Cara Budidaya-Ternak Kelinci Pedaging Untuk Prospek Usaha Ekonomi Kreatif, Hasil Menguntungkan

Kelinci (pada beberapa spesies memiliki nama ilmiah: Lepus curpaeums) merupakan golongan hewan pengerat yang memiliki tulang belakang (vertebrata), memiliki kaki berjumlah empat, mata yang cembung dan agak sipit memberikan pesona tersendiri jika melihat hewan ini, tubuhnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang memiliki warna bervariasi yakni berwarna abu-abu/putih/cokelat/hitam/kuning-keabu-abuan,dan lain sebagainya. Kelinci biasanya diberi pakan alternatif berupa dedaunan hijau seperti sawi, kangkung, genjer, rerumputan, kubis. Kelinci sangat cocok hidup di dataran rendah dan terbebas dari tempat yang lembab. Kelinci dalam dunia usaha ekonomi kreatif sangat memberikan peluang usaha yang berprospek bagus karena dapat memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan jika usaha ini dikelola secara benar dan terencana, sebab banyak sekali permintaan pasar terkait dengan daging kelinci dan kelinci untuk hewan peliharaan di rumah. Daging kelinci yang umumnya diminta konsumen di pasaran banyak dimanfaatkan sebagai tambahan bahan makanan olahan, untuk menyembuhkan penyakit tertentu, sebagai bahan untuk praktikum di laboratorium, pakan hewan-hewan karnivora, dan untuk memenuhi lauk-pauk harian.

Daging kelinci memiliki kandungan protein sangat tinggi, memiliki cita rasa tersendiri dibandingkan dengan daging olahan sapi, kambing, itik, ayam, dan jenis daging lainnya. Daging kelinci terasa lebih empuk dan tidak berbau anyir, hal ini sangat cocok bagi fegetarian yang tidak menyukai bau anyir (amis). Beberapa warung makan yang mengolah daging kelinci tak habis-habisnya memanjakan lidah para pecinta kuliner kelinci sebagai santapan sehari-hari. Daging kelinci dapat diolah menjadi menu masakan yang sangat lezat dan gurih, seperti rendang/semur kelinci, sate kelinci, tumis kelinci, dan tak heran jika di beberapa negara di eropa yang menjadikan daging kelinci sebagai bahan utama untuk membuat humberger. Tak hanya itu, kotoran (feses) kelinci dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang terbaik yaitu dengan dicampurkan dengan pupuk kotoran ayam/itik sehingga akan mampu memberi kesuburan tanah pertanian, dan selebihnya kotoran hewan dari kelinci ini dapat diperjualkan langsung di pasaran dalam bentuk paket-paket kecil di dalam karung. Seperti kita ketahui bahwa hewan kelinci ini sangat tidak asing di telinga orang Indonesia, dan di beberapa daerah di Indonesia dan tempat wisata terkadang dapat dijumpai adanya penjual sate daging kelinci. Penjual sate kelinci sepertinya dapat anda jumpai di daerah-daerah seperti di Solo (tempat wisata air terjun Tawangmangu) yang di obyek wisata tersebut banyak sekali penjual sate. Untuk memulai usaha ternak dan budidaya kelinci sebaiknya dapat dilakukan secara bersama-sama (korporasi), atau dilakukan sendiri-sendiri di rumah yang memiliki lahan cukup untuk membudidayakan hewan ini.

Sentra dan tempat persebaran ternak itik di Indonesia dapat dijumpai di Solo (Jawa Tengah), Lampung, Palembang, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, Tangerang-Banten, Malang-Jawa Timur, dan beberapa daerah lainnya yang memiliki kondisi iklim sedang, serta memiliki lahan yang tidak teralu lembab (kering) dan memiliki cukup ketersedian rerumputan. Setiap daerah di Indonesia yang memiliki usaha ternak itik ini terkadang masyarakat petani memiliki jenis dan perbedaan dalam pembudidayaan kelinci, yaitu dalam hal proses pemilihan bibit, pengaturan kandang, pemberian pakan, proses pembuatan kandang, pemeliharaan dasar, pemanenan hingga proses pascapanen dan distribusi kepasaran. Namun, adanya persamaan dan perbedaan tersebut pada dasarnya tujuannya adalah sama yakni untuk memperoleh keturunan-keturunan kelinci yang berkualitas, termasuk memiliki daging dengan bobot yang memadai, kualitas dan cita rasa daging lebih empuk, dan ini semua ternyata tergantung dari bagaimana seorang peternak dalam memberikan makanan (asupan nutrisi), perawatan dasar, dan bagaimana proses pemberian minum dan multivitamin yang cukup.

