Budidaya tanaman holtikultura buah cabai merah, cabai rawit, dan cabai keriting memang sangat populer. Dari sekian banyak tanaman holtikultura buah maupun sayur, tanaman cabailah yang cukup banyak dibudidaya oleh masyarakat petani di Indonesia.
Petani pemula seringkali merasa bingung terkait dengan pupuk dasar apa yang sering digunakan untuk menanam cabai pada masa tanam awal, pertengahan waktu tanam, dan pupuk yang diberikan pada saat tanaman berada masa pertumbuhan buah ketika hendak menginjak waktu panen.
Untuk memperoleh hasil panen cabai yang optimal sering dijumpai para petani menggunakan pupuk-pupuk anorganik yang memang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman. Namun berdasarkan pengalaman pemberian pupuk anorganik (misal: TSP, Urea, KCl, dan lainnya) hanya akan membuat tanaman menjadi tinggi dan subur, akan tetapi biasanya buahnya sedikit. Namun sebaliknya, ketika pemberian pupuk organik (kompos/pupuk kandang), biasanya tanaman cabai memiliki batang yang jauh lebih kuat dari tanaman yang diberikan pupuk anorganik.
Para penggemar pertanian di daerah Natar (Lampung Selatan) telah membuktikan tentang beberapa keuntungan penggunaan pupuk organik ainataranya, yakni: (1). Ramah terhadap lingkungan, tanah, dan air di sekitar tempat pembudidayaan tanaman, (2). Organ tanaman lebih kuat dan nampak segar, (3). Tidak rentan terserang penyakit, sistem pertahanan tubuh tanaman menjadi produktif, (4) Pembungaan berlangsung lebih cepat, (5). Buah yang dihasilkan lebih berkualitas, buahnya lebat.
Dari beberapa kriteria di atas, jelaslah bahwa penggunaan pupuk dasar organik (pupuk kandang dan kompos hasil fermentasi) sangatlah bagus bagi pertumbuhan tanaman hingga menghasilkan buah. Pupuk dasar organik inilah yang dapat diberikan pada tanaman sejak usia tanam awal, usia pertengahan, maupun pemberian ketika proses pembungaan tanaman sedang berlangsung. Jangan lupa juga tambah wawasan anda dengan membaca artikel terkait berikut: Pupuk Kandang, Cara Pembuatan Pupuk Kandang Serta Peranannya Bagi Pertumbuhan Tanaman.
Petani pemula seringkali merasa bingung terkait dengan pupuk dasar apa yang sering digunakan untuk menanam cabai pada masa tanam awal, pertengahan waktu tanam, dan pupuk yang diberikan pada saat tanaman berada masa pertumbuhan buah ketika hendak menginjak waktu panen.
 |
| Buah Cabai Berbuah Lebat Berkat Pupuk Dasar Organik. Foto Original By: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Untuk memperoleh hasil panen cabai yang optimal sering dijumpai para petani menggunakan pupuk-pupuk anorganik yang memang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman. Namun berdasarkan pengalaman pemberian pupuk anorganik (misal: TSP, Urea, KCl, dan lainnya) hanya akan membuat tanaman menjadi tinggi dan subur, akan tetapi biasanya buahnya sedikit. Namun sebaliknya, ketika pemberian pupuk organik (kompos/pupuk kandang), biasanya tanaman cabai memiliki batang yang jauh lebih kuat dari tanaman yang diberikan pupuk anorganik.
Para penggemar pertanian di daerah Natar (Lampung Selatan) telah membuktikan tentang beberapa keuntungan penggunaan pupuk organik ainataranya, yakni: (1). Ramah terhadap lingkungan, tanah, dan air di sekitar tempat pembudidayaan tanaman, (2). Organ tanaman lebih kuat dan nampak segar, (3). Tidak rentan terserang penyakit, sistem pertahanan tubuh tanaman menjadi produktif, (4) Pembungaan berlangsung lebih cepat, (5). Buah yang dihasilkan lebih berkualitas, buahnya lebat.
Dari beberapa kriteria di atas, jelaslah bahwa penggunaan pupuk dasar organik (pupuk kandang dan kompos hasil fermentasi) sangatlah bagus bagi pertumbuhan tanaman hingga menghasilkan buah. Pupuk dasar organik inilah yang dapat diberikan pada tanaman sejak usia tanam awal, usia pertengahan, maupun pemberian ketika proses pembungaan tanaman sedang berlangsung. Jangan lupa juga tambah wawasan anda dengan membaca artikel terkait berikut: Pupuk Kandang, Cara Pembuatan Pupuk Kandang Serta Peranannya Bagi Pertumbuhan Tanaman.
Menanam Cabai (CABE) Dengan Pupuk Dasar Apa?
4/
5
Oleh
Wahid Priyono
