Seiring dengan pesatnya era teknologi dan informasi, serta giatnya para ahli di bidang pertanian maka banyak sekali produk-produk bioteknologi modern yang melibatkan proses rekayasa genetika di dunia pertanian, sehingga sering dijumpai adanya tanaman transgenik yang juga berperan penting untuk meningkatkan kualitas dari produk pertanian hortikultura itu sendiri.
Rekayasa genetika dengan transfer gen antisenescens digunakan untuk menghambat enzim poligalakturonase, (yaitu enzim yang mengkatalisis proses perusakan pada dinding sel tumbuhan), sehingga proses pelunakan buah dapat diperlambat, dan pada akhirnya buah tidak mudah membusuk sebelum didistribusikan/dijual di pasaran. Adalah contohnya tomat flavr savr dan tomat rampai yang memiliki tingkat kematangan buah lebih lama setelah dipetik dari pohonnya langsung, sehingga tidak mudah membusuk sebelum diedarkan ke pasaran/supermarket.
Tanaman Tomat Rampai, Copyright, Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Contoh lainnya, adalah melon yang ditransfer dengan menggunakan gen baru dari bakteriofag T3 yang berfungsi untuk mengurangi pembentukan hormon tumbuhan (fitohormon) yaitu hormon etilen yang merupakan hormon pada tumbuhan yang berperan dalam mengatur aktivitas fisiologis pemantangan buah-buahan.
Dengan adanya beberapa keuntungan pemanfaatan bioteknologi modern yakni rekayasa genetika di dunia pertanian melalui pengadaan tanaman transgenik, maka tentu saja itu sangat bermanfaat bagi kemashalatan umat manusia di bumi, sehingga hasil dari panen pertanian dapat lebih unggul dan diminimalisir tingkat kegagalan bahkan tingkat kerugiannya. Jangan lupa baca juga: Pentingnya Kelompok Tani di Daerah Bagi Pengembangan Pertanian
Tanaman Transgenik: Buah-Buahan Yang Lebih Tahan Untuk Disimpan
4/
5
Oleh
Wahid Priyono