Untuk menernak-budidaya kelinci pedaging untuk prospek usaha ekonomi kreatif dengan hasil menguntungkan, sebaiknya terlebih dahulu Anda membuat tafsiran pendanaan secara lengkap di atas kertas dengan menuliskan point-point penting apa saja yang menjadi pertimbangan Anda sesaat akan memulai usaha kreatif berternak kelinci. Kemudian, atas pertimbangan dan perencanaan yang matang tersebut barulah Anda membuat perhitungan untuk modal dan jumlah kandang, proses pemilihan bibit unggul, pemeliharaan dasar kelinci, proses pemananen-pascapanen, hingga bagaimana strategi yang akan diterapkan saat hendak melakukan pemasaran (distribusi).Namun, perlu diperhatikan bahwa untuk usaha ternak kelinci sebaiknya dilakukan dengan penuh kesabaran, tekun (ulet), tanggungjawab, peduli, serta adanya kepemilikan dana yang cukup untuk segala macam perawatan kelinci selama proses budidaya berlangsung. Memiliki jiwa semangat dan point-point tersebut sangat penting, sebab karakter pribadi tersebut akan menentukan keberhasilan usaha serta hasil panen yang optimal. Ditambah lagi, kini persaingan harga daging kelinci sangat ketat di pasaran, sehingga kualitas daging yang diproduksi juga tentunya berkaitan dengan proses pemberian pakan, proses perawatan, serta faktor penunjang lainnya. Dan jika anda sudah memiliki gambaran secara umum tentang ternak kelinci, tidak ada salahnya jika anda mempelajari pedoman berikut ini:

Sarana dan Prasarana Kandang Kelinci

Kandang kelinci merupakan kandang-kandang yang akan ditempati kelinci sebagai tempat untuk bernaung dan tempat berlangsungnya interaksi antara kelinci yang satu dengan yang lainnya, tempat untuk bermain kelinci-kelinci, menghindari dari predator (hewan buas/pemangsa lainnya;seperti kucing, anjing), menghindari dari hujan dan cuaca yang ekstrem, tempat untuk tumbuh-kembang kelinci-kelinci anakan dan dewasa, serta tempat untuk terjadinya proses reproduksi s*ksual antara kelinci jantan dan kelinci betina. Kandang-kandang yang dibuat oleh sebagian pengusaha ternak kelinci umumnya kandang yang terbuat dari bilah-bilah bambu atau papan-papan triplek yang disusun menjadi sebuah box (kotak) atau berbentuk kotak balok yang masing-masing memiliki panjang x lebar x tinggi berturut-turut yaitu 70 x 50 x 60 cm dan kandang dengan ukuran seperti ini biasanya cocok untuk diisi kelinci sebanyak 5-6 ekor (kelinci jantan dan betina). Akan tetapi, jika ingin mengembangbiakannya dengan tujuan memperoleh keturunan anakan-anakan kelinci yang fertil sebaiknya dalam satu box diisi sepasang kekasih, yaitu indukan kelinci jantan dan kelinci betina dengan kualitas produktif. Kandang kelinci juga dapat dibuat dengan menyerupai seperti kandang untuk berternak burung puyuh (berbentuk box/kotak), yaitu dengan sekelilingnya menggunakan kawat kasa dan di bagian bawah box diberikan kaki yang terbuat dari balok papan.



Karena kelinci tidak menyukai lahan yang berair dan terlalu lembab, maka proses pembuatan kandang dan lahan yang hendak dibuat sebaiknya melihat kondisi geografis suatu wilayah tertentu yaitu mempertimbangkan aspek keselamatan ternak kelinci dengan menempatkan kandang pada kondisi yang kering, jauh dari pemangsa, bebas dari kebisingan deru kendaraan, serta terbebas dari rawan banjir dan hujan. Beberapa orang petani dan pengusaha kelinci yang pernah saya coba wawancarai untuk kandang kelinci sebaiknya memenuhi persyaratan berikut ini; (1) suhu dan temperatur kandang mereka merekomendasikan untuk kisaran 30-35 derajat celcius (suhu stabil), dan tidak boleh lebih dari 40 derajat celcius dan kurang dari -27 derajat celcius. Sebab pada suhu di atas 40 derajat celcius sudah cukup panas dan justru ini akan menghambat pertumbuhan kelinci-kelinci karena proses osmoregulasi di tubuh kelinci berjalan lebih cepat menyesuaikan lingkungan. Jika kondisi 40 derajat saja tidak cocok, apalagi kondisi di bawah minus 27 derajat celicus ? karena pada kisaran suhu -27 derajat celcius apalagi suhu 0 - 5  derajat celcius sangat mendekati titik suhu dingin, sehingga tidak baik untuk kelinci-kelinci usia anakan, karena rentan terjadinya kedinginan dan tak heran jika terkadang banyak anakan kelinci yang mati akibat tidak cocok dengan suhu/temperaturnya. (2) kandang sebaiknya ditempatkan pada tempat yang tidak terlalu lembab dan berairan (kering) terutama untuk peternak yang menggunakan lahan tanah sebagai tempat untuk berternak. Jika tujuan berternak dengan menggunakan kandang (box), sebaiknya kandangpun demikian harus memiliki suhu stabil 30-35 derajat celcius akan jauh lebih bagus, sebab dikisaran suhu tersebut kelinci-kelinci akan mudah bertahan hidup, baik kelinci anakan maupun dewasa. (3) penerangan kandang juga menjadi faktor penting seperti kandang dari box (kotak) yang diletakan di ruang tertutup sebaiknya dipertimbangkan karena bagaimanapun juga tubuh dan kulit kelinci membutuhkan asupan nutrisi vitamin D alamiah yang diperoleh dari sinar matahari, dan oleh sebab itu kandang yang sudah dibuat sebaiknya cukup dapat menampung cahaya matahari agar masuk ke dalam kandang. Pemberian cahaya lampu listrik (boklam lampu ukuran 40-60 watt untuk 1 kandang untuk waktu malam hari) dapat diletakan di atas atau di samping kandang dengan sumber cahaya yang cukup. (4). di dalam kandang juga sebaiknya dipersiapkan tempat khusus untuk makanan yang disebar secara merata dan air penampungan dari ember-ember kecil atau bekas kaleng biskuit konguan yang diiris melintang tak jadi masalah. Kelinci-kelinci sangat menyukai kegiatan bermain, sehingga bagian alas kandang diberi cukup dedauan atau rumput sehingga akan membuat kaki-kaki kelinci tidak mudah diserang predator seperti semut-semut, kalajengking, dan lain sebagainya.

Pembibitan Kelinci Pedaging Unggul

Memperoleh bibit kelinci unggul sangat dibutuhkan guna memperoleh calon kelinci-kelinci yang sehat terbebas dari penyakit, memiliki tubuh yang besar-ideal, tubuh yang tahan terhadap penyakit, memiliki kualitas daging yang memmadai sehingga hal ini akan mempengaruhi omset usaha yang banyak. Oleh karena itu, bagi peternak kelinci sebaiknya benar-benar menggunakan bibit-bibit unggul dan sudah terbukti kualitasnya. Untuk memperoleh bibit unggul sebenarnya dapat dilakukan sendiri yakni dengan mengaw*nkan kelinci jantan dengan kelinci betina yang sudah memiliki umur 5-6 bulan (untuk kelinci betina) dan usia produktif kelinci jantan yakni berkisar 7-8 bulan.Bila mengawinkan kalinci muda dikhawatirkan kesehatan akan terganggu dan tingkat mortalitas (kelahiran) sangat rendah, sehingga usia kelinci yang hendak di kaw*nkan sebaiknya benar-benar sudah mencukupi usia produktif. Cara mengaw*nkan kelinci jantan dengan kelinci betina yaitu memasukan kedua pasangan berbeda jenis tersebut ke dalamsatu kandang khusus. Biasanya proses perk*winan terjadi sebanyak dua kali pada waktu pagi dan sore hari. Setelah sudah terjadi pembuahan, sebaiknya kedua pasangan tersebut dipisahkan lagi dengan kandang khusus untuk calon anakan. Umumnya setelah terjadi pembuahan, kelinci betina akan bunting selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan cara meraba perut kelinci betina, yakni pada hari ke-12 sampai hari ke-14 bila ada bola-bola kecil seperti menggantung kuat berarti sudah terjadi kebuntingan. Jika sudah tiba waktunya kelinci betina melahirkan, biasanya anakan kelinci akan lahir pada waktu malam hari dengan kondisi tubuh lemah, mata tertutup dan tubuh tidak berambut. Jumlah kelahiran kelinci dalam satu ekor betina umumnya bervariasi sekitar 6-10 ekor.

Perawatan Bibit dan Induk Kelinci Dewasa 

Proses perawatan bibit-anakan kelinci dan induk kelinci pada dasarnya tidak jauh berbeda, sebab kelinci adalah hewan yang tidak manja dan dapat hidup baik asalkan diberi makanan yang cukup, ruang yang cukup bagi kandang untuk memungkinkan terjadinya interaksi antara populasi kelinci di dalam kandang, serta faktor kesehatan yang penting diperhatikan bagi petani kelinci. Proses perawatan/pemeliharaan kelinci dapat dilakukan dengan melihat tiga faktor penting diantaranya; (1) Faktor makanan. Faktor makanan sangat penting untuk memberikan nutrisi harian bagi kelinci-kelinci yang diternak. Jenis pakan (makanan) yang diberikan kelinci-kelinci meliputi rerumputan hijau, rumput gajah, sayuran kubis/kol, daun kacang panjang, sawi, daun turi, daun kacang tanah, dedak, sorghum, bungkil-bungkilan, serta kangkung. Serta dapat diberikan pakan alternatif untuk menunjang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yakni dengan melibatkan menu makanan tambahan berupa kacang hijau, jagung, atau kecambah, serta pakan tambahan dalam bentuk konsentrat yangd apat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan pada pagi hari sekitar pukul 10-11 pagi, kelinci diberi pakan dedak yang diberi air secukupnya. Pukul 13.00 siang waktu setempat , kelinci diberikan pakan rumput dan dedaunan hijau secukupnya, serta pada pukul 18.00 sore kelinci-kelinci diberikan pakan berupa rumput dalam jumlah yang agak banyak daripada waktu siang hari. Khusus untuk kelinci yang masih usia anakan sebaiknya dihindari terlebih dahulu untuk diberi pakan berupa pucuk dedauan hijau yang banyak mengandung serat dan sebaiknya hindari pakan dari dedak. Sebaiknya kelinci anakan dan kelinci dewasa diberikan cukup minum dan dapat menambahkan beberapa multivitamin sesuai rekomendasi dokter hewan atau dinas pertanian setempat (2). Pengontrolan penyakit menjadi hal mutlak bagi para petani kelinci untuk segera sigap jika sewaktu-waktu ternak kelincinya mengalami persoalan penyakit menular. Persoalan penyakit yang menyerang kelinci nampaknya dapat diamati dari prilaku kelinci itu sendiri, seperti tubuh kelinci lemah/sulit berjalan, mata sayu, suhu badan naik, nafsu makan menurun, gejala lesu, dan terkadang di bagian hidung kelinci terdapat lendir yang keluar secara terus-menerus. Untuk mencegah terjadinya penyakit yang tidak diinginkan, sebaiknya para peternak kelinci memperhatikan faktor kesehatan kandang yakni dengan membersihkan kandang secara teratur, memperhatikan pola makan kelinci dengan cara memberikan variasi menu makanan sehari-hari, misalnya pada waktu pagi hari diberi pakan dedak, siang diberi dedaunan sawi dan untuk waktu sore hari kelinci diberi dedauan yang berbeda yakni daun kangkung. Selain itu, pastikan wadah dan pakan bukan berasal dari bahan pencemar, dan sebaiknya singkirkan bahan pencemar untuk mencegah wabah penyakit. (3) Faktor sanitasi lingkungan di sekitar kandang kelinci penting diperhatikan, termasuk air-air penampungan yang tidak terlalu penting sebaiknya dihindari, bersihkan sanita yang dianggap kotor dan mencemari lingkungan bahkan air minum si kelinci. Usahakan tempat ternak kelinci pada media yang kering, sebab perlu diingat bahwa tempat yang lembab dan basah sangat rentan menyebabkan kelinci terserang penyakit pilek dan penyakit kulit seperti gudikan.

