Cabe rawit dengan nama ilmiah Capsicum frustescens merupakan tanaman yang buahnya dapat dijadikan sebagai bumbu masak. Cabe rawit merupakan famili dari Solanaceae. Di pasaran harga cabai rawit harganya sangat melambung tinggi apalagi menginjak hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal, maupun tahun baru. Sehingga jika usaha budidaya dan bertanam cabe rawit ditekuni dengan baik maka akan memperoleh keuntungan yang besar dan ini tidak terlepas dari bagaimana cara budidaya cabe rawit hasil panen selangit.
Setiap orang pasti sudah mengenal bahkan cabe merupakan bumbu masak alamiah yang mampu menggugah selera dan memberi rasa pedas pada menu masakan. Bagi Anda yang sering memakan sambal, rasanya tidak enak jika makan tanpa adanya rasa pedas pada sayur atau menu kuliner lainnya. Sebab, hampir seluruh menu kuliner yang disajikan di berbagai restaurant, warung makan, hotel dan tempat wisata kuliner semuanya jenis sayurnya tidak terlepas dari penambahan buah cabai rawit di dalamnya. Cabe rawit sebagian orang gemar mengonsumsinya karena selain rasanya yang pedas juga dapat menambah selera makan.
Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit memiliki karakteristik memiliki daun yang hijau tua dan kadang-kadang berwarna hijau muda, memiliki akar serabut, merupakan tumbuhan monokotil, perawakan tubuh kadang-kadang memiliki ketinggian 80-90 cm, daun berurat menjari, bunga kelipatan 3, bunganya biasanya menggantung diantara ketiak batang maupun ketiak daun, batangnya tidak beruas-ruas, buah cabai rawit yang masih muda berwarna hijau muda dan buah yang sudah matang berwarna merah.
Tanaman Cabai rawit sangat cocok hidup di daerah dataran rendah maupun di dataran tinggi (seperti daerah-daerah perbukitan maupun pegunungan), di daerah ladang, atau perkebunan yang luas. Adakalnya para petani menanam cabai secara tumpang sari yakni berada pada satu lahan dengan tanaman lainnya, biasanya seperti tanaman kacang panjang, jagung, ketela pohon, atau tanaman sayur bayam.
Tanaman cabai rawit membutuhkan iklim sedang serta ketersedian air cukup di sepanjang musimnya. Kondisi cuaca dan iklim yang mendukung untuk bercocok tanam cabai rawit yakni kisaran suhu 17-26 derajat celcius, dengan kelembaban 50-60 %.
Tanaman Cabai rawit sangat toleran terhadap berbagai jenis tanah. Umumnya para petani menanam cabai rawit pada lahan yang memiliki kadar humus tinggi, tanahnya gembur dan tidak gersang, memiliki banyak unsur hara penting, serta sangat cocok ditanam pada tanah jenis aluvial ataupun latosol. Tingkat keasamaan (pH) tanah yang cocok untuk tanaman cabe rawit berkisar 5,3-5,5. Tanah yang biasanya digunakan petani untuk menanam cabe rawit yakni tanah gembur berhumus, tanah andosol, tanah latosol, tanah aluvial.
Varietas atau Jenis Tanaman Cabai Rawit Yang Sering Ditanam Oleh Petani
Setidaknya ada beberapa varietas/jenis tanaman cabai rawit yang sering ditanam oleh para petani diantaranya; (1). Cabai Rawit Kecil atau biasanya disebut cabai jemprit dengan buahnya yang kecil-kecil dan pendek sehingga tidak heran jika rasanya sangat pedas dibandingkan dengan jenis cabai lainnya. (2). Cabai putih atau cabai domba, memiliki buah yang lebih besar daripada cabai jemprit atau cabai celepik, dengan cita rasa buahnya yang kurang enak dan kadang-kadang tidak terlalu pedas. (3). Cabai Celepik, memiliki buah yang lebih besar daripada cabai jemprit dan lebih kecil dari cabai domba/cabai putih. Rasanya tidak sepedas cabai jemprit. Sewaktu muda cabai celepik memiliki warna kulit buah berwarna hijau muda atau terkadang berwarna hijau tua, dan setelah matang berwarna merah padam.
Cara Budidaya dan Menanam Cabai Rawit Agar Hasil Panen Selangit
Pada dasarnya budidaya tanaman cabai rawit dapat dilakukan oleh petani di berbagai jenis lahan, baik itu dilakukan penanaman di daerah ladang, persawahan, perkebunan, tanah lapang, maupun di halaman rumah. Memperoleh hasil panen cabai rawit yang melimpah ruah sangat diinginkan oleh para petani yang hendak membudidaya tanaman ini. Untuk memperoleh hasil panen selangit, mari ikuti kiat-kiat bercocok tanam cabai rawit yang baik dan benar.
1. Pengelolaan Tanah/Lahan
Pengelolaan tanah/lahan dapat dilakukan dengan membajak sawah menggunakan mesin traktor atau dapat dilakukan dengan mencangkul sedalam 25-30 cm hingga tanah menjadi gembur. Selanjutnya biarkan tanah tersebut hingga 7-14 hari agar memperoleh sinar matahari yang cukup. Setelah itu, buatlah bedengan dengan lebar bedeng 100-120cm, tinggi bedeng 20-30cm, dan jarak antar bedeng yangs atu dengan lainnya yakni 30-45cm. Arah bedeng memanjang dari arah utara ke selatan agar memperoleh pancaran cahaya matahari yang cukup. Selanjutnya siapakan pupuk kandang atau pupuk kompos dengan syarat tidak berbau, kering, tidak panas. Baca juga: Persiapan Awal Tanam Cabe: Pengolahan Tanah.
Jarak tanam antara satu tanam cabai rawit yaitu 50x90cm atau 50x70cm atau 50x100cm dan disesuaikan dengan kebutuhan. Langkah selanjutnya yaitu membuat jarak tanaman dengan cara: (1). Pasang tali kenca/pelurus sejajar dengan panjang bedeng (kira-kira 10cm dari tepi bedeng), (2). Ukur jarak tanam yang diinginkan sesuai panjang tali kencana tersebut. (3) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang ditentukan. Kemudian berilah masing-masing lubang tanam dengan pupuk kandang terlebih dahulu. Ingat pemberian pupuk TSP, Urea, KCL, dll ketika usia tanaman sudah berumur 1 bulan lebih. Sebaiknya di awal tanam gunakan saja pupuk kandang karena memiliki komposisi unsur hara yang ramah dengan akar tanaman muda. Jika menggunakan pupuk seperti Urea, TSP, dll sangat dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan akar, meskipun ada beberapa petani yang mencampurkan antara pupuk kandang dengan pupuk TSP, Urea, maupun KCL.
2. Penyemaian Bibit Cabai Rawit Yang Benar
Penyemaikan bibit dilakukan untuk memperoleh tumbuhan muda (anakan) yang akan didewasakan sehingga menghasilkan buah yang diinginkan. Adapun tahapan penyemaian bibit yang benar yakni; (1). Membuat bedeng atau tempat persemaian bibit dengan ukuran bedeng yakni lebar bedeng 1-1,2 meter, panjang bedeng 3-5 meter, dan tinggi bedeng 15-20 centimeter. Langkah (2) penyemaian bibit, yakni dengan melibatkan kebutuhan benih 300-500 butir untuk tiap hektarnya. Sebelum benih ditabur, sebaiknya tempat persemaian/bedeng disiram secara merata, setelah itu barulah benih disemai dengan beberapa alternatif cara yakni; Semai bebas atau ditabur merata, semai dalam baris, atau semai kelompok.
Anda juga bisa mencoba menyemai bibit cabe rawit dengan menggunakan teknik semai cabe sistem gelintir dan teknik semai cabe steril pro yang akan dihasilkan tanaman serentak.
Link 1: Cara Semai Cabe Steril Pro, Dihasilkan Tanaman Serentak
Link 2: Cara Penyemaian Bibit Cabe Sistem Gelintir (Soil Block)
Dari kedua teknik (cara) semai cabe di atas, anda dapat mencobanya, semoga berhasil. Selamat mempraktekan.
3. Penanaman Cabai Rawit di Atas Lahan Yang Disediakan
Bibit cabai rawit yang telah berusia satu bulan sebaiknya segera ditanam. Dan penanaman sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari agar batang tanaman dan daunnya tidak layu. Beberapa ciri/kriteria bibit yang siap ditanam yaitu telah berumur satu bulan, tidak terserang hama dan penyakit, pertumbuhan tanaman seragam.
