Kangkung merupakan tanaman merambat yang dapat hidup di daerah perairan karena tanaman kangkung juga disebut sebagai tumbuhan hidrofit karena kemampuannya untuk tumbuh dengan baik di lingkungan yang berair. Walaupun begitu, kangkung juga dapat ditanam secara baik di daerah persawahan dengan kondisi yang cukup air, atau bahkan di musim kemarau banyak petani dan pekebun kangkung yang tetap menanam kangkung meskipun pada akhirnya mereka harus tetap berupaya untuk melakukan penyiraman secara rutin sesuai jadwal yang mereka tentukan.
Budidaya tanaman kangkung (nama ilmiah: Ipomoea reptana) secara organik di sawah dan lahan-lahan perkebunan holtikultura akhir-akhir ini mulai banyak dilakukan oleh masyarakat petani di daerah pedesaan, selebihnya penggemar tanaman holtikultur khusus yang tinggal di daerah perkotaan lebih menggunakan cara vertikultur, atau menanam kangkungnya langsung di lahan perkebunan milik mereka.
Satu hal yang menjadi kebanggaan tersendiri dalam membudidaya kangkung adalah bagaimana tentang kebermanfaatan tanaman ini dalam kehidupan sehari-hari. Kangkung dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan kuliner, seperti untuk membuat sayur tumis kangkung cumi, bakwan kangkung, dan kangkung juga sangat cocok dipadukan dengan tambahan udang goreng, tentu kuliner-kuliner yang terbuat dari sayur mayur kangkung sangat lezat dan bergizi.
Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung
Tanaman kangkung sangat cocok dibudidaya hampir di semua jenis lahan, baik itu di area perkebunan, di sawah, di tegalan-tegalan, daerah lereng gunung, atau dapat ditanam pada lahan miring (terassering). Di beberapa daerah seperti misalnya di daerah Liwa, Kalianda, Gisting dan Gedong Tataan (Provinsi Lampung) sebagian besar masyarakat disana telah banyak membudidaya beragam tanaman holtikultura buah dan sayur. Dan tanaman kangkung sendiri juga banyak dibudidaya oleh masyarakat di daerah tersebut baik dalam skala rumahan maupun untuk skala perkebunan yang besar.
Jenis tanah yang cocok untuk budidaya kangkung adalah jenis tanah liat berpasir, tanah liat berlempung, tanah aluvial, grumosol, tanah padsolik merah, serta tanah yang banyak mengandung substansi kandungan senyawa organik yang banyak. Suhu lingkungan yang cocok untuk budidaya tanaman kangkung berada pada kisaran 20 - 28 derajat celcius, dengan temperatur sebanyak 87%. Meskipun begitu, tanaman kangkung juga dapat dibudidaya pada lahan yang cukup kering dengan persyaratan mutlak harus disiram secara rutin agar keberlangsungan hidupnya tetap terjaga dengan baik.
Untuk memperoleh batang dan tanaman kangkung yang kokoh dan nampak sehat, maka faktor pemberian air (penyiraman/pengairan), serta pencahayaan di sekitar daerah penanaman harus dicukupi dengan baik. Karena bagaimanapun juga cahaya matahari dan air berperan penting dalam proses fotosintesis bagi tanaman kangkung tersebut.
Curah hujan juga menjadi faktor penentu dalam budidaya menanam kangkung yakni berada pada curah 800 - 1.200 mm/tahunnya. Keadaan ketercukupan air sangat penting dan menjadi tolak ukur dalam kesuksesan budidaya kangkung organik agar menguntungkan bagi para petani holtikultura di Indonesia.
Cara Budidaya Kangkung Organik
Budidaya kangkung organik sangat mudah dilakukan oleh semua kalangan profesi apapun itu, baik itu pekebun, petani, karyawan kantor, dosen, mahasiswa, dokter, pelajar, pedagang, dan lainnya. Dengan proses penanaman kangkung yang mudah sehingga penanaman tidak hanya sebatas pada daerah-daerah luas seperti di persawahan, perkebunan besar, akan tetapi di lahan yang sempitpun budidaya kangkung masih dapat dilakukan. Di Jepang dan Australia, budidaya tanaman kangkung dilakukan secara vertikultur menggunakan polybag maupun dengan paralon-paralon bekas, kaleng bekas. Dengan desain vertikultur yang unik, sehingga penanaman kangkung secara vertikultur juga dapat berfungsi sebagai tanaman hias. Vertikultur memang sebuah teknik sangat mujarab untuk menghemat lahan terutama bagi mereka yang ingin menyalurkan hobi berkebunnya namun lahan di tempat mereka tinggal sangat terbatas atau dapat dikatakan lahannya sempit.
Budidaya kangkung organik maksudnya adalah membudidaya tanaman kangkung dengan cara menggunakan pupuk-pupuk organik yang berasal dari pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah terbukti ramah terhadap lingkungan dan mampu menghasilkan prospek hasil produktivitas pertanian yang tak kalah jauh dengan pertanian non organik. Kelebihan pertanian kangkung secara organik adalah untuk meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan, dimana banyak sekali ditemukan pertanian secara non-organik lebih banyak melibatkan bahan-bahan kimiawi anorganik seperti pestisida yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan baik itu pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah, sehingga pertanian non-organik tergolong pertanian yang kurang memperhatikan fungsi lingkungan sebagai tempat dimana biodiversitas harus dipertahankan secara baik.
Pilihan membudidaya tanaman kangkung secara organik sangat tepat bagi rekan-rekan pekebun yang menginginkan tanaman sayur dan buahnya sehat dan meminimalisir terjadinya pencemaran buah akibat senyawa kimia 0bat-0bat pertanian, DDT, dan lainnya. Baiklah, berikut ini ada beberapa tahapan dalam membudidaya tanaman kangkung secara organik diantaranya sebagai berikut:
1. Pemilihan Bibit Kangkung Unggul
Bibit kangkung dapat diperoleh dari toko bibit. Sebaiknya pilih bibit kangkung yang berkualitas, tahan terhadap penyakit. Bibit sebelum disemai sebaiknya direndam dalam air hangat selama 3 - 5 jam. Tujuan perendaman adalah untuk membuat biji cepat mengalami perkecambahan saat nantinya disemai pada lahan semai. Barulah setelah bibit direndam pada air hangat, setelah itu bibit bisa langsung disemai.
2. Pengolahan Lahan Semai dan Lahan Tanam
Cara membuat lahan semai dan lahan tanam adalah dengan cara mencangkul atau membajak lahan dengan kedalaman 25 - 30 cm, kemudian buat bedengan dengan lebar 70 - 100 cm, tinggi bedengan 25 - 30 cm, serta panjang bedengan disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Di atas bedengan khusus lahan tanam sebaiknya ditaburi pupuk kandang secara acak/random. Sementara itu, khusus untuk lahan semai bibit sebaiknya dibuatkan pagar keliling menggunakan plastik agar terbebas dari serangan hewan predator yang biasanya akan merusak bibit. Setelah masing-masing lahan semai dan lahan tanam disediakan dengan pengaturan yang baik, maka selanjutnya adalah kegiatan penyemaian bibit kangkung.
3. Penyemaian Bibit Kangkung
Bibit kangkung yang disediakan sebaiknya disemai di atas bedengan/lahan semai, kemudian di atas bibit yang sudah disebar kemudian ditaburi pupuk kandang, lalu bedengan disiram agar proses perkecambahan biji kangkung berjalan lebih cepat. Kemudian bibit yang sudah disemai ditutupi dengan daun pisang. Bibit-bibit sawi yang telah disemai bisanya akan mulai tumbuh dan berkecambah pada usia 4 - 7 hari. Barulah setelah bibit tumbuh menjadi tanaman kangkung muda, lalu bibit siap untuk dipindahkan di lahan tanam (di area terbuka).
4. Penanaman Bibit Kangkung
Bibit kanngkung muda yang telah melewati fase perkecambahan (sudah memiliki organ lengkap), selanjutnya tanaman kangkung muda dipindahkan otomatis ke lahan tanam. Dari bedengan khusus lahan tanam yang disediakan, tanamlah benih kangkung secara berjejer dengan jarak tanam yakni 10 - 15 cm.
Setelah benih ditanam lalu siram benih dan tetap terus dikontrol untuk kelembaban tanahnya. Frekuensi penyiraman pada tanaman kangkung muda yang baru ditanam sebaiknya rutin hingga pada hari ke-15, apabila tanaman kangkung sudah mulai dewasa maka frekuensi penyiraman dapat dikurangi atau dihentikan total dan tinggal menunggu waktu hujan saja sebagai alternatif penyiraman tanaman secara alamiah.
5. Pemeliharaan Tanaman
Seperti pada tanaman umumnya, budidaya tanaman apapun pasti harus melewati tahap penanaman dan perawatan secara intensif. Perawatan tanaman kangkung meliputi beberapa hal seperti:
6. Kegiatan Panen dan Pemasaran
Kangkung organik baru dapat dipanen sekitar usia 40 - 50 hari. Tentu kecepatan waktu panen juga dipengaruhi oleh proses perawatan dan pengairan yang teratur. Cara memanen kangkung adalah dengan cara dicabut sampai akar-akarnya. Pemanenan dilakukan sebaiknya waktu sore hari jika keesokan harinya akan dijual di pasar. Lalu hasil panen dimasukan ke dalam bakul atau keranjang yang terbuat dari bambu. Lalu cuci bersih akar kangkung, selanjutnya kangkung diikat-ikat sesuai permintaan pasar.
Bisanya kangkung dijual di pasaran dengan harga yang relatif bervariasi. Di agen penjualan sayur mayur di pasar Natar Lampung Selatan dan pasar-pasar tradisional di kota Bandarlampung dijatuhkan harga kisaran Rp. 3.000,00,- hingga Rp. 4.100,00,-.
Demikian informasi seputar tentang: "Cara Budidaya Kangkung Secara Organik Agar Menguntungkan Bagi Para Petani Holtikultura". Semoga apa yang telah dijelaskan pada bagian di atas bermanfaat untuk semuanya. Salam pertanian, ayo menanam !
Budidaya tanaman kangkung (nama ilmiah: Ipomoea reptana) secara organik di sawah dan lahan-lahan perkebunan holtikultura akhir-akhir ini mulai banyak dilakukan oleh masyarakat petani di daerah pedesaan, selebihnya penggemar tanaman holtikultur khusus yang tinggal di daerah perkotaan lebih menggunakan cara vertikultur, atau menanam kangkungnya langsung di lahan perkebunan milik mereka.
Tanaman Kangkung Organik di Sawah, dokumentasi foto asli oleh: guruilmuan.blogspot.co.id |
Satu hal yang menjadi kebanggaan tersendiri dalam membudidaya kangkung adalah bagaimana tentang kebermanfaatan tanaman ini dalam kehidupan sehari-hari. Kangkung dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan kuliner, seperti untuk membuat sayur tumis kangkung cumi, bakwan kangkung, dan kangkung juga sangat cocok dipadukan dengan tambahan udang goreng, tentu kuliner-kuliner yang terbuat dari sayur mayur kangkung sangat lezat dan bergizi.
Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung
Tanaman kangkung sangat cocok dibudidaya hampir di semua jenis lahan, baik itu di area perkebunan, di sawah, di tegalan-tegalan, daerah lereng gunung, atau dapat ditanam pada lahan miring (terassering). Di beberapa daerah seperti misalnya di daerah Liwa, Kalianda, Gisting dan Gedong Tataan (Provinsi Lampung) sebagian besar masyarakat disana telah banyak membudidaya beragam tanaman holtikultura buah dan sayur. Dan tanaman kangkung sendiri juga banyak dibudidaya oleh masyarakat di daerah tersebut baik dalam skala rumahan maupun untuk skala perkebunan yang besar.
Jenis tanah yang cocok untuk budidaya kangkung adalah jenis tanah liat berpasir, tanah liat berlempung, tanah aluvial, grumosol, tanah padsolik merah, serta tanah yang banyak mengandung substansi kandungan senyawa organik yang banyak. Suhu lingkungan yang cocok untuk budidaya tanaman kangkung berada pada kisaran 20 - 28 derajat celcius, dengan temperatur sebanyak 87%. Meskipun begitu, tanaman kangkung juga dapat dibudidaya pada lahan yang cukup kering dengan persyaratan mutlak harus disiram secara rutin agar keberlangsungan hidupnya tetap terjaga dengan baik.
Untuk memperoleh batang dan tanaman kangkung yang kokoh dan nampak sehat, maka faktor pemberian air (penyiraman/pengairan), serta pencahayaan di sekitar daerah penanaman harus dicukupi dengan baik. Karena bagaimanapun juga cahaya matahari dan air berperan penting dalam proses fotosintesis bagi tanaman kangkung tersebut.
Curah hujan juga menjadi faktor penentu dalam budidaya menanam kangkung yakni berada pada curah 800 - 1.200 mm/tahunnya. Keadaan ketercukupan air sangat penting dan menjadi tolak ukur dalam kesuksesan budidaya kangkung organik agar menguntungkan bagi para petani holtikultura di Indonesia.
Cara Budidaya Kangkung Organik
Budidaya kangkung organik sangat mudah dilakukan oleh semua kalangan profesi apapun itu, baik itu pekebun, petani, karyawan kantor, dosen, mahasiswa, dokter, pelajar, pedagang, dan lainnya. Dengan proses penanaman kangkung yang mudah sehingga penanaman tidak hanya sebatas pada daerah-daerah luas seperti di persawahan, perkebunan besar, akan tetapi di lahan yang sempitpun budidaya kangkung masih dapat dilakukan. Di Jepang dan Australia, budidaya tanaman kangkung dilakukan secara vertikultur menggunakan polybag maupun dengan paralon-paralon bekas, kaleng bekas. Dengan desain vertikultur yang unik, sehingga penanaman kangkung secara vertikultur juga dapat berfungsi sebagai tanaman hias. Vertikultur memang sebuah teknik sangat mujarab untuk menghemat lahan terutama bagi mereka yang ingin menyalurkan hobi berkebunnya namun lahan di tempat mereka tinggal sangat terbatas atau dapat dikatakan lahannya sempit.
Budidaya kangkung organik maksudnya adalah membudidaya tanaman kangkung dengan cara menggunakan pupuk-pupuk organik yang berasal dari pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah terbukti ramah terhadap lingkungan dan mampu menghasilkan prospek hasil produktivitas pertanian yang tak kalah jauh dengan pertanian non organik. Kelebihan pertanian kangkung secara organik adalah untuk meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan, dimana banyak sekali ditemukan pertanian secara non-organik lebih banyak melibatkan bahan-bahan kimiawi anorganik seperti pestisida yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan baik itu pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah, sehingga pertanian non-organik tergolong pertanian yang kurang memperhatikan fungsi lingkungan sebagai tempat dimana biodiversitas harus dipertahankan secara baik.
Pilihan membudidaya tanaman kangkung secara organik sangat tepat bagi rekan-rekan pekebun yang menginginkan tanaman sayur dan buahnya sehat dan meminimalisir terjadinya pencemaran buah akibat senyawa kimia 0bat-0bat pertanian, DDT, dan lainnya. Baiklah, berikut ini ada beberapa tahapan dalam membudidaya tanaman kangkung secara organik diantaranya sebagai berikut:
1. Pemilihan Bibit Kangkung Unggul
Bibit kangkung dapat diperoleh dari toko bibit. Sebaiknya pilih bibit kangkung yang berkualitas, tahan terhadap penyakit. Bibit sebelum disemai sebaiknya direndam dalam air hangat selama 3 - 5 jam. Tujuan perendaman adalah untuk membuat biji cepat mengalami perkecambahan saat nantinya disemai pada lahan semai. Barulah setelah bibit direndam pada air hangat, setelah itu bibit bisa langsung disemai.
2. Pengolahan Lahan Semai dan Lahan Tanam
Cara membuat lahan semai dan lahan tanam adalah dengan cara mencangkul atau membajak lahan dengan kedalaman 25 - 30 cm, kemudian buat bedengan dengan lebar 70 - 100 cm, tinggi bedengan 25 - 30 cm, serta panjang bedengan disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Di atas bedengan khusus lahan tanam sebaiknya ditaburi pupuk kandang secara acak/random. Sementara itu, khusus untuk lahan semai bibit sebaiknya dibuatkan pagar keliling menggunakan plastik agar terbebas dari serangan hewan predator yang biasanya akan merusak bibit. Setelah masing-masing lahan semai dan lahan tanam disediakan dengan pengaturan yang baik, maka selanjutnya adalah kegiatan penyemaian bibit kangkung.
3. Penyemaian Bibit Kangkung
Bibit kangkung yang disediakan sebaiknya disemai di atas bedengan/lahan semai, kemudian di atas bibit yang sudah disebar kemudian ditaburi pupuk kandang, lalu bedengan disiram agar proses perkecambahan biji kangkung berjalan lebih cepat. Kemudian bibit yang sudah disemai ditutupi dengan daun pisang. Bibit-bibit sawi yang telah disemai bisanya akan mulai tumbuh dan berkecambah pada usia 4 - 7 hari. Barulah setelah bibit tumbuh menjadi tanaman kangkung muda, lalu bibit siap untuk dipindahkan di lahan tanam (di area terbuka).
4. Penanaman Bibit Kangkung
Bibit kanngkung muda yang telah melewati fase perkecambahan (sudah memiliki organ lengkap), selanjutnya tanaman kangkung muda dipindahkan otomatis ke lahan tanam. Dari bedengan khusus lahan tanam yang disediakan, tanamlah benih kangkung secara berjejer dengan jarak tanam yakni 10 - 15 cm.
Kangkung Ditanam dengan Sistem Bedengan, Foto Asli Oleh: guruilmuan.blogspot.co.id |
Setelah benih ditanam lalu siram benih dan tetap terus dikontrol untuk kelembaban tanahnya. Frekuensi penyiraman pada tanaman kangkung muda yang baru ditanam sebaiknya rutin hingga pada hari ke-15, apabila tanaman kangkung sudah mulai dewasa maka frekuensi penyiraman dapat dikurangi atau dihentikan total dan tinggal menunggu waktu hujan saja sebagai alternatif penyiraman tanaman secara alamiah.
5. Pemeliharaan Tanaman
Seperti pada tanaman umumnya, budidaya tanaman apapun pasti harus melewati tahap penanaman dan perawatan secara intensif. Perawatan tanaman kangkung meliputi beberapa hal seperti:
- Penyulaman: Yakni dilakukan jika ada satu atau lebih tanaman kangkung muda yang mengalami kerusakan organ, kematian secara mendadak karena faktor tertentu, dan lainnya. Penyulaman sudah dapat dilakukan pada umur tanaman di atas 7 hari. Pekebun harus benar-benar memperhatikan kondisi tanaman yang hendak disemai. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti dengan bibit yang baru atau sama usianya dengan bibit semai sebelumnya.
- Penyiangan: Dilakukan dengan tujuan untuk mematikan dan mencegah agar rumput-rumput liar tidak tumbuh secara sembarangan di sekitar lahan tanam kangkung. Penyiangan gulma (rumput liar) dapat dilakukan dengan cara dikoret menggunakan alat penyiangan khusus yang ukurannya tidak terlalu besar, atau dapat langsung mencabut rumput liar menggunakan tangan (secara manual). Untuk memperoleh hasil optimal sebaiknya penyiangan dilakukan secara berkala (teratur) dan tetap dikontrol agar media lahan tanam tetap terjaga dengan baik.
- Penyiraman: Penyiraman merupakan kegiatan untuk mempertahankan kualitas air di dalam tanah bedengan. Penyiraman dilakukan secara rutin pada masa awal semai bibit kangkung dan rata-rata penyiraman rutin juga dilakukan saat tanaman kangkung muda dipindahkan di lahan tanam terbuka. Frekuensi penyiraman sebaiknya dikurangi atau disesuaikan kebutuhan jika tanaman sudah menjadi dewasa.
- Pemupukan: Dilakukan dengan tujuan untuk menambahkan nutrisi (unsur hara) pada tanaman. Sebaiknya gunakan saja pupuk organik yang lebih ramah terhadap lingkungan serta mampu meminimalisir kemungkinan terjadinya pencemaran udara, pencemaran air, ataupun pencemaran tanah. Pupuk organik dapat berupa pupuk kandang atau kompos yang sebelumnya telah dikeringkan atau difermentasikan terlebih dahulu. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan saat usia tanam masing-masing adalah 15 hari dan 35 hari.
- Pengendalian hama dan penyakit: Hama yang sering menyerang tanaman kangkung paling sering adalah ulat grayak, ulat daun, dan lembing hitam. Sementara untuk penyakit yang menyerang tanaman kangkung dapat berupa cendawan parasit, layu fusarium, dan lain sebagainya. Cara pengendalian hama dan penyakit yakni lakukan saja penyiraman terhadap tanaman supaya telur dan larva pada ulat dapat terganggu pertumbuhannya, sehingga tanaman dapat terjaga kesehatannya.
6. Kegiatan Panen dan Pemasaran
Kangkung organik baru dapat dipanen sekitar usia 40 - 50 hari. Tentu kecepatan waktu panen juga dipengaruhi oleh proses perawatan dan pengairan yang teratur. Cara memanen kangkung adalah dengan cara dicabut sampai akar-akarnya. Pemanenan dilakukan sebaiknya waktu sore hari jika keesokan harinya akan dijual di pasar. Lalu hasil panen dimasukan ke dalam bakul atau keranjang yang terbuat dari bambu. Lalu cuci bersih akar kangkung, selanjutnya kangkung diikat-ikat sesuai permintaan pasar.
Kangkung Yang Sudah Diikat-Ikat, Dokumentasi oleh guruilmuan. |
Bisanya kangkung dijual di pasaran dengan harga yang relatif bervariasi. Di agen penjualan sayur mayur di pasar Natar Lampung Selatan dan pasar-pasar tradisional di kota Bandarlampung dijatuhkan harga kisaran Rp. 3.000,00,- hingga Rp. 4.100,00,-.
Demikian informasi seputar tentang: "Cara Budidaya Kangkung Secara Organik Agar Menguntungkan Bagi Para Petani Holtikultura". Semoga apa yang telah dijelaskan pada bagian di atas bermanfaat untuk semuanya. Salam pertanian, ayo menanam !
Cara Budidaya KANGKUNG Dari Biji Secara Organik Agar Menguntungkan Bagi Para Petani Holtikultura
4/
5
Oleh
Wahid Priyono
2 komentar
Lengkap-lengkap sekali artikel di blog ini. Saya sangat puas dengan artikel tulisan Anda om priyo...budidaya kangkung dari biji boleh dicoba nih..thanks sharingnya.
Replyoke sama-sama. Silakan dilakukan budidaya kangkung, karena sangat mudah dilakukan di berbagai jenis lahan di sekitar tempat tinggal kita. Salam budidaya, ayo menanam.
Reply