Beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi dan membaca-baca beberapa ulasan materi dan kegiatan-kegiatan melalui laman resmi indonesia berkebun, dan saya mencoba untuk membaca beberapa ulasan di akun twitternya. Saya juga sempat terheran-heran dan kagum sekali dengan tindakan para member Indonesia berkebun tersebut, yakni mereka selalu melakukan budaya berkebun di kompleks halaman rumah yang mereka miliki, atau di berbagai instansi pemerintahan, tingkat daerah dan tingkat keluarga, intinya bahwa mereka semua melakukan kegiatan berkebun.
Dari beberapa gambar dan kegiatan yang dilakukan oleh pihak Indonesia berkebun, sungguh saya sangat mengapresiasi kinerja mereka. Ternyata mereka sangat konsisten dan melakukan serangkaian kegiatan berkebun sehari-hari yang dilakukan di berbagai provinsi di Indonesia.
Iseng-iseng saya mencoba melihat following twitter @ID_Berkebun, dan ternyata saya melihat banyak sekali chanel/jaringan dari komunitas indonesia berkebun tersebut, mulai dari tingkat daerah di masing-masing provinsi di Indonesia, juga di tingkat Perguruan Tinggi (PT) pun telah diadakan kegiatan keren semacam berkebun.
Dari beberapa kegiatan berkebun yang dilakukan oleh banyak kalangan akademisi, masyarakat yang ada di Indonesia melalui komunitas Indonesia berkebun, maka ada suatu tantangan global ke depan menyangkut bagaimana seseorang harus mampu mengubah lingkungan yang gersang (tandus) menjadi lingkungan yang asri dan mencegah bahaya dari global warming itu sendiri.
Indonesia berkebun merupakan komunitas yang menurut saya sangat positif untuk bagaimana menjawab tantangan global tentang global warming. Indonesia berkebun ternyata telah mampu melakukan sosialisasi kepada masyarakat dunia tentang manfaat positif berkebun, sehingga proses sosialisasi kepada masyarakat dunia ini harus dilakukan secepat terus-menerus dalam jangka waktu yang tak terhitung.
Melalui apa yang saya pelajari dari komunitas Indonesia Berkebun, saya semakin berkaca pada diri saya pribadi tentang ternyata betapa pentingnya kegiatan berkebun menjadi budaya untuk merubah lingkungan menjadi lebih proporsional. Dan cara lain yang paling efektif untuk menunjang kesuksesan budaya berkebun adalah memberikan pemahaman kepada anak sejak dini tentang hobi berkebun. Sebab cara ini sangatlah efektif untuk melakukan sosialisasi berkebun tingkat keluarga.
Sebagai seorang ayah atau ibu rumah tangga, seyogyanya kita harus mampu mengajak anak-anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup, yakni dengan menanamkan hobi berkebun kepada mereka, lalu mengimplementasikan langsung di lapangan tentang berkebun yang sesungguhnya.
Sebagai contoh, seorang ayah dan ibu dapat mengajak anak-anaknya untuk melakukan kegiatan penanaman berbagai jenis tanaman sayur mayur, rempah atau buah yang dilakukan di sekitar halaman rumahnya. Seorang ayah memberikan tutorial langsung kepada si anak tentang bagaimana cara membuat lahan tanam bendengan dengan alat cangkul, bagaimana cara penanaman dari berbagai jenis tanaman (baik dari biji secara generatif maupun vegetatif (cangkok, menyambung, okulasi, merunduk,dan lainnya)), berikan juga contoh bagaimana cara melakukan pemupukan tanaman, hingga bagaimana seorang ayah/ibu dapat memberikan hikmah (pelajaran) penting berkebun dan kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup.
