Cara Budidaya JAHE di Wadah Polybag dengan Mudah, Simpel dan Hasil Menguntungkan

Saya paling suka membuat minuman dari jahe. Kadang-kadang saya juga buat bubur kacang hijau dengan menambahkan jahe di dalamnya. Alasan inilah yang membuat saya membudidaya jahe karena jika sewaktu-waktu saya butuh maka tinggal ambil saja karena sudah ditanam banyak di pekarangan rumah.

Saya membudidaya jahe sudah lama sejak masih duduk di bangku SMA. Selain tanaman jahe, juga banyak jenis tanaman apotek hidup yang saya tanam. Ya tujuan tadi, jika sewaktu-waktu saya butuh jadi tidak perlu repot harus beli dulu di warung atau pasar. Kapan butuhnya langsung ambil saja. 
Misalnya ketika saja sedang tidak enak badan atau habis pulang kerja kehujanan, saya bisa membuat wedang jahe untuk menghangatkan tubuh. Selain itu, ini menghemat biaya belanja jika kita mau telaten menanam tanaman buah, tanaman sayuran maupun apotek hidup di sekitar rumah.

Untuk budidaya tanaman jahe saya lebih suka melakukannya di karung atau di wadah polybag. Ini saya lakukan karena saat membudidaya jahe di wadah karung bekas atau polybag maka pertumbuhan tunasnya akan semakin cepat. Apalagi menambahkan pupuk kandang dan penyiraman rutin maka rimpangnya akan semakin cepat banyak.

Cara budidaya/menanam jahe cukup simpel dan gampang dipraktekan. Caranya masukkan tanah yang sudah dicampur pupuk kotoran ayam dengan perbandingan 80% tanah, 20% pupuk kandang. Setelah itu, masukkan kedua media tanam yang sudah dicampur tersebut ke dalam wadah polybag/karung ukuran kecil, barulah diamkan dulu selama satu minggu agar racun di dalam tanah hilang.

Setelah pendiaman media satu minggu, baru setelah itu bisa menanam jahe yang rimpangnya sudah memiliki mata tunas. Tapi kalau saya biasanya mengambil mata tunas dari tanaman lain untuk bibit. Mata tunas ditimbun pada media tanam kurang lebih sedalam 3-4 cm. Setelah itu, lakukan penyiraman rutin setiap hari untuk memastikan bahwa tanahnya tetap lembab. Tanah yang lembab dan cukup air justru disukai tanaman jahe, dan membuat tunas cepat tumbuh karena ketercukupan airnya memadai. Jika kondisi media tanam kering, biasanya pertumbuhan tunas akan lambat, sehingga tanaman semakin lama beranak pinak.

tanaman jahe di wadah polybag yang saya tanam


Selain penyiraman, lakukan juga penyiangan di sekitar media tanam jika memang ada gulma/rumput liar yang tumbuh. Penyiangan saya lakukan biasanya setiap 2 minggu sekali, atau bisa dipantau per pekannya. Untuk masalah hama dan penyakit jujur saya jarang menemuinya. Mungkin analisis saya daun jahe dan rimpangnya ini tidak disukai hama dan penyakit.

Nah, jika kemudian bibit jahe yang ditanam sudah dewasa dan menghasilkan banyak mata tunas baru, maka bisa diambil beberapa bagian untuk bibit yang kemudian dipindahkan pada media polybag/karung lainnya. Saya sendiri bisa memiliki lebih dari 50 wadah polybag yang berisi tanaman jahe. Dan mungkin sekarang bisa ratusan bibit karena setiap kali ada mata tunas saya pindahkan. Dengan begitu, maka kita bisa memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang sempit untuk menanam tanaman apotek hidup yang bermanfaat bagi kesehatan.

Tanaman jaheku mulai bertunas



Jadi bagi teman-teman yang tinggal di area perkotaan masih berpeluang besar untuk menanam jahe di pekarangan rumah. Ini kegiatan simpel kok, jadi tidak perlu membuat lahan bedengan untuk menanam jahe. Selain itu, dengan menanam jahe, juga kita turut membuat lingkungan sekitar tetap asri dan hijau. Ayo produktif dengan menanam jahe di sekitar rumah. Selamat mencoba ya teman-teman petani. #YukMenanamJahe. Silakan baca juga tulisan saya yang lainnya: Cara Budidaya Labu Air/Labu Putih yang Simpel, Mudah dan Menguntungkan.

Artikel Terbaru

Cara Budidaya JAHE di Wadah Polybag dengan Mudah, Simpel dan Hasil Menguntungkan
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar