Siswa-siswi SMA Yadika Natar, Kabupaten Lampung Selatan mempraktekan budidaya jamur tiram di lingkungan sekolah.
Praktek jamur tiram ini atas dukungan dan rekomendasi dari Kepala SMA Yadika Natar, yakni Agus Fedric, S.Pd. Karena berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 menuntut supaya siswa lebih aktif berwirausaha. Sementara itu, budidaya jamur tiram ini telah difasilitasi oleh pihak sekolah.
Jadi, siswa-siswi yang melakukan budidaya jamur tiram ini dikoordinir langsung oleh guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Selain itu, siswa-siswi yang berasal dari kelas IPA dan anak-anak dari ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) juga berperan penting dalam membantu merawat jamur tiram mulai dari awal sampai panen.
Setiap harinya para siswa-siswi merawat jamur tiram termasuk menyiram, serta memetik jamur tiram, lalu hasil panennya dijual langsung ke siswa lain, guru-guru, dan juga kalangan umum.
"Lumayan sehari bisa dapat 3 - 6 kilogram, hasil panennya dijual langsung ke guru-guru yang membutuhkan", ujar Bagas Aji Pangestu, yang merupakan salah satu perwakilan tim ekstrakulikuler KIR yang juga menangani dalam budidaya jamur tiram tersebut.
Lebih lanjut, Christopher yang juga anggota KIR, menilai bahwa budidaya jamur tiram ini dalam seharinya lumayan bisa menghasilkan uang cukup banyak. "Harga jamur tiram perkilogramnya kami tawarkan Rp. 12.000,00,-, dan selalu habis dibeli oleh mereka", ujarnya.
Selain budidaya jamur tiram, siswa-siswi juga dilatih oleh guru-guru lainnya untuk budidaya sawi (caisim) melalui teknik hidroponik di lingkungan sekolah. (Rilis berita oleh Wahid Priyono).
Praktek jamur tiram ini atas dukungan dan rekomendasi dari Kepala SMA Yadika Natar, yakni Agus Fedric, S.Pd. Karena berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 menuntut supaya siswa lebih aktif berwirausaha. Sementara itu, budidaya jamur tiram ini telah difasilitasi oleh pihak sekolah.
Jadi, siswa-siswi yang melakukan budidaya jamur tiram ini dikoordinir langsung oleh guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Selain itu, siswa-siswi yang berasal dari kelas IPA dan anak-anak dari ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) juga berperan penting dalam membantu merawat jamur tiram mulai dari awal sampai panen.
Setiap harinya para siswa-siswi merawat jamur tiram termasuk menyiram, serta memetik jamur tiram, lalu hasil panennya dijual langsung ke siswa lain, guru-guru, dan juga kalangan umum.
Siswa-Siswi SMA Yadika Natar Lampsel, Budidaya Jamur Tiram (Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
"Lumayan sehari bisa dapat 3 - 6 kilogram, hasil panennya dijual langsung ke guru-guru yang membutuhkan", ujar Bagas Aji Pangestu, yang merupakan salah satu perwakilan tim ekstrakulikuler KIR yang juga menangani dalam budidaya jamur tiram tersebut.
Lebih lanjut, Christopher yang juga anggota KIR, menilai bahwa budidaya jamur tiram ini dalam seharinya lumayan bisa menghasilkan uang cukup banyak. "Harga jamur tiram perkilogramnya kami tawarkan Rp. 12.000,00,-, dan selalu habis dibeli oleh mereka", ujarnya.
Budidaya Jamur Tiram di Sekolah SMA Yadika Natar, Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Selain budidaya jamur tiram, siswa-siswi juga dilatih oleh guru-guru lainnya untuk budidaya sawi (caisim) melalui teknik hidroponik di lingkungan sekolah. (Rilis berita oleh Wahid Priyono).
Siswa SMA Yadika Natar Budidaya Jamur Tiram
4/
5
Oleh
Wahid Priyono
1 komentar:
ih keyem lho artikelnya
Reply