Tanaman pare belut mempunyai karakteristik/ciri-ciri bentuk buahnya memanjang menyerupai seperti belut kira-kira mencapai 40 - 130 cm dengan diameter tubuhnya kisaran angka 4 - 8 cm. Pare belut tergolong dari keluarga (famili) Cucurbitaceae atau keluarga dari timun-timunan sebab hampir semua daerah di Indonesia dapat ditanami jenis pare belut ini. Lingkungan tanam tropis sangat mendukung dalam kesuksesan budidaya buah pare belut ini.
Adapun ciri-ciri (karakteristik) lain yang menjadi ciri khas dari tanaman pare belut diantaranya yakni rasa daging buahnya tidak pahit layaknya seperti pare pahit, sangat enak untuk disayur, daging buah rasanya anyep (tanpa rasa), permukaan kulit luar buahnya terkadang berwarna belang-belang yaitu hijau keputihan bergaris memanjang. Selain itu, buahnya juga memiliki aroma yang khas.
Pare belut sangat cocok dibudidaya di daerah berdataran rendah maupun di daerah berdataran tinggi mulai dari ketinggian lahan 5 - 800 meter di bawah permukaan air laut (mdpl). Pada beberapa kasus, penanaman buah pare belut ini dapat dilakukan secara bersamaan dengan tanaman palawija di sekitarnya. Di daerah perbukitan, misalnya di daerah Gisting provinsi Lampung, pembudidayaannya dilakukan di daerah-daerah pegunungan dan perbukitan yang memang dikhususkan untuk ditanami sayur mayur dan buah-buahan.
Kondisi iklim ataupun cuaca yang sedang sangat memungkinkan untuk syarat tumbuh tanaman pare belut ini agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Lingkungan baik itu berada pada kisaran suhu 20 - 29 derajat celcius, serta kelembaban 80 - 90 %.
Adapun jenis tanah yang paling cocok untuk budidaya menanam pare belut ini tanah jenis aluvial, andosol, grumosol, tanah liat berhumus, atau tanah liat yang diolah dengan mencampurkan pupuk kandang atau kompos.
Syarat tumbuh yang lain yakni, kondisi tingkat keasaman tanah (pH tanah) sebaiknya sangat rekomendasi berada pada kisaran pH 5,5 - 7. Apabila pH tanah di bawah 5, maka dapat menggunakan kapur/dolomit. Caranya campurkan tanah hasil bajakan/cangkulan dengan dolomit, yakni untuk 2 ton dolomit digunakan untuk mencampuri lahan bajakan seluas 1 hektar agar tanah menjadi netral dan tidak terlalu asam.
Curah hujan yang baik juga menjadi pedoman para petani hortikultura ini yaitu 800 - 1.200 mm/tahun, dengan tingkat pencahayaan matahari yang cukup sepanjang hari sehingga penanaman pare belut ini sebaiknya dilakukan pada lahan terbuka seperti areal perkebunan, area ladang, maupun sawah-sawah, tegalan, daerah miring (terassering), maupun daerah perbukitan dan lereng-lereng pegunungan yang kaya akan unsur organik di dalam tanahnya. Baca juga referensi: Cara Budidaya Pare Belut Dari Biji Secara Organik Agar Cepat Berbuah Lebat.
Adapun ciri-ciri (karakteristik) lain yang menjadi ciri khas dari tanaman pare belut diantaranya yakni rasa daging buahnya tidak pahit layaknya seperti pare pahit, sangat enak untuk disayur, daging buah rasanya anyep (tanpa rasa), permukaan kulit luar buahnya terkadang berwarna belang-belang yaitu hijau keputihan bergaris memanjang. Selain itu, buahnya juga memiliki aroma yang khas.
Pohon Pare Belut Sedang Berbuah, Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan). |
Pare belut sangat cocok dibudidaya di daerah berdataran rendah maupun di daerah berdataran tinggi mulai dari ketinggian lahan 5 - 800 meter di bawah permukaan air laut (mdpl). Pada beberapa kasus, penanaman buah pare belut ini dapat dilakukan secara bersamaan dengan tanaman palawija di sekitarnya. Di daerah perbukitan, misalnya di daerah Gisting provinsi Lampung, pembudidayaannya dilakukan di daerah-daerah pegunungan dan perbukitan yang memang dikhususkan untuk ditanami sayur mayur dan buah-buahan.
Kondisi iklim ataupun cuaca yang sedang sangat memungkinkan untuk syarat tumbuh tanaman pare belut ini agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Lingkungan baik itu berada pada kisaran suhu 20 - 29 derajat celcius, serta kelembaban 80 - 90 %.
Adapun jenis tanah yang paling cocok untuk budidaya menanam pare belut ini tanah jenis aluvial, andosol, grumosol, tanah liat berhumus, atau tanah liat yang diolah dengan mencampurkan pupuk kandang atau kompos.
Syarat tumbuh yang lain yakni, kondisi tingkat keasaman tanah (pH tanah) sebaiknya sangat rekomendasi berada pada kisaran pH 5,5 - 7. Apabila pH tanah di bawah 5, maka dapat menggunakan kapur/dolomit. Caranya campurkan tanah hasil bajakan/cangkulan dengan dolomit, yakni untuk 2 ton dolomit digunakan untuk mencampuri lahan bajakan seluas 1 hektar agar tanah menjadi netral dan tidak terlalu asam.
Curah hujan yang baik juga menjadi pedoman para petani hortikultura ini yaitu 800 - 1.200 mm/tahun, dengan tingkat pencahayaan matahari yang cukup sepanjang hari sehingga penanaman pare belut ini sebaiknya dilakukan pada lahan terbuka seperti areal perkebunan, area ladang, maupun sawah-sawah, tegalan, daerah miring (terassering), maupun daerah perbukitan dan lereng-lereng pegunungan yang kaya akan unsur organik di dalam tanahnya. Baca juga referensi: Cara Budidaya Pare Belut Dari Biji Secara Organik Agar Cepat Berbuah Lebat.
Mengenal Ciri-Ciri, dan Syarat Tumbuh Pare Belut
4/
5
Oleh
Wahid Priyono