Saat ini banyak sekali para masyarakat petani yang membudidaya cabai hijau dan cabai merah keriting hibrida Lado F1 di area perkebunannya. Beberapa waktu lalu saya mencoba untuk datang ke perkebunan cabai hijau, cabe rawit, dan perkebunan cabai merah milik saudara saya di daerah kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Disana saya mencoba untuk menggali berbagai informasi seputar cara budidaya cabai merah Lado F1 agar berbuah lebat. Dari hasil kunjungan saya disana, saya memperoleh beberapa informasi terkait dengan cara membudidaya cabai merah secara baik dan benar. Sebelum saya menjelaskan lebih rinci bagaimana teknik dasar dalam menanam cabai merah, mari pertama kita harus mengetahui terlebih dahulu manfaat dari cabai merah, syarat tumbuh, kerakteristik tanaman cabai merah, pemilihan bibit, proses persiapan dan pengolahan lahan, proses tanam cabai merah, perawatan, sampai tahap pemanenan dan pemasarannya ke konsumen.
Manfaat Cabai Merah
Cabai merah dengan nama ilmiah Capcisum anuum merupakan tanaman buah dari famili Solanaceae yang mempunyai segudang manfaat, prospek pasar yang menjanjikan, serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Manfaat buah cabai merah maupun cabai hijau pada dasarnya sama, yakni banyak digunakan untuk kepentingan kuliner dan penambah citarasa masakan. Buah cabe digunakan untuk membuat sambal, serta kandungan vitamin C pada cabai merah sangat bagus untuk mempertahankan permeabilitas kulit, serta mampu menangkal radikal bebas yang bersifat toksik (racun) bagi tubuh. Nah, mulai saat ini rutinlah mengonsumsi buah cabai merah untuk memetik manfaatnya.
Syarat Tumbuh Cabai Merah
Cabai merah sangat cocok ditanam di daerah tropis seperti di Indonesia. Baik itu ditanam pada lahan dataran tinggi maupun di daerah dataran rendah, pada lahan persawahan, perkebunan, maupun tegalan mulai dari ketinggian 0 - 1.200 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Kandungan air harus tercukupi di dalam lahan tanam cabai merah. Jenis tanah yang baik untuk tumbuh-kembang cabai yakni tanah dengan struktur gembur (subur), kaya akan unsur hara organik, pH tanah kisaran 5,5 - 6,5. Tanaman cabai merah yang hendak ditanam di sawah sebaiknya dibudidaya di akhir musim penghujan, sedangkan budidaya cabai di tegalan dilaksanakan pada musim hujan. Dengan pemilihan musim tanam yang tepat, diharapkan pada saat pertumbuhan tanaman, kandungan air sawah tidak berlebihan, dan di lahan tegalan masih tersedia air cukup untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman cabe. Curah hujan yang diharapkan yakni 400 - 800 mm/tahun, suhu lingkungan optimum yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah 25 - 33 derajat celcius dengan sistem aerasi yang baik dan kelembaban udara 85%.
Karakteristik Tanaman Cabai Merah
Tanaman cabai merah mempunyai karakteristik yakni akarnya tunjang, batang kokoh dan mempunyai banyak ranting atau percabangan, tanaman cabai berupa pohon tegak (erectus), daun menyirip selang-seling/menjari, daun lonjong dengan bagian ujungnya lancip, daun berwarna hijau gelap, bunga cabai merah berwarna putih cerah dengan bunganya majemuk. Pada saat tanaman mulai berbuah lebat, maka pembungaan akan berlangsung cepat dan jejeran bunga-bunganya menepi di ketiak batang. Buah cabai merah sebelum masak berwarna hijau, sehingga tidak heran apabila banyak petani holtikultura yang memetik hasil panen cabai merah sebelum masak. Hal ini terkadang dilakukan karena suatu hal tertentu, seperti harga pangsa pasar yang saat itu sedang naik, sehingga permintaan konsumen terhadap cabai merah/hijau sangat tinggi, akibatnya petani memetik buah cabai dalam kondisi masih cabai hijau. Buah cabai merah yang telah masak tentu warna kulit buahnya yakni merah padam, serta tangkai buah menempel pada ketiak batang atau ketiak daun. Buah cabai merah dalam satu pohon dapat mencapai 30 - 80 buah dan dapat dipetik secara berkala selama musim panen berlangsung.
Budidaya Cabai Merah Lado F1 Agar Berbuah Lebat
Seperti dijelaskan di atas bahwa, prospek budidaya tanaman cabai sangat bagus di pasaran, sebab harga cabai sewaktu-waktu dapat melambung tinggi, karena hal ini disebabkan permintaan pasar yang tidak henti-hentinya dengan buah cabai tersebut. Untuk memperoleh hasil panen cabai merah lado F1 agar berbuah lebat dan menguntungkan bagi petani holtikultura, maka proses penanaman dan perawatan yang tepat akan menentukan produktivitas hasil pertanian serta menjadi kunci banyaknya para petani cabai yang sukses dan mendapatkan penghasilan yang melimpah ruah. Untuk memperoleh keuntungan besar ketika menanam cabai, mari ikuti pedoman budidaya cabai merah yang menguntungkan berikut ini:
1. Varietas Cabai Merah dan Pemilihan Bibit Cabai Unggul
Varietas yang dapat digunakan untuk membudidaya tanaman cabai merah yakni diantaranya Lado F1, Lembang-1, Tanjung-2, Hot beauty, Hot Chilli, dan lain sebagainya. Masing-masing varietas cabai merah tersebut pasti mempunyai kelebihan tersendiri. Kebutuhan benih untuk satu hektar lahan yaitu 250 - 400 gram bibit.
Pemilihan bibit cabai merah unggul yakni dengan cara membelinya langsung di toko yang khusus menjual aneka bibit tanaman cabai. Pilihlah kemasan bibit yang tidak rusak, bibit telah terbukti berkualitas serta terhindar dari penyakit seperti jamur, dan lainnya. Ciri bibit yang baik yaitu tidak rusak dan keadaan bibitnya masih utuh. Selain pembelian bibit secara langsung dalam bentuk paket-paket, bibit cabai merah juga dapat dibeli langsung kepada petani cabai merah yang telah profesional dan mempunyai rekam jejak baik dan terbukti telah memperoleh hasil panen cabai merah berlimpah ruah. Bibit yang diperoleh dari kebun cabai sendiri dapat diolah dengan cara diambil bijinya lalu dijemurkan di bawah terik matahari. Lalu biji-biji yang sudah kering disimpan di dalam botol kaca untuk mencegah agar biji tidak berkecambah dan memperlambat masa dormansi biji. (masa dormansi biji adalah masa dimana biji mengalami masa istirahat sebelum mengalami proses perkecambahan).
2. Pengolahan Lahan Tanam
Untuk pengolahan tanah di lahan kering/tegalan/perkebunan, maka yang dapat dilakukan yaitu mencangkul atau membajak lahan tersebut dengan menggunakan hewan ternak sapi atau dengan alat berat seperti traktor. Lahan dibajak/dicangkul sedalam 30 - 40 cm sampai tanahnya gembur dan halus, kemudian tanah hasil bajakan tersebut dibuatkan bedengan-bedengan dengan lebar 1 - 1,2 meter, tinggi bedengan 30 - 40 cm. Selanjutnya masing-masing bedengan yang sudah terbentuk di bagian atasnya diberikan mulsa plastik yang sudah diberikan lubang tanam dengan jarak antar lubang tanam yakni (50-60 cm) x (40-50 cm) atau (50 cm x 70 cm), sehingga dalam satu bedengan terdapat 2 baris tanaman.
Untuk pengolahan tanah di lahan persawahan, maka langkah yang ditempuh yaitu mencangkul/membajak lahan menggunakan hewan ternak (sapi/kerbau) atau dengan alat berat seperti traktor. Lahan dibajak/dicangkul sedalam 30 - 40 cm sampai tanahnya gembur, kemudian tanah hasil bajakan dibuatkan bedengan-bedengan dengan lebar 1,5 meter, tinggi bedengan 30 - 40 cm, dan diantara bedengan satu dengan bedengan lainnya dipisahkan dengan parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Selanjutnya masing-masing bedengan yang sudah terbentuk di bagian atasnya diberikan mulsa plastik dengan jarak antar lubang tanam yakni (40 x 50 cm), jika tanah di bawah pH 5,5, maka sebaiknya tanah sewaktu dibajak dicampurkan+diaduk merata dengan dolomit/kaptan dengan dosis 1,5 ton/ha lahanpada 3-4 minggu sebelum tanam.
3. Penyemaian Bibit Cabai Merah
Sebelum disemai, bibit cabai terlebih dahulu direndam pada air hangat dengan suhu 40 - 50 derajat celcius, atau bibit cabai direndam pada larutan Previcur N (1cc/Liter) selama 1 jam (60 menit). Benih disemai pada lahan persemaian yang sebelumnya tanah persemaian tersebut dicampuri dan diolah dengan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang/kompos yakni 1:1. Bibit yang telah disebar (disemai) di atas lahan semai selanjutnya di bagian atasnya ditutupi dengan daun pisang selama 2 - 3 hari. Untuk memperoleh hasil bibit semai cabai yang bagus sebaiknya bedengan persemaian diberi atap atau naungan dari kasa/screen/plastik transparan kemudian lahan semai ditutup dengan screen untuk menghindari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Setelah umur 7 - 9 hari, selanjutnya bibit yang sudah tumbuh pada lahan semai, masing-masing bibit dipindahkan ke bumbunan daun pisang/pot plastik kecil yang berisi tanah+pupuk kandang/kompos (perbandingan 1:1). Setelah bibit tumbuh cabai merah ditanam pada pot plastik/bumbunan daun pisang, selanjutnya bibit disiram rutin setiap pagi dan sore. Pastikan bahwa dalam satu pot plastik berisi 1 bibit cabai saja serta teruslah menjaga agar tanah tetap lembab dan ketercukupan air tidak kurang. Bibit siap ditanam pada lahan terbuka (bedengan bermulsa) setelah berumur 4 - 5 Minggu.
4. Penanaman Bibit Cabai Merah
Setelah lahan sudah dibuat, bedengan-bedengan diberikan mulsa plastik/mulsa dari jerami padi, maka selanjutnya tanamlah bibit dengan cara memindahkan bibit dari bumbunan daun pisang/pot plastik. Jika sebelumnya bibit ditanam pada pot plastik kecil, maka selanjutnya yaitu merobek bagian pot plastik kemudian memindahkan dan menanam bibit tumbuh cabai langsung ke dalam lubang yang sudah dibuat pada mulsa plastik. Setelah bibit cabai merah ditanam, selanjutnya menyiram bibit tersebut dengan air bersih rutin selama 7 hari. Jangan lupa juga berikan tiang ajir dari bambu yang ditancapkan di sekitar tempat tumbuh bibit. Batang bibit dapat diikat sementara pada ajir supaya tidak mudah rusak/roboh karena hempasan angin, atau terkena guyuran air hujan. Setelah proses tanam selesai, maka selanjutnya yaitu merawat secara intensif tanaman cabai hingga waktu panen datang. Untuk melakukan perawatan dasar tanaman cabai, silakan lanjutkan membaca pada bagian di bawah ini.
5. Perawatan Dasar Tanaman Cabai Merah
Perawatan dasar dalam bercocok tanam cabai merah, cabai hijau, cabai merah keriting, cabai rawit, cabe besar pada dasarnya adalah sama. Cara perawatan tanaman cabai merah meliputi beberapa tahapan seperti:
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) termasuk hama dan penyakit tanaman adalah hal yang sudah terbiasa menyerang tanaman cabai dan beberapa jenis tanaman boltikultura lainnya seperti rampai (tomat), pare pahit, mentimun, semangka, dan tanaman lain sebagainya. OPT yang sering menyerang tanaman cabai yaitu kutu kebul, kutu daun, wereng hitam yang menyerang bagian organ daun, thrips, ulat grayak, ulat buah tomat, lalat buah (Drosophilla melanogaster), virus kuning, antraknose, dan lain sebagianya.
Dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman tergantung dari jenis OPT yang bersangkutan. Namun secara umum, pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai yakni dengan cara penggunaan border 4 - 6 baris jagung, penggunaan perangkap (kuning, methyl eugenol), penggunaan musuh alami (biologis) seperti Menochillus s., dapat menggunakan pestisida nabati, atau jika kawanan OPT cukup banyak dapat ditempuh dengan penggunaan pestisida sesuai dosis dan petunjuk pada kemasan pestisida tersebut, serta harus benar dalam pemilihan jenis pestisida, dosis, volume semprot, cara aplikasi, serta interval dan waktu aplikasinya. Jika hal tersebut dilakukan secara benar maka akan meminimalisir bahkan mampu mencegah tanaman dari OPT yang tidak diinginkan, yang mampu menurunkan produktivitas panen.
7. Kegiatan Panen dan Pemasaran
Setidaknya cabai merah dapat dipanen pada umur 70 - 80 hari setelah tanam untuk daerah dataran rendah, dan umur 4 - 5 bulan untuk pemanenan cabai merah yang ditanam pada daerah di dataran tinggi, dengan frekuensi panen 3 - 7 hari. Jika terdapat buah rusak di pohon akibat serangan lalat buah dan antraknos sebaiknya langsung dimusnahkan, buah rusak tersebut langsung dipetik. Buah sebaiknya dipanen matang. Buah yang hendak dijual dalam jarak daerah yang jauh sebaiknya dipetik setengah matang (hijau-merah), sementara itu utuk buah yang akan dikeringkan dipanen ketika sudah matang penuh di pohonnya.
Buah cabai merah yang dipetik kemudian dimasukan ke dalam bakul/keranjang terbuat dari bilah-bilah bambu yang dianyam, kemudian hasil panen diangkut dan diletakan pada gudang penyimpanan hasil panen holtikultur. Lakukan sortasi (pemilihan) dan pisahkan antara buah cabai segar yang layak jual dan buah cabai yang tidak layak jual. Tujuan sortasi yakni untuk menjaga kualitas buah cabai agar tidak mengganggu harga ketika akan dijual di pasaran. Sortasi yang tidak benar, misalnya memasukkan cabai busuk ke dalam cabai yang baik tentu akan membuat konsumen merasa dirugikan, tentu ini akan berpengaruh dengan minat konsumen untuk membeli.
Pengemasan cabai untuk transportasi jarak jauh sebaiknya tidak tertutup rapat karena akan memberi peluang cabai untuk matang lebih cepat atau busuk sebelum dijual. Kemasan sebaiknya diberi lubang-lubang udara atau dapat menggunakan karung jala akan jauh lebih praktis dan lebih efektif untuk mencegah pembusukan buah sebelum edar. Apabila buah cabai hendak disimpan untuk beberapa waktu lamanya, maka dapat disimpan pada tempat yang sejuk, kering, atau lingkungan yang mempunyai sirkulasi udara yang baik dan nyaman.
Demikian informasi dan artikel seputar: "Cara Budidaya Cabai Merah Lado F1 Agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan Bagi Petani". Semoga apa yang sudah dijelaskan di atas bermanfaat. Silakan dipraktekan mudah-mudahan berhasil dan tentunya akan membuat hasil panen cabai Anda melimpah ruah dan mampu bersaing dengan harga pasar. Salam budidaya, ayo menanam.
Manfaat Cabai Merah
Cabai merah dengan nama ilmiah Capcisum anuum merupakan tanaman buah dari famili Solanaceae yang mempunyai segudang manfaat, prospek pasar yang menjanjikan, serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Manfaat buah cabai merah maupun cabai hijau pada dasarnya sama, yakni banyak digunakan untuk kepentingan kuliner dan penambah citarasa masakan. Buah cabe digunakan untuk membuat sambal, serta kandungan vitamin C pada cabai merah sangat bagus untuk mempertahankan permeabilitas kulit, serta mampu menangkal radikal bebas yang bersifat toksik (racun) bagi tubuh. Nah, mulai saat ini rutinlah mengonsumsi buah cabai merah untuk memetik manfaatnya.
Perkebunan Cabai Merah dan Cabai Hijau, Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Syarat Tumbuh Cabai Merah
Cabai merah sangat cocok ditanam di daerah tropis seperti di Indonesia. Baik itu ditanam pada lahan dataran tinggi maupun di daerah dataran rendah, pada lahan persawahan, perkebunan, maupun tegalan mulai dari ketinggian 0 - 1.200 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Kandungan air harus tercukupi di dalam lahan tanam cabai merah. Jenis tanah yang baik untuk tumbuh-kembang cabai yakni tanah dengan struktur gembur (subur), kaya akan unsur hara organik, pH tanah kisaran 5,5 - 6,5. Tanaman cabai merah yang hendak ditanam di sawah sebaiknya dibudidaya di akhir musim penghujan, sedangkan budidaya cabai di tegalan dilaksanakan pada musim hujan. Dengan pemilihan musim tanam yang tepat, diharapkan pada saat pertumbuhan tanaman, kandungan air sawah tidak berlebihan, dan di lahan tegalan masih tersedia air cukup untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman cabe. Curah hujan yang diharapkan yakni 400 - 800 mm/tahun, suhu lingkungan optimum yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah 25 - 33 derajat celcius dengan sistem aerasi yang baik dan kelembaban udara 85%.
