut yang sangat lezat. Komposisi/kandungan nilai gizi pada belut sangat tinggi, dan tak heran banyak orang yang memanfaatkan belut sebagai lauk-pauk untuk berdiet. Belut mengandung banyak karbohidrat, protein, lemak esensial serta asam folat yang bagus untuk meningkatkan daya kerja otak. Tak hanya itu, dalam 1 ekor belut dewasa dengan panjang kira-kira 30 cm mengandung vitamin, protein sebanyak 99 mg, karbohidrat 100 mg, serta lemak 120 mg, Vitamin B 100 mg yang masing-masing zat gizi tersebut digunakan untuk rata-rata kegiatan perhari (kilokalori). Belut banyak diolah menjadi berbagai menu kuliner dan dihidangkan di berbagai warung-warung makan sederhana maupun dalam skala besar seperti restaurant. Bahkan belut dapat dibuat menjadi makanan olahan seperti semur belut, rendang belut, sate belut, keripik belut, dan sayur santan belut capcai, dan masih banyak lagi yang lainnya. Terkadang ketika Anda berbelanja di toko swalayan, barangkali pernah melihat atau membeli kripik belut dan tentunya rasanya sangat lezat karena sudah ditambahkan bumbu rempah. Selain itu, kotoran/feses belut juga dapat digunakan sebagai tambahan untuk membuat pupuk kompos yaitu dengan menambahkannya bersama dengan pupuk kotoran hewan untuk hasil pertanian yang menjanjikan yakni membantu dalam menyuburkan tanah pertanian. Bahkan, belut sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia, bahkan selain dapat memperoleh belut melalui pencarian di sawah-sawah, kitapun dapat langsung berternak belut baik melalui bentuk usaha ekonomi kreatif bersama (korporasi) maupun dilakukan sendiri-sendiri di halaman rumah.

Sentra dan tempat budidaya belut sudah banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia, seperti di daerah Lampung, Sulawesi, Jawa Barat, Sumatera Utara, Riau-Pekan Baru, Palembang, Jawa Timur, Lombok, Bali, Jawa Tengah, serta daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki lahan persawahan dan wilayah perairan yang memadai dan potensial. Sebenarnya untuk pembudidayaan/berternak belut tidak semata-mata hanya dilakukan di dalam kolam, sawah, atau daerah perairan lainnya, namun pembudidayaan juga dapat dilakukan di rumah-rumah dengan memanfaatkan barang-barang bekas terutama drum. Dan untuk proses perawatan belut, serta pemberian pakan (makanan bernutrisi) sangatlah mudah didapatkan. Hingga dari proses perawatan belut anakan menjadi belut dewasa sangatlah mudah dan praktis serta tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya yang tak berarti, sebab belut sangat mudah ditumbuh-kembangkan hanya dengan bermodal lahan berlumpur. Secara spesifik belut juga memiliki daya tahan tubuh yang bagus, sehingga tingkat munculnya berbagai jenis penyakit yang menyerang belut sangatlah rendah, sehingga jangan khawatir dengan berternak belut uang produksi Anda akan terpangkas akibat biaya pengobatan dan lain-lain.

Untuk membudidayakan atau berternak belut, alangkah baiknya terlebih dahulu Anda membuatkan tafsiran pendanaan secara lengkap dan catatlah di atas secarik kertas terkait pembiayaan produksinya secara terperinci. Jika hal ini sudah anda tuliskan secara matang, maka langkah berikutnya barulah Anda melakukan ternak belut ini dengan memperhatikan beberapa hal penting yang menyangkut masalah penyiapan kolam untuk belut, media untuk tumbuh-kembang belut, pemilihan bibit belut unggul, pemberian dan perawatan dasar, hingga proses pemanenan dan proses pasca panen. Karena persaingan di pasaran sangat ketat terkait dengan harga belut per kilogramnya, maka faktor pemberian makan dan proses selama perawatan mempengaruhi ukuran dan cita-rasa daging yang dihasilkan selama produksi. Baiklah, jika Anda sudah berniat dan memiliki itikad kuat untuk memulai berternak Belut, maka tidak ada salahnya jika Anda berternak belut dengan menggunakan media drum bekas sebagai tempat untuk berternak belut. Berternak belut dengan menggunakan drum ternyata sangat praktis dan mudah dilakukan oleh banyak orang, terutama yang memiliki lahan sempit, dan teknik seperti ini dapat dilakukan di rumah sendiri. Untuk berternak belut menggunakan drum bekas, mari ikuti panduan penjelasan berikut ini:

Menyiapkan Kolam Untuk Membudidaya Belut Dengan Menggunakan Drum Bekas

Cara terbaik berternak belut yakni dengan menggunakan drum bekas yang sudah tak terpakai. Sebenarnya teknik/cara berternak belut dengan drum merupakan cara semi-permanen. Selain menggunakan drum, untuk membudidaya belut dapat menggunakan media lainnya seperti kolam terpal, kontainer plastik, atau dengan menggunakan tong atau bak-bak yang diisi lumpur. Untuk menyiapakan kolam dalam ternak belut menggunakan drum ternyata tidak sulit, Anda dapat melakukan beberapa tindakan seperti; (1) Membersihkan drum hingga bersih terutama pada bagian dalamnya, (2) Membuat lubang memanjang pada drum yang dipotong di antara sisi-sisinya membentuk lubang persegi panjang, (3) Meletakkan drum pada tanah yang datar dan berilah pengganjal pada kanan dan kiri agar drum tidak terguling, dan bila perlu dapat meletakkan drum dengan cara dikubur setengah badan, (4) Jangan lupa juga buatlah saluran pembuangan air di sekitaran drum jika sewaktu-waktu kolam di dalam drum akan dibersihkan atau dikurangi airnya, (5) Membuat peneduh/gubuk di atas drum-drum yang hendak diisi belut, sehingga akan meminimalisir terjadi panas berlebih yang memungkinkan kematian pada beberapa belut anakan, serta adanya gubuk/peneduh bertujuan untuk menghindari adanya proses kelebihan air di dalam drum akibat curah hujan yang tinggi.

Media Untuk Tumbuh-Kembang Belut

Media tumbuh-kembang belut sangat penting sebagai tonggak/kunci sukses untuk menghasilkan panen belut yang menguntungkan, sehingga dibutuhkan komposisi yang serasi/pas pada media yang akan dibuat ini untuk menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan dan perkembangan belut di luar faktor jenis makanan. Untuk kolam terbuat dari drum bekas dapat menggunakan media yang berasal dari lumpur kering, serat/jerami pada, pupuk kompos maupun TSP buatan, serta penggunaan mikroorganisme starter. Berikut ini tatacara untuk membuat media tumbuh-kembang belut dengan menggunakan drum bekas yakni: (1) Dasar drum dilapisi jerami padi dengan ketebalan kira-kira 40-50 cm lalu siram jerami dengan mikroorganisme starter (komposisi 1 Liter/drum). (2) Selanjutnya di atas lapisan jerami padi diberi lapisan media dari pupuk kandang/tanah humus dengan ketinggian kira-kira 5-10 cm. (3) Lapisan penutup terakhir yang diletakan di atas lapisan pupuk kandang yaitu lumpur kering yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 - 5,5 kg untuk masing-masing drum. Lapisan yang terakhir ini memiliki tinggi 23-25 cm. (4) Langkah selanjutnya yaitu memasukan air ke dalam drum setinggi 15-17 cm dan diamkan selama setengah bulan (dua minggu) sebelum dimasukkan belut karena pada proses dua minggu digunakan untuk tahap fermentasi bahan yang sudah dibuat tadi.

Pemilihan Bibit Belut Unggul 

Jika kolam drum daan media untuk tumbuh kembang belut sudah dibuat dan melalui proses fermentasi bahan selama dua minggu, maka belut-belut anakan sudah siap untuk diternakan ke dalam media tersebut. Namun, sebelum berternak belut, sebaiknya pemilihan bibit/benih belut unggul sangat diperlukan agar nantinya belut-belut tersebut tidak mudah terserang penyakit, tahan terhadap konsentrasi keasaman tekstur lumpur tanah, dan belut akan nampak sehat dan aktif bergerak. Berikut ini beberapa kriteria bibit belut yang baik, diantaranya: (1) Sebaiknya memilih bibit belut anakan dalam ukuran yang seragam, hal ini bertujuan agar sewaktu panen nantinya ukuran yang dihasilkan juga seragam sehingga untuk menghindari kanibalisme (saling memangsa antar sesama belut), dan umumnya prilaku kanibalisme yaitu pemangsaan yang dilakukan belut berukuran badan besar terhadap belut berukuran kecil. Dan perlu diingat letakkan  belut anakan secara terpisah dengan belut yang sudah berukuran dewasa. (2). Gerakan belut yakni aktif dan tidak loyo,hehe. (3) Tidak memiliki cacat lahir baik secara fisik maupun adanya luka di bagian tubuhnya. (3) Bebas dari penyakit, maka sebelum memilih bibit belut sebaiknya dapat dikonsultasikan langsung kepada peternak belut yang sudah potensial dan berpengalaman,atau bisa melalui dokter hewan, maupun dinas perikanan setempat. (4). Ukuran bibit belut anakan umumnya memiliki panjang tubuh berkisar antara 10 hingga 20 cm. (5) Triknya yaitu belilah bibit/benih belut kepada petani yang sudah terbukti menghasilkan belut berkualitas dari hasil ternaknya, atau dapat juga bibit belut dapat dibeli di pasar hewan dan sebaiknya juga perhatikan kesehatannya. Dan perlu diingat bahwa dalam satu drum besar dapat diisi belut ukuran anakan (panjang 10-20cm) sebanyak 200-300 ekor dengan ukuran yang seragam.

Pemeliharaan Dasar Belut Anakan Hingga Menjadi Belut Dewasa (Pemberian Pakan)

Dalam pemberian pakan belut usia anakan dan dewasa pada dasarnya sama, sehingga pemberian makan pada belut juga harus memperhatikan beberapa hal seperti ketercukupan bahan makanan yang diberi untuk mencegah adanya kanibalisme. Untuk takaran pakan/hari sebaiknya disesuaikan dengan banyaknya jumlah populasi di dalam drum, paling aman yakni diberi makanan sebanyak 10-20% dari bobot tubuh per hari. Untuk pemberian pakan (makanan) pada belut sebaiknya dilakukan pada waktu sore atau malam hari, sebab seperti kebiasaan belut-belut di lahan persawahan yang selalu mencari mangsa/makanan pada malam hari. Dan makanan untuk belut sendiri biasanya disediakan dari berbagai hewan lain yang dicacah kecil-kecil seperti makanannya berasal dari cacing, kecebong, ikan kecil, keong mas, dan bekicot yang dicacah kecil-kecil lalu ditaburkan di atas media tanah yang sudah berlumpur tersebut.

Kegiatan dan Tatacara Panen dan Pasca Panen Belut

Kegiatan panen belut dapat dilakukan ketika usia belut menginjak usia 3-4 bulan. Sebaiknya untuk panen belut dilakukan pada waktu pagi hari yaitu berkisar antara pukul 06.00-07.00 pagi waktu setempat sehingga pada waktu tersebut belut sudah beristirahat dan dapat segera dipanen lalu selanjutnya dibawa ke pasar dan atau di toko penjualan belut. Selain itu, pada waktu pemenanen pagi hari dimaksudkan karena pada waktu tersebut belut masih dalam keadaan kenyang, sehingga akan meminimalisir terjadinya stress pada belut. Perlu diketahui bahwa belut dapat bertahan selama dua hari tanpa pemberian makan, sehingga jika memanen belut sebaiknya dihindari untuk malam hari, karena pada malam hari belut aktif bergerak sehingga memungkinkan adanya kesulitan saat proses pemanenan berlangsung, sehingga tak jarang jika belut mengalami luka akibat melompat dari jaring atau alat tangkap khusus lainnya. Jika pemanenan belut dilakukan dengan menggunakan serokan sebaiknya dilakukan secara hati-hati sehingga belut dapat terangkat sehingga tidak membuat belut menjadi stress bahkan kematian. Tips untuk menangani belut selama proses pengiriman yaitu mengurangi produksi lendir pada belut dengan cara menambahkan 1 - 2 sendok minyak sayur ke dalam air yang berisi belut tersebut.

Kegiatan pasca panen belut yang dapat dilakukan seperti mengupayakan agar belut yang sudah dipanen dalam kondisi tidak stress atau mengalami kematian. Belut yang baru diangkat dari kolam pembesaran (drum) sebaiknya segera dikirim ke pasaran. Jika jarak pengiriman belut ke tempat tujuan tidak terlalu jauh, maka belut dapat ditempatkan pada wadah seperti jerigen plastik yang diberi lubang-lubang kecil (sebagai ventilasi agar oksigen dapat masuk sehingga belut tidak banyak yang mati), balongan, maupun palastik yang diberi air dan adanya oksigen terlarut di dalam air. Namun jika jarak pengiriman atau distribusi belut-belut ini terlalu jauh sebaiknya gunakan sterofoam yang berventilasi yang dilengkapi es batu yang sudah dipecah-pecah kecil untuk menjaga suhu agar tetap dingin dan stabil. Volume pengemasan dengan menggunakan balongan atau jerigen plastik sebaiknya disesuaikan dengan besarnya balongan/jerigen yang memiliki ketinggian 3/4 dari besar balongan/jerigen, kemudian tambahkan air bersih hingga menutupi seluruh populasi belut di dalam jerigen/balongan tersebut.

Kegiatan Pemasaran dan Distribusi Belut

Belut yang sudah dipanen biasanya dipasarkan (didistribusikan) di berbagai agen-agen belut yang membutuhkan. Terutama pasar dan toko swalayan yang umumnya mereka banyak memesan belut dari para petani belut. Tak heran juga jika restaurant dan warung-warung makan banyak meminta pemesanan belut dalam jumlah yang tak sedikit. Setidaknya usaha budidaya belut dapat menjadikan usaha sampingan untuk mendapatkan keuntungan yang memadai. Di restaurant atau warung makan biasanya belut-belut tersebut dijadikan kuliner seperti semur dan rendang belut, sate belut, sup belut, bahkan kripik belut. Dan tentunya seperti yang sudah di bahas sebelumnya belut memiliki kadar nilai gizi yang sangat tinggi termausk vitamin, karbohidrat, lemak, dan protein yang sangat baik bagi tubuh. Harga jual belut setiap ekornya berbeda-beda di setiap wilayah. Jika kita membeli belut langsung kepada petani belutnya, maka otomatis harga bisa lebih terjangkau dibandingkan jika membeli belut kepada tengkulak yang tentunya mereka sudah memperkirakan harga jual belut sehingga tak heran jika terkadang harganya relatif mahal. Sebagai contoh untuk harga belut di pasar swalayan yang ada di Bandarlampung, dalam 1 kg belut diberikan harga berkisar 30-50 kg, dan harga ini tentu akan berbeda di setiap daerah yang ada di Indonesia. Dan usaha ternak atau budidaya belut ini sangat baik dan memiliki prospek pasar yang bagus dan menguntungkan.

Tafsiran Biaya Produksi Untuk Membuka Usaha Ekonomi Kreatif dari Berternak Belut

Tafsiran biaya produksi dalam berternak belut untuk tiap individu berbeda-beda, hal ini tentunya berkaitan dengan seberapa banyak jumlah belut yang hendak dibudidaya. Jika anda menernak belut dalam jumlah besar, tentunya biaya produksipun akan semakin besar, begitupun sebaliknya jika jumlah belut yang akan diternak dalam jumlah sedikit maka biaya akan menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Namun hal yang paling penting ketika Anda hendak memulai usaha berternak belut alangkah baiknya Anda mencobanya dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (hal ini berlaku untuk pebisnis pemula), misalnya pertama kali melakukan ternak belut menggunakan bibit anakan belut berjumlah 500, kemudian jika berhasil untuk ternak belut berikutnya dapat menggunakan jumlah belut dalam jumlahn yang banyak bahkan bisa ribuan hingga puluhan ribu. Untuk memulai usaha ternak belut sebaiknya faktor bibit unggul penting, kemudian pilihlah anakan belut (starter) yang baik dan terbebas dari penyakit. Untuk harga starter atau anakan belut dalam 5000-6000 ekornya biasanya dijatuhkan harga berkisar Rp. 2.800.000,. Dan harga ini tentunya akan berbeda dari tiap-tiap daerah. Selain membeli bibit dengan sejumlah dana tersebut, Anda juga harus melakukan perincian dana terkait dengan pembelian media, jumlah drum yang hendak dibeli, biaya pakan dan obat-obatan, biaya pupuk kandang/TSP, dan lain sebagainya. Tafsirkan biaya-biaya tersebut secara terperinci yakni dengan melakukan perincian modal awal, sehingga nantinya keuntungan dapat dihitung secara tepat ketika hasil panen sudah dipasarkan. Silakan bereksperimen dan selamat mencoba, semoga berhasil. Salam budidaya !




Artikel Terbaru

Cara Terbaik Berternak Belut di Drum Bekas Dengan Hasil Menguntungkan
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar