Ciplukan dengan nama ilmiah Physalis angulata L. adalah jenis tanaman yang berasal dari Amerika dan kini pertumbuhannya sangat pesat di daratan Asia dan Eropa. Ciplukan di berbagai negara dan daerah di Indonesia memiliki julukan tersendiri, seperti: Morel Berry (Inggris), Ceplukan (Jawa), Ciplukan (Indonesia), Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram), Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali-Denpasar), Dedes (suku Sasak), Leletokan (Minahasa).
Ciplukan banyak tumbuh secara liar di daerah persawahan dan perkebunan terutama pada saat musim hujan, di pinggir jalan, tegalan, tepi hutan, di hutan ringan. Tanaman ciplukan dapat dibudidayakan secara mudah dan tidak membutuhkan sistem perawatan yang terlalu ribet. Cukup menggunakan pot dari wadah polybag, Anda dapat menanam ciplukan dalam jumlah tanaman yang banyak dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Karakteristik Umum Tanaman Ciplukan
Tanaman ciplukan memiliki karakteristik daun berwarna hijau, pertulangan daunnya tidak teratur, tulang daun menyirip-menjari, batang herbanya banyak mengandung air, batang herba berdiri tegak (erectus) dan kadang-kadang batangnya merunduk menyentuh lantai tanah. Batang pokoknya tidak jelas, percabangan menggarpu, bersegi tajam, berongga, berusuk, bagian yang hijau berambut pendek atau dikatan gundul. Daunnya tunggal, bertangkai, helaian daun bulat telur-bulat memanjang-bulat lenset dengan ujung daunnya berbentuk runcing. Bunga tunggal dan melekat pada ketiak daun. Tangkai bunga tegak dengan ujung yang mengangguk, langsing, lembayung. Kelopak bunga berbentuk genta, 5 cuping runcing. Mahkota berbentuk lonceng lebar, tinggi 6-10 mm, kuning terang dengan noda-noda cokelat atau kuning cokelat, di bawah tiap noda terdapat kelompok rambut-rambut pendek yang berbentuk huruf "V". Tangkai benang sarinya pucat, kepala sari seluruhnya berwarna biru muda. Putik gundul, kepala putik berbentuk tombol, banyak bakal biji. Buah ciplukan berbentuk telur panjangnya mencapai 14mm, memiliki kelopak buah, buah berurat lembayung, dan rasa buahnya yang sudah masak yakni manis, dan jika buahnya masih muda terasa pahit.
Kandungan Kimia dan Penggunaan Tanaman Ciplukan di Masyarakat
Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman ciplukan antara lain seperti saponin, flavonoid, fisalin, dan polifenol. Pada masing-masing organ tanaman ciplukan mengandung beberapa senyawa kimia penting seperti:
Hampir seluruh organ tanaman ciplukan (daun, bunga, akar, batang, dan buahnya) banyak difungsikan sebagai tanaman herbal alamiah (tanaman herbal) yang mampu mencegah dan menyembuhkan penyakit diabetes, hipertensi, asam urat, anyang-anyangan (sering kencing). Tidak hanya ini, pada umumnya tanaman ciplukan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat penurun demam, cacingan. Daunnya digunakan untuk penyembuhan patah tulang, borok, bisul, busung air, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Buah ciplukan yang sudah matang sangat manis sekali. Buahnya bisanya berwarna kuning kecokelatan ketika masak, dan berwarna hijau tua atau hijau muda ketika buahnya belum masak. Buah ciplukan sendiri dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kejang-kejang (epilepsi), serta penyakit kuning.
Perkembangan Mutakhir dan Penelitian Ciplukan (P. Angulata L.)
Sudah sejak lama penelitian secara mutakhir untuk tanaman ciplukan diteliti oleh banyak ahli farmasi di seluruh penjuru dunia. Penelitian tersebut umumnya terfokus pada aktivitas dan kandungan kimia oleh ciplukan. Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, baik secara in vivo maupun in vitro, diperoleh informasi akurat bahwa ciplukan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemi, antivirus, antibakteri, imunostimulan, dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi (anti peradangan), sitotoksik, dan antioksidan.
[1]. Seperti dikutip dari situs website: http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/, Baedowi (1998) telah melakukan penelitian terhadap tanaman ciplukan secara in vivo pada mencit. Dari penelitiannya tersebut diperoleh informasi bahwa ekstrak daun ciplukan dengan dosis 28,5 mL/kg BB dapat mempengaruhi sel beta-insulin pankreas. Hal ini menunjukkan bahwa adanya aktivitas antihiperglikemi dari ciplukan.
[2]. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Januario et all. (2000), telah menguji aktivitas antimikroba ekstrak murni herba P. Angulata L. (ciplukan), Fraksi A1-29-12 yang terdiri dari Fisalin B, Fisalin D, dan Fisalin F yang menunjukkan bahwa KHM (Kadar Hambat Minimum) dapat menghambat laju pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Diduga Fisalin D berperan sebagai aktivitas antimikroba yang ditunjukkan.
Sumber rujukan:
[1]. Baedowi. 1998. Timbunan Glikogen dalam Hepatosit dan Kegiatan Sel Beta Insula Pancreatisi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Akibat Pemberian Daun Ciplukan. Penelitian Tanaman Ob4t di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia IX. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Halaman 139.
[2]. Januario, Filho, Petro, Kashima, Sato, and Franca. 2000. Antimycobacterial Physalins from Physalis angulat L. (Solonaceae). Phytotherapy. 16(5): Halaman 445 - 448.
Syarat Tumbuh Tanaman Ciplukan
Seperti tanaman pada umumnya, tanaman ciplukan memiliki syarat tumbuh tersendiri. Ciplukan akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, banyak mengandung unsur hara organik, tidak tergenang air, dan sangat baik jika dibudidaya dengan menggunakan sekam padi yang dibakar. Tingkat keasamaan tanah (pH) yang cocok berkisar 6-6,5. Tanaman ciplukan juga dapat tumbuh baik dan sering mendapatkan nutrisi paling banyak jika didampingkan pada tumbuhan semak belukar lainnya, sehingga ketika terjadi perebutan nutrisi unsur hara dengan tanaman lain tumbuhan ciplukan selalu menang dan bahkan dapat tumbuh baik. Curah hujan untuk budidaya ciplukan dalam skala besar adalah 800-1.200 mm/tahun, dengan tingkat kelembaban udara senilai 75-80%. Ciplukan dapat hidup baik pada lahan di dataran tinggi hingga dataran rendah dengan ketinggian lahan optimum 1 - 1.500 mdpl. Kultur tunas dapat tumbuh baik pada media MS dengan menambahkan zat pengatur tumbuh BA dan IAA. Kadar dan perbandingan zat pengatur tumbuh untuk regenerasi kultur tunas supaya diperoleh planttet yakni sebesar BA 3-4 ppm, dan IAA senilai 0,1 ppm.
Cara Budidaya Ciplukan (P. Angulata L.)
Melihat begitu banyak kandungan senyawa kimia yang terdapat di dalam tanaman ciplukan, serta bagaimana fungsi dan kegunaanya dalam menyembuhkan berbagai penyakit, maka tidak salah lagi jika kita berniat untuk membudidayakan tanaman ciplukan sebagai tanaman herbal alami untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang telah disebutkan di atas. Berikut ini langkah-langkah untuk budidaya ciplukan yang baik dan benar berdasarkan pengalaman dan referensi yang dibaca penulis.
Untuk budidaya tanaman ciplukan ada beberapa hal penting yang harus dikerjakan seperti pemilihan bibit ciplukan, pengolahan tanah, perawatan dasar, hingga proses panen, kegiatan pasca panen, hingga proses pemasaran dan pembuatan produk herbal alami tanaman ciplukan untuk menyembuhkan penyakit Diabetes, Hipertensi, dan Asam Urat. (Penjelasan akan dilampirkan pada bagian di bawah ini).
1. Pemilihan Bibit Ciplukan Yang Unggul
Tahap pertama sebelum penanaman ciplukan yakni menyiapkan bibit ciplukan unggul baik yang diperoleh secara generatif (melalui biji) maupun secara vegetatif (melalui perundukan tanaman). Kedua cara ini dapat Anda gunakan untuk sebagai bahan pelajaran dalam membudidaya ciplukan. Namun, kenyataan di lapangan, orang banyak yang suka membudidaya ciplukan secara generatif (dengan menggunakan biji), karena banyak alasan yakni tanaman akan lebih tahan terhadap penyakit, usia tanaman dapat bertahan lebih lama, buahnya lebih banyak, tidak rentan terhadap kematian tanaman, menghindari krisis air terutama pada saat usia tanam awal, serta akan memiliki akar yang lebih kokoh dibandingkan dengan cara merunduk (vegetatif). Sehingga melihat sisi kelebihan tersebut, maka pada bagian berikut ini akan dijelaskan cara penanaman ciplukan dari biji (secara generatif). Setelah biji-biji diperoleh langsung dari masing-masing buah yang telah matang, mari ikuti langkah selanjutnya.
2. Pembenihan Bibit Ciplukan
Penyiapan bibit: Benih atau bibit ciplukan disiapkan dari buah ceplukan yang tua dan matang, buah tersebut berasal dari tanaman yang usianya sudah 2,5 - 3 bulan sejak usia tanam awal. Buah yang telah tua tersebut kemudian dipencet atau dipijit hingga mengeluarkan biji-bijinya dan daging yang lunak. Biji ini digunakan sebagai benih yang siap semai.
Penyiapan media semai: Penyemaian betujuan untuk mengecambahkan biji-biji ciplukan sehingga tumbuh menjadi tanaman mini yang telah siap untuk dipindahkan ke pot polybag. Tanah yang digunakan untuk menyemai bibit ciplukan yaitu mencampur tanah liat dan pupuk kompos atau pupuk kandang yang dicampur dengan tanah liat dengan perbandingan 1:1:1. Setelah tanah olahan dicampur secara merata, maka tanah tersebut dimasukan ke dalam bak penyemaian, lalu siram dengan air secukupnya agar tanah lembab, kemudian dibiarkan selama 48 jam.
Penyemaian bibit ciplukan: Bibit ciplukan yang sudah disiapkan kemudian disebar secara merata atau acak pada bak penyemaian yang berisi campuran tanah dan pupuk kandang. Agar bibit dapat tumbuh dan berkecambah dengan cepat, maka proses penyiraman bibit dapat dilakukan rutin setiap hari dengan catatan harus memastika lahan semai agar tetap terjaga kelembabannya. Bibit akan mulai berkecambah pada umur sekitar 7-10 hari, dan biarkan bibit tumbuh menjadi bibit anakan hingga berumur 1 - 1,5 bulan, kemudian bibit tersebut dipindahkan pada pot polybag. Ciri-ciri bibit ciplukan yang diperoleh dari cara generatif yakni akarnya berwarna putih kecokelatan, berbatang lunak, dengan kisaran daun yang tumbuh berkisar 5-8 helai.
3. Penanaman dan Perawatan Ciplukan Pada Pot Polybag
Setelah bibit berumur 1 - 1,5 bulan sejak umur tanam awal, maka bibit harus segera dipindahkan ke lahan tanam terbuka (bedengan) atau dapat dipindahkan ke dalam pot polybag. Biasanya orang sangat menyukai jika tanaman bibit ciplukan dibudidaya dengan menggunakan pot polybag karena alasan sangat praktis dan dapat ditempatkan pada halaman rumah, kebun, atau lahan yang sempit. Jika budidaya ciplukan dengan menggunakan pot polybag pada lahan sempit (terutama di lahan perkotaan), maka dapat dibuat rak-rak penanaman yang di susun menjulang ke atas.
Penanam ciplukan dengan pot polybag yakni dengan cara: Pertama, siapkan beberapa kantong pot polybag (biasanya ukuran agak besar), kemudian diisi dengan percampuran antara tanah liat dan pupuk kandang/abu sekam padi dengan perbandingan 1:1. Setelah tanah campuran itu dimasukan ke dalam pot polybag, maka buat lubang tanam dan segera masukkan akar tanaman itu di dalam lubang kemudian tutup dengan tanah disekitar pot. Selanjutnya tanaman ciplukan disiram secara rutin, minimal satu kali dalam sehari, atau frekuensi dua kali tergantung tingkat kelembaban tanahnya. Biarkan tanaman tumbuh dan berkembang menjadi tanaman ciplukan dewasa dan mampu menghasilkan bunga dan buah.
Perawatan lain yang dilakukan untuk budidaya tanaman ciplukan yakni pemupukan susulan, sebaiknya gunakan saja pupuk tahi ayam yang kaya akan unsur Nitrogen (N) yang terbukti sangat baik untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh tanaman, membuat tanaman nampak segar, membuat daun nampak hijau segar dan mencegah terjadinya nekrosis pada daun. Unsur hara Nitrogen juga terbukti unggul mampu merangsang dalam proses pembungaan dan membuat buah pada tanaman menjadi banyak dan lebat. Tentu hal ini yang Anda inginkan,bukan?.
Penyiangan tanaman dapat dilakukan dengan cara mencabut rumput-rumput liar (gulma) yang ada di sekitar bibir akar (pada saat umur tanaman mendekati usia 3 bulan). Segera cabut akar gulma jika telah menggangu pertumbuhan tanaman. Selain penyiangan juga dilakukan proses penegndalian hama dan penyakit tanaman. Sebaiknya jika ada ulat daun yang menggerogoti atau memakan bagian daun, maka segera lakukan tindakan manual dengan cara mengambilnya dengan tangan yang dibungkus plastik, lalu buang ulat itu jauh dari lokasi penanaman.
4. Kegiatan Panen dan Pembuatan Produk Herbal Tanaman Ciplukan
Kegiatan panen : Ciplukan dapat dilakukan ketika menginjak usia di atas 3 bulan. Pada usia di atas 3 bulan sejak tanam awal, biasanya bunga dan buah ciplukan sudah muncul banyak dan siap untuk diambil buahnya, atau akan diambil beberapa ruas rantingnya guna dijadikan produk herbal untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, asam urat, atau yang lainnya.
Pemanenan buah ciplukan dengan cara dipetik, kemudian masukan ke dalam piti (keranjang kecil plastik yang biasa untuk kenduri), buah kemudian dapat disuguhkan dan dimakan secara langsung ketika sduah matang, dan jika buah masih dalam keadaan muda biasanya terasa pahit dan akan lebih baik jika buah yang masih muda ini dimanfaatkan sebagai bahan utama obat herbal.
Untuk kebutuhan tertentu, pemotongan batang dan pengambilan buah yang masih muda bisa saja dilakukan, misalnya untuk kebutuhan penyembuhan terhadap beberapa penyakit yang dibutuhkan pada saat itu.
Pembuatan Produk Herbal dari Tanaman Ciplukan: Yaitu meracik ramuan alami tanpa tambahan bahan kimia lainnya. Untuk penyembuhan penyakit seperti Diabetes, Hipertensi, dan Asam Urat, maka Anda dapat mengikuti langkah-langkah sederhana ini:
Ciplukan banyak tumbuh secara liar di daerah persawahan dan perkebunan terutama pada saat musim hujan, di pinggir jalan, tegalan, tepi hutan, di hutan ringan. Tanaman ciplukan dapat dibudidayakan secara mudah dan tidak membutuhkan sistem perawatan yang terlalu ribet. Cukup menggunakan pot dari wadah polybag, Anda dapat menanam ciplukan dalam jumlah tanaman yang banyak dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar Original (Tanaman Ciplukan), Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Karakteristik Umum Tanaman Ciplukan
Tanaman ciplukan memiliki karakteristik daun berwarna hijau, pertulangan daunnya tidak teratur, tulang daun menyirip-menjari, batang herbanya banyak mengandung air, batang herba berdiri tegak (erectus) dan kadang-kadang batangnya merunduk menyentuh lantai tanah. Batang pokoknya tidak jelas, percabangan menggarpu, bersegi tajam, berongga, berusuk, bagian yang hijau berambut pendek atau dikatan gundul. Daunnya tunggal, bertangkai, helaian daun bulat telur-bulat memanjang-bulat lenset dengan ujung daunnya berbentuk runcing. Bunga tunggal dan melekat pada ketiak daun. Tangkai bunga tegak dengan ujung yang mengangguk, langsing, lembayung. Kelopak bunga berbentuk genta, 5 cuping runcing. Mahkota berbentuk lonceng lebar, tinggi 6-10 mm, kuning terang dengan noda-noda cokelat atau kuning cokelat, di bawah tiap noda terdapat kelompok rambut-rambut pendek yang berbentuk huruf "V". Tangkai benang sarinya pucat, kepala sari seluruhnya berwarna biru muda. Putik gundul, kepala putik berbentuk tombol, banyak bakal biji. Buah ciplukan berbentuk telur panjangnya mencapai 14mm, memiliki kelopak buah, buah berurat lembayung, dan rasa buahnya yang sudah masak yakni manis, dan jika buahnya masih muda terasa pahit.
Kandungan Kimia dan Penggunaan Tanaman Ciplukan di Masyarakat
Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman ciplukan antara lain seperti saponin, flavonoid, fisalin, dan polifenol. Pada masing-masing organ tanaman ciplukan mengandung beberapa senyawa kimia penting seperti:
- Bagian herba (batang tidak sesungguhnya); mengandung Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F, Withangulatin A;
- Bagian biji; mengandung 12-25% protein, 15-40% minyak lemak dengan komponen utama asam stearat dan asam palmitat;
- Akar mengandung alkaloid;
- Tunas mengandung falvonoid dan saponin;
- Bagian daun mengandung glikosida falvonoid (luteolin)
Hampir seluruh organ tanaman ciplukan (daun, bunga, akar, batang, dan buahnya) banyak difungsikan sebagai tanaman herbal alamiah (tanaman herbal) yang mampu mencegah dan menyembuhkan penyakit diabetes, hipertensi, asam urat, anyang-anyangan (sering kencing). Tidak hanya ini, pada umumnya tanaman ciplukan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat penurun demam, cacingan. Daunnya digunakan untuk penyembuhan patah tulang, borok, bisul, busung air, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Buah ciplukan yang sudah matang sangat manis sekali. Buahnya bisanya berwarna kuning kecokelatan ketika masak, dan berwarna hijau tua atau hijau muda ketika buahnya belum masak. Buah ciplukan sendiri dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kejang-kejang (epilepsi), serta penyakit kuning.
Perkembangan Mutakhir dan Penelitian Ciplukan (P. Angulata L.)