Proses Pemanenan dan Pendistribusian Daging Kelinci Di Pasaran

Proses pemanenan kelinci dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Kelinci yang sudah siap untuk dipanen biasanya kelinci yang sudah dewasa dengan umur sekitar 70-80 hari. Kelinci-kelinci dengan usia tersebut cukup ideal, sebab dagingnya sudah sangat memadai karena berat (massa) ototnya sudah meningkat akibat faktor pemberian makan yang intensif. Terkadang proses pemanenan olej tidak dilakukan secara serentak melainkan sesuai kebutuhan. Sebagai contoh jika ada peternak lainnya yang membeli kelinci dewasa dapat tinggal pesan-antar, atau dengan cara dan alternatif lainnya. Selain itu, proses pendistribusian (pemasaran) kelinci dapat dilakukan secara langsung dengan membawa kelinci menggunakan kandang khusus ke toko-toko hewan, pasar tradisional, atau langsung diantar ke pengusaha kuliner (warung makan) yang membutuhkan. Kelinci yang hendak dipasarkan biasanya dalam bentuk masih hidup atau berupa daging mentahnya saja. Kelinci yang dipasarkan dalam kondisi masih hidup biasanya betujuan untuk dimakan atau hanya untuk hewan peliharaan atau diternak ulang. Sementara daging kelinci mentah yang dijual di pasaran biasanya bertujuan langsung untuk memenuhi kebutuhan warung makan (restaurant) sebagai salah satu menu khusus daging kelinci. Daging kelinci sangat lezat jika disajikan dalam bentuk sate kelinci atau rendang daging kelinci. Sate kelinci rasanya sangat empuk dan tidak terlalu amis, sehingga jika diberi kecap dan sambal, tentu rasanya akan menggoda selera, terlebih dalam dunia medis daging kelinci terbukti mampu memberi kecerdasan pada otak, menyehatkan organ mata, serta memperkuat jaringan otot-otot tubuh.

Tafsiran Biaya Untuk Budidaya-Ternak Kelinci Pedaging 

Untuk membuka peluang usaha ternak kelinci yang menguntungkan, setiap individu pasti memiliki penafsiran biaya dan strategi yang berbeda-beda dan tentunya hal ini berkaitan erat dengan seberapa banyak jumlah kelinci yang hendak diternak. Setidaknya jika Anda akan membuka usaha ekonomi kreatif berupa ternak kelinci, sebaiknya dimulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu (terutama bagi pemula, tahap percobaan) yaitu misalnya dengan membeli 2 ekor betina dan 2 ekor jantan untuk dijadikan induk produktif, dan jika ternyata usaha pertama berhasil, maka dapat kembali membeli indukan produktif dalam jumlah yang relatif banyak. Rata-rata harga untuk membeli pasangan kelinci jantan dan betina berkisar antara Rp. 100.000,- (untuk wilayah kota Bandar Lampung) dan ini tidak mutlak untuk wilayah lainnya. Itu berarti jika Anda ingin berternak kelinci berjumlah 7 ekor betina dan 3 ekor jantan, maka cukup mengalikan Rp.100.000,- dengan banyaknya kelinci yang dibeli perpasang dengan arti lain bahwa jumlah biaya/modal awal untuk berternak kelinci yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah kelinci yang hendak diternak. Dan tanpa terkecuali, anda juga harus menghitung tafsiran biaya untuk pembuatan jumlah kandang tertentu, biaya pakan, transportasi, biaya perawatan/obat-obatan dan yang lainnya dengan tafsiran biaya produksi yang tepat. Catatlah biaya-biaya tersebut di atas kertas kerja Anda dengan merinci modal awal, sehingga keuntungan nantinya dapat diperkirakan ketika hasil panen sudah dipasarkan. Selamat mencoba dan semoga ternak kelinci anda berhasil. Salam wirausaha..


Artikel Terbaru

Cara Budidaya-Ternak Kelinci Pedaging Untuk Prospek Usaha Ekonomi Kreatif, Hasil Menguntungkan
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar