Tanaman kopi merupakan bagian komoditi terpenting di Indonesia. Setiap tahunnya Indonesia mampu memproduksi kopi mentah atau kopi kering yang siap di ekspor di berbagai negara di Asia dan negara-negara lainnya, seperti negara di benua Eropa, Amerika, Afrika.
Pembudidayaan kopi di Indonesia banyak dilakukan di berbagai daerah seperti di provinsi Lampung, di tanah Gayo (Nanggroe Aceh Darussalam/NAD), Sumatera Utara (Medan), Sulawesi, Kalimantan, dan sebagian besar juga dilakukan di pulau Jawa, seperti di daerah Jawa Tengah.
Kebutuhan masyarakat akan kopi sangat tinggi, terutama banyak sekali faktor yang menyebabkan mengapa kopi dapat dijadikan berbagai macam bahan baku industri makanan dan minuman, seperti roti, susu cokelat, produk biskuit, dan lain sebagainya.
Varietas kopi unggul yang sering dibudidaya oleh masyarakat Indonesia pada umumnya adalah jenis kopi robusta dan kopi arabika. Kedua jenis kopi ini memang sangat digemari karena cita rasa khasnya yang sangat luar biasa.
Berbicara tentang jenis bibit kopi unggulan yang sering dibudidaya oleh masyarakat petani/pekebun kopi di tanah Gayo (Aceh), yakni kopi arabika jenis catimor. Kopi arabika jenis catimor dibudidaya paling banyak di lahan perkebunan. Oleh masyarakat Gayo, kopi catimor ini dianggap sebagai jenis kopi paling unggul, sebab jika dibudidaya dengan benar, maka akan mampu menghasilkan buah minimal di atas umur 1 tahun. Namun, rata-rata kopi yang dibudidaya dengan benar akan sudah menghasilkan buah rata-ratanya umur 3 tahun sejak hari tanam awal (shta).
Pertanian kopi catimor di tanah Gayo biasanya tanaman kopinya dinaungi oleh tumbuhan lain seperti tanaman jeruk, pohon lamtoro, serta beberapa jenis tanaman palawija.
Selama proses penanamannya, kopi catimor diberi pupuk organik dari pupuk kompos/kandang, serta untuk mencegah serangan hama tanaman berupa bubuk kopi (Stephanoderis hampei), sebaiknya petani kopi mencegah supaya kebun tidak lembab dan gelap.
Dalam sekali panen, kopi catimor ini dapat memproduksi 1 - 2 kg kopi/batang. Mendapatkan hasil panen yang tinggi juga ditentukan oleh faktor pemangkasan tajuk pohon kopi arabika catimor yaitu dengan melakukan pemangkasan pertama saat tanaman berumur 3 - 4 tahun, dengan jarak pemangkasan 30 - 40 cm dari pucuk. Selanjutnya dilakukan pemangkasan kedua dengan jarak pangkas yang sama pada tahun berikutnya.
Pemetikan hasil panen kopi catimor dengan memastikan bahwa buahnya telah matang berwarna merah tua. Pemetikan menggunakan alat bantu seperti tangga, bakul, karung, atau menggunakan paket plastik ukuran kecil.
Hasil panen kemudian di olah dan diambil biji-bijinya yang berkualitas, kemudian dapat dijual di pasaran atau di ekspor ke negara lain. Namun demikian, biasanya masyarakat Gayo lebih memanfaatkan hasil panen kopinya baik untuk kepentingan rumah tangga, juga diproduksi sendiri dengan cara dibuatnya menjadi perusahaan kopi olahan sendiri.
Itulah tadi jenis kopi unggul bernama kopi catimor yang seringkali dibudidaya oleh masyarakat Gayo (Aceh), semoga dapat membantu anda untuk menentukan jenis tanaman kopi seperti apa yang cocok ditanam di lahan tanah gayo dan tanah di Indonesia juga memang cocok ditanami kopi. Jangan lupa baca juga: Cara Bertanam Kopi Arabika Yang Baik Untuk Meningkatkan Hasil Panen Bagi Petani Secara Menguntungkan.
Pembudidayaan kopi di Indonesia banyak dilakukan di berbagai daerah seperti di provinsi Lampung, di tanah Gayo (Nanggroe Aceh Darussalam/NAD), Sumatera Utara (Medan), Sulawesi, Kalimantan, dan sebagian besar juga dilakukan di pulau Jawa, seperti di daerah Jawa Tengah.
Kebutuhan masyarakat akan kopi sangat tinggi, terutama banyak sekali faktor yang menyebabkan mengapa kopi dapat dijadikan berbagai macam bahan baku industri makanan dan minuman, seperti roti, susu cokelat, produk biskuit, dan lain sebagainya.
Varietas kopi unggul yang sering dibudidaya oleh masyarakat Indonesia pada umumnya adalah jenis kopi robusta dan kopi arabika. Kedua jenis kopi ini memang sangat digemari karena cita rasa khasnya yang sangat luar biasa.
Berbicara tentang jenis bibit kopi unggulan yang sering dibudidaya oleh masyarakat petani/pekebun kopi di tanah Gayo (Aceh), yakni kopi arabika jenis catimor. Kopi arabika jenis catimor dibudidaya paling banyak di lahan perkebunan. Oleh masyarakat Gayo, kopi catimor ini dianggap sebagai jenis kopi paling unggul, sebab jika dibudidaya dengan benar, maka akan mampu menghasilkan buah minimal di atas umur 1 tahun. Namun, rata-rata kopi yang dibudidaya dengan benar akan sudah menghasilkan buah rata-ratanya umur 3 tahun sejak hari tanam awal (shta).
Kopi Catimor di Gayo (Aceh), Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Pertanian kopi catimor di tanah Gayo biasanya tanaman kopinya dinaungi oleh tumbuhan lain seperti tanaman jeruk, pohon lamtoro, serta beberapa jenis tanaman palawija.
Selama proses penanamannya, kopi catimor diberi pupuk organik dari pupuk kompos/kandang, serta untuk mencegah serangan hama tanaman berupa bubuk kopi (Stephanoderis hampei), sebaiknya petani kopi mencegah supaya kebun tidak lembab dan gelap.
Dalam sekali panen, kopi catimor ini dapat memproduksi 1 - 2 kg kopi/batang. Mendapatkan hasil panen yang tinggi juga ditentukan oleh faktor pemangkasan tajuk pohon kopi arabika catimor yaitu dengan melakukan pemangkasan pertama saat tanaman berumur 3 - 4 tahun, dengan jarak pemangkasan 30 - 40 cm dari pucuk. Selanjutnya dilakukan pemangkasan kedua dengan jarak pangkas yang sama pada tahun berikutnya.
Pemetikan hasil panen kopi catimor dengan memastikan bahwa buahnya telah matang berwarna merah tua. Pemetikan menggunakan alat bantu seperti tangga, bakul, karung, atau menggunakan paket plastik ukuran kecil.
Hasil panen kemudian di olah dan diambil biji-bijinya yang berkualitas, kemudian dapat dijual di pasaran atau di ekspor ke negara lain. Namun demikian, biasanya masyarakat Gayo lebih memanfaatkan hasil panen kopinya baik untuk kepentingan rumah tangga, juga diproduksi sendiri dengan cara dibuatnya menjadi perusahaan kopi olahan sendiri.
Itulah tadi jenis kopi unggul bernama kopi catimor yang seringkali dibudidaya oleh masyarakat Gayo (Aceh), semoga dapat membantu anda untuk menentukan jenis tanaman kopi seperti apa yang cocok ditanam di lahan tanah gayo dan tanah di Indonesia juga memang cocok ditanami kopi. Jangan lupa baca juga: Cara Bertanam Kopi Arabika Yang Baik Untuk Meningkatkan Hasil Panen Bagi Petani Secara Menguntungkan.
Bibit KOPI UNGGUL GAYO Yang Berbuah 1 Tahun
4/
5
Oleh
Wahid Priyono