Dunia peternakan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Banyak sekali saat ini para remaja, orang dewasa yang telah mulai menekuni dunia peternakan di daerahnya masing-masing.
Peternakan dapat dijadikan sebagai dunia usaha. Misalnya saja usaha budidaya burung puyuh, yang mungkin juga sangat cocok bagi kalangan penggemar budidaya burung dan sekaligus juga memanfaatkan telur maupun dagingnya untuk dijadikan menu olahan kuliner yang lezat.
Dunia perternakan saat ini juga telah mengalami perkembangan dalam hal pemanfaatan teknologi informasi, dan yang paling terpenting yakni memanfaatkan produk bioteknologi unggul yang mampu membantu dalam memecahkan permasalahan yang barangkali terjadi di tengah-tengah masyarakat peternak di Indonesia.
Salah satu pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan yakni memanfaatkan bidang kajian bioteknologi, baik secara tradisional maupun dengan rekayasa genetika.
Pengembangan bioteknologi dalam bidang peternakan telah menghasilkan beberapa produk penting seperti antibodi, hormon, vaksin, dan juga pakan ternak yang berasal dari mikroba yang dikristalkan.
Beberapa jenis hormon yang dimanfaatkan dalam bidang peternakan misalnya adalah hormon BGH (bovine growth hormone) yang dihasilkan dari jenis bakteri Escherchia coli dari usus besar manusia yang telah dilakukan rekayasa genetika, sehingga kehadiran hormon BGH tersebut mampu memberi stimulus/merangsang pertumbuhan dan perkembangan pada hewan ternak sehingga produksi susu dan daging dapat ditingkatkan supaya mutu dan kualitasnya menjadi tinggi. Salah satu jenis ternak yang paling dominan (banyak) menggunakan hormon BGH yakni ayam petelur ras, burung puyuh, ayam kalkun, ayam boiler, dan lain sebagainya.
Terdapat juga jenis hormon EGF (epidermal growth factor) yang merupakan salah satu jenis hormon pertumbuhan sintetis pada hewan ternak yang dapat mempercepat pertumbuhan rambut domba penghasil wol. Apabila ditambahan EGF pada domba tersebut, maka secara berangsur-angsur domba tersebut akan mempunyai rambut yang tumbuh lebih cepat, helaian rambutnya lebih tipis, serta akan mudah rontok secara sendirinya, artinya tidak perlu dicukur secara manual.
Selain itu jenis vaksin dan antibiotik juga seringkali diberikan pleh peternak dan pembudidaya hewan unggas untuk menjaga kekebalan tubuh hewan ternak. Beberapa jenis vaksin anti virus tetelo yang seringkali menyerang hewan unggas seperti burung dan ayam, juga ada jenis-jenis antibiotik tertentu yang dijual secara komersial di pasaran. Untuk mendapatkannya, biasanya dokter hewan, dinas pertanian dan peternakan, serta toko obat perternakan cukup menyediakan beberapa jenis hormon, vaksin dan juga obat antibiotik yang dapat dibeli secara langsung oleh peternak yang membutuhkannya.
Peternakan dapat dijadikan sebagai dunia usaha. Misalnya saja usaha budidaya burung puyuh, yang mungkin juga sangat cocok bagi kalangan penggemar budidaya burung dan sekaligus juga memanfaatkan telur maupun dagingnya untuk dijadikan menu olahan kuliner yang lezat.
Dunia perternakan saat ini juga telah mengalami perkembangan dalam hal pemanfaatan teknologi informasi, dan yang paling terpenting yakni memanfaatkan produk bioteknologi unggul yang mampu membantu dalam memecahkan permasalahan yang barangkali terjadi di tengah-tengah masyarakat peternak di Indonesia.
Salah satu pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan yakni memanfaatkan bidang kajian bioteknologi, baik secara tradisional maupun dengan rekayasa genetika.
Pengembangan bioteknologi dalam bidang peternakan telah menghasilkan beberapa produk penting seperti antibodi, hormon, vaksin, dan juga pakan ternak yang berasal dari mikroba yang dikristalkan.
Berternak Burung Puyuh, Photografer: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Beberapa jenis hormon yang dimanfaatkan dalam bidang peternakan misalnya adalah hormon BGH (bovine growth hormone) yang dihasilkan dari jenis bakteri Escherchia coli dari usus besar manusia yang telah dilakukan rekayasa genetika, sehingga kehadiran hormon BGH tersebut mampu memberi stimulus/merangsang pertumbuhan dan perkembangan pada hewan ternak sehingga produksi susu dan daging dapat ditingkatkan supaya mutu dan kualitasnya menjadi tinggi. Salah satu jenis ternak yang paling dominan (banyak) menggunakan hormon BGH yakni ayam petelur ras, burung puyuh, ayam kalkun, ayam boiler, dan lain sebagainya.
Terdapat juga jenis hormon EGF (epidermal growth factor) yang merupakan salah satu jenis hormon pertumbuhan sintetis pada hewan ternak yang dapat mempercepat pertumbuhan rambut domba penghasil wol. Apabila ditambahan EGF pada domba tersebut, maka secara berangsur-angsur domba tersebut akan mempunyai rambut yang tumbuh lebih cepat, helaian rambutnya lebih tipis, serta akan mudah rontok secara sendirinya, artinya tidak perlu dicukur secara manual.
Selain itu jenis vaksin dan antibiotik juga seringkali diberikan pleh peternak dan pembudidaya hewan unggas untuk menjaga kekebalan tubuh hewan ternak. Beberapa jenis vaksin anti virus tetelo yang seringkali menyerang hewan unggas seperti burung dan ayam, juga ada jenis-jenis antibiotik tertentu yang dijual secara komersial di pasaran. Untuk mendapatkannya, biasanya dokter hewan, dinas pertanian dan peternakan, serta toko obat perternakan cukup menyediakan beberapa jenis hormon, vaksin dan juga obat antibiotik yang dapat dibeli secara langsung oleh peternak yang membutuhkannya.
Peran Hormon EGF, BGH, E.Colli dalam Bidang Peternakan
4/
5
Oleh
Wahid Priyono