Pematangan buah-buahan dapat dilakukan dengan beberapa teknik seperti menggunakan gas karbit/etilen, pengemposan, dan lain sebagainya. Beberapa cara pemeraman buah pisang secara tradisional telah banyak diterapkan di berbagai daerah di Indonesia, khususnya bagi petani pisang yang menginginkan hasil panen buah pisangnya lekas matang, dan sesegera mungkin siap di distribusikan ke pangsa pasar.
Buah Pisang Siap Dipanen. Photo Original by: Wahid Priyono (Guru Ilmuan Indonesia). |
Berikut ini beberapa cara tradisional dalam pemeraman buah pisang dengan daun gamal dan ethrel/ethepon:
Pemeraman dengan daun gamal
Buah pisang yang akan diperam disusun
dalam keranjang yang diberi alas koran. Bagian atasnya diberi daun gamal kurang
lebih 20% dari berat pisang yang diperam. Dalam 3 – 4 hari buah pisang akan
menjadi masak. Selain daun gamal, dapat pula dipergunakan daun mindi (Melna zadarch) atau daun picung (Pangum edule). Daun gamal mempunyai nama
yang berbeda-beda pada setiap daerah. Di Aceh, daun gamal dikenal dengan nama
pohon ayek atau lanbo, di Jabar disebut Cepbyar, di Yogyakarta disebut
gembiraloka atau johan tulungagung, di Surakarta disebut wit sepium, dan di
Bali selatan dinamakan pohon ampera
Pemeraman dengan ethrel atau ethepon
Ethrel atau ethepon adalah suatu
larutan yang mengandung bahan aktif 2 chloro ethyl phosphonic acid yang dapat
menghasilkan ethylene secara langsung pada jaringan tanaman. Dengan timbulnya
ethylene, maka kematangan buah dipercepat. Dengan memakai ethrel 1.000 ppm,
maka dalam 3 – 4 hari buah pisang akan menjadi matang. Silakan klik dan baca juga: Manfaat dan Kekurangan Gas Etilen.
Sumber Referensi:
Satuhu, Suyanti dan Supriyadi, Ahmad. 2005. Pisang, Budidaya Pengolahan dan Prospek Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Cara Pemeraman Buah Pisang dengan Daun Gamal dan Ethrel/Ethepon
4/
5
Oleh
Wahid Priyono