Sementara itu untuk tata cara penanaman cabai rawit yakni pertama menyiram bibit yang akan ditanam dengan air bersih, pilihlah bibit yang akan ditanam, jika penyemaian bibit sebelumnya menggunakan polybag sebaiknya lepas dulu bibit dari polybag plastik tersebut, padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan ke dalam lubang tanam agar tidak mudah rebah/jatuh.
4. Cara Pemeliharaan Tanaman Cabai Rawit
Pemeliharaan tanaman cabai rawit melibatkan beberapa metode seperti;
(1) Penyiraman, dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari atau disesuaikan dengan keadaan tanah serta curah hujan yang ada di wilayah setempat.
(2). Penyiangan, dilakukan semata-mata untuk menghambat pertumbuhan tanaman liar pengganggu (gulma). Rumput/gulma yang ada di sekitar tanaman sebaiknya dicabut dengan disiang menggunakan alat koret/sabit. Tujuan pencabutan gulma/rumput liar agar tidak mengambil nutrisi yang ada pada tanah sekitar akar tanaman cabai rawit tersebut. Referensi, baca: Cara Pendangiran dan Penyiangan pada Tanaman Cabe Sesuai Prosedur yang Baik dan Benar.
(3). Pemupukan, yaitu dengan melibatkan sejumlah pupuk kimia untuk satu hektarnya seperti pupuk Urea = 200kg, TSP= 200kg, dan pupuk KCL sebanyak 150 kg. (Silakan baca juga: Jadwal Pemupukan Pada Tanaman Cabe Yang Baik dan Benar).
(4) Hama dan penyakit pada tanaman, seperti diketahui banyak sekali jenis hama yang menyerang tanaman cabai rawit seperti hawa wereng yang merusak struktur daun muda, tungau merah, kutu daun berwarna kuning yang sering menyebabkan daun menjadi keriting dan terlihat pucat, serta jenis kutu gurem atau biasa disebut thrips. Tanda-tanda tanaman terserang penyakit yakni tanaman berwarna seperti perak, daun menjadi layu, daun mengering bahkan keriting dan adanya bercak-bercak kuning-kecokelatan, tanaman tampak pucat, dan kadang-kadang akar tanaman juga diserang oleh jenis jamur parasit sehingga dapat membuat tumbuhan rawit menjadi mati seketika. Biasanya hama pengganggu tanaman dapat dibasmi dengan menggunakan beberapa obat dari pestisida cair, atau dengan menggunakan predator biologi yang lebih aman.
5. Kegiatan Panen, Pasca Panen, dan Pemasaran Cabai Rawit
Kegiatan panen cabai rawit adalah hal yang sering dinanti-nanti oleh para petani setelah mengalami jerih payah selama proses penenaman, perawatan, serta pengendalian hama pengganggu tanaman. Untuk produksi panen cabai rawit hampir sama dengan cabai besar, hanya saja usia cabai rawit lebih lama yaitu 2-3 tahun, sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi daripada cabai besar. Cabai rawit dapat dipanen ketika buahnya sedang berwarna hijau tua, merah atau sudah matang. Jika cabai rawit dipanen hijau, cabe kelihatan bernas dan berisi. Cabe rawit dipanen dengan cara dipetik, baca: Cara Memetik Buah Cabe Sesuai Anjuran yang Benar.
Pemanenan cabai rawit dapat dilakukan 4-7 hari sekali dalam satu minggunya. Hal ini dilakukan untuk memberi keseragaman cabai rawit agar matang secara bersama, sehingga pemanenan dilakukan secara serentak dan pemanenan juga tergantung pada situasi harga di pasaran. Di pasaran harga cabai rawit hijau dan cabai rawit merah biasanya sangat tinggi.
Beberapa waktu lalu, ketika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Naik secara Nasional (sekitar bulan November 2014 hingga Januari 2015), harga cabai rawit melambung tinggi hingga berada pada kisaran harga Rp. 60.000 hingga Rp.75.000,00-, untuk setiap kilogramnya. Tentu ini adalah harga yang sangat fantastik sehingga cara budidaya cabe rawit dengan hasil panen selangit dapat terwujud. Semoga penjelasan tentang cara budidaya cabe rawit dengan hasil panen selangit bermanfaat untuk teman-teman petani semuanya. Salam super dan hebat untuk petani Indonesia. Selamat mempraktekkan cara ini, semoga berhasil. Baca juga artikel menarik berikut ini: 5 Teknik Perawatan Cabai, Panen 60 Kali Lipat.
Setiap orang pasti sudah mengenal bahkan cabe merupakan bumbu masak alamiah yang mampu menggugah selera dan memberi rasa pedas pada menu masakan. Bagi Anda yang sering memakan sambal, rasanya tidak enak jika makan tanpa adanya rasa pedas pada sayur atau menu kuliner lainnya. Sebab, hampir seluruh menu kuliner yang disajikan di berbagai restaurant, warung makan, hotel dan tempat wisata kuliner semuanya jenis sayurnya tidak terlepas dari penambahan buah cabai rawit di dalamnya. Cabe rawit sebagian orang gemar mengonsumsinya karena selain rasanya yang pedas juga dapat menambah selera makan.
Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit memiliki karakteristik memiliki daun yang hijau tua dan kadang-kadang berwarna hijau muda, memiliki akar serabut, merupakan tumbuhan monokotil, perawakan tubuh kadang-kadang memiliki ketinggian 80-90 cm, daun berurat menjari, bunga kelipatan 3, bunganya biasanya menggantung diantara ketiak batang maupun ketiak daun, batangnya tidak beruas-ruas, buah cabai rawit yang masih muda berwarna hijau muda dan buah yang sudah matang berwarna merah.
Tanaman CABE RAWIT JENGKI Berbuah Lebat, Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan Indonesia). |
Tanaman cabai rawit membutuhkan iklim sedang serta ketersedian air cukup di sepanjang musimnya. Kondisi cuaca dan iklim yang mendukung untuk bercocok tanam cabai rawit yakni kisaran suhu 17-26 derajat celcius, dengan kelembaban 50-60 %.
Tanaman Cabai rawit sangat toleran terhadap berbagai jenis tanah. Umumnya para petani menanam cabai rawit pada lahan yang memiliki kadar humus tinggi, tanahnya gembur dan tidak gersang, memiliki banyak unsur hara penting, serta sangat cocok ditanam pada tanah jenis aluvial ataupun latosol. Tingkat keasamaan (pH) tanah yang cocok untuk tanaman cabe rawit berkisar 5,3-5,5. Tanah yang biasanya digunakan petani untuk menanam cabe rawit yakni tanah gembur berhumus, tanah andosol, tanah latosol, tanah aluvial.
Varietas atau Jenis Tanaman Cabai Rawit Yang Sering Ditanam Oleh Petani
Setidaknya ada beberapa varietas/jenis tanaman cabai rawit yang sering ditanam oleh para petani diantaranya; (1). Cabai Rawit Kecil atau biasanya disebut cabai jemprit dengan buahnya yang kecil-kecil dan pendek sehingga tidak heran jika rasanya sangat pedas dibandingkan dengan jenis cabai lainnya. (2). Cabai putih atau cabai domba, memiliki buah yang lebih besar daripada cabai jemprit atau cabai celepik, dengan cita rasa buahnya yang kurang enak dan kadang-kadang tidak terlalu pedas. (3). Cabai Celepik, memiliki buah yang lebih besar daripada cabai jemprit dan lebih kecil dari cabai domba/cabai putih. Rasanya tidak sepedas cabai jemprit. Sewaktu muda cabai celepik memiliki warna kulit buah berwarna hijau muda atau terkadang berwarna hijau tua, dan setelah matang berwarna merah padam.
Cara Budidaya dan Menanam Cabai Rawit Agar Hasil Panen Selangit
Pada dasarnya budidaya tanaman cabai rawit dapat dilakukan oleh petani di berbagai jenis lahan, baik itu dilakukan penanaman di daerah ladang, persawahan, perkebunan, tanah lapang, maupun di halaman rumah. Memperoleh hasil panen cabai rawit yang melimpah ruah sangat diinginkan oleh para petani yang hendak membudidaya tanaman ini. Untuk memperoleh hasil panen selangit, mari ikuti kiat-kiat bercocok tanam cabai rawit yang baik dan benar.
1. Pengelolaan Tanah/Lahan
Pengelolaan tanah/lahan dapat dilakukan dengan membajak sawah menggunakan mesin traktor atau dapat dilakukan dengan mencangkul sedalam 25-30 cm hingga tanah menjadi gembur. Selanjutnya biarkan tanah tersebut hingga 7-14 hari agar memperoleh sinar matahari yang cukup. Setelah itu, buatlah bedengan dengan lebar bedeng 100-120cm, tinggi bedeng 20-30cm, dan jarak antar bedeng yangs atu dengan lainnya yakni 30-45cm. Arah bedeng memanjang dari arah utara ke selatan agar memperoleh pancaran cahaya matahari yang cukup. Selanjutnya siapakan pupuk kandang atau pupuk kompos dengan syarat tidak berbau, kering, tidak panas. Baca juga: Persiapan Awal Tanam Cabe: Pengolahan Tanah.
Jarak tanam antara satu tanam cabai rawit yaitu 50x90cm atau 50x70cm atau 50x100cm dan disesuaikan dengan kebutuhan. Langkah selanjutnya yaitu membuat jarak tanaman dengan cara: (1). Pasang tali kenca/pelurus sejajar dengan panjang bedeng (kira-kira 10cm dari tepi bedeng), (2). Ukur jarak tanam yang diinginkan sesuai panjang tali kencana tersebut. (3) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang ditentukan. Kemudian berilah masing-masing lubang tanam dengan pupuk kandang terlebih dahulu. Ingat pemberian pupuk TSP, Urea, KCL, dll ketika usia tanaman sudah berumur 1 bulan lebih. Sebaiknya di awal tanam gunakan saja pupuk kandang karena memiliki komposisi unsur hara yang ramah dengan akar tanaman muda. Jika menggunakan pupuk seperti Urea, TSP, dll sangat dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan akar, meskipun ada beberapa petani yang mencampurkan antara pupuk kandang dengan pupuk TSP, Urea, maupun KCL.
Tanaman CABE RAWIT JENGKI Sedang Berbunga Lebat, Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan Indonesia). |
2. Penyemaian Bibit Cabai Rawit Yang Benar
Penyemaikan bibit dilakukan untuk memperoleh tumbuhan muda (anakan) yang akan didewasakan sehingga menghasilkan buah yang diinginkan. Adapun tahapan penyemaian bibit yang benar yakni; (1). Membuat bedeng atau tempat persemaian bibit dengan ukuran bedeng yakni lebar bedeng 1-1,2 meter, panjang bedeng 3-5 meter, dan tinggi bedeng 15-20 centimeter. Langkah (2) penyemaian bibit, yakni dengan melibatkan kebutuhan benih 300-500 butir untuk tiap hektarnya. Sebelum benih ditabur, sebaiknya tempat persemaian/bedeng disiram secara merata, setelah itu barulah benih disemai dengan beberapa alternatif cara yakni; Semai bebas atau ditabur merata, semai dalam baris, atau semai kelompok.
Anda juga bisa mencoba menyemai bibit cabe rawit dengan menggunakan teknik semai cabe sistem gelintir dan teknik semai cabe steril pro yang akan dihasilkan tanaman serentak.
Link 1: Cara Semai Cabe Steril Pro, Dihasilkan Tanaman Serentak
Link 2: Cara Penyemaian Bibit Cabe Sistem Gelintir (Soil Block)
Dari kedua teknik (cara) semai cabe di atas, anda dapat mencobanya, semoga berhasil. Selamat mempraktekan.
3. Penanaman Cabai Rawit di Atas Lahan Yang Disediakan
Bibit cabai rawit yang telah berusia satu bulan sebaiknya segera ditanam. Dan penanaman sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari agar batang tanaman dan daunnya tidak layu. Beberapa ciri/kriteria bibit yang siap ditanam yaitu telah berumur satu bulan, tidak terserang hama dan penyakit, pertumbuhan tanaman seragam.
Sementara itu untuk tata cara penanaman cabai rawit yakni pertama menyiram bibit yang akan ditanam dengan air bersih, pilihlah bibit yang akan ditanam, jika penyemaian bibit sebelumnya menggunakan polybag sebaiknya lepas dulu bibit dari polybag plastik tersebut, padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan ke dalam lubang tanam agar tidak mudah rebah/jatuh.
4. Cara Pemeliharaan Tanaman Cabai Rawit
Pemeliharaan tanaman cabai rawit melibatkan beberapa metode seperti;
(1) Penyiraman, dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari atau disesuaikan dengan keadaan tanah serta curah hujan yang ada di wilayah setempat.
(2). Penyiangan, dilakukan semata-mata untuk menghambat pertumbuhan tanaman liar pengganggu (gulma). Rumput/gulma yang ada di sekitar tanaman sebaiknya dicabut dengan disiang menggunakan alat koret/sabit. Tujuan pencabutan gulma/rumput liar agar tidak mengambil nutrisi yang ada pada tanah sekitar akar tanaman cabai rawit tersebut. Referensi, baca: Cara Pendangiran dan Penyiangan pada Tanaman Cabe Sesuai Prosedur yang Baik dan Benar.
(3). Pemupukan, yaitu dengan melibatkan sejumlah pupuk kimia untuk satu hektarnya seperti pupuk Urea = 200kg, TSP= 200kg, dan pupuk KCL sebanyak 150 kg. (Silakan baca juga: Jadwal Pemupukan Pada Tanaman Cabe Yang Baik dan Benar).
(4) Hama dan penyakit pada tanaman, seperti diketahui banyak sekali jenis hama yang menyerang tanaman cabai rawit seperti hawa wereng yang merusak struktur daun muda, tungau merah, kutu daun berwarna kuning yang sering menyebabkan daun menjadi keriting dan terlihat pucat, serta jenis kutu gurem atau biasa disebut thrips. Tanda-tanda tanaman terserang penyakit yakni tanaman berwarna seperti perak, daun menjadi layu, daun mengering bahkan keriting dan adanya bercak-bercak kuning-kecokelatan, tanaman tampak pucat, dan kadang-kadang akar tanaman juga diserang oleh jenis jamur parasit sehingga dapat membuat tumbuhan rawit menjadi mati seketika. Biasanya hama pengganggu tanaman dapat dibasmi dengan menggunakan beberapa obat dari pestisida cair, atau dengan menggunakan predator biologi yang lebih aman.
5. Kegiatan Panen, Pasca Panen, dan Pemasaran Cabai Rawit
Kegiatan panen cabai rawit adalah hal yang sering dinanti-nanti oleh para petani setelah mengalami jerih payah selama proses penenaman, perawatan, serta pengendalian hama pengganggu tanaman. Untuk produksi panen cabai rawit hampir sama dengan cabai besar, hanya saja usia cabai rawit lebih lama yaitu 2-3 tahun, sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi daripada cabai besar. Cabai rawit dapat dipanen ketika buahnya sedang berwarna hijau tua, merah atau sudah matang. Jika cabai rawit dipanen hijau, cabe kelihatan bernas dan berisi. Cabe rawit dipanen dengan cara dipetik, baca: Cara Memetik Buah Cabe Sesuai Anjuran yang Benar.
Pemanenan cabai rawit dapat dilakukan 4-7 hari sekali dalam satu minggunya. Hal ini dilakukan untuk memberi keseragaman cabai rawit agar matang secara bersama, sehingga pemanenan dilakukan secara serentak dan pemanenan juga tergantung pada situasi harga di pasaran. Di pasaran harga cabai rawit hijau dan cabai rawit merah biasanya sangat tinggi.
Beberapa waktu lalu, ketika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Naik secara Nasional (sekitar bulan November 2014 hingga Januari 2015), harga cabai rawit melambung tinggi hingga berada pada kisaran harga Rp. 60.000 hingga Rp.75.000,00-, untuk setiap kilogramnya. Tentu ini adalah harga yang sangat fantastik sehingga cara budidaya cabe rawit dengan hasil panen selangit dapat terwujud. Semoga penjelasan tentang cara budidaya cabe rawit dengan hasil panen selangit bermanfaat untuk teman-teman petani semuanya. Salam super dan hebat untuk petani Indonesia. Selamat mempraktekkan cara ini, semoga berhasil. Baca juga artikel menarik berikut ini: 5 Teknik Perawatan Cabai, Panen 60 Kali Lipat.
Cara Budidaya Cabai Rawit dengan Hasil Panen Selangit
4/
5
Oleh
Wahid Priyono
34 komentar
wah mantap mas artikelnya, aku juga suka cabe. ntar kapan kapan di coba...
Replyterimakasih sudah berkunjung ya sobat Abu Azma...salam kenal. Silakan dicoba untuk membudidaya tanaman cabai rawitnya, semoga berhasil. Salam budidaya, ayo menanam.
ReplyMaka si sob,... baru mau di coba,...he he
ReplyOke mas Naga Mbay, silakan dicoba tutorial budidaya cabai rawit di atas, semoga berhasil. Salam budidaya pertanian, Ayo menanam, ayo berkebun :) mari hijaukan Indonesia dengan tanaman holtikultura buah dan sayuran.
ReplyTerima kasih mas,artikel yang bagus dan ini yang sedang saya cari karena saya mau mencoba dihalaman rumah saya.
ReplyTerima kasih mas,artikel bagus dan saya mau coba dihalaman rumah.
ReplyTerima kasih mas sangat membantu
ReplyTerima kasih mas sangat membantu
ReplyOke. Terimakasih juga untuk mas Moel Al Fattih sudah berkunjung ke blog saya guruilmuan.blogspot.co.id. Salam kenal. Semoga sukses untuk uji coba Anda dalam menanam cabainya di halaman rumah. Ayo menanam, ayo berkebun.
Replyterima kasih, sangat bermanfaat infonya...
Replyoke sama-sama pak De Odink. Selamat mempraktekan tuk budidaya cabe rawitnya, semoga berhasil..
Replyberapa takaran untuk satu batang cabe setiap jenis pupuk yang akan dialokasikan pak?
ReplySalam kenal pak Akhmat Kusnadi. Izin menjawab ya... berdasarkan pengalaman, untuk takaran pupuk tiap 1 batang tanaman cabai rawit adalah masing-masing sebanyak 0,2 kg/pohon, atau setara dengan pupuk pada 2 genggam tangan orang dewasa.Semoga bermanfaat. Takaran 0,2 kg tersebut berlaku untuk semua jenis pupuk. Sebaiknya gunakan pupuk kandang/kompos terlebih dahulu untuk penanaman pada usia di bawah umur 1 bulan.
ReplySalam kenal pak Akhmat, izin menjawab. Berdasarkan pengalaman, untuk takaran pupuk tiap 1 batang tanaman cabai yakni masing-masing 0,2 kg/pohon. Takaran tersebut berlaku untuk semua jenis pupuk. Sebaiknya pada tahap tanam awal gunakan saja terlebih dahulu pupuk kandang yang akan menyuburkan tanah dan tanaman supaya sehat.
Replymas cara memeberantas hama cabe secara alami apa yang bagus ya?? makasih
Replycara mengatasi hama cabe secara alami gimana mas?
Replyjenis hama yang menyerang tanaman cabe mas waypyk apa yah? Biasanya untuk mengusir hama pada tanaman secara alami menggunakan predator biologi.
ReplyMengatasi daun cabe keriting apa y mas
ReplyBerdasarkan referensi, daun cabe menjadi keriting/menggulung dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
Reply(1). Intensitas penyiraman yang kurang, sehingga daun pada tanaman mengalami dehidrasi (kekurangan cairan), sehingga biasanya daunnya menggulung dan rentan terserang hama.;
(2). Pemupukkan yang tidak terjadwal juga menjadi penyebab mengapa daun tanaman menjadi kriting. Pupuk merupakan nutrisi penting bagi tanaman untuk menjaga sistem kesehatan tubuh/organ tanaman yang meliputi bagian daun, batang, akar, dan buahnya.
(3) Disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman. Beberapa jenis hama yang seringkali membuat daun cabe menjadi keriting adalah hama trips dan tungau (mite).
Solusi untuk mengatasi daun cabe keriting adalah dengan:
(1). Memelihara kebersihan lingkungan tanam, pastikan terbebas dari gulma yang tumbuh banyak
(2). Menggunakan cara anorganik: Lakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida yang sesuai target/sasaran. Untuk hama thrips dapat menggunakan insektisida yang berbahan aktif abamektin, karbosulfan, fipronil, imidakloprid. Sementara itu, untuk hama tungau dapat menggunakan bahan aktif akarisida dengan seperti samite, mitac dan mesurol.
(3). Pengendalian secara organik dapat ditempuh dengan penyemprotan biopestisida dari larutan daun Antawali atau brotowali, kapur dan kunyit. Cara membuatnya adalah : 1 kg daun brotowali, 10 sendok makan kapur, 1 kg kunyit di tumbuk atau di blender lalu disaring untuk mengambil larutannya dengan campuran air sebanyak 30ltr. Semprotkan dengan semprotan berkabut secara merata pada daun tanaman cabe yang keriting/menggulung tersebut.
(4). Secara mekanis yakni dapat dilakukan dengan cara memotong daun yang terserang hama/penyakit atau mencabut tanaman jika belum terjadi serangan yang banyak. Akan tetapi jika terjadi serangan di seluruh tanaman mau tidak mau harus dilakukan pencabutan dan pembakaran tanaman bertujuan untuk mencegah serangan hama pada periode tanam yang akan datang.
numpang belajar
Replysilakan mas Papoyz, sama-sama belajar kita. semoga bermanfaat ya artikel tentang budidaya cabai rawit di atas. Terima kasih.
ReplyTips untuk cara budidaya cabai rawit di polybag agar lebat dan subur bagaimana ya mas?
ReplyHalo mas Tantan Taofik,
ReplyHehe, sepertinya perlu saya buatkan artikelnya kali ya mas.. :D
Terimakasih mas atas sarannya.
Namun supaya tanaman cabe lebat dan subur mas Tantan bisa membaca artikel saya yang lain seperti:
(1). http://guruilmuan.blogspot.co.id/2015/12/pupuk-untuk-cabe-supaya-cepat-berbuah.html
(2). Gunakan penyemaian cabe dengan teknik steril pro > http://guruilmuan.blogspot.co.id/2015/12/cara-semai-cabe-steril-pro-dihasilkan_3.html
(3). Lakukan perawatan tanaman cabe: http://guruilmuan.blogspot.co.id/2015/12/5-teknik-perawatan-cabai-panen-60-kali.html
Semoga bermanfaat. Terimakasih.
D tunggu artikel nya mas :D
ReplyInsya Allah mas, nanti kalau ada waktu cukup banyak, saya akan mencoba untuk membuatkan artikel budidaya cabenya di pot polybag dan membalas komentar di salah satu komentar mas Tantan. Terimakasih.
Replysalam kenal mas..... saya udah coba budidaya tanam cabe rawit dengan polibag..... sekarang sudah mulai buah. kan untuk mengendalikan hama tanaman cabe seperti kutu daun, ulat dan keriting biasanya dilakukan penyemprotan sore atau malem hari.... lah sekarang klu malem ujan terus.... .. gmana peyemprotannya mas... kan hama bergerak malam hari..... gmna mas ya....
ReplyHallo mas Marjoko ngatijan... salam kenal juga pak.
ReplySepertinya tidak setiap hari hujan ya pak, hehe.. :D
Jadi penyemprotannya sebaiknya dilakukan waktu siang menjelang sore hari saja pak, nunggu pas tidak hujan, hehe. Semoga membantu ya pak. Sukses selalu untuk anda. Terimakasih.
aslm pak saya mau tanya tentang budaya cabe terkait masalah pemupukan semprot menggunakan kcl, sp, phonska dilarutkan apakah perlu dipupuk tabur padat urea, sp, phonska lagi, yang kedua pupuk semprot larutan urea dan tsp, apa bisa digunakan untuk padi, dan apakah perlu pemupukan padat urea, tsp, lagi mohon pencerahannya
ReplyHallo pak Ardi Nata. Salam kenal pak...
ReplySenang saya bisa berjumpa dengan anda melalui media blog ini.
Izin menjawab pak...
Berdasarkan pengalaman saya, bisa pak setelah disemprot phonska, selang 1 - 2 minggu diberi pupuk tabur KCL, urea, phonska lagi bisa. Pupuk urea, NPK mutiara, tsp bisa juga pak untuk padi. Semoga membantu.
Wah hebat bener ilmunya..
ReplyMkasih ilmunya pak :-bd
Wah mantap ilmunya pak. :-bd
ReplyIzin bacanya pak
Hallo pak Hendra Gunawan. Terimakasih sudah membaca artikel yang saya tulis tentang budidaya cabe rawit. Semoga bermanfaat untuk anda. Salam kenal pak :)
ReplyMas saya boleh minta nomor wa nya ? Atau boleh tolong wa saya di 081242373363 bila berkenan. Saya baru ingin mencoba budidaya cabe .. dan sangat butuh banyak masukan..terima kasih
Reply