Cara Budidaya BAYAM RAJA Dari Biji Secara Organik Supaya Menguntungkan Bagi Petani dan Pekebun Holtikultura

Negara Indonesia telah dianugerahi Tuhan sebagai negara maritim yang telah banyak berjasa dalam menghasilkan berbagai produk ekspor pertanian, baik itu pada tanaman holtikultura buah maupun sayur. Selain dijuluki sebagai negara maritim terbesar dunia, secara geografis negara Indonesia sangat cocok ditanami berbagai jenis tanaman, sehingga tidaklah heran apabila banyak sekali masyarakat petani yang membudidayanya secara turun-temurun di lingkungan tempat tinggal mereka. Membudidaya tanaman holtikultura di sekitaran halaman rumah, kebun, sawah, dan lahan terbuka lainnya merupakan sebuah keharusan untuk semua ahli profesi apapun itu. Selain dapat menghijaukan lahan, membudidaya tanaman sayur dan buah tentu mampu membuat tanaman itu sendiri terus dilestarikan bahkan mampu menghasilkan profit keuangan yang menguntungkan. Salah satu tanaman holtikultur yang paling banyak ditanam oleh masyarakat Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, adalah jenis tanaman bayam petik/bayam potong (bayam raja) yang kebanyakan dari mereka (masyarakat petani) membudidayanya secara organik dari biji supaya lebih menguntungkan.

Bayam Raja
Bayam Raja, Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.co.id


Dalam membudidaya tanaman bayam petik (bayam raja) dari biji secara organik pada dasarnya sama dengan cara membudidaya tanaman bayam hijau, bayam merah, bayam cabut. Akan tetapi untuk memperoleh hasil panen pertanian bayam yang seragam, melimpah dan bernilai jual tinggi tentu harus didasarkan kepada proses penanaman dan perawatan yang benar. Budidaya bayam harus telaten, ulet, dan rutin dalam proses penyiangan dari hama dan penyakit tanaman. Seringkali hama dan penyakit pada tanaman inilah yang sering menurunkan nilai jual holtikultura bayam di pasaran, karena hama maupun penyakit lebih banyak menyerang bagian organ daun (biasanya adanya aktivitas ulat daun dan ulat grayak yang menyebabkan daun menjadi bopeng atau berlubang-lubang lalu menggulung). Tapi tak perlu khawatir dengan keadaan ini, sebab selama petani itu mampu untuk merawat secara benar pasti akan terminimalisir kejadian tidak mengenakan selama membudidaya bayam.

Mengenal Manfaat, Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Bayam Raja

Tanaman bayam yang sangat populer dibudidaya oleh masyarakat petani di Indonesia ternyata menyimpan banyak manfaat. Dalam dunia kuliner bayam dapat dibuat variasi menu masakan seperti capcai bayam, tumis bayam, bakwan bayam, sup bayam, sayur bayam santan, gulai bayam, keripik bayam, dan yang lainnya. Bahkan, dalam dunia medis (kesehatan), bayam sangat ampuh menolong orang yang terindikasi penyakit liver, hipertensi (tekanan darah tinggi), pasien yang hendak operasi direkomendasikan untuk berpuasa dan mengonsumsi sayur bayam. Di dalam sayur mayur bayam terdapat kandungan zat gizi yang sangat lengkap, yakni terdapat vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin D, maupun vitamin K. Selain itu, pada bayam juga terdapat unsur mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh seperti zat besi (Fe), Kalsium (Ca), Kalium (K) yang ketiga jenis mineral ini penting dalam proses penyembuhan dan penutupan luka, berperan dalam pembentukan hemoglobin (Hb) pada sel-sel eritrosit (darah merah), serta menyembuhkan orang kekurangan darah, anemia. Serta masih banyak lagi tanaman bayam bagi kemashalatan orang banyak.

Terdapat dua macam jenis bayam yaitu bayam cabut dan bayam hijau yang terdiri atas bayam merah dan bayam cabut dengan ciri-ciri lebar daun relatif kecil. Untuk bayam hijau sendiri batangnya agak besar daripada bayam merah, daun duduk bersila dengan daun-daunnya yang berwarna hijau tua dan terkadang agak keputih-putihan. Sementara itu, untuk jenis bayam merah memiliki batang berwarna merah, lebar daunnya lebih kecil dibandingkan dengan daun pada bayam hijau. Jenis yang kedua yaitu bayam raja dengan memiliki bentuk daun yang lebar-lebar, akarnya serabut, memiliki bunga yang bergerobol dalam tandan-tandan, diameter batang agak lebar dibandingkan dengan bayam cabut atau bayam merah, biasanya para petani membudidaya tanaman bayam raja ini di area perkebunan maupun di sawah. Bayam raja dalam pemanenannya dapat dipetik/dipotong menggunakan pisau secara berkala selama berbulan-bulan.

Tanaman bayam raja sangat baik dibudidaya atau ditanam di daerah berdataran rendah maupun di dataran tinggi dengan ketinggian lahan mulai dari 0 - 800 meter di bawah permukaan air laut (mdpl). Jenis tanah yang paling baik adalah tanah humus, tanah liat cokelat, tanah grumosol, tanah aluvial, serta dapat ditanam baik pada area persawahan yang tanahnya dicampuri dengan pupuk kandang terlebih dahulu. Pola penanaman bayam menjadi syarat mutlak yaitu mengikuti irama musim, jadi bayam raja paling baik ditanam dari musim kemarau menuju musim penghujan. Suhu optimum yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bayam raja adalah kisaran suhu normal 18 - 31 derajat celcius, dengan kelembaban udara di wilayah tersebut adalah 80%. Adakalanya petani harus memperhatikan tingkat derajat keasaman tanah (pH tanah) yakni harus berada pada kisaran pH 5,4 - 6,7. Penyinaran cahaya matahari serta curah hujan yang cukup sangat mutlak sebagai faktor luar (eksternal) yang akan mempengaruhi laju pertumbuhan pada organ tanaman ini. Cahaya matahari harus setiap saat diberikan pada tanaman (penyinaran cahaya matahari sepanjang hari), serta curah hujan sepanjang tahun 800 - 1.100 mm/tahun menjadi kunci sukses dalam budidaya bayam raja tersebut.

Cara Budidaya Bayam Raja Dari Biji Secara Organik 


Dari segi metodologi, budidaya bayam raja secara organik dari biji hampir sama caranya dengan membudidaya bayam hijau non-organik. Perbedaan tersebut hanya terletak pada pemberian pupuknya saja. Sementara itu, untuk mecegah dan menanggulangi persoalan terkait serangan hama dan penyakit pada bayam, biasanya petani holtikultura rajin menjaga kesehatan tanamannya dengan cara mengambil secara manual hama yang menempel pada daun dan organ tanaman lainnya, lalu hama pengganggu tersebut dibuang atau dimatikan. Untuk pencegahan tanaman dari serangan jamur maupun penyakit tanaman dapat menggunakan disinfektan atau pestisida sesuai prosedur pemakaian yang tepat dan terencana. Kesehatan tanaman juga dapat dipelihara dengan baik dan menjadi budaya dalam pertanian meliputi: pemberian pupuk dengan dosis yang tepat, menjaga kesehatan kebun dengan cara mengoret atau membuang rumput-rumput liar pengganggu pertumbuhan tanaman (gulma), pengairan (irigasi), maupun mengenali tanda-tanda yang kemungkinan muncul pada organ tanaman bayam, sehingga jika hal ini terjadi sebaiknya segera organ tanaman yang rusak tersebut dibuang atau dicabut supaya tidak menularkan kepada organ tanaman lainnya.

Budidaya bayam raja sangat efektif jika dibudidaya tanpa persemaian terlebih dahulu, namun demikian sebaiknya proses budidaya bayam raja dilakukan di lahan terbuka yang terkena cahaya matahari sepanjang hari. Ada beberapa langkah (kiat) sukses dalam membudidaya bayam raja, berikut ini ulasan menariknya, silakan dilanjutkan untuk membacanya.

1. Penyiapan Benih Bayam Raja

Penyiapan benih bayam raja dilakukan dengan cara perbanyak biji. Benih diperoleh dari tanaman dewasa yang dipelihara sampai tua kira-kira sampai berusia 2-3 bulan. Sebaiknya benih diperoleh dari bunga bayam yang tua dan telah banyak menghasilkan biji. Bibit bayam jika diperoleh dari tanaman yang tua akan jauh lebih berkualitas serta tahan simpan bibi dapat dilakukan hingga satu tahun bahkan lebih. Biji bayam yang siap semai biasanya berwarna hitam atau cokelat muda sesuai dengan varietas dan jenisnya masing-masing.

Benih dan Bunga Bayam Raja
Benih dan Bunga Bayam Raja, Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.co.id


Benih bayam yang telah diperoleh dapat segera ditanam dan disebar pada media tanam baik di lahan perkebunan, sawah, atau ladang yang sebelumnya telah dibuat bedengan dan atau guludan. Kebutuhan bibit bayam raja untuk tiap hektar lahannya kisaran 6-12 kg, dan tentu hal ini juga tergantung kepada keterampilan petani dalam menyebar benih dan proses penjagaannya terhadap kemungkinan biji-biji tersebut dimakan burung, semut, serta organisme parasit lainnya.

2. Pengolahan Lahan Tanam Khusus Bayam Raja

Pengolahan lahan tanam bayam raja yaitu dengan cara membajak tanah pada lokasi yang dipilih. Sebaiknya membajak tanah sedalam 25 - 30 cm, serta menghaluskan tanahnya, lalu membuat bedengan sesuai ukuran yang diinginkan petani (disesuaikan pula dengan luas lahan tanam yang ada). Atau dapat pula mengikuti rekomendasi ini, yakni lebar bedengan 1 meter, tinggi bedengan 20 - 30 cm, sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan lahan yang ada. Jarak ideal antar bedengan yakni 30 cm. Bedengan disarankan dibuat membujur dari timur ke barat supaya memperoleh pencahayaan sinar matahari yang optimal.

Budidaya bayam raja, bayam hijau, bayam merah, maupun bayam cabut sekalipun sangat sensitif terhadap keadaan pH tanah di bawah 5, sehingga untuk menetralkan tingkat keasaman tanah supaya stabil, maka petani maupun pekebun dapat segera memberi kapur atau dolomit supaya pH-nya stabil dan pertumbuhan bayam menjadi baik (kebutuhan dolomit 2-3 ton/hektar lahan). Sementara itu, apabila pH tanah lebih dari 7, maka tanah dapat dinetralkan dengan cara mencampur tanah dengan belerang (2-3 ton/hektar).

Di atas masing-masing bedengan yang telah dibuat selanjutnya sebarkan pupuk kompos/kandang sebanyak 10 - 12 ton/hektar lahan tanam, kemudian diamkan bedengan tersebut selama 3 - 5 hari sebelum tanam. Rekomendasi penting, sebaiknya gunakanlah pupuk kandang yang mengandung banyak unsur Nitrogen (N) supaya daun dan batang bayam raja menjadi berwarna hijau cerah serta subur dan segar. Unsur Nitrogen pada pupuk kandang paling banyak terdapat pada pupuk kandang dari kotoran ayam dan itik. Sementara itu, jumlah kandungan unsur N pada pupuk kandang sapi, kambing, kerbau jauh lebih sedikit daripada pada pupuk kandang kering dari kotoran ayam, bebek, maupun kotoran hewan unggas lainnya.

3. Penyebaran Benih Bayam Raja

Benih (biji) bayam raja sangat kecil-kecil mirip spora pada jamur. Biji bayam raja umumnya berwarna hitam pekat, biji yang telah berwarna hitam ini telah menandakan bahwa biji sangat berkualitas dan sebelumnya telah diperoleh dari tanaman bayam yang berumur tua. Untuk menyebar benih sebaiknya menggunakan saringan halus atau secara manual menggunakan tangan, kemudian sebar benih secara merata pada lahan bedengan yang telah disediakan. Kepadatan sebar bibit bayam raja yaitu 0,5 - 1 gram per meter persegi. Agar dalam penyebaran bibit merata, dapat pula menyampurkan benih dengan pupuk kompos yang telah dicampur tanah lalu disebarkan di atas bedengan yang telah disediakan sebelumnya.

4. Perawatan Bayam Raja

Perawatan yang paling mendasar dalam budidaya bayam raja adalah irigasi (pengairan) di tiap-tiap parit bedengan (jika ditanam di sawah), terutama pada saat awal bibit bayam disebar. Penyiraman benih dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari (pada musim kemarau), dan memastikan pula bahwa tanah di area bedengan selalu lembab dan tidak kering. Penyiraman benih bibit yang teratur dapat mempercepat laju perkecambahan pada biji tanaman bayam raja ini.

Setelah bibit tumbuh dan berusia di atas umur 20 - 30 hari, biasanya bedengan sudah mulai ditumbuhi oleh banyaknya rumput-rumput liar (gulma), sehingga gulma tersebut wajib dicabut atau dibuang, karena jika dibiarkan gulma akan menjadi kompetitor yang serius bagi pertumbuhan dan perkembangan bayam raja. Gulma yang dibiarkan akan membuat tanaman bayam merasa dirugikan, sebab akan ada kompetisi (perebutan) unsur-hara dan zat-zat mineral tanah antara gulma dan tumbuhan bayam itu sendiri. Selain daripada perawatan itu, hal terpenting lainnya yang tetap diwaspadai oleh para petani dan pekebun adalah persoalan tentang hama dan penyakit yang kerap saja mengganggu tanaman bayam seperti ulat grayak, ulat bulu, ulat daun, wereng hitam, tungau, kutu daun, karat putih, walang sangit, busuk basah, dan aktivitas jamur parasit, dan yang lainnya. Untuk pencegahan dan penanggulangan dari serangan hama dan penyakit pada tanaman tersebut, maka dapat dilakukan penyiraman tanaman secara teratur sesuai porsi, waktu, dan umur tanaman. Apabila tanaman bayam raja dan sejenisnya telah melewati ambang ekonomis, maka petani dapat menggunakan pestisida hayati, membudayakan untuk budidaya dan perawatan tanaman supaya tetap sehat, memperkuat sistem kekebalan tubuh tanaman, pencegahan hama dan penyakit pada tanaman agar tanaman tetap terlindungi dari kerusakan yang memungkinkan akan menyerang organ tanaman baik itu akar, batang, daun, maupun bunga dan bijinya. Perawatan sosial lainnya juga pentingm seperti memastikan bahwa di lingkungan tempat penanaman sebaiknya dibuatkan pagar keliling setinggi 1 - 2 meter untuk menghindari hewan ternak (herbivora) seperti sapi, kambing, kerbau, kelinci yang diketahui bahwa hewan-hewan ini mampu memakan bagian daun tanaman.

Menginjak usia tanam 3 Minggu (21 hari), jika terlihat ada daun bayam raja yang menguning, maka beri pupuk tambahan yakni berupa pupuk kompos atau pupuk kandang yang disebarkan secara random (acak) pada bedengan yang telah berisi tanaman muda. Aturlah pemupukan sehemat mungkin supaya budidaya bayam raja tetap ekonomis.

5. Kegiatan Panen, Pasca Panen, dan Pemasaran Hasil Pertanian

Bayam raja yang telah ditanam dan dirawat secara intensif, maka otomatis pada usianya yang ke-30 hari ke atas sudah mampu memiliki organ tanaman yang lengkap dan siap dipanen. Ciri tanaman bayam raja yang siap dipanen adalah tinggi tanaman mencapai 20 - 25 cm. Pemanenan bayam raja dapat dilakukan dengan dua metode yang umum dilakukan oleh masyarakat petani, yaitu dengan cara dicabut sampai ke akarnya, atau pemanenan dapat dilakukan dengan memotong pada bagian batang tanamannya saja. Namun cara yang sangat dianjurkan adalah pemanenan dengan cara dipotong, yaitu mengambil beberapa ruas batang bayam kemudian dimasukan ke dalam bakul. Pemanenan dengan cara dipotong lebih menguntungkan petani, sebab dikemudian hari tetap dapat memanennya lagi secara berkala (frekuensi panen tiap 7 - 8 hari sekali secara berulang-ulang, terus-menerus). Sementara itu, jika pemanenan dilakukan dengan metode dicabut hingga akar, maka pemanenan hanya cukup satu kali saja dan ini tentu akan merugikan petani. Pemanenan bayam secara dipotong (memotong beberapa ruas batangnya) banyak dilakukan oleh masyarakat petani yang ada di daerah desa Sidoharjo 1, Kecamatan Natar - Kabupaten Lampung Selatan. Petani di daerah tersebut banyak yang membudidaya bayam secara organik dengan biji hanya menggunakan pupuk kandang, dan pemanenannya secara dipetik/dipotong, sehingga hasil produktivitas pertanian semakin melimpah dan menguntungkan bagi petani dan pekebun.

Dalam sekali panen (dengan teknik pencabutan langsung) dapat menghasilkan sayur mayur bayam setidaknya 16 - 22 ton/hektar. Sementara itu, untuk pemanenan bayam raja dengan cara dipetik/dipotong dapat memproduksi sayuran holtikultur bayam sebanyak 15 - 20 ton/hektar lahan tanam, dengan frekuensi (banyaknya pemanenan) dilakukan lebih dari satu kali panen (pemanenan dilakukan secara berkala, setiap seminggu sekali).

Pemanenan bayam raja yang dicabut langsung manual menggunakan tangan, dan jika pemanenan dilakukan secara bertahap dengan teknik potong/petik dapat menggunakan pisau untuk mengiris bagian batang tanaman bayam yang hendak dipanen dengan cara dipilih-pilih (sortasi). Hasil bayam yang dipetik kemudian dimasukan ke dalam keranjang/bakul yang terbuat dari bilah-bilah bambu tipis yang dianyam, kemudian hasil panen dibersihkan pada bagian akar atau pada bagian batangnya yang telah dipotong. Selanjutnya adalah melakukan sortasi (pemilihan) banyam, yakni dengan memilih bayam yang daunnya nampak segar, batangnya kokoh dan tidak rusak yang hendak dijual di pasaran tradisonal atau toko swalayan.

Sebelum didistribusikan di pasaran, sebaiknya batang-batang bayam yang telah dipotong diikat-ikat sesuai kebutuhan dengan menggunakan tali rafia ataupun dapat menggunakan tali yang terbuat dari bambu. Setiap 50 ikatan digabungkan dalam 1 group gabungan. Selanjutnya simpan hasil panen yang sudah dibereskan di tempat sejuk dan kering, karena tanaman bayam raja ini juga sangat rentan terhadap cuaca panas, yang memungkinkan daunnya dapat layu seketika.

Di pasaran harga bayam raja, bayam merah, bayam hijau hampir sama, hal ini tentu tergantung dari selera konsumen ingin membutuhkan bayam jenis apa. Di pasar Natar, Lampung Selatan, dan di pasar-pasar tradisional di daerah kota Bandarlampung untuk harga bayam perikatnya dijatuhkan harga Rp. 3.000,00,- - Rp. 5.000.00,-, tentu harga ini akan berbeda di daerah-daerah lain di Indonesia.


Demikian informasi yang dapat disajikan seputar tentang: "Cara Budidaya Bayam Raja Dari Biji Secara Organik Supaya Menguntungkan Bagi Petani dan Pekebun Holtikultura". Jika Anda tertarik untuk membudidaya tanaman bayam raja, maka silakan ikuti pedoman dan petunjuk/langkah dalam membudidaya tanaman bayam secara baik dan benar sesuai dengan pengalaman yang pernah penulis lakukan. Semoga apa yang sudah disampaikan bermanfaat. Mari hijaukan lahan di sekitar tempat tinggal dengan cara membudidaya tanaman holtikultura. Salam budidaya pertanian, jayalah petani nusantara.


Artikel Terbaru

Cara Budidaya BAYAM RAJA Dari Biji Secara Organik Supaya Menguntungkan Bagi Petani dan Pekebun Holtikultura
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar

2 komentar

November 24, 2016 at 8:47 PM Delete

Gan mau tanya nyari bayam raja dimana ya? Saya mau nyari bibitnya.

Reply
avatar
May 20, 2018 at 9:16 PM Delete This comment has been removed by a blog administrator.
avatar