Pestisida merupakan bahan kimia beracun yang digunakan oleh para petani untuk memberantas hama dan penyakit yang mengganggu tanaman hortikultura yang mereka budidaya di lahan pertanian.
Umumnya, pestisida mempunyai merek terkenal, dan dibagi menjadi beberapa golongan sesuai target yang hendak diberantas, misalnya sering kita kenal adanya herbisida yaitu jenis pestisida yang berfungsi untuk memberantas tumbuhan pengganggu tanaman budidaya (gulma), fungisida untuk membunuh cendawan/jamur parasit yang merusak akar, batang, daun maupun buah pada tanaman. Serta ada juga rodentisida untuk membunuh hewan pengerat seperti hama tikus. Dan masih banyak lagi merek terkenal dari pestisida, termasuk insektisida untuk membunuh serangga.
Pemakaian pestisida yang berlebih juga tidak dianjurkan. Hal ini tentu saja mempunyai alasan bahwa, pestisida yang diberikan secara berlebihan pada tanaman budidaya juga tidak bagus bagi kesehatan organ tubuh manusia yang mengonsumsinya. Sebagai contoh, senyawa kimia DDT yang terkandung pada pestisida bisa menyebabkan mutasi gen dan kromosom, sehingga seorang laki-laki yang terpapar DDT, maka prilakunya akan menyerupai wanita (kewanita-wanitaan).
Tidak hanya itu, senyawa kimia pestisida bisa menyebabkan pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran udara yang bisa brakibat fatal dan kematian.
Seseorang yang keracunan pestisida akut mungkin saja senyawa pestisida tersebut terhirup masuk ke sistem pernafasan (paru-paru) sehingga memperlambat fungsi pernafasan dan difusi oksigen ke jaringan tubuh.
Senyawa kimia pestisida yang larut dalam air dan tanah dapat menimbulkan pencemaran air dan tanah. Jika tanah tercemar senyawa kimia pestisida, maka tekstur tanah tidak gembur lagi, tanah menjadi lebih padat, tingkat kesuburan tanah semakin menurun. Pencemaran air yang terjadi akibat pestisida juga akan berdampak pada kerusakan ekosistem, sebab keseimbangan ekosistem terganggu. Sebagai contoh matinya ikan-ikan kecil akibat tercemar pestisida yang terlarut di air dengan kadar molaritas/konsentrasi yang terlalu tinggi.
Beberapa jenis hama dan penyakit pada tanaman terkadang menjadi resisten (kebal) terhadap senyawa kimia pestisida jika pemberiannya tidak dilakukan secara tuntas.
Penggunaan pupuk-pupuk anorganik secara berlebihan juga dapat berdampak pada kerusakan struktur tanah, sehingga tanahnya menjadi gersang/padat, sulit dilakukan pengolahan lebih lanjut, tingkat kesuburan tanah menurun, dan lain sebagainya. Solusi: gunakanlah pupuk organik dan anorganik secara wajar, tidak berlebihan, serta lakukan sistem pertanian bergilir (rotasi tanam) pada lahan tanam yang anda miliki.
Semoga informasi di atas dapat berguna untuk anda. Untuk menambah pengetahuan anda, jangan lewatkan juga baca dan klik artikel di bawah ini: 8 Dampak Buruk Penggunaan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungan.
Umumnya, pestisida mempunyai merek terkenal, dan dibagi menjadi beberapa golongan sesuai target yang hendak diberantas, misalnya sering kita kenal adanya herbisida yaitu jenis pestisida yang berfungsi untuk memberantas tumbuhan pengganggu tanaman budidaya (gulma), fungisida untuk membunuh cendawan/jamur parasit yang merusak akar, batang, daun maupun buah pada tanaman. Serta ada juga rodentisida untuk membunuh hewan pengerat seperti hama tikus. Dan masih banyak lagi merek terkenal dari pestisida, termasuk insektisida untuk membunuh serangga.
Hidroponik Merupakan Cara Bertani yang Bebas Pestisida dan Lebih Menyehatkan. Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan). |
Pemakaian pestisida yang berlebih juga tidak dianjurkan. Hal ini tentu saja mempunyai alasan bahwa, pestisida yang diberikan secara berlebihan pada tanaman budidaya juga tidak bagus bagi kesehatan organ tubuh manusia yang mengonsumsinya. Sebagai contoh, senyawa kimia DDT yang terkandung pada pestisida bisa menyebabkan mutasi gen dan kromosom, sehingga seorang laki-laki yang terpapar DDT, maka prilakunya akan menyerupai wanita (kewanita-wanitaan).
Tidak hanya itu, senyawa kimia pestisida bisa menyebabkan pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran udara yang bisa brakibat fatal dan kematian.
Seseorang yang keracunan pestisida akut mungkin saja senyawa pestisida tersebut terhirup masuk ke sistem pernafasan (paru-paru) sehingga memperlambat fungsi pernafasan dan difusi oksigen ke jaringan tubuh.
Senyawa kimia pestisida yang larut dalam air dan tanah dapat menimbulkan pencemaran air dan tanah. Jika tanah tercemar senyawa kimia pestisida, maka tekstur tanah tidak gembur lagi, tanah menjadi lebih padat, tingkat kesuburan tanah semakin menurun. Pencemaran air yang terjadi akibat pestisida juga akan berdampak pada kerusakan ekosistem, sebab keseimbangan ekosistem terganggu. Sebagai contoh matinya ikan-ikan kecil akibat tercemar pestisida yang terlarut di air dengan kadar molaritas/konsentrasi yang terlalu tinggi.
Beberapa jenis hama dan penyakit pada tanaman terkadang menjadi resisten (kebal) terhadap senyawa kimia pestisida jika pemberiannya tidak dilakukan secara tuntas.
Penggunaan pupuk-pupuk anorganik secara berlebihan juga dapat berdampak pada kerusakan struktur tanah, sehingga tanahnya menjadi gersang/padat, sulit dilakukan pengolahan lebih lanjut, tingkat kesuburan tanah menurun, dan lain sebagainya. Solusi: gunakanlah pupuk organik dan anorganik secara wajar, tidak berlebihan, serta lakukan sistem pertanian bergilir (rotasi tanam) pada lahan tanam yang anda miliki.
Semoga informasi di atas dapat berguna untuk anda. Untuk menambah pengetahuan anda, jangan lewatkan juga baca dan klik artikel di bawah ini: 8 Dampak Buruk Penggunaan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungan.
Dampak (Akibat) Pemakaian Pestisida dan Pupuk Anorganik Secara Berlebihan
4/
5
Oleh
Wahid Priyono