Sudah sejak lama penelitian secara mutakhir untuk tanaman ciplukan diteliti oleh banyak ahli farmasi di seluruh penjuru dunia. Penelitian tersebut umumnya terfokus pada aktivitas dan kandungan kimia oleh ciplukan. Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, baik secara in vivo maupun in vitro, diperoleh informasi akurat bahwa ciplukan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemi, antivirus, antibakteri, imunostimulan, dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi (anti peradangan), sitotoksik, dan antioksidan.
[1]. Seperti dikutip dari situs website: http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/, Baedowi (1998) telah melakukan penelitian terhadap tanaman ciplukan secara in vivo pada mencit. Dari penelitiannya tersebut diperoleh informasi bahwa ekstrak daun ciplukan dengan dosis 28,5 mL/kg BB dapat mempengaruhi sel beta-insulin pankreas. Hal ini menunjukkan bahwa adanya aktivitas antihiperglikemi dari ciplukan.
[2]. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Januario et all. (2000), telah menguji aktivitas antimikroba ekstrak murni herba P. Angulata L. (ciplukan), Fraksi A1-29-12 yang terdiri dari Fisalin B, Fisalin D, dan Fisalin F yang menunjukkan bahwa KHM (Kadar Hambat Minimum) dapat menghambat laju pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Diduga Fisalin D berperan sebagai aktivitas antimikroba yang ditunjukkan.
Sumber rujukan:
[1]. Baedowi. 1998. Timbunan Glikogen dalam Hepatosit dan Kegiatan Sel Beta Insula Pancreatisi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Akibat Pemberian Daun Ciplukan. Penelitian Tanaman Ob4t di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia IX. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Halaman 139.
[2]. Januario, Filho, Petro, Kashima, Sato, and Franca. 2000. Antimycobacterial Physalins from Physalis angulat L. (Solonaceae). Phytotherapy. 16(5): Halaman 445 - 448.
Syarat Tumbuh Tanaman Ciplukan
Seperti tanaman pada umumnya, tanaman ciplukan memiliki syarat tumbuh tersendiri. Ciplukan akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, banyak mengandung unsur hara organik, tidak tergenang air, dan sangat baik jika dibudidaya dengan menggunakan sekam padi yang dibakar. Tingkat keasamaan tanah (pH) yang cocok berkisar 6-6,5. Tanaman ciplukan juga dapat tumbuh baik dan sering mendapatkan nutrisi paling banyak jika didampingkan pada tumbuhan semak belukar lainnya, sehingga ketika terjadi perebutan nutrisi unsur hara dengan tanaman lain tumbuhan ciplukan selalu menang dan bahkan dapat tumbuh baik. Curah hujan untuk budidaya ciplukan dalam skala besar adalah 800-1.200 mm/tahun, dengan tingkat kelembaban udara senilai 75-80%. Ciplukan dapat hidup baik pada lahan di dataran tinggi hingga dataran rendah dengan ketinggian lahan optimum 1 - 1.500 mdpl. Kultur tunas dapat tumbuh baik pada media MS dengan menambahkan zat pengatur tumbuh BA dan IAA. Kadar dan perbandingan zat pengatur tumbuh untuk regenerasi kultur tunas supaya diperoleh planttet yakni sebesar BA 3-4 ppm, dan IAA senilai 0,1 ppm.
Cara Budidaya Ciplukan (P. Angulata L.)
Melihat begitu banyak kandungan senyawa kimia yang terdapat di dalam tanaman ciplukan, serta bagaimana fungsi dan kegunaanya dalam menyembuhkan berbagai penyakit, maka tidak salah lagi jika kita berniat untuk membudidayakan tanaman ciplukan sebagai tanaman herbal alami untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang telah disebutkan di atas. Berikut ini langkah-langkah untuk budidaya ciplukan yang baik dan benar berdasarkan pengalaman dan referensi yang dibaca penulis.
Untuk budidaya tanaman ciplukan ada beberapa hal penting yang harus dikerjakan seperti pemilihan bibit ciplukan, pengolahan tanah, perawatan dasar, hingga proses panen, kegiatan pasca panen, hingga proses pemasaran dan pembuatan produk herbal alami tanaman ciplukan untuk menyembuhkan penyakit Diabetes, Hipertensi, dan Asam Urat. (Penjelasan akan dilampirkan pada bagian di bawah ini).
1. Pemilihan Bibit Ciplukan Yang Unggul
Tahap pertama sebelum penanaman ciplukan yakni menyiapkan bibit ciplukan unggul baik yang diperoleh secara generatif (melalui biji) maupun secara vegetatif (melalui perundukan tanaman). Kedua cara ini dapat Anda gunakan untuk sebagai bahan pelajaran dalam membudidaya ciplukan. Namun, kenyataan di lapangan, orang banyak yang suka membudidaya ciplukan secara generatif (dengan menggunakan biji), karena banyak alasan yakni tanaman akan lebih tahan terhadap penyakit, usia tanaman dapat bertahan lebih lama, buahnya lebih banyak, tidak rentan terhadap kematian tanaman, menghindari krisis air terutama pada saat usia tanam awal, serta akan memiliki akar yang lebih kokoh dibandingkan dengan cara merunduk (vegetatif). Sehingga melihat sisi kelebihan tersebut, maka pada bagian berikut ini akan dijelaskan cara penanaman ciplukan dari biji (secara generatif). Setelah biji-biji diperoleh langsung dari masing-masing buah yang telah matang, mari ikuti langkah selanjutnya.
2. Pembenihan Bibit Ciplukan
Penyiapan bibit: Benih atau bibit ciplukan disiapkan dari buah ceplukan yang tua dan matang, buah tersebut berasal dari tanaman yang usianya sudah 2,5 - 3 bulan sejak usia tanam awal. Buah yang telah tua tersebut kemudian dipencet atau dipijit hingga mengeluarkan biji-bijinya dan daging yang lunak. Biji ini digunakan sebagai benih yang siap semai.
Penyiapan media semai: Penyemaian betujuan untuk mengecambahkan biji-biji ciplukan sehingga tumbuh menjadi tanaman mini yang telah siap untuk dipindahkan ke pot polybag. Tanah yang digunakan untuk menyemai bibit ciplukan yaitu mencampur tanah liat dan pupuk kompos atau pupuk kandang yang dicampur dengan tanah liat dengan perbandingan 1:1:1. Setelah tanah olahan dicampur secara merata, maka tanah tersebut dimasukan ke dalam bak penyemaian, lalu siram dengan air secukupnya agar tanah lembab, kemudian dibiarkan selama 48 jam.
Penyemaian bibit ciplukan: Bibit ciplukan yang sudah disiapkan kemudian disebar secara merata atau acak pada bak penyemaian yang berisi campuran tanah dan pupuk kandang. Agar bibit dapat tumbuh dan berkecambah dengan cepat, maka proses penyiraman bibit dapat dilakukan rutin setiap hari dengan catatan harus memastika lahan semai agar tetap terjaga kelembabannya. Bibit akan mulai berkecambah pada umur sekitar 7-10 hari, dan biarkan bibit tumbuh menjadi bibit anakan hingga berumur 1 - 1,5 bulan, kemudian bibit tersebut dipindahkan pada pot polybag. Ciri-ciri bibit ciplukan yang diperoleh dari cara generatif yakni akarnya berwarna putih kecokelatan, berbatang lunak, dengan kisaran daun yang tumbuh berkisar 5-8 helai.
3. Penanaman dan Perawatan Ciplukan Pada Pot Polybag
Setelah bibit berumur 1 - 1,5 bulan sejak umur tanam awal, maka bibit harus segera dipindahkan ke lahan tanam terbuka (bedengan) atau dapat dipindahkan ke dalam pot polybag. Biasanya orang sangat menyukai jika tanaman bibit ciplukan dibudidaya dengan menggunakan pot polybag karena alasan sangat praktis dan dapat ditempatkan pada halaman rumah, kebun, atau lahan yang sempit. Jika budidaya ciplukan dengan menggunakan pot polybag pada lahan sempit (terutama di lahan perkotaan), maka dapat dibuat rak-rak penanaman yang di susun menjulang ke atas.
Gambar Tanaman Ciplukan, Foto Asli Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Penanam ciplukan dengan pot polybag yakni dengan cara: Pertama, siapkan beberapa kantong pot polybag (biasanya ukuran agak besar), kemudian diisi dengan percampuran antara tanah liat dan pupuk kandang/abu sekam padi dengan perbandingan 1:1. Setelah tanah campuran itu dimasukan ke dalam pot polybag, maka buat lubang tanam dan segera masukkan akar tanaman itu di dalam lubang kemudian tutup dengan tanah disekitar pot. Selanjutnya tanaman ciplukan disiram secara rutin, minimal satu kali dalam sehari, atau frekuensi dua kali tergantung tingkat kelembaban tanahnya. Biarkan tanaman tumbuh dan berkembang menjadi tanaman ciplukan dewasa dan mampu menghasilkan bunga dan buah.
Perawatan lain yang dilakukan untuk budidaya tanaman ciplukan yakni pemupukan susulan, sebaiknya gunakan saja pupuk tahi ayam yang kaya akan unsur Nitrogen (N) yang terbukti sangat baik untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh tanaman, membuat tanaman nampak segar, membuat daun nampak hijau segar dan mencegah terjadinya nekrosis pada daun. Unsur hara Nitrogen juga terbukti unggul mampu merangsang dalam proses pembungaan dan membuat buah pada tanaman menjadi banyak dan lebat. Tentu hal ini yang Anda inginkan,bukan?.
Penyiangan tanaman dapat dilakukan dengan cara mencabut rumput-rumput liar (gulma) yang ada di sekitar bibir akar (pada saat umur tanaman mendekati usia 3 bulan). Segera cabut akar gulma jika telah menggangu pertumbuhan tanaman. Selain penyiangan juga dilakukan proses penegndalian hama dan penyakit tanaman. Sebaiknya jika ada ulat daun yang menggerogoti atau memakan bagian daun, maka segera lakukan tindakan manual dengan cara mengambilnya dengan tangan yang dibungkus plastik, lalu buang ulat itu jauh dari lokasi penanaman.
4. Kegiatan Panen dan Pembuatan Produk Herbal Tanaman Ciplukan
Kegiatan panen : Ciplukan dapat dilakukan ketika menginjak usia di atas 3 bulan. Pada usia di atas 3 bulan sejak tanam awal, biasanya bunga dan buah ciplukan sudah muncul banyak dan siap untuk diambil buahnya, atau akan diambil beberapa ruas rantingnya guna dijadikan produk herbal untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, asam urat, atau yang lainnya.
Pemanenan buah ciplukan dengan cara dipetik, kemudian masukan ke dalam piti (keranjang kecil plastik yang biasa untuk kenduri), buah kemudian dapat disuguhkan dan dimakan secara langsung ketika sduah matang, dan jika buah masih dalam keadaan muda biasanya terasa pahit dan akan lebih baik jika buah yang masih muda ini dimanfaatkan sebagai bahan utama obat herbal.
Buah Ciplukan - Foto Original Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Untuk kebutuhan tertentu, pemotongan batang dan pengambilan buah yang masih muda bisa saja dilakukan, misalnya untuk kebutuhan penyembuhan terhadap beberapa penyakit yang dibutuhkan pada saat itu.
Pembuatan Produk Herbal dari Tanaman Ciplukan: Yaitu meracik ramuan alami tanpa tambahan bahan kimia lainnya. Untuk penyembuhan penyakit seperti Diabetes, Hipertensi, dan Asam Urat, maka Anda dapat mengikuti langkah-langkah sederhana ini:
- Ambil bahan: dua genggam daun ciplukan segar, 4 buah ranting (herba pada bagian batangnya), 3 untai akar ciplukan segar, kemudian bersihkan dengan air mengalir sampai bersih;
- Siapkan panci, 5 gelas air putih bersih, kemudian masukan air bersih tersebut ke dalam panci, lalu letakkan di atas api kompor yang menyala;
- Ketika air di dalam panci sudah mendidih, silakan masukan semua bahan tadi ke dalam air mendidih, dan biarkan lebih kurang selama 30 menit hingga air yang sebelumnya 5 gelas menjadi 2 gelas saja;
- Kemudian setelah bahan-bahan direbus, lalu ambil bagian air rebusannya, dan saring dengan menggunakan penyaring agar daun-daun yang sudah lumat tidak ikut ke dalam gelas;
- 2 gelas hasil seduhan bahan ciplukan tadi diminum pada waktu pagi sebelum beraktivitas, dan ketika malam menjelang waktu tidur;
- Lakukan kegiatan dengan mengonsumsi produk herbal ini secara rutin selama 4 - 6 bulan (jangan sampai bosan), kemudian rutinlah setiap 3 bulan sekali untuk mengecek tekanan darah, kadar insulin, dan bagaimana kondisi kesehatan penyakit diabetes, hipertensi, atau asam urat Anda kepada dokter. Mudah-mudahan dengan mengonsumsi ramuan alamiah di atas, penyakit Anda sembuh total, atau minimal ada peningkatan kesehatan yang telah Anda rasakan. Sebab, tidak dipungkiri bahwa banyak orang yang sudah sembuh dari penyakit diabetes berkat dari pertolongan Tuhan melalui perantara ramuan herbal ciplukan. Selamat mempraktekan semoga berhasil.
Demikian informasi panduan tentang: "Cara Budidaya CIPLUKAN (P. Angulata L.) untuk Menyembuhkan Diabetes, Hipertensi, dan Asam Urat", semoga bermanfaat. Jika Anda tertarik untuk membudidaya tanaman herbal di atas, maka tidak ada salahnya Anda mencoba untuk menanamnya di lahan perkebunan, sawah, atau lahan pekarangan rumah. Dengan begitu Anda akan memetik berbagai pengalaman dan hobi menarik seputar dunia menanam. Mari menanam, dan semoga berhasil. Salam budidaya.
Cara Budidaya CIPLUKAN (Physalis angulata) Untuk Menyembuhkan Diabetes, Hipertensi, dan Asam Urat
4/
5
Oleh
Wahid Priyono
14 komentar
Assalamualaikum..
ReplyMaaf sebelumnaya hanya sekedar memberi masukan, untuk pemilihan/pengambilan gambarnya nya tidak kena target untuk judulnya yng membudidayakan, dan juga fokus pada artikel ini adalah dari buah yang dapat dimanfaatkan namun yang terlihat hanya pohonnya saja dan dari buahnya kurang difokuskan.. mungkin bisa lebih didetailkan kembali untuk pengambilan gambarnya.Terimakasih
Walaikumsalam.wr.wb..Oke terimakasih sobat atas saran dan masukkannya pada artikel di atas demi perbaiki isi konten di blog guruilmuan ini. Segera kami akan perbaiki kualitas konten dan gambar-gambar di dalam artikel-artikel berikutnya. Sangat membangun sekali komentarnya :)
Replymaaf mas mau tanya,klo panen itu yg di ambi buahnya aja atau d cabut smua nya?lalu untuk pembibitan selanjutnya giman?terima kasih
ReplyHallo mas Nurdin, Salam kenal, saya bantu jawab ya?
Reply(1). untuk panen cecendet (ciplukan) disesuaikan dengan kebutuhan dan sesuai permintaan pasar dan konsumen, bisa dipanen hanya pada organ tanaman tertentu saja (misalnya: buahnya saja, batang saja, atau daun saja, hingga pada batangnya). Pemanenan juga dapat dilakukan dengan sekali cabut, artinya semua organ tanaman tercabut hingga pada akarnya.
(2). Untuk pembibitan selanjutnya dapat dilakukan secara generatif menggunakan biji supaya lebih optimal hasil keturunannya. Caranya: Ambil beberapa buah ciplukan yang telah masak/matang dari pohonnya, kemudian pencet bijinya di dalam air, kemudian disaring dengan penyaring teh --> keringkan selama 1 - 2 hari ---> maka bibit ciplukan yang telah dikeringkan siap disemai di bedengan dan rawat tanaman+siram secara rutin. Silakan dicoba mas, mengikuti tutorial di atas juga sangat bagus, semoga berhasil. Selamat mencoba. Terima kasih.
Pemasarannya kemana?
ReplyHallo mas Khenzo Al.
ReplyTerima kasih atas pertanyaan Anda. Saya izin menjawab.
Untuk pemasaran tergantung dari tiap-tiap petani/pekebun itu sendiri yakni bisa langsung edar ke pasaran atau bisa bekerjasama dengan apotek yang memiliki izin resmi. Selain itu, bisnis ciplukan bisa dibuat usaha ekonomi kreatif misalnya, TEH DAUN CIPLUKAN untuk PENDERITA DIABETES MELITUS atau dengan mengeringkan bagian buah, akar, dan batangnya juga bisa kemudian dipaket-paket. Terima kasih. Semoga bisa menjawab pertanyaan anda.
Trimakasih mas bermanfaat sekali.
ReplyHallo mas Akbar Siswanto..
ReplySama-sama juga mas, terimakasih juga anda telah berkunjung ke blog saya ini.
Semoga bisa bermanfaat untuk rekan-rekan petani maupun pekebun di Indonesia dalam membudidaya ciplukan (P. angulata).
Wah baru tau kalo cecendet itu banyak khasiatnya.Di kampung saya kalo musim hujan banyak sekali pohonnya di kebun
ReplySangat bermanfaat blognya,saya baru tau ternyata cecendet itu banyak khasiatnya,padahal di kampung saya kalo musim hujan banyak skali tnaman ini
ReplyWah baru tau kalo cecendet itu banyak khasiatnya.Di kampung saya kalo musim hujan banyak sekali pohonnya di kebun
ReplyHallo mas Jajat Sudrajat,
ReplySalam kenal untuk anda. Terima kasih juga anda telah berkunjung ke blog saya dan membaca ulasan artikel tentang budidaya ciplukan P.angulata L.
Nah, begitulah mas Jajat, begitu banyak manfaat/kegunaan dari tanaman cecendet (ciplukan) ini, seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Waawwww...menarik sekali..
ReplyJadi pengin budidaya ciplukan..
Tapi untuk awal bibitnya darimana ya..???
Untuk mendapatkan bibit ciplukan, dapat memperolehnya melalui pembibitan sendiri dengan cara pertama-tama mengembangbiakan terlebih dahulu untuk ciplukan di dalam pot, hasil bijinya nanti diolah sendiri untuk cikal bakal bibit semai, seperti itulah.
Reply