Masyarakat petani sangat banyak mengetahui bagaimana cara menanam gambas/oyong di halaman rumah yang baik dan benar. Dengan menanam gambas atau oyong secara baik maka hasil panen pun akan melimpah. Gambas atau oyong/emes merupakan kelompok dari suku labu-labuan (Cucurbitaceae). Umumnya untuk tanaman gambas ditanam oleh petani di ladang, di halaman rumah, persawahan, di kebun, atau di sela-sela tanaman singkong. Gambas juga dapat ditanam secara tumpang sari dengan tanaman sayur maupun tanaman buah lainnya. Buah gambas umumnya dapat dimanfaatkan sebagai menu masakan sayur, ditambahkan pada sup (sayur bening = dalam bahasa jawa), dimasak tumis atau disantan, dan dapat diolah menjadi menu kuliner lainnya. Daun gambas juga dapat disayur. Sementara biji gambas dalam dunia medis terbukti mampu menurunkan kolesterol jahat, serta sebagai pengobatan bagi penderita penyakit diabetes (kencing manis).
Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Gambas/Oyong
Tanaman gambas/oyong memiliki karakteristik daun berwarna hijau tua, memiliki batang yang menjalar di batang-batang bambu/kayu, bunga berwarna kuning (bunga mirip dengan buah mentimun), perakaran serabut, termasuk tumbuhan monokotil, buah berbentuk lonjong berwarna hijau muda, bunga tumbuh di antara ketiak daun/batang, bunga kadang-kadang kelipatan tiga atau enam. Tanaman gambas berasal dari Negara India, termasuk dalam famili Cucurbitaceae dan sudah dapat beradaptasi dengan baik di beberapa negara di bagian Asia Tenggara termasuk di Indonesia.
Tanaman oyong merupakan tanaman setahun dan sangat cocok tumbuh di daerah dataran rendah maupun daerah dataran tinggi (seperti daerah pegunungan). Tanaman ini termasuk tanaman memanjat/merambat, membutuhkan iklim yang kering, serta ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Kondisi lingkungan yang ideal untuk tanaman oyong yakni di kisaran suhu 18-24 derajat celcius dengan kelembaban 50-60%.
Tanaman gambas/oyong sangat toleran terhadap berbagai macam jenis tanah. Namun umumnya para petani menanam tanaman ini pada lahan yang cukup banyak mengandung humus, serta cocok ditanam pada tanah jenis latosol. Untuk memperoleh hasil optimal, tanaman ini butuh tanah yang subur, gembur, banyak mengandung unsur organik, beraerasi, dan berdrainase secara baik. tingkat keasamaan (pH) tanah yang cocok bagi tumbuh-kembang tanaman gambas/oyong yakni pada pH tanah berkisar 5,5 - 6,8. Tanah jenis liat berpasir sangat direkomendasikan, seperti tanah latosol, aluvial atau padsolik merah-kuning (PMK).
Varietas Tanaman Gambas/Oyong
Tanaman gambas memiliki banyak varietas. Dengan adanya berbagai macam varietas dan spesiesnya tentu setiap varietas memiliki karakteristik yang membedakan dengan varietas lainnya. Misalnya saja, adanya gambas yang memiliki ukuran buah yang kecil-kecil, ukuran besar, ukuran sedang, daging buah yang tanpa adanya biji, atau adapula buah gambas yang ada biji di dalam daging buahnya. Varietas yang direkomendasikan bagi petani yakni Ping-Ann, San-C, Miriam, San-C no.2 (Asal know you seed, Taiwan), dan Samson. Untuk kebutuhan bibit tiap hektarnya berkisar antara 5-12 kg tergantung dengan jarak tanam yang diinginkan petani. Umumnya jarak tanam yang cocok yakni 35-40cm.
Pembuatan Bibit Oyong/Gambas
Untuk mendapatkan bibit oyong berkualitas biasanya para petani sengaja untuk membiarkan buah oyong yang ada di ladang/kebunnya menjadi matang, sehingga nantinya akan dijadikan bakal biji yang ditanam pada musim berikutnya. Untuk memproduksi bibit sendiri, para petani dapat melakukan panen oyong ketika usia tanaman berkisar 110 hari setelah semai (di dataran rendah maupun dataran tinggi) ditandai dengan adanya buah yang berwarna cokelat, kulit buah kering, serta bijinya biasanya berwarna cokelat tua atau berwarna hitam.Cara memperoleh bijinya yaitu dengan memotong secara melintang pada buah yang telah kering, lalu bijinya dikeluarkan, dan dapat dikeringkan langsung di terik matahari yang tidak terlalu menyengat. Agar kualitas biji terjaga baik, sebaiknya biji yang sudah dikeringkan disimpan di dalam toples yang di dalamnya diberi arang/abu sekam secukupnya. Suhu penyimpanan yang baik yaitu 28-32 derajat celcius (suhu kamar).
Cara Menanam Gambas/Oyong di Halaman Rumah Yang Baik dan Benar
Cara ini sangat mudah dilakukan oleh siapapun yang hendak membudidayakan tanaman gambas/oyong di halaman rumah. Cara ini dapat memanfaatkan lahan rumah yang kosong/gersang. Untuk memperoleh hasil panen oyong/gambas yang memadai dan buahnya berkualitas, berikut ini beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya:
1. Pengolahan Tanah/Lahan
Sebelum bibit oyong ditanam, sebaiknya hal yang harus dilakukan masyarakat petani yaitu mengola tanah dengan berbagai tipe seperti menggunakan sistem bedengan, sistem lubang tanam, atau justru lebih nyaman menggunakan sistem guludan. Masing- masing sistem tanam memiliki keuntungan masing-masing. Namun untuk lahan di halaman rumah, sebaiknya dapat menggunakan sistem guludan. Untuk mengola tanah/lahan dengan sistem guludan, langkah yang harus dilakukan yakni tanah dicangkul hingga gembur, kemudian buat guludan dengan ukuran lebar 270cm, serta panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, tinggi guludan lebih kurang 30cm. Kemudian lubang tanam pada guludan diberi pupuk kandang secukupnya.
2. Cara Penanaman, Pemupukan dan Pemeliharaan
Untuk cara penanaman, umumnya biji yang sudah disediakan langsung dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah disediakan. Setiap lubang tanam sebaiknya disi 2-3 biji gambas yang sudah tua. Kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah setebal 1-1,5cm. Selama satu musim tanam sebaiknya diberi tambahan pupuk NPK (16:16:16:) 300 kg + Urea 100 kg/hektar. Namun, untuk skala penanaman di halaman rumah, jumlah pupuk NPK maupun pupuk Urea yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan. Pemupukan dengan NPK maupun Urean sebaiknya dilakukan pada saat tanam 4, 6, 8 Minggu setelah tanam dengan dosis masing-masing pupuk yakni 1/5 dari takaran dosis yang dianjurkan. Pemasangan rambatan (para-para) dilakukan ketika tanaman berusia 10-15 hari setelah tanam. Para-para biasanya dibentuk seperti huruf "A", dan kadang-kadang dapat dibuat seperti model flapon rumah (atap sejajar seperti persegi panjang) dan para-para dapat terbuat dari bilah bambu atau batang pohon semak yang tidak terlalu besar dengan disusun sedemikian rupa. Sementara itu, untuk pemeliharaan tanaman gambas/oyong biasanya dilakukan dengan pemangkasan daun apabila diketahui daunnya terlalu rimbun, kemudian penyiangan dan penyiraman.
3. Cara Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Gambas/Oyong
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering menyerang tanaman gambas/oyong yakni kumbang daun, ulat tanah, ulat grayak, lalat buah (Drosophila melanogaster), antraknos, embun tepung yang berwarna cokelat-kekuningan, layu bakteri, serta mosaik yang disebabkan oleh virus. Pengendalian OPT tentu tergantung dari jenis OPT-nya. Bila harus menggunakan pestisida untuk membasmi OPT, sebaiknya gunakan pestisida yang relatif aman dan sesuai rekomendasi sesuai dengan jenis, dosis, volume semprot, perbandingan air yang ditambahkan pada pestisida cair, waktu aplikasi serta cara aplikasinya.
4. Panen, Pasca Panen dan Pemasaran Gambas/Oyong
Panen gambas/oyong dapat dilakukan secara berulang-ulang. Pemanenan oyong sebaiknya dilakukan saat buah sudah terlihat dewasa dengan ditandai warna pada bagian kulitnya yaitu hijau muda/hijau tua, buah tidak terlalu tua, ukuran buah maksimum, dan bagian tangkai buahnya mudah dipatahkan. Pemetikan buah oyong dapat dilakukan dengan menggunakan pisau/cutter dan memasukkan buahnya pada bakul bambu atau juga dapat menggunakan ember, karung. Untuk produksi oyong dalam satu kali panen dapat 15-20 buah atau lebih, dan biasanya dalam satu kali panen dapat mencapai 10 kg hingga lebih tergantung dari luas lahan yang ditanami gambas tersebut. Perlu diketahui bahwa buah oyong mudah rusak dan busuk. Sebaiknya satu hari setelah pemanenan, maka keesokan harinya langsung dipasarkan. Sebelum dipasarkan, buah oyong/gambas sebaiknya dicuci di dalam air bersih (masukan ke dalam bak berisi air bersih) agar gambas terlihat segar saat dijual di pasaran. Gambas yang hendak dijual dipasaran dapat berupa kiloan atau diikat setiap buahnya. Harga gambas di pasaran bervariasi, sebagai contoh harga gambas di pasar Natar, Kabupaten Lampung Selatan untuk satu kilogramnya diberikan harga Rp. 3.000,00,-. hingga Rp.5.000,00,- rupiah. Selamat bertanam gambas/oyong di halaman rumah, semoga berhasil dan memperoleh hasil panen melimpah. Hidup masyarakat petani Indonesia.
Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Gambas/Oyong
Tanaman gambas/oyong memiliki karakteristik daun berwarna hijau tua, memiliki batang yang menjalar di batang-batang bambu/kayu, bunga berwarna kuning (bunga mirip dengan buah mentimun), perakaran serabut, termasuk tumbuhan monokotil, buah berbentuk lonjong berwarna hijau muda, bunga tumbuh di antara ketiak daun/batang, bunga kadang-kadang kelipatan tiga atau enam. Tanaman gambas berasal dari Negara India, termasuk dalam famili Cucurbitaceae dan sudah dapat beradaptasi dengan baik di beberapa negara di bagian Asia Tenggara termasuk di Indonesia.
Tanaman oyong merupakan tanaman setahun dan sangat cocok tumbuh di daerah dataran rendah maupun daerah dataran tinggi (seperti daerah pegunungan). Tanaman ini termasuk tanaman memanjat/merambat, membutuhkan iklim yang kering, serta ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Kondisi lingkungan yang ideal untuk tanaman oyong yakni di kisaran suhu 18-24 derajat celcius dengan kelembaban 50-60%.
Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com (Gambas/Oyong) |
Tanaman gambas/oyong sangat toleran terhadap berbagai macam jenis tanah. Namun umumnya para petani menanam tanaman ini pada lahan yang cukup banyak mengandung humus, serta cocok ditanam pada tanah jenis latosol. Untuk memperoleh hasil optimal, tanaman ini butuh tanah yang subur, gembur, banyak mengandung unsur organik, beraerasi, dan berdrainase secara baik. tingkat keasamaan (pH) tanah yang cocok bagi tumbuh-kembang tanaman gambas/oyong yakni pada pH tanah berkisar 5,5 - 6,8. Tanah jenis liat berpasir sangat direkomendasikan, seperti tanah latosol, aluvial atau padsolik merah-kuning (PMK).
Varietas Tanaman Gambas/Oyong
Tanaman gambas memiliki banyak varietas. Dengan adanya berbagai macam varietas dan spesiesnya tentu setiap varietas memiliki karakteristik yang membedakan dengan varietas lainnya. Misalnya saja, adanya gambas yang memiliki ukuran buah yang kecil-kecil, ukuran besar, ukuran sedang, daging buah yang tanpa adanya biji, atau adapula buah gambas yang ada biji di dalam daging buahnya. Varietas yang direkomendasikan bagi petani yakni Ping-Ann, San-C, Miriam, San-C no.2 (Asal know you seed, Taiwan), dan Samson. Untuk kebutuhan bibit tiap hektarnya berkisar antara 5-12 kg tergantung dengan jarak tanam yang diinginkan petani. Umumnya jarak tanam yang cocok yakni 35-40cm.
Pembuatan Bibit Oyong/Gambas
Untuk mendapatkan bibit oyong berkualitas biasanya para petani sengaja untuk membiarkan buah oyong yang ada di ladang/kebunnya menjadi matang, sehingga nantinya akan dijadikan bakal biji yang ditanam pada musim berikutnya. Untuk memproduksi bibit sendiri, para petani dapat melakukan panen oyong ketika usia tanaman berkisar 110 hari setelah semai (di dataran rendah maupun dataran tinggi) ditandai dengan adanya buah yang berwarna cokelat, kulit buah kering, serta bijinya biasanya berwarna cokelat tua atau berwarna hitam.Cara memperoleh bijinya yaitu dengan memotong secara melintang pada buah yang telah kering, lalu bijinya dikeluarkan, dan dapat dikeringkan langsung di terik matahari yang tidak terlalu menyengat. Agar kualitas biji terjaga baik, sebaiknya biji yang sudah dikeringkan disimpan di dalam toples yang di dalamnya diberi arang/abu sekam secukupnya. Suhu penyimpanan yang baik yaitu 28-32 derajat celcius (suhu kamar).
Cara Menanam Gambas/Oyong di Halaman Rumah Yang Baik dan Benar
Cara ini sangat mudah dilakukan oleh siapapun yang hendak membudidayakan tanaman gambas/oyong di halaman rumah. Cara ini dapat memanfaatkan lahan rumah yang kosong/gersang. Untuk memperoleh hasil panen oyong/gambas yang memadai dan buahnya berkualitas, berikut ini beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya:
1. Pengolahan Tanah/Lahan
Sebelum bibit oyong ditanam, sebaiknya hal yang harus dilakukan masyarakat petani yaitu mengola tanah dengan berbagai tipe seperti menggunakan sistem bedengan, sistem lubang tanam, atau justru lebih nyaman menggunakan sistem guludan. Masing- masing sistem tanam memiliki keuntungan masing-masing. Namun untuk lahan di halaman rumah, sebaiknya dapat menggunakan sistem guludan. Untuk mengola tanah/lahan dengan sistem guludan, langkah yang harus dilakukan yakni tanah dicangkul hingga gembur, kemudian buat guludan dengan ukuran lebar 270cm, serta panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, tinggi guludan lebih kurang 30cm. Kemudian lubang tanam pada guludan diberi pupuk kandang secukupnya.
2. Cara Penanaman, Pemupukan dan Pemeliharaan
Gambar Asli Oleh: guruilmuan.blogspot.com (Pohon Gambas dan Bunganya) |
Untuk cara penanaman, umumnya biji yang sudah disediakan langsung dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah disediakan. Setiap lubang tanam sebaiknya disi 2-3 biji gambas yang sudah tua. Kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah setebal 1-1,5cm. Selama satu musim tanam sebaiknya diberi tambahan pupuk NPK (16:16:16:) 300 kg + Urea 100 kg/hektar. Namun, untuk skala penanaman di halaman rumah, jumlah pupuk NPK maupun pupuk Urea yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan. Pemupukan dengan NPK maupun Urean sebaiknya dilakukan pada saat tanam 4, 6, 8 Minggu setelah tanam dengan dosis masing-masing pupuk yakni 1/5 dari takaran dosis yang dianjurkan. Pemasangan rambatan (para-para) dilakukan ketika tanaman berusia 10-15 hari setelah tanam. Para-para biasanya dibentuk seperti huruf "A", dan kadang-kadang dapat dibuat seperti model flapon rumah (atap sejajar seperti persegi panjang) dan para-para dapat terbuat dari bilah bambu atau batang pohon semak yang tidak terlalu besar dengan disusun sedemikian rupa. Sementara itu, untuk pemeliharaan tanaman gambas/oyong biasanya dilakukan dengan pemangkasan daun apabila diketahui daunnya terlalu rimbun, kemudian penyiangan dan penyiraman.
3. Cara Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Gambas/Oyong
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering menyerang tanaman gambas/oyong yakni kumbang daun, ulat tanah, ulat grayak, lalat buah (Drosophila melanogaster), antraknos, embun tepung yang berwarna cokelat-kekuningan, layu bakteri, serta mosaik yang disebabkan oleh virus. Pengendalian OPT tentu tergantung dari jenis OPT-nya. Bila harus menggunakan pestisida untuk membasmi OPT, sebaiknya gunakan pestisida yang relatif aman dan sesuai rekomendasi sesuai dengan jenis, dosis, volume semprot, perbandingan air yang ditambahkan pada pestisida cair, waktu aplikasi serta cara aplikasinya.
4. Panen, Pasca Panen dan Pemasaran Gambas/Oyong
Panen gambas/oyong dapat dilakukan secara berulang-ulang. Pemanenan oyong sebaiknya dilakukan saat buah sudah terlihat dewasa dengan ditandai warna pada bagian kulitnya yaitu hijau muda/hijau tua, buah tidak terlalu tua, ukuran buah maksimum, dan bagian tangkai buahnya mudah dipatahkan. Pemetikan buah oyong dapat dilakukan dengan menggunakan pisau/cutter dan memasukkan buahnya pada bakul bambu atau juga dapat menggunakan ember, karung. Untuk produksi oyong dalam satu kali panen dapat 15-20 buah atau lebih, dan biasanya dalam satu kali panen dapat mencapai 10 kg hingga lebih tergantung dari luas lahan yang ditanami gambas tersebut. Perlu diketahui bahwa buah oyong mudah rusak dan busuk. Sebaiknya satu hari setelah pemanenan, maka keesokan harinya langsung dipasarkan. Sebelum dipasarkan, buah oyong/gambas sebaiknya dicuci di dalam air bersih (masukan ke dalam bak berisi air bersih) agar gambas terlihat segar saat dijual di pasaran. Gambas yang hendak dijual dipasaran dapat berupa kiloan atau diikat setiap buahnya. Harga gambas di pasaran bervariasi, sebagai contoh harga gambas di pasar Natar, Kabupaten Lampung Selatan untuk satu kilogramnya diberikan harga Rp. 3.000,00,-. hingga Rp.5.000,00,- rupiah. Selamat bertanam gambas/oyong di halaman rumah, semoga berhasil dan memperoleh hasil panen melimpah. Hidup masyarakat petani Indonesia.
Cara Menanam Gambas/Oyong di Halaman Rumah Yang Baik dan Benar
4/
5
Oleh
Wahid Priyono