Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 24 Mei 2015, saya dan ibu berkunjung ke tempat saudara di desa Poncowarno, Kabupaten Lampung Tengah, Indonesia untuk melihat bagaimana aktivitas kambing-kambing/domba organik (pedaging) di ternak oleh saudara saya di dalam kandangnya tersebut. Kambing di lokasi yang kami kunjungi itu berjumlah 84 ekor, dengan modal yang cukup besar namun keuntungannya cukup memadai berdasarkan wawancara yang saya lakukan kepada saudara saya tersebut. Berikut ini video cuplikan dari hasil kunjungan saya, silakan lihat videonya:
Setelah Anda menonton video di atas, maka selanjutnya mari bersama-sama kita pelajari panduan bagaimana cara berternak kambing/domba pedaging organik pada pembahasan berikut ini:
Kambing ternak (nama ilmiah: Capra aegagrus hircus) merupakan golongan hewan mamalia berukuran cukup besar, dan hewan ini banyak dibudidaya oleh masyarakat petani. Kambing dalam duni klasifikasi makhluk hidup tergolong hewan bertulang belakang (vertebrata) karena memiliki sumbu notocord yang menyusun ruas-ruas tulang belakangnya, memiliki kaki berjumlah empat, memiliki rambut-rambut halus berbentuk wol yang menyelimuti seluruh permukaan tubuhnya dengan aneka variasi warna yakni ada warna hitam, putih, abu-abu, cokelat, dan putih kekuningan, mata kambing terdiri dari dua buah dengan pesona mata agak sipit dan beberapa spesies juga memiliki sepasang tanduk dan ada juga yang tidak memiliki tanduk. Kambing biasanya diberi pakan utama seperti rerumputan hijau yang banyak terdapat di ladang-ladang yang ditumbuhi rerumputan, ilalang, daun mantang, daun singkong, daun jagung, konsentrat, bahkan beberapa kambing ternak ada yang diberi makan berupa hasil ferementasi potongan batang singkong yang digiling dengan ditambahkan garam halus.
Kambing memiliki banyak varietas yakni ada kambing gembel, kambing jawa, dll. Hewan ini sangat cocok hidup di daerah yang memiliki iklim sedang, daerah dataran tinggi maupun daerah dataran rendah dengan ketercukupan pakan yang memadai. Kambing dalam usaha dunia ekonomi kreatif sangat memberi peluang usaha yang memiliki prospek bagus jika dikelola dengan baik dan benar, serius sebab banyak sekali permintaan pasar terkait dengan daging kambing/domba yang diminta konsumen untuk kepentingan tertentu. Pada waktu musim lebaran Idul Adha misalnya, permintaan kambing cukup tinggi sehingga harga jualnyapun dapat tinggi tentu memberi keuntungan bagi peternak. Adapula permintaan pasar terkait daging kambingpun cukup melambung tinggi dan daging kambing banyak dimanfaatkan konsumen sebagai daging olahan untuk memenuhi lauk sehari-hari, untuk memenuhi pasokan kebutuhan warung dan restaurant-restauran besar sebagai kuliner rendang maupun sate.
Daging kambing memiliki nilai ekonomis yang tinggi, yakni mengandung banyak zat gizi berupa protein yang sangat baik untuk menjaga kesehatan otot, serta kandungan lemaknya juga sangat baik bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang. Beberapa warung makan tak habis-habisnya menjajakan kuliner daging kambing dalam aneka bentuk masakan dan ternyata banyak sekali orang yang menyukai daging kambing. Daging kambing dapat diolah menjadi menu masakan yang lezat seperti yang dikenal adanya sate kambing, rendang/semur kambing, tumis daging kambing, serta sup daging kambing,dll. Bulu kambing/domba juga dapat dibuat berbagai kerajinan tangan serta kulit domba dapat dijadikan sabuk, dan aksesoris kecantikan lainnya. Tidak hanya itu, kotoran/feses kambing dapat digunakan sebagai pupuk kompos alami yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan. Di daerah Lampung Tengah misalnya di desa Poncowarno, beberapa masyarakat disana sudah mulai membuka usaha berternak kambing secara besar-besaran, bahkan saudara saya yang di desa Poncowarno, kabupaten Lampung Tengah ada yang berternak kambing dengan total 84 ekor dan kambing-kambing tersebut menghasilkan banyak kotoran yang sudah dipaketkan dan dimasukan dalam karung-karung plastik untuk dijual. Menurut pemaparan (Slamet) yang merupakan paman saya bahwa untuk satu karung kotoran kambing kering yang sudah siap menjadi pupuk dijual dengan harga Rp. 25.000,-. Dan waktu itu di tempat peternakannya ada banyak karung yang sudah terisi kotoran kambing dan siap dijual.
Sentra dan daerah-daerah persebaran ternak kambing banyak dijumpai di wilayah Indonesia bagian barat yakni, daerah Lampung (kabupaten Pesawaran dan Lampung Tengah), Kalimantan, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Wonosobo, Jawa Barat, Bengkulu, Aceh, Kalimantan Barat, dan daerah lainnya yang memiliki prospek ternak kambing, terutama daerah-daerah dataran rendah. Setiap peternak kambing memiliki strategi dan cara-cara tersebdiri untuk memaksimalkan potensi ternaknya agar memperoleh hasil ternak yang unggul, hal ini dapat dilihat dari tingkah laku peternak kambing dalam hal proses penyiapan/pemilihan bibit kambing unggul, proses pembuatan kandang, pemberian pakan, pemeliharaan dasar, pengecekan kondisi kesehatan ternak, sampai pada tahap panen, pascapanen, hingga proses pendistribusian (pemanenan). Namun adanya persamaan maupun perbedaan startegi peternak adalah hal yang lumrah dan pada dasarnya tujuannya sama yakni memaksimalkan hasil produksi ternak yang bermutu,yang dapat bersaing di pasaran. Untuk memulai usaha ternak kambing/domba dapat dilakukan secara bersama-sama (korporasi) dengan lembaga masyarakat petani dan pemerintah atau dapat dilakukan secara mandiri dengan melibatkan pihak keluarga sebagai karyawan untuk mengurusi kambing-kambing hingga proses panen terjadi.
Untuk berternak kambing/domba pedaging untuk hasil maksimal dan menguntungkan, alangkah baiknya Anda membuat tafsiran pendanaan (alokasi dana) secara tepat, terperinci, dan lengkap yang dituliskan dalam kertas kerja Anda. Pertimbangkan juga prospek dan peluang-peluang apa yang menguatkan Anda untuk menekuni usaha ternak kambing ini, sehingga langkah yang Anda pilih adalah tepat. Selanjutnya atas pertimbangan dan perencanaan usaha yang matang tersebut barulah Anda membuat perhitungan modal serta jumlah kandang yang dibutuhkan, tahap pemilihan bibit kambing unggul, pemeliharaan dasar kambing, proses pemanenan-pasca panen, hingga bagaimana strategi yang akan diterapkan saat akan melakukan proses pendistibusian (pemasaran). Dan perlu diingat bahwa setiap pengusaha ternak kambing perlu membutuhkan keterampilan, kesabaran, sikap peduli, serta memiliki ketercukupan dana penunjang selama proses ternak berlangsung. Karakter-karakter seperti yang disebutkan tersebut adalah mutlak karena akan menentukan keberhasilan usaha serta hasil panen yang maksimal. Ditambah lagi, saat ini persaingan daging kambing sangat ketat, sehingga kualitas daging juga tentu berkaitan dengan proses pemberian pakan, proses perawatan, serta faktor penunjang lainnya. Jika Anda sudah memulai gambaran secara umum tentang ternak kambing, tidak ada salahnya jika Anda pun mengikuti pedoman berikut ini:
Proses Pembuatan Sarana dan Prasarana Kambing/Domba
Kandang kambing merupakan tempat yang nantinya akan digunakan kambing/domba sebagai tempat hidupnya. Adanya kandang berfungsi sebagai tempat bernaung menghindari bahaya hujan-terik matahari, untuk mencegah agar kambing-kambing tidak dimangsa oleh hewan/predator merugikan, serta dijadikan sebagai tempat untuk tumbuh-kembang kambing-kambing, tempat memungkinkan adanya proses perkaw*nan antara domba jantan dan betina, serta tempat terjadinya interaksi antara kambing satu dengan lainnya. Kandang-kandang kambing/domba yang umum dibuat oleh para peternak kambing yang saya jumpai di desa Poncowarno, Kabupaten Lampung Tengah yakni berbentuk seperti rumah-rumah panggung memanjang, layaknya seperti tempat untuk beternak ayam ras. Kandang utama kambing biasanya terbuat dari bambu-bambu yang dijejer-jejer secara memanjang berbentuk box (kotak) persegi panjang dengan ukuran kira-kira panjang x lebar x tinggi yaitu 50cm x 50cm x 100 cm, terbuat dari balok-balok papan ukuran sedang. Kemudian dibagian atas box dibiarkan tidak usah ditutup, sebab terkadang kambing-kambing sangat aktif bergerak, kemudian alas kandang harus diberikan celah-celah yang banyak agar kotoran-kotoran kambing tersebut dapat keluar dari kandang utama ke bagian penampungan kotoran hewan di bawah kandang panggung tersebut. Karena untuk berternak kambing biasanya menggunakan kambing anakan dan langsung dapat dimasukan kandang box dan diberi pakan alternatif seperti pakan dari fermentasi batang singkong+garam atau bahan makanan (konsentrat) yang dapat dibeli di toko-toko hewan ternak. Karena kambing adalah hewan yang tidak dapat hidup ditempat yang berair, maka usahakan pembuatan areal perkandangan dijauhkan dari tempat yang rawan terjadinya banjir maupun longsor. Sebaiknya untuk pembuatan kandang juga penting memperhatikan kondisi geografis suatu wilayah tertentu yakni kandang dapat dibuat di tempat yang kering, kondisi iklim dan cuaca sedang, kandang sebaiknya memiliki sirkulasi/ventilasi udara yang baik, serta adanya sinar matahari yang dapat masuk melalui celah kandang pada waktu pagi hari karena bagaimanapun juga kulit-kulit kambing-kambing yang diternak membutuhkan sumber vitamin D alamiah yang diperoleh dari sinar matahari.
Pada waktu malam hari sebaiknya kandang di masing-masing sudut kandang dapat diberikan penerangan dari lampu boklam sesuai kebutuhan, artinya cahaya yang ada di kandang memiliki cukup penerangan. Beberapa peternak kambing merekomendasikan untuk kendang kelinci sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) Suhu dan temperatur kandang sebaiknya suhu 30-35 derajat celcius (suhu stabil), dan hindari suhu sekitar di atas 40 derajat celcius. (2) Kandang sebaiknya dihindarkan dari tempat berair dan rawan banjir, longsor. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar kambing-kambing yang diternak tidak mudah mati dan terserang penyakit menular lainnya. (3) Penerangan kandang juga harus cukup dan memenuhi kriteria pencahayaan yang cukup, (4) Kandang sebaiknya dibuat dalam bentuk box (kotak memanjang berbentuk persegi panjang dan disesuaikan dengan ukuran tubuh kambing, (5). Beri tempat/wadah khusus untuk tempat makan dan minum kambing, yakni dapat diletakkan berdekatan dengan kandang, yaitu jangan lupa lekatkan wadah dengan kandang agar posisinya tidak berubah-ubah. Sebaiknya juga di dalam alas kandang (box) sebaiknya dijaga kebersihannya dengan memastikan tidak adanya kotoran-kotoran yang lembab karena akan memicu adanya penyakit pada ternak yang umum yakni penyakit gudikan.
Perawatan Bibit (anakan) dan Induk Kambing Dewasa
Untuk perawatan anakan dan induk kambing dewasa sebenarnya tidak jauh berbeda, sebab kambing tergolong hewan ternak yang tidak terlalu manja dan dapat hidup secara baik asalkan dipelihara secara baik, ruang yang cukup dan nyaman bagi kambing sangat penting, sebab hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana luas kandang, keberadaan sirkulasi udara di kandang yang baik, serta perawatan kesehatan kandang penting dijaga. Proses perawatan kambing dapat dilakukan dengan melihat tiga faktor penting diantaranya; (1) Faktor makanan dan minuman; Faktor makanan dan minuman sangat penting untuk memberi nutrisi harian bagi kambing-kambing agar dapat bertahan hidup dengan baik sesuai yang diharapkan. Jenis pakan (makanan) yang dapat diberikan sebagai asupan nutrisi bagi kambing yakni rerumputan hijau, rumput gajah, daun singkong, konsentrat, serta fermentasi batang singkong yang digiling dengan dicampur garam. Untuk pakan dan minum diberikan pada waktu pagi dan sore hari, atau malam hari disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pakan kepada kambing pada waktu pagi hari (kira-kira pukul 08.00 WIB) bertujuan untuk melancarkan sistem pencernaan kambing, mencegah kambing dari penyakit perut, memberikan energi yang cukup bagi kambing, serta sebagai nutrisi untuk tumbuh-kembang kambing ke arah pertumbuhan yang baik. Untuk pemberian pakan sore hari dapat dilakukan pada waktu pukul 16.00 waktu setempat sesuai kebutuhan. Untuk usia kambing anakan sebaiknya usahakan diberi makan alamiah yakni berupa dedaunan tumbuhan yang masih mudah, yaitu pucuk-pucuk daun, serta konsentrat sesuai anjuran dari pakar dokter hewan atau anjuran dari pihak dinas pertanian setempat. Sebaiknya baik kambing anakan maupun dewasa diberi cukup makan dan minum. Wadah pakan dan minum sebaiknya dicek setiap hari apakah ada wadah atau air yang tercemar oleh aktivitas mikroorganisme air, bakteri atau akibat pemberian minum yang tidak terjadwal. (2) Pengontrolan penyakit pada kambing penting dicek secara rutin adalah hal mutlak dan tugas bagi peternak kambing. Pengecekan semata-mata dilakukan sewaktu-waktu jika jika ternak kambing mengalami penyakit. Penyakit yang umum menyerang kambing dapat diamati dari prilaku yang muncul seperti tubuh terlihat menggigil, suhu badan naik, mata sayu, nafsu makan menurun, terkadang hidung mengeluarkan cairan kental yang sebenarnya itu adalah tanda penyakit pilek pada ternak, rambut-rambut yang menutupi tubuh nampak kusam tidak terawat, di bagian kedua kakinya terdapat kutu-kutu yang hidup berkelompok, atau adanya gudik yang menyerang tubuh kambing, dan adanya kerusakan pada bagian tubuh (luka cabik) akibat dimakan hewan pemangsa (predator dari golongan karnivora). (3). Faktor sanitasi lingkungan sekitar kandang sangat penting diperhatikan, seperti saluran air-air penampung yang mengaliri air di luar kandang harus dipisahkan dan usahakan jangan bersatu dengan tempat pembuangan kotoran kambing, sebab jika hal ini terjadi dapat menimbulkan wabah penyakit, serta rentan terjadinya pencemaran air dan tanah. Hal lain terkait sanitasi yaitu pentingnya membersihkan wadah air minum kambing agar terhindar dari bahan tercemar.
Proses Pemanenan dan Pendistribusian Kambing Pedaging
Proses pemanenan kambing dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar. Terkadang pemanenan dilakukan secara serentak. Sebagai contoh jika ada peternak lain yang membeli kambing dewasa dapat dilakukan dengan sistem pesan-antar, atau dengan alternatif cara lainnya. Selain itu, proses pendistribusian (pemasaran) kambing dapat dilakukan secara langsung dengan mmbawa kambing ke toko-toko hewan, pasar-pasar tradisional, atau daging mentahnya dapat diantar langsung ke pengusaha kuliner (warung makan) yang membutuhkan. Kambing yang dipasarkan biasanya dalam kondisi masih hidup atau berupa daging mentahnya langsung. Kambing yang dijual dalam kondisi masih hidup biasanya untuk keperluan makanan atau untuk hewan peliharaan atau diternak ulang. Sementara itu, daging kambing mentah yang dijual di pasaran umumnya digunakan untuk kepentingan usaha kuliner seperti dibuat sate dan rendang daging. Sate kambing biasanya memiliki citarasa yang lezat dengan syarat pemberian bumbu rempah yang cukup. Dalam pelajaran ilmu gizi, daging kambing sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh terutama pada masa anak-anak, karena dalam daging kambing terdapat zat gizi berupa lemak esensial, protein hewani yang cukup tinggi.
Tafsiran Biaya Untuk Berternak Kambing/Domba Pedaging Untuk Hasil Menguntungkan
Untuk membuka peluang usaha ekonomi kreatif berupa ternak kambing yang menguntungkan, maka tak perlu heran jika setiap individu memiliki penafsiran biaya dan strategi berbeda-beda. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan jumlah kambing yang hendak diternak. Setidaknya jika Anda akan memulai usaha ternak kambing, sebaiknya awali berternak kambing dengan cara uji coba (bagi pemula) misalnya menggunakan sampel kambing anakan sebanyak 30 buah yang dibeli secara langsung melalui peternak kambing yang sudah terbukti kualitasnya. Dalam membeli anakan kambing sebaiknya pilihlah anakan kambing dengan variasi perbandingan jumlah jantan dan betina yakni 1:3 sehingga kelak nantinya akan menjadi induk produktif untuk menghasilkan keturunan-keturunan yang baru. Rata-rata harga untuk 1 ekor kambing jantan di Lampung Tengah yakni berkisar antara harga Rp.2.000.000,- hingga Rp. 3.000.000,-, sedangkan kambing betina umunya berharga Rp. 1.800.000,- hingga 2.500.000,-, dan setiap harga kambing juga ditentukan dari jenis/spesiesnya. Umumnya peternak kambing sekala menengah mampu memproduksi kambing sebanyak 84 hingga 100 ekor untuk beberapa kandang utama, seperti yang pernah saya saksikan langsung di daerah kabupaten Lampung Tengah tepatnya di desa Poncowarno. Jika seandainya anda ingin menernak 100 ekor kambing dapat diperkirakan total uang yang akan dikeluarkan sekitar 30 juta rupiah atau bahkan lebih. Dan rincilah seberapa besar dana yang dikeluarkan sebagai modal awal sesuai jumlah ternak. Dan tanpa terkecuali anda pun harus menafsirkan biaya untuk pembuatan jumlah kandang tertentu, biaya pakan, transportasi, biaya obat-obatan, hingga biaya produksi selama proses ternak berlangsung. Catatlah biaya-biaya tersebut di dalam buku catatan Anda dengan merinci modal awal, sehingga keuntungan nantinya dapat diperoleh ketika panen dan proses pemasaran. Salam kewirausahaan.
Setelah Anda menonton video di atas, maka selanjutnya mari bersama-sama kita pelajari panduan bagaimana cara berternak kambing/domba pedaging organik pada pembahasan berikut ini:
Kambing ternak (nama ilmiah: Capra aegagrus hircus) merupakan golongan hewan mamalia berukuran cukup besar, dan hewan ini banyak dibudidaya oleh masyarakat petani. Kambing dalam duni klasifikasi makhluk hidup tergolong hewan bertulang belakang (vertebrata) karena memiliki sumbu notocord yang menyusun ruas-ruas tulang belakangnya, memiliki kaki berjumlah empat, memiliki rambut-rambut halus berbentuk wol yang menyelimuti seluruh permukaan tubuhnya dengan aneka variasi warna yakni ada warna hitam, putih, abu-abu, cokelat, dan putih kekuningan, mata kambing terdiri dari dua buah dengan pesona mata agak sipit dan beberapa spesies juga memiliki sepasang tanduk dan ada juga yang tidak memiliki tanduk. Kambing biasanya diberi pakan utama seperti rerumputan hijau yang banyak terdapat di ladang-ladang yang ditumbuhi rerumputan, ilalang, daun mantang, daun singkong, daun jagung, konsentrat, bahkan beberapa kambing ternak ada yang diberi makan berupa hasil ferementasi potongan batang singkong yang digiling dengan ditambahkan garam halus.
Gambar Dibidik (di Poncowarno-Lampung Tengah) Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Kambing memiliki banyak varietas yakni ada kambing gembel, kambing jawa, dll. Hewan ini sangat cocok hidup di daerah yang memiliki iklim sedang, daerah dataran tinggi maupun daerah dataran rendah dengan ketercukupan pakan yang memadai. Kambing dalam usaha dunia ekonomi kreatif sangat memberi peluang usaha yang memiliki prospek bagus jika dikelola dengan baik dan benar, serius sebab banyak sekali permintaan pasar terkait dengan daging kambing/domba yang diminta konsumen untuk kepentingan tertentu. Pada waktu musim lebaran Idul Adha misalnya, permintaan kambing cukup tinggi sehingga harga jualnyapun dapat tinggi tentu memberi keuntungan bagi peternak. Adapula permintaan pasar terkait daging kambingpun cukup melambung tinggi dan daging kambing banyak dimanfaatkan konsumen sebagai daging olahan untuk memenuhi lauk sehari-hari, untuk memenuhi pasokan kebutuhan warung dan restaurant-restauran besar sebagai kuliner rendang maupun sate.
Daging kambing memiliki nilai ekonomis yang tinggi, yakni mengandung banyak zat gizi berupa protein yang sangat baik untuk menjaga kesehatan otot, serta kandungan lemaknya juga sangat baik bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang. Beberapa warung makan tak habis-habisnya menjajakan kuliner daging kambing dalam aneka bentuk masakan dan ternyata banyak sekali orang yang menyukai daging kambing. Daging kambing dapat diolah menjadi menu masakan yang lezat seperti yang dikenal adanya sate kambing, rendang/semur kambing, tumis daging kambing, serta sup daging kambing,dll. Bulu kambing/domba juga dapat dibuat berbagai kerajinan tangan serta kulit domba dapat dijadikan sabuk, dan aksesoris kecantikan lainnya. Tidak hanya itu, kotoran/feses kambing dapat digunakan sebagai pupuk kompos alami yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan. Di daerah Lampung Tengah misalnya di desa Poncowarno, beberapa masyarakat disana sudah mulai membuka usaha berternak kambing secara besar-besaran, bahkan saudara saya yang di desa Poncowarno, kabupaten Lampung Tengah ada yang berternak kambing dengan total 84 ekor dan kambing-kambing tersebut menghasilkan banyak kotoran yang sudah dipaketkan dan dimasukan dalam karung-karung plastik untuk dijual. Menurut pemaparan (Slamet) yang merupakan paman saya bahwa untuk satu karung kotoran kambing kering yang sudah siap menjadi pupuk dijual dengan harga Rp. 25.000,-. Dan waktu itu di tempat peternakannya ada banyak karung yang sudah terisi kotoran kambing dan siap dijual.
Sentra dan daerah-daerah persebaran ternak kambing banyak dijumpai di wilayah Indonesia bagian barat yakni, daerah Lampung (kabupaten Pesawaran dan Lampung Tengah), Kalimantan, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Wonosobo, Jawa Barat, Bengkulu, Aceh, Kalimantan Barat, dan daerah lainnya yang memiliki prospek ternak kambing, terutama daerah-daerah dataran rendah. Setiap peternak kambing memiliki strategi dan cara-cara tersebdiri untuk memaksimalkan potensi ternaknya agar memperoleh hasil ternak yang unggul, hal ini dapat dilihat dari tingkah laku peternak kambing dalam hal proses penyiapan/pemilihan bibit kambing unggul, proses pembuatan kandang, pemberian pakan, pemeliharaan dasar, pengecekan kondisi kesehatan ternak, sampai pada tahap panen, pascapanen, hingga proses pendistribusian (pemanenan). Namun adanya persamaan maupun perbedaan startegi peternak adalah hal yang lumrah dan pada dasarnya tujuannya sama yakni memaksimalkan hasil produksi ternak yang bermutu,yang dapat bersaing di pasaran. Untuk memulai usaha ternak kambing/domba dapat dilakukan secara bersama-sama (korporasi) dengan lembaga masyarakat petani dan pemerintah atau dapat dilakukan secara mandiri dengan melibatkan pihak keluarga sebagai karyawan untuk mengurusi kambing-kambing hingga proses panen terjadi.
Untuk berternak kambing/domba pedaging untuk hasil maksimal dan menguntungkan, alangkah baiknya Anda membuat tafsiran pendanaan (alokasi dana) secara tepat, terperinci, dan lengkap yang dituliskan dalam kertas kerja Anda. Pertimbangkan juga prospek dan peluang-peluang apa yang menguatkan Anda untuk menekuni usaha ternak kambing ini, sehingga langkah yang Anda pilih adalah tepat. Selanjutnya atas pertimbangan dan perencanaan usaha yang matang tersebut barulah Anda membuat perhitungan modal serta jumlah kandang yang dibutuhkan, tahap pemilihan bibit kambing unggul, pemeliharaan dasar kambing, proses pemanenan-pasca panen, hingga bagaimana strategi yang akan diterapkan saat akan melakukan proses pendistibusian (pemasaran). Dan perlu diingat bahwa setiap pengusaha ternak kambing perlu membutuhkan keterampilan, kesabaran, sikap peduli, serta memiliki ketercukupan dana penunjang selama proses ternak berlangsung. Karakter-karakter seperti yang disebutkan tersebut adalah mutlak karena akan menentukan keberhasilan usaha serta hasil panen yang maksimal. Ditambah lagi, saat ini persaingan daging kambing sangat ketat, sehingga kualitas daging juga tentu berkaitan dengan proses pemberian pakan, proses perawatan, serta faktor penunjang lainnya. Jika Anda sudah memulai gambaran secara umum tentang ternak kambing, tidak ada salahnya jika Anda pun mengikuti pedoman berikut ini:
Proses Pembuatan Sarana dan Prasarana Kambing/Domba
Kandang kambing merupakan tempat yang nantinya akan digunakan kambing/domba sebagai tempat hidupnya. Adanya kandang berfungsi sebagai tempat bernaung menghindari bahaya hujan-terik matahari, untuk mencegah agar kambing-kambing tidak dimangsa oleh hewan/predator merugikan, serta dijadikan sebagai tempat untuk tumbuh-kembang kambing-kambing, tempat memungkinkan adanya proses perkaw*nan antara domba jantan dan betina, serta tempat terjadinya interaksi antara kambing satu dengan lainnya. Kandang-kandang kambing/domba yang umum dibuat oleh para peternak kambing yang saya jumpai di desa Poncowarno, Kabupaten Lampung Tengah yakni berbentuk seperti rumah-rumah panggung memanjang, layaknya seperti tempat untuk beternak ayam ras. Kandang utama kambing biasanya terbuat dari bambu-bambu yang dijejer-jejer secara memanjang berbentuk box (kotak) persegi panjang dengan ukuran kira-kira panjang x lebar x tinggi yaitu 50cm x 50cm x 100 cm, terbuat dari balok-balok papan ukuran sedang. Kemudian dibagian atas box dibiarkan tidak usah ditutup, sebab terkadang kambing-kambing sangat aktif bergerak, kemudian alas kandang harus diberikan celah-celah yang banyak agar kotoran-kotoran kambing tersebut dapat keluar dari kandang utama ke bagian penampungan kotoran hewan di bawah kandang panggung tersebut. Karena untuk berternak kambing biasanya menggunakan kambing anakan dan langsung dapat dimasukan kandang box dan diberi pakan alternatif seperti pakan dari fermentasi batang singkong+garam atau bahan makanan (konsentrat) yang dapat dibeli di toko-toko hewan ternak. Karena kambing adalah hewan yang tidak dapat hidup ditempat yang berair, maka usahakan pembuatan areal perkandangan dijauhkan dari tempat yang rawan terjadinya banjir maupun longsor. Sebaiknya untuk pembuatan kandang juga penting memperhatikan kondisi geografis suatu wilayah tertentu yakni kandang dapat dibuat di tempat yang kering, kondisi iklim dan cuaca sedang, kandang sebaiknya memiliki sirkulasi/ventilasi udara yang baik, serta adanya sinar matahari yang dapat masuk melalui celah kandang pada waktu pagi hari karena bagaimanapun juga kulit-kulit kambing-kambing yang diternak membutuhkan sumber vitamin D alamiah yang diperoleh dari sinar matahari.
Pada waktu malam hari sebaiknya kandang di masing-masing sudut kandang dapat diberikan penerangan dari lampu boklam sesuai kebutuhan, artinya cahaya yang ada di kandang memiliki cukup penerangan. Beberapa peternak kambing merekomendasikan untuk kendang kelinci sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) Suhu dan temperatur kandang sebaiknya suhu 30-35 derajat celcius (suhu stabil), dan hindari suhu sekitar di atas 40 derajat celcius. (2) Kandang sebaiknya dihindarkan dari tempat berair dan rawan banjir, longsor. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar kambing-kambing yang diternak tidak mudah mati dan terserang penyakit menular lainnya. (3) Penerangan kandang juga harus cukup dan memenuhi kriteria pencahayaan yang cukup, (4) Kandang sebaiknya dibuat dalam bentuk box (kotak memanjang berbentuk persegi panjang dan disesuaikan dengan ukuran tubuh kambing, (5). Beri tempat/wadah khusus untuk tempat makan dan minum kambing, yakni dapat diletakkan berdekatan dengan kandang, yaitu jangan lupa lekatkan wadah dengan kandang agar posisinya tidak berubah-ubah. Sebaiknya juga di dalam alas kandang (box) sebaiknya dijaga kebersihannya dengan memastikan tidak adanya kotoran-kotoran yang lembab karena akan memicu adanya penyakit pada ternak yang umum yakni penyakit gudikan.
Gambar Kandang Kambing/Domba Pedaging, foto dibidik oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Perawatan Bibit (anakan) dan Induk Kambing Dewasa
Untuk perawatan anakan dan induk kambing dewasa sebenarnya tidak jauh berbeda, sebab kambing tergolong hewan ternak yang tidak terlalu manja dan dapat hidup secara baik asalkan dipelihara secara baik, ruang yang cukup dan nyaman bagi kambing sangat penting, sebab hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana luas kandang, keberadaan sirkulasi udara di kandang yang baik, serta perawatan kesehatan kandang penting dijaga. Proses perawatan kambing dapat dilakukan dengan melihat tiga faktor penting diantaranya; (1) Faktor makanan dan minuman; Faktor makanan dan minuman sangat penting untuk memberi nutrisi harian bagi kambing-kambing agar dapat bertahan hidup dengan baik sesuai yang diharapkan. Jenis pakan (makanan) yang dapat diberikan sebagai asupan nutrisi bagi kambing yakni rerumputan hijau, rumput gajah, daun singkong, konsentrat, serta fermentasi batang singkong yang digiling dengan dicampur garam. Untuk pakan dan minum diberikan pada waktu pagi dan sore hari, atau malam hari disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pakan kepada kambing pada waktu pagi hari (kira-kira pukul 08.00 WIB) bertujuan untuk melancarkan sistem pencernaan kambing, mencegah kambing dari penyakit perut, memberikan energi yang cukup bagi kambing, serta sebagai nutrisi untuk tumbuh-kembang kambing ke arah pertumbuhan yang baik. Untuk pemberian pakan sore hari dapat dilakukan pada waktu pukul 16.00 waktu setempat sesuai kebutuhan. Untuk usia kambing anakan sebaiknya usahakan diberi makan alamiah yakni berupa dedaunan tumbuhan yang masih mudah, yaitu pucuk-pucuk daun, serta konsentrat sesuai anjuran dari pakar dokter hewan atau anjuran dari pihak dinas pertanian setempat. Sebaiknya baik kambing anakan maupun dewasa diberi cukup makan dan minum. Wadah pakan dan minum sebaiknya dicek setiap hari apakah ada wadah atau air yang tercemar oleh aktivitas mikroorganisme air, bakteri atau akibat pemberian minum yang tidak terjadwal. (2) Pengontrolan penyakit pada kambing penting dicek secara rutin adalah hal mutlak dan tugas bagi peternak kambing. Pengecekan semata-mata dilakukan sewaktu-waktu jika jika ternak kambing mengalami penyakit. Penyakit yang umum menyerang kambing dapat diamati dari prilaku yang muncul seperti tubuh terlihat menggigil, suhu badan naik, mata sayu, nafsu makan menurun, terkadang hidung mengeluarkan cairan kental yang sebenarnya itu adalah tanda penyakit pilek pada ternak, rambut-rambut yang menutupi tubuh nampak kusam tidak terawat, di bagian kedua kakinya terdapat kutu-kutu yang hidup berkelompok, atau adanya gudik yang menyerang tubuh kambing, dan adanya kerusakan pada bagian tubuh (luka cabik) akibat dimakan hewan pemangsa (predator dari golongan karnivora). (3). Faktor sanitasi lingkungan sekitar kandang sangat penting diperhatikan, seperti saluran air-air penampung yang mengaliri air di luar kandang harus dipisahkan dan usahakan jangan bersatu dengan tempat pembuangan kotoran kambing, sebab jika hal ini terjadi dapat menimbulkan wabah penyakit, serta rentan terjadinya pencemaran air dan tanah. Hal lain terkait sanitasi yaitu pentingnya membersihkan wadah air minum kambing agar terhindar dari bahan tercemar.
Proses Pemanenan dan Pendistribusian Kambing Pedaging
Proses pemanenan kambing dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar. Terkadang pemanenan dilakukan secara serentak. Sebagai contoh jika ada peternak lain yang membeli kambing dewasa dapat dilakukan dengan sistem pesan-antar, atau dengan alternatif cara lainnya. Selain itu, proses pendistribusian (pemasaran) kambing dapat dilakukan secara langsung dengan mmbawa kambing ke toko-toko hewan, pasar-pasar tradisional, atau daging mentahnya dapat diantar langsung ke pengusaha kuliner (warung makan) yang membutuhkan. Kambing yang dipasarkan biasanya dalam kondisi masih hidup atau berupa daging mentahnya langsung. Kambing yang dijual dalam kondisi masih hidup biasanya untuk keperluan makanan atau untuk hewan peliharaan atau diternak ulang. Sementara itu, daging kambing mentah yang dijual di pasaran umumnya digunakan untuk kepentingan usaha kuliner seperti dibuat sate dan rendang daging. Sate kambing biasanya memiliki citarasa yang lezat dengan syarat pemberian bumbu rempah yang cukup. Dalam pelajaran ilmu gizi, daging kambing sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh terutama pada masa anak-anak, karena dalam daging kambing terdapat zat gizi berupa lemak esensial, protein hewani yang cukup tinggi.
Tafsiran Biaya Untuk Berternak Kambing/Domba Pedaging Untuk Hasil Menguntungkan
Untuk membuka peluang usaha ekonomi kreatif berupa ternak kambing yang menguntungkan, maka tak perlu heran jika setiap individu memiliki penafsiran biaya dan strategi berbeda-beda. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan jumlah kambing yang hendak diternak. Setidaknya jika Anda akan memulai usaha ternak kambing, sebaiknya awali berternak kambing dengan cara uji coba (bagi pemula) misalnya menggunakan sampel kambing anakan sebanyak 30 buah yang dibeli secara langsung melalui peternak kambing yang sudah terbukti kualitasnya. Dalam membeli anakan kambing sebaiknya pilihlah anakan kambing dengan variasi perbandingan jumlah jantan dan betina yakni 1:3 sehingga kelak nantinya akan menjadi induk produktif untuk menghasilkan keturunan-keturunan yang baru. Rata-rata harga untuk 1 ekor kambing jantan di Lampung Tengah yakni berkisar antara harga Rp.2.000.000,- hingga Rp. 3.000.000,-, sedangkan kambing betina umunya berharga Rp. 1.800.000,- hingga 2.500.000,-, dan setiap harga kambing juga ditentukan dari jenis/spesiesnya. Umumnya peternak kambing sekala menengah mampu memproduksi kambing sebanyak 84 hingga 100 ekor untuk beberapa kandang utama, seperti yang pernah saya saksikan langsung di daerah kabupaten Lampung Tengah tepatnya di desa Poncowarno. Jika seandainya anda ingin menernak 100 ekor kambing dapat diperkirakan total uang yang akan dikeluarkan sekitar 30 juta rupiah atau bahkan lebih. Dan rincilah seberapa besar dana yang dikeluarkan sebagai modal awal sesuai jumlah ternak. Dan tanpa terkecuali anda pun harus menafsirkan biaya untuk pembuatan jumlah kandang tertentu, biaya pakan, transportasi, biaya obat-obatan, hingga biaya produksi selama proses ternak berlangsung. Catatlah biaya-biaya tersebut di dalam buku catatan Anda dengan merinci modal awal, sehingga keuntungan nantinya dapat diperoleh ketika panen dan proses pemasaran. Salam kewirausahaan.
Cara Terbaik Berternak Kambing/Domba Pedaging Untuk Hasil Maksimal Dan Menguntungkan
4/
5
Oleh
Wahid Priyono