Baik tanaman buah maupun tanaman sayur mayur dapat ditanam di lahan perkebunan, di sawah, ladang, tegalan, daerah berlereng di pegunungan, dan area strategis lainnya.
Tanaman sayur dan buah dapat menghasilkan produktivitas panen yang tinggi dengan syarat proses penanaman dan perawatan tanaman dilakukan secara benar, intensif, dan telaten.
Proses perawatan yang benar dapat memberikan nilai positif bagi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman tertentu, tentu harus melihat porsi dan waktu yang jelas. Maka, sebaiknya seorang petani dalam memulai budidaya pertanian harus memahami betul terkait dengan kesehatan lingkungan kerja di pertanian, termasuk tentang bagaimana seorang petani harus membuat prosedur kerja dan manajemen dalam pengelolaan tanaman yang mereka budidaya.
Perawatan tanaman holtikultura jenis buah-buahan harus mendapat perhatian serius, sehingga petani tidak mengalami kejadian buruk seperti gagal panen, kerusakan pada buah akibat berbagai serangan hama maupun penyakit pada tanaman, atau persoalan lain yang jelas-jelas dapat menurunkan produktivitas pertanian. Tentu hal ini semua tidak diinginkan oleh para petani.
Ada beberapa tahapan perawatan tanaman buah yang baik agar menghasilkan buah yang lebat serta menguntungkan setelah dilakukan pemanenan. Langkah perawatannya meliputi tahap penyiraman, penyiangan, pendangiran, perampelan, pemupukan, pengontrolan kesehatan lingkungan kerja, pengendalian hama dan penyakit pada tanaman, serta kegiatan penelitian di lingkungan pertanian itu sendiri, dan terakhir adalah evaluasi sistem kinerja dalam pertanian.
1. Penyiraman
Penyiraman merupakan tahap yang sangat penting bagi tanaman. Dengan melakukan kegiatan penyiraman, maka tekstur dan kelembaban tanah akan tetap terjaga dengan baik, sehingga tanaman tidak mengalami krisis air.
Beberapa jenis tanaman hidrofit (tanaman yang hidup di air, contohnya kangkung, genjer, dan sebainya) penyiraman mungkin tidak dapat dilakukan karena ketercukupan air sudah ada, sehingga penyiraman mungkin dilakukan apabila kondisinya tidak memungkinkan atau dalam artian lingkungan di sekitar tempat tanaman tumbuh sedang mengalami kekeringan (kemarau).
Namun hal tersebut di atas sangat berbeda bagi anda yang membudidaya berbagai jenis tanaman di daerah daratan yang umumnya termasuk jenis tanaman higrofit (yang mampu tumbuh pada lingkungan tanah yang lembab) atau tanaman xerofit (yang tanamannya dapat tumbuh pada lingkungan kering).
Semua karakteristik jenis tanaman tersebut tentu memerlukan waktu, dosis, dan intensitas penyiraman yang berbeda. Karena dari masing-masing cara tanaman buah memperoleh nutrisi tentu berbeda, termasuk hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana lingkungan tersebut mempengaruhui habitat tanaman yang cocok.
Pada tanaman darat, seperti halnya jenis tanaman buah-buahan, biasanya intensitas (frekuensi) banyaknya penyiraman umumnya 2 kali dalam sehari, terutama bagi tanaman yang sedang menjalani masa pertumbuhan dna perkembangan. Intensitas penyiraman pada tanaman buah tentu harus melihat faktor umur tanaman dan kebutuhan tanaman akan air jika sewaktu-waktu memang dibutuhkan.
Maka hal yang terpenting adalah lakukan penyiraman pada tanaman dengan ritme/intensitas yang sesuai, tidak berlebihan juga tidak kekurangan. Penyiraman yang teratur sesuai kebutuhan akan jauh lebih penting bagi tanaman itu sendiri daripada dilakukan secara sembarangan yang tidak mengikuti pola yang benar. Sebab, bagaimanapun juga penyiraman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman mulai dari tanaman awal hingga menghasilkan buah yang lebat serta menguntungkan bagi petani.
2. Penyiangan dan Pendangiran
Penyiangan dan pendangiran merupakan dua hal yang tak boleh terlewatkan dalam kegiatan pertanian, terutama untuk jenis tanaman sayur mayur maupun buah.
Bagi tanaman buah, penyiangan dan pendangiran berperan penting dalam menjaga kesehatan tanaman, sehingga tanaman akan berpeluang untuk terbebas dari serangan bakteri dan penyakit patogen yang mungkin saja dapat menyerang beberapa bagian organ tanaman yang tertarget.
Penyiangan bertujuan untuk memusnahkan rumput-rumput liar (gulma) sehingga pada akhirnya lingkungan di sekitar tanaman akan semakin bersih dan terbebas dari penyakit. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabut, mengoret gulma hingga pada akarnya. Karena dengan banyaknya gulma yang tumbuh di lahan tanam maka akan memungkinkan terjadinya pengurangan nutrisi (unsur hara) di dalam tanah, atau dengan kata lain akan terjadi perebutan nutrisi antara tanaman dengan gulma.
Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pendangiran. Pendangiran sendiri merupakan kegiatan dalam pertanian yang bertujuan untuk mendapatkan sistem aerasi di dalam tanah pertanian yang semakin subur karena lalu lintas unsur Oksigen dapat terserap baik oleh tumbuhan melalui organ akar atau dari substansi kimia pupuk dan unsur organik yang hendak diserap oleh akar tanaman.
Pendangiran dilakukan dengan cara mencangkul kecil-kecil tanah di sekitar tempat tumbuh tanaman. Usahakan tetap berhati-hati dalam kegiatan pendangiran, cangkullah kecil-kecil tanah di sekitar tanaman tanpa harus melukai akar tanaman itu sendiri.
Beberapa jenis tanaman buah yang sering dilakukan penyiangan dan pendangiran adalah jeruk nipis, jeruk manis, melon, mangga, singkong, tomat, labu, kacang tanah dan lain sebagainya.
Dengan melakukan kegiatan penyiangan dan pendangiran, maka produktivitas pertanian dapat ditingkatkan dan mencegah kegagalan panen. Baca Juga: Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Panen Dalam Pertanian.
3. Perempelan
Perempelan merupakan salah satu proses pemotongan beberapa tunas muda atau tunas aksiler supaya dihasilkan tunas lain yang lebih produktif menghasilkan buah yang baik dan berbuah lebat. Perempelan dilakukan oleh masyarakat petani biasanya pada jenis tanaman sayur maupun buah tertentu. Biasanya tanaman buah yang dilakukan perempelan seperti tanaman buah kopi dan jambu.
4. Pemupukan
Pemupukan merupaka aktivitas yang dapat dilakukan petani/pekebun/penggemar tanaman untuk menjaga supaya tanaman tetap subur dan pada akhirnya akan menghasilkan buah yang lebih lebat.
Dalam kegiatan pemupukan, biasanya petani menggunakan dua jenis pupuk, ada pupuk jenis anorganik dan ataupun pupuk organik. Pupuk organik cenderung lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik seperti urea, KCL, TSP, dan sejenisnya. Pupuk organik dari kotoran hewan ternak/tumbuhan yang difermentasikan menjadi pupuk kompos, pupuk hayati atau pupuk kandang jauh lebih baik bagi tumbuhan. Sehingga saat ini telah banyak para petani yang melakukan kegiatan pertanian secara organik karena terbukti lebih ramah terhadap lingkungan kerja dan organ tubuh manusia. Baca: Keuntungan dan Kekurangan Pertanian Organik.
Kegiatan pemupukan juga sebaiknya dilakukan secara benar, sesuai porsi dan kebutuhan bagi tanaman itu sendiri, artinya pemberian pupuk kepada tanaman target tidak boleh kekurang, dan tidak boleh berlebihan, semua harus sesuai porsi yang tepat. Baca juga: Cara Pembuatan Pupuk Dari Serat Jerami Padi Yang Dibakar.
5. Pengontrolan Kesehatan Lingkungan Kerja
Pengontrolan kesehatan lingkungan kerja sangat penting diperhatikan oleh petani. Pengontrolan dilakukan dengan cara memperhatikan kondisi lahan, serta organ tanaman mulai dari akar, batang, daun, bunga, hingga pada bagian organ buahnya.
Jika seandainya terdapat kondisi lahan yang banyak terdapat gulma (rumput liar) yang berbahaya bagi perkembangan tanaman, maka segera lakukan penyiangan maupun pendangiran. Ada juga kendala teknis yang mungkin saja terjadi ketika melakukan perawatan tanaman buah, yakni seringnya tanaman buah terserang hama dan penyakit pada tanaman. Pada beberapa jenis tanaman buah, biasanya hama yang sering menyerang adalah ulat buah, lalat buah (Drosophila melanogaster) dan kelelawar. Sementara itu ada jenis penyakit yang menyerang tanaman buah baik yang disebabkan karena virus, bakteri, maupun mikroorganisme parasit lainnya.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman
Hama dan penyakit pada tanaman buah maupun sayur merupakan penyebab dari 80% kegagalan panen. Akibat aktivitas hama dan penyakit tanaman banyak sekali petani di Indonesia yang merasa dirugikan, bahkan epidemi pertumbuhan jenis hama dan penyakit ini sangat menjadi-jadi terutama jika lingkungan tempat tumbuh penyakit sangat cocok dengan lingkungan tumbuh tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman dapat ditempuh dengan penggunaan biopestisida hayati atau dengan predator biologi yang dijadikan sebagai inang untuk membunuh organisme lain yang membahayakan bagi tanaman. Beberapa petani ada yang menggunakan insektisida atau nematisida untuk membunuh serangga dan hewan-hewan dari kelas nematoda. (Baca juga: Jenis Hama Penyakit Pada Tanaman Tomat dan Cabai Holtikultura Serta Cara Penanggulangannya).
Adapun jenis hama penyakit yang sering menyerang tanaman holtikultura buah maupun sayur seperti wereng hitam, walang sangit, ular, kelelawar, ulat grayak, ulat bulu, layu fusarium, aktivitas bakteri patogen beracun yang dapat merusak struktur organ tanaman yang pada akhirnya akan mati.
7. Kegiatan Penelitian Di Lingkungan Pertanian
Aktivitas penelitian merupakan cara prefentif dalam upaya mendorong berbagai penyelidikan ilmiah di lapangan. Penelitian yang dimaksud tentunya penelitian yang dilakukan petani/pekebun di lingkungan tempat mereka bekerja. Sebagai contoh, untuk melakukan perawatan tanaman secara baik maka dapat ditempuh dengan melakukan penanaman tanaman secara tumpang sari atau sistem rotasi tanaman. Selain itu, lakukan juga penelitian terkait dengan serangan hama/penyakit pada tanaman dengan berbagai jenis penggunaan biopestisida dan pengaruhnya terhadap tanaman.
Contoh lain adalah dari banyaknya penyelidikan, hipotesis (dugaan sementara), dan berbagai rangkaian kegiatan ilmiah penelitian di lahan pertanian, maka seharusnya petani berinovasi untuk menghasilkan berbagai produk kimia maupun non-kimiawi yang dapat dijadikan alternatif dalam perawatan tanaman, misalnya penemuan pupuk organik penumbuh tanaman buah agar lebih cepat berkembang.
Jadi kegiatan dalam pertanian juga harus melibatkan kegiatan fisik yang ditujukan kepada kegiatan penelitian, terlebih juga harus mempersiapkan para petani handal dan profesional yang juga mementingkan kegiatan pertanian untuk kepentingan pengabdian kepada masyarakat luas.
Itulah tadi ulasan/pembahasan lengkap tentang: "9 cara perawatan tanaman buah yang baik agar berbuah lebat dan menguntungkan". Semoga bermanfaat untuk rekan-rekan petani dna pekebun yang membaca artikel pengalaman saya di atas. aamiin. Salam budidaya pertanian, ayo berkebun, ayo menanam.
Tanaman sayur dan buah dapat menghasilkan produktivitas panen yang tinggi dengan syarat proses penanaman dan perawatan tanaman dilakukan secara benar, intensif, dan telaten.
Proses perawatan yang benar dapat memberikan nilai positif bagi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman tertentu, tentu harus melihat porsi dan waktu yang jelas. Maka, sebaiknya seorang petani dalam memulai budidaya pertanian harus memahami betul terkait dengan kesehatan lingkungan kerja di pertanian, termasuk tentang bagaimana seorang petani harus membuat prosedur kerja dan manajemen dalam pengelolaan tanaman yang mereka budidaya.
Tanaman Holtikultur Buah Terong Lalap Hijau Bulat, Foto Original By: Guruilmuan (Wahid Priyono) |
Perawatan tanaman holtikultura jenis buah-buahan harus mendapat perhatian serius, sehingga petani tidak mengalami kejadian buruk seperti gagal panen, kerusakan pada buah akibat berbagai serangan hama maupun penyakit pada tanaman, atau persoalan lain yang jelas-jelas dapat menurunkan produktivitas pertanian. Tentu hal ini semua tidak diinginkan oleh para petani.
Ada beberapa tahapan perawatan tanaman buah yang baik agar menghasilkan buah yang lebat serta menguntungkan setelah dilakukan pemanenan. Langkah perawatannya meliputi tahap penyiraman, penyiangan, pendangiran, perampelan, pemupukan, pengontrolan kesehatan lingkungan kerja, pengendalian hama dan penyakit pada tanaman, serta kegiatan penelitian di lingkungan pertanian itu sendiri, dan terakhir adalah evaluasi sistem kinerja dalam pertanian.
1. Penyiraman
Penyiraman merupakan tahap yang sangat penting bagi tanaman. Dengan melakukan kegiatan penyiraman, maka tekstur dan kelembaban tanah akan tetap terjaga dengan baik, sehingga tanaman tidak mengalami krisis air.
Beberapa jenis tanaman hidrofit (tanaman yang hidup di air, contohnya kangkung, genjer, dan sebainya) penyiraman mungkin tidak dapat dilakukan karena ketercukupan air sudah ada, sehingga penyiraman mungkin dilakukan apabila kondisinya tidak memungkinkan atau dalam artian lingkungan di sekitar tempat tanaman tumbuh sedang mengalami kekeringan (kemarau).
Namun hal tersebut di atas sangat berbeda bagi anda yang membudidaya berbagai jenis tanaman di daerah daratan yang umumnya termasuk jenis tanaman higrofit (yang mampu tumbuh pada lingkungan tanah yang lembab) atau tanaman xerofit (yang tanamannya dapat tumbuh pada lingkungan kering).
Semua karakteristik jenis tanaman tersebut tentu memerlukan waktu, dosis, dan intensitas penyiraman yang berbeda. Karena dari masing-masing cara tanaman buah memperoleh nutrisi tentu berbeda, termasuk hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana lingkungan tersebut mempengaruhui habitat tanaman yang cocok.
Pada tanaman darat, seperti halnya jenis tanaman buah-buahan, biasanya intensitas (frekuensi) banyaknya penyiraman umumnya 2 kali dalam sehari, terutama bagi tanaman yang sedang menjalani masa pertumbuhan dna perkembangan. Intensitas penyiraman pada tanaman buah tentu harus melihat faktor umur tanaman dan kebutuhan tanaman akan air jika sewaktu-waktu memang dibutuhkan.
Maka hal yang terpenting adalah lakukan penyiraman pada tanaman dengan ritme/intensitas yang sesuai, tidak berlebihan juga tidak kekurangan. Penyiraman yang teratur sesuai kebutuhan akan jauh lebih penting bagi tanaman itu sendiri daripada dilakukan secara sembarangan yang tidak mengikuti pola yang benar. Sebab, bagaimanapun juga penyiraman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman mulai dari tanaman awal hingga menghasilkan buah yang lebat serta menguntungkan bagi petani.
2. Penyiangan dan Pendangiran
Penyiangan dan pendangiran merupakan dua hal yang tak boleh terlewatkan dalam kegiatan pertanian, terutama untuk jenis tanaman sayur mayur maupun buah.
Bagi tanaman buah, penyiangan dan pendangiran berperan penting dalam menjaga kesehatan tanaman, sehingga tanaman akan berpeluang untuk terbebas dari serangan bakteri dan penyakit patogen yang mungkin saja dapat menyerang beberapa bagian organ tanaman yang tertarget.
Penyiangan bertujuan untuk memusnahkan rumput-rumput liar (gulma) sehingga pada akhirnya lingkungan di sekitar tanaman akan semakin bersih dan terbebas dari penyakit. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabut, mengoret gulma hingga pada akarnya. Karena dengan banyaknya gulma yang tumbuh di lahan tanam maka akan memungkinkan terjadinya pengurangan nutrisi (unsur hara) di dalam tanah, atau dengan kata lain akan terjadi perebutan nutrisi antara tanaman dengan gulma.
Perkebunan Terong Yang Subur Berkat Kesehatan Lingkung Diperhatikan. Foto Original By: Guruilmuan (Wahid Priyono) |
Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pendangiran. Pendangiran sendiri merupakan kegiatan dalam pertanian yang bertujuan untuk mendapatkan sistem aerasi di dalam tanah pertanian yang semakin subur karena lalu lintas unsur Oksigen dapat terserap baik oleh tumbuhan melalui organ akar atau dari substansi kimia pupuk dan unsur organik yang hendak diserap oleh akar tanaman.
Pendangiran dilakukan dengan cara mencangkul kecil-kecil tanah di sekitar tempat tumbuh tanaman. Usahakan tetap berhati-hati dalam kegiatan pendangiran, cangkullah kecil-kecil tanah di sekitar tanaman tanpa harus melukai akar tanaman itu sendiri.
Beberapa jenis tanaman buah yang sering dilakukan penyiangan dan pendangiran adalah jeruk nipis, jeruk manis, melon, mangga, singkong, tomat, labu, kacang tanah dan lain sebagainya.
Dengan melakukan kegiatan penyiangan dan pendangiran, maka produktivitas pertanian dapat ditingkatkan dan mencegah kegagalan panen. Baca Juga: Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Panen Dalam Pertanian.
3. Perempelan
Perempelan merupakan salah satu proses pemotongan beberapa tunas muda atau tunas aksiler supaya dihasilkan tunas lain yang lebih produktif menghasilkan buah yang baik dan berbuah lebat. Perempelan dilakukan oleh masyarakat petani biasanya pada jenis tanaman sayur maupun buah tertentu. Biasanya tanaman buah yang dilakukan perempelan seperti tanaman buah kopi dan jambu.
4. Pemupukan
Pemupukan merupaka aktivitas yang dapat dilakukan petani/pekebun/penggemar tanaman untuk menjaga supaya tanaman tetap subur dan pada akhirnya akan menghasilkan buah yang lebih lebat.
Dalam kegiatan pemupukan, biasanya petani menggunakan dua jenis pupuk, ada pupuk jenis anorganik dan ataupun pupuk organik. Pupuk organik cenderung lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik seperti urea, KCL, TSP, dan sejenisnya. Pupuk organik dari kotoran hewan ternak/tumbuhan yang difermentasikan menjadi pupuk kompos, pupuk hayati atau pupuk kandang jauh lebih baik bagi tumbuhan. Sehingga saat ini telah banyak para petani yang melakukan kegiatan pertanian secara organik karena terbukti lebih ramah terhadap lingkungan kerja dan organ tubuh manusia. Baca: Keuntungan dan Kekurangan Pertanian Organik.
Kegiatan pemupukan juga sebaiknya dilakukan secara benar, sesuai porsi dan kebutuhan bagi tanaman itu sendiri, artinya pemberian pupuk kepada tanaman target tidak boleh kekurang, dan tidak boleh berlebihan, semua harus sesuai porsi yang tepat. Baca juga: Cara Pembuatan Pupuk Dari Serat Jerami Padi Yang Dibakar.
5. Pengontrolan Kesehatan Lingkungan Kerja
Pengontrolan kesehatan lingkungan kerja sangat penting diperhatikan oleh petani. Pengontrolan dilakukan dengan cara memperhatikan kondisi lahan, serta organ tanaman mulai dari akar, batang, daun, bunga, hingga pada bagian organ buahnya.
Jika seandainya terdapat kondisi lahan yang banyak terdapat gulma (rumput liar) yang berbahaya bagi perkembangan tanaman, maka segera lakukan penyiangan maupun pendangiran. Ada juga kendala teknis yang mungkin saja terjadi ketika melakukan perawatan tanaman buah, yakni seringnya tanaman buah terserang hama dan penyakit pada tanaman. Pada beberapa jenis tanaman buah, biasanya hama yang sering menyerang adalah ulat buah, lalat buah (Drosophila melanogaster) dan kelelawar. Sementara itu ada jenis penyakit yang menyerang tanaman buah baik yang disebabkan karena virus, bakteri, maupun mikroorganisme parasit lainnya.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman
Hama dan penyakit pada tanaman buah maupun sayur merupakan penyebab dari 80% kegagalan panen. Akibat aktivitas hama dan penyakit tanaman banyak sekali petani di Indonesia yang merasa dirugikan, bahkan epidemi pertumbuhan jenis hama dan penyakit ini sangat menjadi-jadi terutama jika lingkungan tempat tumbuh penyakit sangat cocok dengan lingkungan tumbuh tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman dapat ditempuh dengan penggunaan biopestisida hayati atau dengan predator biologi yang dijadikan sebagai inang untuk membunuh organisme lain yang membahayakan bagi tanaman. Beberapa petani ada yang menggunakan insektisida atau nematisida untuk membunuh serangga dan hewan-hewan dari kelas nematoda. (Baca juga: Jenis Hama Penyakit Pada Tanaman Tomat dan Cabai Holtikultura Serta Cara Penanggulangannya).
Adapun jenis hama penyakit yang sering menyerang tanaman holtikultura buah maupun sayur seperti wereng hitam, walang sangit, ular, kelelawar, ulat grayak, ulat bulu, layu fusarium, aktivitas bakteri patogen beracun yang dapat merusak struktur organ tanaman yang pada akhirnya akan mati.
7. Kegiatan Penelitian Di Lingkungan Pertanian
Aktivitas penelitian merupakan cara prefentif dalam upaya mendorong berbagai penyelidikan ilmiah di lapangan. Penelitian yang dimaksud tentunya penelitian yang dilakukan petani/pekebun di lingkungan tempat mereka bekerja. Sebagai contoh, untuk melakukan perawatan tanaman secara baik maka dapat ditempuh dengan melakukan penanaman tanaman secara tumpang sari atau sistem rotasi tanaman. Selain itu, lakukan juga penelitian terkait dengan serangan hama/penyakit pada tanaman dengan berbagai jenis penggunaan biopestisida dan pengaruhnya terhadap tanaman.
Contoh lain adalah dari banyaknya penyelidikan, hipotesis (dugaan sementara), dan berbagai rangkaian kegiatan ilmiah penelitian di lahan pertanian, maka seharusnya petani berinovasi untuk menghasilkan berbagai produk kimia maupun non-kimiawi yang dapat dijadikan alternatif dalam perawatan tanaman, misalnya penemuan pupuk organik penumbuh tanaman buah agar lebih cepat berkembang.
Jadi kegiatan dalam pertanian juga harus melibatkan kegiatan fisik yang ditujukan kepada kegiatan penelitian, terlebih juga harus mempersiapkan para petani handal dan profesional yang juga mementingkan kegiatan pertanian untuk kepentingan pengabdian kepada masyarakat luas.
Itulah tadi ulasan/pembahasan lengkap tentang: "9 cara perawatan tanaman buah yang baik agar berbuah lebat dan menguntungkan". Semoga bermanfaat untuk rekan-rekan petani dna pekebun yang membaca artikel pengalaman saya di atas. aamiin. Salam budidaya pertanian, ayo berkebun, ayo menanam.
7 Cara Perawatan Tanaman Buah Yang Baik Agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan
4/
5
Oleh
Wahid Priyono