Cabe jamu atau biasanya masyarakat lokal Indonesia menyebutnya sebagai cabe jawa, ternyata telah banyak dibudidaya oleh masyarakat petani/pekebun yang menggemari tanaman pertanian. Selain itu, dari sisi kedokteran (medis), buah cabe jawa juga terbukti ampuh dalam mengobati berbagai jenis penyakit, seperti kencing manis, penyakit jantung, stroke, darah tingg (hipertensi), hipotensi, meriang, serta beberapa lainnya digunakan untuk produk kecantikan wajah dan kulit karena mengandung banyak senyawa kimia flavonoid dan minyak atsiri.
Produktivitas hasil pertanian cabe jamu cukup bagus dan banyak dibudidaya oleh masyarakat Indonesia bagian Timur seperti Bali, Nusa Tenggara, Papua, dan juga beberapa varian dari cabe jamu ada yang cocok ditanam di daerah-daerah di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, bahkan di Sulawesi dan Maluku.
Beberapa jenis/varian dari cabe jawa ada yang tidak laku dijual di pasaran, dan ada juga varian cabe jamu yang berkualitas tinggi (hight quality) sehingga permintaan pasar terhadap harga jual cabe jenis ini sangat bagus dan potensial mendatangkan uang dari bisnis cabe jamu tersebut.
Berdasarkan pengakuan dari beberapa petani cabe jamu yang profesional, ada sekitar 10 varian dari cabe jamu, dan 3 diantaranya yang laku keras di pasaran, yakni cabe jamu Grade A, cabe jamu Grade B, dan cabe jamu Grade C. Varian lainnya termasuk tidak laku dijual.
Berikut gambar di bawah ini merupakan varian dari cabe jamu yang tidak laku dijual di pasaran, alias harganya sangat rendah.
Ciri Varian Cabe Jamu Tidak Laku, Photo Publisher by: Wahid Priyono (Petani cabe jamu tapal kuda) |
- Foto pertama yang tidak laku, banyak ditemukan di Indonesia bagian timur, mulai dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Timor Leste, hingga Papua;
- Foto kedua, juga merupakan jenis varian cabe jawa yang tidak laku, dan varian tersebut banyak ditemukan di hutan Alas purwo Banyuwangi, ada puluhan hektar jenis cabe jamu ini di Alas Purwo dan tumbuh liar. Selain itu, di hutan-hutan JEMBER juga banyak ditemukan cabe yang sama persis dengan di hutan Alas Purwo Banyuwangi tersebut;
- Foto ketiga dan selanjutnya, adalah jenis cabe jamu yang tidak laku dan banyak sekali ditemukan di daerah Prigi, Tulung Agung, hingga Trenggalek. Ada hektaran lahan yang ditumbuhi cabe jamu (cabe jawa) di sana dan tumbuh liar.
Dan yang paling penting diwaspadai adalah pada saat pembelian bibit cabe jamu harus ekstra hati-hati, dan sebaiknya anda harus berani membuka diskusi tentang keunggulan dari masing-masing varian yang ditawarkan oleh penjual bibit tersebut, karena saat berbentuk bibit, semua varian, baik yang laku maupun yang tidak laku bentuknya hampir sama, dan tentunya sangat sulit dibedakan. Jangan sampai setelah bibit yang ditanam dan setelah satu tahun berbuah ternyata varian cabe jamu yang ditanam tidak laku di pasaran.
Dan sebagai rekomendasi, sebaiknya anda menggunakan bibit dari cabe jamu tapal kuda yang memiliki kualitas tinggi (hight quality), sebab para petani/pekebun cabe jamu sangat menyukai varian tapal kuda tersebut yang berasal dari Varian Grade A.
Jangan lupa anda simak dan baca juga artikel menarik berikut ini: Cara Pengeringan Cabe Jamu yang Bagus dan Cepat Berhasil.
Varian CABE JAMU Tidak Laku Dijual
4/
5
Oleh
Wahid Priyono