Jika cara-cara sederhana di atas telah dilakukan oleh pihak keluarga, maka generasi (anak) ke depan dapat dijadikan sebagai generasi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kecintaannya terhadap lingkungan sekitar. Dengan begitu, satu anak yang kita didik dengan pemahaman berwawasan lingkungan, maka satu anak tersebut sudah dipastikan mampu untuk menjadi seorang "profesor lingkungan" yang siap mengkaji, menyelidiki, dan memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya di kemudian hari.
Dari beberapa gambar dan kegiatan yang dilakukan oleh pihak Indonesia berkebun, sungguh saya sangat mengapresiasi kinerja mereka. Ternyata mereka sangat konsisten dan melakukan serangkaian kegiatan berkebun sehari-hari yang dilakukan di berbagai provinsi di Indonesia.
Iseng-iseng saya mencoba melihat following twitter @ID_Berkebun, dan ternyata saya melihat banyak sekali chanel/jaringan dari komunitas indonesia berkebun tersebut, mulai dari tingkat daerah di masing-masing provinsi di Indonesia, juga di tingkat Perguruan Tinggi (PT) pun telah diadakan kegiatan keren semacam berkebun.
Dari beberapa kegiatan berkebun yang dilakukan oleh banyak kalangan akademisi, masyarakat yang ada di Indonesia melalui komunitas Indonesia berkebun, maka ada suatu tantangan global ke depan menyangkut bagaimana seseorang harus mampu mengubah lingkungan yang gersang (tandus) menjadi lingkungan yang asri dan mencegah bahaya dari global warming itu sendiri.
Indonesia berkebun merupakan komunitas yang menurut saya sangat positif untuk bagaimana menjawab tantangan global tentang global warming. Indonesia berkebun ternyata telah mampu melakukan sosialisasi kepada masyarakat dunia tentang manfaat positif berkebun, sehingga proses sosialisasi kepada masyarakat dunia ini harus dilakukan secepat terus-menerus dalam jangka waktu yang tak terhitung.
Melalui apa yang saya pelajari dari komunitas Indonesia Berkebun, saya semakin berkaca pada diri saya pribadi tentang ternyata betapa pentingnya kegiatan berkebun menjadi budaya untuk merubah lingkungan menjadi lebih proporsional. Dan cara lain yang paling efektif untuk menunjang kesuksesan budaya berkebun adalah memberikan pemahaman kepada anak sejak dini tentang hobi berkebun. Sebab cara ini sangatlah efektif untuk melakukan sosialisasi berkebun tingkat keluarga.
Sebagai seorang ayah atau ibu rumah tangga, seyogyanya kita harus mampu mengajak anak-anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup, yakni dengan menanamkan hobi berkebun kepada mereka, lalu mengimplementasikan langsung di lapangan tentang berkebun yang sesungguhnya.
Sebagai contoh, seorang ayah dan ibu dapat mengajak anak-anaknya untuk melakukan kegiatan penanaman berbagai jenis tanaman sayur mayur, rempah atau buah yang dilakukan di sekitar halaman rumahnya. Seorang ayah memberikan tutorial langsung kepada si anak tentang bagaimana cara membuat lahan tanam bendengan dengan alat cangkul, bagaimana cara penanaman dari berbagai jenis tanaman (baik dari biji secara generatif maupun vegetatif (cangkok, menyambung, okulasi, merunduk,dan lainnya)), berikan juga contoh bagaimana cara melakukan pemupukan tanaman, hingga bagaimana seorang ayah/ibu dapat memberikan hikmah (pelajaran) penting berkebun dan kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup.
Jika cara-cara sederhana di atas telah dilakukan oleh pihak keluarga, maka generasi (anak) ke depan dapat dijadikan sebagai generasi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kecintaannya terhadap lingkungan sekitar. Dengan begitu, satu anak yang kita didik dengan pemahaman berwawasan lingkungan, maka satu anak tersebut sudah dipastikan mampu untuk menjadi seorang "profesor lingkungan" yang siap mengkaji, menyelidiki, dan memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya di kemudian hari.
HOBI BERKEBUN Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Dini
4/
5
Oleh
Wahid Priyono