Buah terong merupakan jenis tanaman hortikultura sayur mayur buah yang telah banyak dibudidaya oleh masyarakat petani di Indonesia, Asia Selatan, dan beberapa Negara tropik lainnya di kawasan Asia. Terong mempunyai banyak varietas diantaranya adalah terong ungu dan terong lalap bulat (terong bulat). Kedua jenis terong ini mudah dibudidayakan baik di lahan perkebunan atau di ladang, pot polybag, dan lainnya. Namun kali ini Guruilmuan akan mencoba untuk menjelaskan tentang bagaimana tata cara (panduan) praktis dalam budidaya terong ungu dan terong lalap di lahan persawahan dan perkebunan. Silakan anda simak.
Terong lalap maupun terong ungu dan jenis terong lainnya banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dunia kuliner masakan, dijadikan semur terong, tumis terong, dan beberapa anggota dari terong ini diantaranya dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan obat KB (Keluarga Berencana), sehingga tidak dianjurkan bagi seorang laki-laki terlalu sering makan buah terong.
1. Syarat Tumbuh Tanaman Terong
Baik terong ungu dan terong lalap mempunyai syarat tumbuh yang tak jauh berbeda. Syarat tumbuh tanaman ini meliputi, suhu lingkungan adalah 23-29 derajat celcius, ketercukupan air pada lahan tanam cukup tidak berlebih, namun jika kelebihan air biasanya tanaman terong akan cepat layu dan mati, terutama untuk tanaman terong muda yang baru dipindahkan dari lahan semai.
Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhan terong adalah tanah liat berpasir, tanah liat berlempung, dan tanah liat yang kaya akan humus dan mikroorganisme tanah seperti cacing dan hewan-hewan dekomposer tanah. Pada tanah yang gembur dan subur tentu saja sangat diharapkan untuk menunjang dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman terong.
Sebaiknya untuk budidaya terong dilakukan ditempat terbuka yang tercukupi cahaya matahari rutin sepanjang hari (8 jam) mulai dari pagi hingga sore hari. Kelembaban udara yakni 65-80%, dengan curah hujan yang diharapkan yakni 800-1.200 mm/tahun, kondisi iklim sejuk juga dibutuhkan sebagai syarat tumbuh optimum dalam meningkatkan laju perbaikan tumbuh-kembang tanaman hingga menghasilkan pembungaan dan buah.
Pada bulan November - Desember sangat tepat untuk memulai budidaya terong, karena pada bulan tersebut diperkirakan adalah bulan dimana bulan peralihan antara musim kemarau menuju musim hujan, sehingga pembudidayaan tanaman terong akan jauh lebih efektif dan efisien.
Selain syarat tumbuh di atas, adapun tingkat keasaman tanah (pH) tanah yang diharapkan yakni antara pH 6,5 7.0. Di bawah pH yang sangat asam atau <5, maka sebaiknya lahan tanam (bedengan) dicampurkan kapur dolomit supaya pH tanahnya menjadi netral (mendekati pH 7,0).
2. Pengolahan Lahan Tanam dan Penyemaian Bibit Terong
Pengolahan lahan tanam yakni dengan cara mengolah tanah menjadi beberapa bedengan-bedengan tertentu dengan cara menggemburkan/membajak tanah menggunakan alat berat (traktor) atau dapat dicangkul manual. Setelah itu, buatlah beberapa bedengan sesuai luas lahan yang anda miliki.
Pada umumnya dalam budidaya terong kita akan membuat dua macam bedengan yaitu, bedengan khusus untuk semai bibit terong, dan yang kedua adalah bedengan khusus untuk lahan tanam terong seseungguhnya setelah bibit disemai.
a. Proses pengolahan lahan semai terong dan penyemaian
Lahan semai dibuat membentuk persegi panjang dengan lebar 1 meter dan tinggi bedengan 25 - 30 meter. Panjang bedengan semai disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia.
Setelah bedengan dibuat, maka sebaiknya di atas bedengan ditaburi pupuk kandang yang telah dicampuri dengan tanah (perbandingan pupuk dan tanah = 1:2).
Barulah bibit disemai di atas lahan bedengan semai yang telah dibuat, kemudian tutup permukaan atas bedengan semai dengan daun pisang atau jerami padi. Dan pada hari ke-3 dan ke-5 biasanya bibit terong yang disemai tersebut sudah menghasilkan tanaman baru yang berkecambah dan siap untuk dipindahkan ke lahan terbuka. Namun sebelum tanam, sebaiknya biarkan terlebih dahulu bibit yang berumur 3-5 hari tersebut sampai bibit tumbuh pada hari ke-15 atau hari ke-20, barulah dapat dipindahkan ke bedengan tanam yang sesungguhnya.
b. Proses pengolahan lahan taman terong sesungguhnya
Adapun proses dalam pengolahan lahan tanam terong yaitu dengan membuat bedengan dengan tinggi bedengan 25 - 30 cm, lebar bedengan 0,5 meter (1/2 meter), serta panjang lahan tanam disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Sementara itu, jangan lupa juga buatkan lubang tanam pada masing-masing bedengan dengan kriteria: Tinggi lubang tanam 1 - 2 cm, diameter lubang adalah 12. Jadi dalam satu bedengan dibuat dua baris tanam, dengan jarak tanam/jarak antar lubang tanam adalah 35 - 40 cm.
Jika anda mempunyai mulsa plastik, maka gunakan saja mulsa plastik yakni dengan cara memasangnya di atas permukaan lahan tanam. Jika tidak ada mulsa plastik sebenarnya anda dapat menggunakan jerami padi. Tujuan pemasangan mulsa dan jerami adalah untuk menjaga supaya tanah bedengan tetap lembab dan terjaga kandungan air tanahnya. Selain itu, mulsa plastik juga terbukti mampu memantulkan sinar matahari ke bagian atas tanaman, sehingga akan meminimalisir pertumbuhan mikroba berbahaya, ini termasuk mencegah munculnya hama dan penyakit pada tanaman.
3. Penanaman Bibit Terong
Bibit terong muda yang telah berumur 15-20 hari sudah dapat dipindahkan ke lahan tanam sesungguhnya, yakni dengan cara menamnya di masing-masing lubang tanam yang telah disediakan.
Setelah ditanam dapat dilakukan irigasi di sekitar lahan tanam, atau setidaknya tanaman bibit yang baru dipindahkan tadi disiram secara rutin pada pagi dan sore hari selama masa pertumbuhan. Frekuensi penyiraman dapat dikurangi pada saat tanaman sudah berumur 30 hari.
Biasanya tanaman terong akan mulai berbuah pada umur 2,5 bulan dalam perawatan. Pada saat itulah kegiatan perawatan tanaman harus secara intensif dilakukan.
4. Perawatan Tanaman Terong
Perawatan tanaman terong sangat praktis, yakni dengan cara penyiraman yakni melakukan penyiraman secara teratur sesuai kebutuhan supaya tanaman terong mendapatkan ketercukupan air yang akan menunjang aktivitas hariannya.
Jangan lupa lakukan pendangiran. Pendangiran adalah kegiatan mencangkul kecil-kecil pada tanah di sekitar tempat tumbuh tanaman, tujuannya supaya tanaman tumbuh subur dan pada akhirnya akan menghasilkan tanaman terong yang tumbuh bagus, hasil panen meningkat karena buahnya besar-besar dan berkualitas tinggi.
Penyiangan merupakan kegiatan untuk mencabut atau memberantas rumput liar (gulma) yang dapat mengambil nutrisi dari dalam tanah. Buang gulma atau dibakar supaya tidak ada lagi yang mengganggu tumbuh-kembang tanman.
Pemupukan, ini dapat dilakukan dengan cukup memberi pupuk kandang dari kotoran hewan ternak. Namun, sangat disarankan untuk menggunakan pupuk dari kotoran ayam yang telah dikeringkan. Penggunaan pupuk kandang terbukti banyak menolong petani untuk sukses dalam budidaya buah terong. Pupuk kandang kotoran ayam banyak mengandung unsur Nitrogen (N) yang terbukti mampu memperbanyak bunga dan buah, serta membuat akar, batang menjadi kokoh, daunnya menjadi lebat dan tampak segar. Sebagai referensi silakan baca panduan: Cara Pembuatan Pupuk Kandang.
Pengendalian hama dan penyakit dapat ditempuh dengan membasmi hama baik dengan menggunakan insektisida, fungisida, atau sejenisnya. Beberapa jenis hama dan penyakit yang seringkali menyerang tanaman terong, diantaranya adalah kutu daun (Aphis sp.), kumbang daun (Epilachna sp.), tungau (Tetranychus sp.), ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn), ulat grayak (Spodoptera litura), ulat buah (Helicoverpa armigera).
5. Kegiatan Pemanenan Terong
Ciri-ciri buah terong ungu maupun buah terong lalap yang sudah siap dipanen memiliki buah yang tidak besar dan tidak juga kecil, daging buahnya jika dipencet tidak terlalu keras, buahnya mengkilat.
Untuk terong ungu dan terong lalap biasanya mulai muncul buah pada umur 1,5 - 2 bulan, dan terong tersebut dapat dipanen tiap seminggu sekali dengan frekuensi panen diperkirakan sekitar 8 kali panen dalam satu kali musim tanam.
Pemanenan terong dilakukan dengan memilih buah terong yang tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda, atau disesuaikan dengan permintaan pasar. Buah dipetik dengan menggunakan pisau steril, kemudian buahnya dimasukan ke dalam keranjang/bakul dan lakukan sortasi (pemilihan buah) yang berkualitas untuk dijual di pasaran.
Sebelum dijual di pasar, biasanya buah terong diikat-ikat terlebih dahulu, lalu dijual secara eceran, atau perkilogramnya dengan harga yang tentunya bervariasi di tiap-tiap daerah di Indonesia.
Demikianlah penjelasan tentang: Panduan Praktis Budidaya Terong Ungu dan Terong Lalap", semoga bermanfaat untuk anda. Selamat mempraktekkan, semoga berhasil. Ayo menanam. Jangan lupa baca juga: Foto-Foto Bergambar Perkebunan Terong.
Terong Bulat Lalap, Foto Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Terong lalap maupun terong ungu dan jenis terong lainnya banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dunia kuliner masakan, dijadikan semur terong, tumis terong, dan beberapa anggota dari terong ini diantaranya dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan obat KB (Keluarga Berencana), sehingga tidak dianjurkan bagi seorang laki-laki terlalu sering makan buah terong.
1. Syarat Tumbuh Tanaman Terong
Baik terong ungu dan terong lalap mempunyai syarat tumbuh yang tak jauh berbeda. Syarat tumbuh tanaman ini meliputi, suhu lingkungan adalah 23-29 derajat celcius, ketercukupan air pada lahan tanam cukup tidak berlebih, namun jika kelebihan air biasanya tanaman terong akan cepat layu dan mati, terutama untuk tanaman terong muda yang baru dipindahkan dari lahan semai.
Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhan terong adalah tanah liat berpasir, tanah liat berlempung, dan tanah liat yang kaya akan humus dan mikroorganisme tanah seperti cacing dan hewan-hewan dekomposer tanah. Pada tanah yang gembur dan subur tentu saja sangat diharapkan untuk menunjang dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman terong.
Sebaiknya untuk budidaya terong dilakukan ditempat terbuka yang tercukupi cahaya matahari rutin sepanjang hari (8 jam) mulai dari pagi hingga sore hari. Kelembaban udara yakni 65-80%, dengan curah hujan yang diharapkan yakni 800-1.200 mm/tahun, kondisi iklim sejuk juga dibutuhkan sebagai syarat tumbuh optimum dalam meningkatkan laju perbaikan tumbuh-kembang tanaman hingga menghasilkan pembungaan dan buah.
Pada bulan November - Desember sangat tepat untuk memulai budidaya terong, karena pada bulan tersebut diperkirakan adalah bulan dimana bulan peralihan antara musim kemarau menuju musim hujan, sehingga pembudidayaan tanaman terong akan jauh lebih efektif dan efisien.
Selain syarat tumbuh di atas, adapun tingkat keasaman tanah (pH) tanah yang diharapkan yakni antara pH 6,5 7.0. Di bawah pH yang sangat asam atau <5, maka sebaiknya lahan tanam (bedengan) dicampurkan kapur dolomit supaya pH tanahnya menjadi netral (mendekati pH 7,0).
2. Pengolahan Lahan Tanam dan Penyemaian Bibit Terong
Pengolahan lahan tanam yakni dengan cara mengolah tanah menjadi beberapa bedengan-bedengan tertentu dengan cara menggemburkan/membajak tanah menggunakan alat berat (traktor) atau dapat dicangkul manual. Setelah itu, buatlah beberapa bedengan sesuai luas lahan yang anda miliki.
Pada umumnya dalam budidaya terong kita akan membuat dua macam bedengan yaitu, bedengan khusus untuk semai bibit terong, dan yang kedua adalah bedengan khusus untuk lahan tanam terong seseungguhnya setelah bibit disemai.
a. Proses pengolahan lahan semai terong dan penyemaian
Lahan semai dibuat membentuk persegi panjang dengan lebar 1 meter dan tinggi bedengan 25 - 30 meter. Panjang bedengan semai disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia.
Setelah bedengan dibuat, maka sebaiknya di atas bedengan ditaburi pupuk kandang yang telah dicampuri dengan tanah (perbandingan pupuk dan tanah = 1:2).
Barulah bibit disemai di atas lahan bedengan semai yang telah dibuat, kemudian tutup permukaan atas bedengan semai dengan daun pisang atau jerami padi. Dan pada hari ke-3 dan ke-5 biasanya bibit terong yang disemai tersebut sudah menghasilkan tanaman baru yang berkecambah dan siap untuk dipindahkan ke lahan terbuka. Namun sebelum tanam, sebaiknya biarkan terlebih dahulu bibit yang berumur 3-5 hari tersebut sampai bibit tumbuh pada hari ke-15 atau hari ke-20, barulah dapat dipindahkan ke bedengan tanam yang sesungguhnya.
b. Proses pengolahan lahan taman terong sesungguhnya
Adapun proses dalam pengolahan lahan tanam terong yaitu dengan membuat bedengan dengan tinggi bedengan 25 - 30 cm, lebar bedengan 0,5 meter (1/2 meter), serta panjang lahan tanam disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Sementara itu, jangan lupa juga buatkan lubang tanam pada masing-masing bedengan dengan kriteria: Tinggi lubang tanam 1 - 2 cm, diameter lubang adalah 12. Jadi dalam satu bedengan dibuat dua baris tanam, dengan jarak tanam/jarak antar lubang tanam adalah 35 - 40 cm.
Jika anda mempunyai mulsa plastik, maka gunakan saja mulsa plastik yakni dengan cara memasangnya di atas permukaan lahan tanam. Jika tidak ada mulsa plastik sebenarnya anda dapat menggunakan jerami padi. Tujuan pemasangan mulsa dan jerami adalah untuk menjaga supaya tanah bedengan tetap lembab dan terjaga kandungan air tanahnya. Selain itu, mulsa plastik juga terbukti mampu memantulkan sinar matahari ke bagian atas tanaman, sehingga akan meminimalisir pertumbuhan mikroba berbahaya, ini termasuk mencegah munculnya hama dan penyakit pada tanaman.
3. Penanaman Bibit Terong
Bibit terong muda yang telah berumur 15-20 hari sudah dapat dipindahkan ke lahan tanam sesungguhnya, yakni dengan cara menamnya di masing-masing lubang tanam yang telah disediakan.
Setelah ditanam dapat dilakukan irigasi di sekitar lahan tanam, atau setidaknya tanaman bibit yang baru dipindahkan tadi disiram secara rutin pada pagi dan sore hari selama masa pertumbuhan. Frekuensi penyiraman dapat dikurangi pada saat tanaman sudah berumur 30 hari.
Biasanya tanaman terong akan mulai berbuah pada umur 2,5 bulan dalam perawatan. Pada saat itulah kegiatan perawatan tanaman harus secara intensif dilakukan.
4. Perawatan Tanaman Terong
Perawatan tanaman terong sangat praktis, yakni dengan cara penyiraman yakni melakukan penyiraman secara teratur sesuai kebutuhan supaya tanaman terong mendapatkan ketercukupan air yang akan menunjang aktivitas hariannya.
Perkebunan Terong Organik, Foto Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Jangan lupa lakukan pendangiran. Pendangiran adalah kegiatan mencangkul kecil-kecil pada tanah di sekitar tempat tumbuh tanaman, tujuannya supaya tanaman tumbuh subur dan pada akhirnya akan menghasilkan tanaman terong yang tumbuh bagus, hasil panen meningkat karena buahnya besar-besar dan berkualitas tinggi.
Penyiangan merupakan kegiatan untuk mencabut atau memberantas rumput liar (gulma) yang dapat mengambil nutrisi dari dalam tanah. Buang gulma atau dibakar supaya tidak ada lagi yang mengganggu tumbuh-kembang tanman.
Pemupukan, ini dapat dilakukan dengan cukup memberi pupuk kandang dari kotoran hewan ternak. Namun, sangat disarankan untuk menggunakan pupuk dari kotoran ayam yang telah dikeringkan. Penggunaan pupuk kandang terbukti banyak menolong petani untuk sukses dalam budidaya buah terong. Pupuk kandang kotoran ayam banyak mengandung unsur Nitrogen (N) yang terbukti mampu memperbanyak bunga dan buah, serta membuat akar, batang menjadi kokoh, daunnya menjadi lebat dan tampak segar. Sebagai referensi silakan baca panduan: Cara Pembuatan Pupuk Kandang.
Pengendalian hama dan penyakit dapat ditempuh dengan membasmi hama baik dengan menggunakan insektisida, fungisida, atau sejenisnya. Beberapa jenis hama dan penyakit yang seringkali menyerang tanaman terong, diantaranya adalah kutu daun (Aphis sp.), kumbang daun (Epilachna sp.), tungau (Tetranychus sp.), ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn), ulat grayak (Spodoptera litura), ulat buah (Helicoverpa armigera).
5. Kegiatan Pemanenan Terong
Ciri-ciri buah terong ungu maupun buah terong lalap yang sudah siap dipanen memiliki buah yang tidak besar dan tidak juga kecil, daging buahnya jika dipencet tidak terlalu keras, buahnya mengkilat.
Untuk terong ungu dan terong lalap biasanya mulai muncul buah pada umur 1,5 - 2 bulan, dan terong tersebut dapat dipanen tiap seminggu sekali dengan frekuensi panen diperkirakan sekitar 8 kali panen dalam satu kali musim tanam.
Buah Terong Sudah Mulai Siap Panen, Foto Original by: Wahid Priyono |
Pemanenan terong dilakukan dengan memilih buah terong yang tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda, atau disesuaikan dengan permintaan pasar. Buah dipetik dengan menggunakan pisau steril, kemudian buahnya dimasukan ke dalam keranjang/bakul dan lakukan sortasi (pemilihan buah) yang berkualitas untuk dijual di pasaran.
Sebelum dijual di pasar, biasanya buah terong diikat-ikat terlebih dahulu, lalu dijual secara eceran, atau perkilogramnya dengan harga yang tentunya bervariasi di tiap-tiap daerah di Indonesia.
Demikianlah penjelasan tentang: Panduan Praktis Budidaya Terong Ungu dan Terong Lalap", semoga bermanfaat untuk anda. Selamat mempraktekkan, semoga berhasil. Ayo menanam. Jangan lupa baca juga: Foto-Foto Bergambar Perkebunan Terong.
Panduan Praktis Budidaya Terong Ungu dan Terong Lalap
4/
5
Oleh
Wahid Priyono