Karakteristik Tanaman Cabai Merah
Tanaman cabai merah mempunyai karakteristik yakni akarnya tunjang, batang kokoh dan mempunyai banyak ranting atau percabangan, tanaman cabai berupa pohon tegak (erectus), daun menyirip selang-seling/menjari, daun lonjong dengan bagian ujungnya lancip, daun berwarna hijau gelap, bunga cabai merah berwarna putih cerah dengan bunganya majemuk. Pada saat tanaman mulai berbuah lebat, maka pembungaan akan berlangsung cepat dan jejeran bunga-bunganya menepi di ketiak batang. Buah cabai merah sebelum masak berwarna hijau, sehingga tidak heran apabila banyak petani holtikultura yang memetik hasil panen cabai merah sebelum masak. Hal ini terkadang dilakukan karena suatu hal tertentu, seperti harga pangsa pasar yang saat itu sedang naik, sehingga permintaan konsumen terhadap cabai merah/hijau sangat tinggi, akibatnya petani memetik buah cabai dalam kondisi masih cabai hijau. Buah cabai merah yang telah masak tentu warna kulit buahnya yakni merah padam, serta tangkai buah menempel pada ketiak batang atau ketiak daun. Buah cabai merah dalam satu pohon dapat mencapai 30 - 80 buah dan dapat dipetik secara berkala selama musim panen berlangsung.
Budidaya Cabai Merah Lado F1 Agar Berbuah Lebat
Budidaya Cabai Merah Lado F1 Menguntungkan, foto original oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Seperti dijelaskan di atas bahwa, prospek budidaya tanaman cabai sangat bagus di pasaran, sebab harga cabai sewaktu-waktu dapat melambung tinggi, karena hal ini disebabkan permintaan pasar yang tidak henti-hentinya dengan buah cabai tersebut. Untuk memperoleh hasil panen cabai merah lado F1 agar berbuah lebat dan menguntungkan bagi petani holtikultura, maka proses penanaman dan perawatan yang tepat akan menentukan produktivitas hasil pertanian serta menjadi kunci banyaknya para petani cabai yang sukses dan mendapatkan penghasilan yang melimpah ruah. Untuk memperoleh keuntungan besar ketika menanam cabai, mari ikuti pedoman budidaya cabai merah yang menguntungkan berikut ini:
1. Varietas Cabai Merah dan Pemilihan Bibit Cabai Unggul
Varietas yang dapat digunakan untuk membudidaya tanaman cabai merah yakni diantaranya Lado F1, Lembang-1, Tanjung-2, Hot beauty, Hot Chilli, dan lain sebagainya. Masing-masing varietas cabai merah tersebut pasti mempunyai kelebihan tersendiri. Kebutuhan benih untuk satu hektar lahan yaitu 250 - 400 gram bibit.
Pemilihan bibit cabai merah unggul yakni dengan cara membelinya langsung di toko yang khusus menjual aneka bibit tanaman cabai. Pilihlah kemasan bibit yang tidak rusak, bibit telah terbukti berkualitas serta terhindar dari penyakit seperti jamur, dan lainnya. Ciri bibit yang baik yaitu tidak rusak dan keadaan bibitnya masih utuh. Selain pembelian bibit secara langsung dalam bentuk paket-paket, bibit cabai merah juga dapat dibeli langsung kepada petani cabai merah yang telah profesional dan mempunyai rekam jejak baik dan terbukti telah memperoleh hasil panen cabai merah berlimpah ruah. Bibit yang diperoleh dari kebun cabai sendiri dapat diolah dengan cara diambil bijinya lalu dijemurkan di bawah terik matahari. Lalu biji-biji yang sudah kering disimpan di dalam botol kaca untuk mencegah agar biji tidak berkecambah dan memperlambat masa dormansi biji. (masa dormansi biji adalah masa dimana biji mengalami masa istirahat sebelum mengalami proses perkecambahan).
2. Pengolahan Lahan Tanam
Untuk pengolahan tanah di lahan kering/tegalan/perkebunan, maka yang dapat dilakukan yaitu mencangkul atau membajak lahan tersebut dengan menggunakan hewan ternak sapi atau dengan alat berat seperti traktor. Lahan dibajak/dicangkul sedalam 30 - 40 cm sampai tanahnya gembur dan halus, kemudian tanah hasil bajakan tersebut dibuatkan bedengan-bedengan dengan lebar 1 - 1,2 meter, tinggi bedengan 30 - 40 cm. Selanjutnya masing-masing bedengan yang sudah terbentuk di bagian atasnya diberikan mulsa plastik yang sudah diberikan lubang tanam dengan jarak antar lubang tanam yakni (50-60 cm) x (40-50 cm) atau (50 cm x 70 cm), sehingga dalam satu bedengan terdapat 2 baris tanaman.
Untuk pengolahan tanah di lahan persawahan, maka langkah yang ditempuh yaitu mencangkul/membajak lahan menggunakan hewan ternak (sapi/kerbau) atau dengan alat berat seperti traktor. Lahan dibajak/dicangkul sedalam 30 - 40 cm sampai tanahnya gembur, kemudian tanah hasil bajakan dibuatkan bedengan-bedengan dengan lebar 1,5 meter, tinggi bedengan 30 - 40 cm, dan diantara bedengan satu dengan bedengan lainnya dipisahkan dengan parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Selanjutnya masing-masing bedengan yang sudah terbentuk di bagian atasnya diberikan mulsa plastik dengan jarak antar lubang tanam yakni (40 x 50 cm), jika tanah di bawah pH 5,5, maka sebaiknya tanah sewaktu dibajak dicampurkan+diaduk merata dengan dolomit/kaptan dengan dosis 1,5 ton/ha lahanpada 3-4 minggu sebelum tanam.
3. Penyemaian Bibit Cabai Merah
Sebelum disemai, bibit cabai terlebih dahulu direndam pada air hangat dengan suhu 40 - 50 derajat celcius, atau bibit cabai direndam pada larutan Previcur N (1cc/Liter) selama 1 jam (60 menit). Benih disemai pada lahan persemaian yang sebelumnya tanah persemaian tersebut dicampuri dan diolah dengan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang/kompos yakni 1:1. Bibit yang telah disebar (disemai) di atas lahan semai selanjutnya di bagian atasnya ditutupi dengan daun pisang selama 2 - 3 hari. Untuk memperoleh hasil bibit semai cabai yang bagus sebaiknya bedengan persemaian diberi atap atau naungan dari kasa/screen/plastik transparan kemudian lahan semai ditutup dengan screen untuk menghindari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Setelah umur 7 - 9 hari, selanjutnya bibit yang sudah tumbuh pada lahan semai, masing-masing bibit dipindahkan ke bumbunan daun pisang/pot plastik kecil yang berisi tanah+pupuk kandang/kompos (perbandingan 1:1). Setelah bibit tumbuh cabai merah ditanam pada pot plastik/bumbunan daun pisang, selanjutnya bibit disiram rutin setiap pagi dan sore. Pastikan bahwa dalam satu pot plastik berisi 1 bibit cabai saja serta teruslah menjaga agar tanah tetap lembab dan ketercukupan air tidak kurang. Bibit siap ditanam pada lahan terbuka (bedengan bermulsa) setelah berumur 4 - 5 Minggu.
4. Penanaman Bibit Cabai Merah
Bibit Tanaman Cabai Merah Yang Ditumbuhkan Pada Pot Plastik, Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Setelah lahan sudah dibuat, bedengan-bedengan diberikan mulsa plastik/mulsa dari jerami padi, maka selanjutnya tanamlah bibit dengan cara memindahkan bibit dari bumbunan daun pisang/pot plastik. Jika sebelumnya bibit ditanam pada pot plastik kecil, maka selanjutnya yaitu merobek bagian pot plastik kemudian memindahkan dan menanam bibit tumbuh cabai langsung ke dalam lubang yang sudah dibuat pada mulsa plastik. Setelah bibit cabai merah ditanam, selanjutnya menyiram bibit tersebut dengan air bersih rutin selama 7 hari. Jangan lupa juga berikan tiang ajir dari bambu yang ditancapkan di sekitar tempat tumbuh bibit. Batang bibit dapat diikat sementara pada ajir supaya tidak mudah rusak/roboh karena hempasan angin, atau terkena guyuran air hujan. Setelah proses tanam selesai, maka selanjutnya yaitu merawat secara intensif tanaman cabai hingga waktu panen datang. Untuk melakukan perawatan dasar tanaman cabai, silakan lanjutkan membaca pada bagian di bawah ini.
Cara Menanam Cabai Merah dengan Mulsa Plastik, Foto Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
5. Perawatan Dasar Tanaman Cabai Merah
Perawatan dasar dalam bercocok tanam cabai merah, cabai hijau, cabai merah keriting, cabai rawit, cabe besar pada dasarnya adalah sama. Cara perawatan tanaman cabai merah meliputi beberapa tahapan seperti:
- Penyulaman: Penyulaman dilakukan paling lambat 1 - 2 Minggu setelah tanam dengan tujuan untuk mengganti tanaman bibit yang rusak, mati, atau terserang Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);
- Pemberian Ajir: Tujuan pemberian ajir untuk menopang tanaman supaya tidak mudah roboh karena angin kencang terutama apabila tanaman cabai merah ini ditanam di daerah persawahan yang rentan terhadap guyuran air hujan, halilintar (petir), serta burung-burung liar pemakan buah dan biji-bijian. Ajir tanaman dapat terbuat dari bilah bambu yang dipotong-potong sepanjang 1 meter lalu ditancapkan disamping titik tumbuh tanaman. Ingat bahwa 1 ajir untuk satu tanaman;
- Penyiangan: Bertujuan untuk memastikan dan membersihkan rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh di dekat tanaman cabai, caranya dengan mengoret atau mencabut gulma yang tumbuh di setiap lubang tanam cabai pada mulsa plastik/mulsa dari jerami. Apabila tanaman tidak dilakukan penyiangan, maka bisa jadi ada perebutan unsur-hara atau nutrisi organik antara tanaman cabai dengan gulma. Tentu hal ini akan kurang efektif dan jika secara terus-menerus unsur hara diambil oleh rumput liar maka berakibat pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman cabai akan terhambat;
- Pengairan: Pada lahan persawahan keterbutuhan air yang cukup sangat penting guna mengatur keberlangsungan hidup tanaman. Pengairan dapat dilakukan dengan cara dileb (digenangi di bagian paritnya), atau disiram per lubang tanamannya;
- Penggemburan tanah atau pendangiran: dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua atau pada saat pemupukan susulan. Tujuan dari penggemburan tanah yaitu untuk membuat aerasi yang baik di dalam tanah, sehingga kandungan oksigen di dalam tanah akan semakin bagus dan mampu mempermudah penyerapan air+oksigen+unsur hara ke akar dan bagian organ tanaman lainnya;
- Pemangkasan: Tunas air yang tumbuh di bawah cabang utama sebaiknya dipangkas, pastikan bahwa pemangkasan dilakukan sewaktu-waktu apabila ada salah satu organ tanaman baik daun, batang, serta bunga terdapat bagian yang tidak produktif dan tentunya perlu dilakukan pemangkasan demi kepentingan tumbuh-kembang tanaman ke arah yang lebih baik;
- Pemupukkan: Untuk pemupukan tanaman cabai yang ditanam secara monokultur di lahan kering (perkebunan, tegalan, dan lahan di bawah pegunungan/lereng gunung/ladang), yaitu dengan cara pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi/kambing/kuda/pupuk dari kotoran kerbau sebanyak 20 - 45 ton ton/ha lahan, dan pupuk buatan TSP 200 - 300 kg/ha diberikan sebelum tanam (diberikan pada masing-masing lubang tanam). Pupuk susulan berupa pupuk Urea 100 - 200 kg/ha, ZA 300 - 400 kg/ha, dan pupuk KCl 150 - 250 kg/ha diberikan sebanyak 3 kali pada umur 3, 6, dan 9 minggu setelah tanam. Sementara itu, untuk pemberian pupuk pada lahan tanam di daerah persawahan, sebaiknya berikan pupuk pada masing-masing lubang tanam dengan pupuk Urea 150 kg/ha, ZA 200 kg/ha, dan KCl 200 kg/ha diberikan 2 kali pada umur 7 dan 25 hari setelah tanam masing-masing 1/2 dosis.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) termasuk hama dan penyakit tanaman adalah hal yang sudah terbiasa menyerang tanaman cabai dan beberapa jenis tanaman boltikultura lainnya seperti rampai (tomat), pare pahit, mentimun, semangka, dan tanaman lain sebagainya. OPT yang sering menyerang tanaman cabai yaitu kutu kebul, kutu daun, wereng hitam yang menyerang bagian organ daun, thrips, ulat grayak, ulat buah tomat, lalat buah (Drosophilla melanogaster), virus kuning, antraknose, dan lain sebagianya.
Tanaman Holtikultura (Cabai Merah dan Cabai Hijau), Foto Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman tergantung dari jenis OPT yang bersangkutan. Namun secara umum, pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai yakni dengan cara penggunaan border 4 - 6 baris jagung, penggunaan perangkap (kuning, methyl eugenol), penggunaan musuh alami (biologis) seperti Menochillus s., dapat menggunakan pestisida nabati, atau jika kawanan OPT cukup banyak dapat ditempuh dengan penggunaan pestisida sesuai dosis dan petunjuk pada kemasan pestisida tersebut, serta harus benar dalam pemilihan jenis pestisida, dosis, volume semprot, cara aplikasi, serta interval dan waktu aplikasinya. Jika hal tersebut dilakukan secara benar maka akan meminimalisir bahkan mampu mencegah tanaman dari OPT yang tidak diinginkan, yang mampu menurunkan produktivitas panen.
7. Kegiatan Panen dan Pemasaran
Setidaknya cabai merah dapat dipanen pada umur 70 - 80 hari setelah tanam untuk daerah dataran rendah, dan umur 4 - 5 bulan untuk pemanenan cabai merah yang ditanam pada daerah di dataran tinggi, dengan frekuensi panen 3 - 7 hari. Jika terdapat buah rusak di pohon akibat serangan lalat buah dan antraknos sebaiknya langsung dimusnahkan, buah rusak tersebut langsung dipetik. Buah sebaiknya dipanen matang. Buah yang hendak dijual dalam jarak daerah yang jauh sebaiknya dipetik setengah matang (hijau-merah), sementara itu utuk buah yang akan dikeringkan dipanen ketika sudah matang penuh di pohonnya.
Cabai Merah Keriting (Hibrida Lado F1) Sudah Mulai Berbuah dan Panen, Foto Asli oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Buah cabai merah yang dipetik kemudian dimasukan ke dalam bakul/keranjang terbuat dari bilah-bilah bambu yang dianyam, kemudian hasil panen diangkut dan diletakan pada gudang penyimpanan hasil panen holtikultur. Lakukan sortasi (pemilihan) dan pisahkan antara buah cabai segar yang layak jual dan buah cabai yang tidak layak jual. Tujuan sortasi yakni untuk menjaga kualitas buah cabai agar tidak mengganggu harga ketika akan dijual di pasaran. Sortasi yang tidak benar, misalnya memasukkan cabai busuk ke dalam cabai yang baik tentu akan membuat konsumen merasa dirugikan, tentu ini akan berpengaruh dengan minat konsumen untuk membeli.
Pengemasan cabai untuk transportasi jarak jauh sebaiknya tidak tertutup rapat karena akan memberi peluang cabai untuk matang lebih cepat atau busuk sebelum dijual. Kemasan sebaiknya diberi lubang-lubang udara atau dapat menggunakan karung jala akan jauh lebih praktis dan lebih efektif untuk mencegah pembusukan buah sebelum edar. Apabila buah cabai hendak disimpan untuk beberapa waktu lamanya, maka dapat disimpan pada tempat yang sejuk, kering, atau lingkungan yang mempunyai sirkulasi udara yang baik dan nyaman.
Demikian informasi dan artikel seputar: "Cara Budidaya Cabai Merah Lado F1 Agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan Bagi Petani". Semoga apa yang sudah dijelaskan di atas bermanfaat. Silakan dipraktekan mudah-mudahan berhasil dan tentunya akan membuat hasil panen cabai Anda melimpah ruah dan mampu bersaing dengan harga pasar. Salam budidaya, ayo menanam.
Budidaya CABAI MERAH Lado F1 Agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan Bagi Petani
4/
5
Oleh
Wahid Priyono
5 komentar
sangat bermanfaat
Replyoke sama-sama sobat Ayam putih...hehe, ayo menanam cabai merah lado F1 agar cepat berbuah lebat dan menguntungkan. Silakan ikuti petunjuk/langkah-langkah budidaya cabai merah di atas. Semoga bermanfaat ya..
ReplyUntuk daerah yang panas jenis cabai apa yang cocok di tanam bos? Daerah Riau
ReplyUntuk daerah yang panas jenis cabai apa yang cocok di tanam bos? Daerah Riau
ReplyHallo pak Putra Karo.. salam kenal pak. Untuk daerah yang panas sebaiknya saya sarankan untuk menanam cabe rawit jengki. Untuk penjelasannya silakan cari pada kolom pencarian dengan kata kunci "cabe rawit jengki" di website guruilmuan ini. Semoga membantu ya pak.
Reply