Cabai Hijau Kriting Hibrida Lado F1, Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Pada dasarnya, budidaya cabai hijau kriting hibrida sama dengan cara membudidaya cabai merah Lado F1 yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, hanya saja proses pemberian pupuk yang berbeda. Karena diketahui bahwa pupuk juga menyumbang bagian terpenting dalam pertanian organik cabai. Sebelum berangkat ke pembahasan lebih rinci terkait topik di atas, maka sebaiknya terlebih dahulu mengenal manfaat dari cabai hijau.
Manfaat Cabai Hijau Kriting Hibrida
Cabai hijau dengan nama latin Capcisum anuum var anuum ialah tanaman buah dari familia Solanaceae yang telah memiliki banyak manfaat, prospek pasar menjanjikan serta lebih menguntungkan. Buah cabai hijau banyak digunakan untuk beraneka ragam kepentingan, mulai untuk ditambahkan pada resep makanan, untuk penyedap rasa, pemberi rasa pedas pada makanan olahan, hingga buahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sambal tempoyak, sambal terasi, dan lain sebagainya. Cabai hijau kriting hibrida terasa pedas sekali, sesekali orang menggunakannya untuk tambahan dalam pembuatan acar buah, capcai, ataupun tumis sayur. Kandungan vitamin C dan vitamin B banyak terdapat pada buah cabai hijau. Vitamin C digunakan oleh tubuh sebagai bahan kimia untuk menangkal berbagai aktivitas radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh manusia. Sementara itu, vitamin B sangat penting sebagai komponen dalam pembentukan enzim-enzim yang disekresikan tubuh sebagai substrat dalam metabolisme sel.
Syarat Tumbuh Cabai Hijau Kriting Hibrida
Cabai hijau keriting hibrida sangat cocok dibudidaya di wilayah tropis seperti di Indonesia. Baik ditanam pada lahan dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Sehingga banyak para petani cabai yang membudidayanya pada lahan terbuka seperti area persawahan, ladang, perkebunan, maupun daerah tegalandari ketinggian lahan 0 - 1.400 meter di atas permukaan air laut (mdpl). ketercukupan kandunga air di dalam tanah harus tercukupi secara baik agar pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman cabai hijau ini dapat berjalan baik. Adalah jenis tanah gembur (subur), kaya akan unsur hara organik, pH tanah kisaran 5,5 - 6,5 yang dibutuhkan tanaman ini. Tanaman cabai hijau yang hendak ditanam di area sawah alangkah baiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan budidaya cabai di daerah tegalan lebih baik dilaksanakan pada musim penghujan. Dengan pemilihan musim tanam seara tepat, diharapkan mampu membuat pertumbuhan tanaman optimal, kandungan air sawah tidak berlebih, serta di lahan tegalan tersedia air yang mencukupi supaya membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe hijau. Curah hujan yang diharapkan yaitu 500 - 1.000 mm/tahun. Suhu (temperatur) lingkungan optimum yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman cabai hijau adalah 25 - 32 derajat celcius dengan sistem aerasi di dalam tanah yang baik (memiliki kandungan oksigen yang cukup) dan kelembaban udara kisaran 85 - 87 %.
Karakteristik Tanaman Cabai Hijau Kriting Hibrida
Seperti tanaman cabai merah, untuk karakteristik cabai hijau kriting hibrida diantaranya yaitu akarnya tunjang menembus tanah bagian dalam, batang kokoh serta memiliki banyak ranting atau percabangan, tanaman cabai merupakan pohon tegak ke atas (pohon erectus), daun menyirip selang-seling/menjari, daun lonjong dengan ujung lancip, daunnya telah berwarna hijau gelap dan kadang-kadang hijau muda, bunga cabai hijau sudah pasti berwarna putih cerah serta tergolong bunganya majemuk. Pada saat tanaman cabai hijau mulai berbuah lebat, biasanya pembungaan akan berlangsung sangat cepat dan terlihat jejeran bunga-bunga menepi di ketiak batang atau ketiak daunnya. Buah cabai hijau sebelum masak berwarna hijau, sehingga banyak petani holtikultur yang telah memetik hasil panen cabai hijau sebelum masak untuk berbagai kepentingan umum. Hal ini biasanya dilakukan sebab suatu hal tertentu, misalnya saja ketika itu harga cabai sedang melambung tinggi (harga jualnya tingg), sehingga menuntut petani untuk segera menjual hasil panen akibat permintaan konsumen terhadap cabai hijau/merah amat tinggi. Buah cabai hijau satu pohon mampu menghasilkan 30 - 80 buah atau bahkan lebih dan dapat dipetik berkala selama musim panen berlangsung.
Budidaya Cabai Hijau Kriting Hibrida Supaya Berbuah Lebat
Cara Budidaya Cabai Hijau dan Cabai Merah Lado F1 buah lebat, foto: guruilmuan.blogspot.com |
Seperti dipaparkan di atas, untuk prospek budidaya tanaman cabai hijau hibrida Lado F1 maupun cabai merah dan sejenisnya sangat bagus di pasaran, karena harga cabai ini sewaktu-waktu dapat melambung tinggi, akibat permintaan pasar yang tiada henti-hentinya. Supaya mendapatkan hasil panen cabai hjau kriting hibrida berbuah lebat dan menguntungkan bagi petani, maka hal yang perlu diperhatikan sejak awal budidaya adalah proses penanaman serta perawatan yang benar, tepat, berdaya guna justru akan menentukan hasil produktivitas panen yang sukses dan memperoleh penghasilan secara finansial yang banyak. Harapan untuk memperoleh keuntungan besar dapat terwujud dengan mencoba mengikuti pedoman cara budidaya cabai hijau kriting hibrida yang menguntungkan berikut ini:
1. Varietas Cabai Hijau Hibrida dan Pemilihan Bibit Cabai Unggul
Varietas yang seringkali digunakan petani dalam membudidaya tanaman cabai hijau yakni diantaranya Lado F1, Tanjung-2, Lembang-1, Hot beauty, Hot Chilli, Cabai Merah Lado F1, serta lain sebagainya. Masing-masing varietas cabai unggulan tersebut pastinya memiliki kelebihan tersendiri. Perlu diingat bahwa kebutuhan benih untuk 1 hektar (ha) lahan yaitu berkisar 300 - 400 gram bibit.
Pemilihan bibit cabai hijau kriting hibrida unggul yaitu dengan cara langsung membelinya ke kios atau toko khusus yang menjual aneka bibit tanaman cabai bervarietas. Selanjutnya, pilihlah kemasan bibit yang baik, bibit sebelumnya telah terbukti berkualitas dan terhindar dari penyakit tanaman seperti akibat mikroorganisme tanah parasit, jamur, dan lainnya. Ciri bibit yang baik dan bermutu yaitu tidak gampang rusak dan keadaan bibit masih utuh. Selain pembelian bibit langsung dalam bentuk paket-paket, bibit cabai hijau dan cabai merah dapat juga dibeli secara langsung melalui petani cabai profesional dan memiliki rekam jejak baik-terbukti telah berhasil dalam membudidaya cabai dengan produktivitas panen tinggi. Bibit cabai yang diperoleh dari kebun sendiri diolah dengan mengambil bijinya kemudian dijemur di bawah cahaya matahari. Biji-biji yang sudah kering lalu disimpan di dalam botol kaca untuk mencegah suaya biji tidak mudah berkecambah dan memperlambat masa dormansi biji (masa dormansi biji yaitu masa dimana biji mengalami masa istirahat sebelum akhirnya nanti mengalami proses perkecambahan biji).
2. Pengolahan Lahan Tanam Cabai Hijau Hibrida
Pengolahan tanah di lahan kering baik di daerah perkebunan, daerah tegalan, dapat dilakukan dengan cara mencangkul ataupun membajak lahan dengan menggunakan hewan ternak sapi/kerbau atau dengan alat traktor. Lahan dibajak/dicangkul secara manual sedalam 30 - 40 cm hingga tanahnya menjadi gembur, halus, dan merata. Selanjutnya tanah hasil bajakan dibuat bedengan-bedengan dengan lebar setidaknya 1 - 1,2 meter, dengan tinggi bedengan mencapai 30 - 40 cm. bedengan yang sudah terbentuk kemudian diberi mulsa plastik pada bagian atas bedengan dan buat lubang tanam pada mulsa dengan jarak antar lubang tanam adalah (50 cm - 60 cm) x (40 cm - 50 cm) atau (50 cm x 70 cm), sehingga dalam satu bedengan akan terdapat 2 baris/larik tanaman.
Pengolahan tanah di area persawahan, dengan langkah yang ditempuh adalah mencangkul atau membajak lahan tersebut menggunakan hewan ternak (kerbau/sapi) maupun menggunakan alat berat seperti traktor. Lahan dibajak atau dicangkul sedalam 30 - 40 cm hingga tanahnya menjadi gembur, kemudian tanah dibuatkan bedengan-bedengan dengan masing-masing lebar bedengan 1,5 meter, tinggi bedengan 30 cm - 40 cm, dan diantara bedengan yang satu dengan bedengan-bedengan lainnya dipisahkan dengan suatu parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Kemudian masing-masing bedengan yang telah terbentuk pada bagian atasnya diberi mulsa plastik dan dibuatkan lubang tanam, dengan jarak antar lubang tanam yaitu 40 x 50 cm. Apabila tanah memiliki tingkat keasamaan tanah di bawah pH 5,5, maka sewaktu tanah dibajak dapat langsung dicampurkan+diaduk hingga merata dengan dolomit/kaptan ( untuk dosis 1,5 ton/ha lahan pada saat 3 - 4 minggu sebelum tanam awal).
3. Penyemaian Bibit Cabai Hijau Kriting Hibrida
Bibit Semai Cabai Hijau Hibrida Lado F1 di Pot Polybag, Foto Asli Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Sebelum bibit cabai hijau hibrida disemai, bibit sebaiknya terlebih dahulu direndam di air hangat pada suhu (temperatur) kisaran 40 - 50 derajat celcius, atau dapat juga bibit cabai direndam terlebih dahulu pada larutan Previcur N (1cc/Liter) selama 60 menit (1 jam). Sleanjutnya, benih cabai disemai pada lahan penyemaian yang sebelumnya tanah penyemaian bibit tersebut dicampuri dengan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang/kompos yaitu 1:1. Bibit yang telah disemai di atas lahan penyemaian tersebut selanjutnya ditutup dengan daun pisang lebih kurang selama 2 - 3 hari. Agar mendapatkan hasil bibit semai cabai yang berkualitas sebaiknya bedengan persemaian diberikan atap/naungan dari screen/kasa/plastik transparan selanjutnya lahan semai tersebut ditutupi dengan screen agar biji cabai yang baru berkecambah terhindar dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Setelah usia 7 - 9 hari, bibit yang sudah tumbuh dipindahkan ke bumbunan daun pisang/pot plastik kecil polybag yang berisi tanah+pupuk kandang atau kompos (perbandingan 1:1), kemudian bibit disiram rutin setiap pagi dan sore. Ingat bahwa dalam tiap pot plastik hanya berisi satu bibit cabai hijau. Bibit yang sudah ditanam sementara di pot kecil agar tetap dijaga kelembaban dan ketercukupan air yang ada di dalam tanahnya. Bibit dalam wadah pot akan siap ditanam di lahan terbuka (bedengan bermulsa, kebun, sawah) setelah berusia 4 - 5 Minggu.
4. Penanaman Bibit Cabai Hijau Kriting Hibrida
Bibit Cabai Hijau Hibrida Kriting Lado F1, foto original oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Apabila lahan sudah dibuat dan disiapkan secara baik, kemudian bedengan-bedengan diberikan mulsa plastik/mulsa dari serat jerami padi, langkah selanjutnya yaitu menanam bibit dengan cara memindahkan bibit dari pot plastik (polybag kecil) atau bubunan daun pisang. Apabila sebelumnya bibit ditanam dalam pot plastik kecil, selanjutnya merobek bagian pot plastik tersebut lalu memindahkan bibit tanam cabai langsung ke dalam lubang yang sudah dibuatkan pada mulsa plastik. Setelah bibit cabai hijau hibrida kriting ditanam, lalu menyiram bibit tersebut secara rutin selama 20 hari pertama. Jangan lupakan juga agar memberi tiang ajir dari bambu yang ditancapkan di sekitar tempat tumbuh bibit yakni dengan cara mengikat batang tanaman bibit sementara pada ajir agar tidak mudah roboh baik karena faktor cuaca/iklim, karena hempasan angin kencang, atau karena adanya aktivitas guyuran air hujan secara berlebihan. Apabila proses tanam cabai hijau selesai, selanjutnya berlanjut pada tahapan merawat bibit tanaman secara intensif hingga tanaman menjadi dewasa dan menghasilkan buah cabai hijau yang banyak (sampai waktu panen datang). Proses kegiatan perawatan tanaman cabai hijau kriting Hibrida Lado F1 dapat dibaca pada bagian di bawah ini.
5. Perawatan Dasar Tanaman Cabai Hijau Kriting Hibrida
Perawatan dasar dalam pembudidayaan cabai cabai hijau, cabai merah, cabai hijau-merah keriting, cabai rawit, cabe besar yakni pada dasarnya adalah sama. Berikut ini ada beberapa hal dalam perawatan tanaman cabai hijau kriting hibrida seperti:
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Hijau
Ketidaksuksesan dalam budidaya menanam cabai hijau dan beberapa jenis cabai lainnya, tentu dihambat oleh banyak faktor luar seperti adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan ini adalah hal yang terbiasa menyerang tanaman cabai serta beberapa jenis tanaman holtikultur lain seperti pada tomat (rampai), pare, timun suri, semangka, dan lainnya. OPT yang acap kali menghantui petani dan menyerang tanaman cabai diantaranya adalah kutu kebul, wereng hitam yang menyerang bagian organ daun, kutu daun, thrips, ulat grayak warna hijau - atau hitam, ulat buah, lalat buah (Drosophilla melanogaster), walang sangit, virus kuning, antraknose, dan lainnya.
Perawatan dasar dalam pembudidayaan cabai cabai hijau, cabai merah, cabai hijau-merah keriting, cabai rawit, cabe besar yakni pada dasarnya adalah sama. Berikut ini ada beberapa hal dalam perawatan tanaman cabai hijau kriting hibrida seperti:
- Penyulaman: Penyulaman dilaksanakan paling lambat 1 - 2 Minggu sejak tanam awal dengan tujuan mengganti tanaman bibit cabai hijau yang telah mati, rusak atau terserang berbagai penyakit dan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);
- Pemberian Ajir: Bertujuan untuk menopang tanaman cabai agar tidak mudah roboh karena akibat angin kencang, halilintar, kapasitas air hujan yang sangat lebat terutama jika penanaman cabai hijau ini dilakukan di daerah persawahan. Ajir tanaman cabai umumnya terbuat dari bilah bambu atau kayu papan yang dipotong-potong sepanjang 0,5 - 1 meter atau lebih (sesuai kebutuhan). Kemudian ajir ditancapkan disamping akar tanaman. Satu ajir khusus digunakan untuk satu tanaman saja;
- Penyiangan Tanaman Cabai Hijau: Dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan rumput-rumput liar (gulma) agar tidak tumbuh di dekat tanaman cabai hijau, caranya yaitu dengan mengoret, mencabut gulma yang tumbuh pada tiap lubang tanam mulsa plastik/mulsa dari jerami padi. Jika tidak dilakukan penyiangan pada tanaman cabai, sangat dimungkinkan akan ada perebutan nutrisi (unsur hara) antara gulma dengan tanaman cabai tersebut. Akibat terburuk jika gulma dibiarkan tumbuh di area lubang tanam cabai yakni akan menghambat laju pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman cabai;
- Pengairan Lahan Tanam Cabai: Untuk lahan tanam cabai di daerah persawahan keterbutuhan air amat penting untuk menjaga sekaligus mengatur keberlangsungan hidup tanaman cabai. Pengairan dilakukan dengan cara/sistem dileb (digenangi di bagian paritnya saja), atau melalui proses penyiraman bergilir per lubang tanamannya;
- Pendangiran atau Istilahnya Penggemburan tanah: cara ini sebaiknya dilakukan bersamaan saat pemupukan kedua atau ketika pemupukan susulan. Adapun tujuan penggemburan tanah supaya tanah mempunyai sistem aerasi yang baik, sehingga kandungan oksigen (unsur O) di dalam tanah mencukupi dalam membantu penyaluran nutrisi, air ke bagian akar tanaman;
- Pemangkasan Tunas Aksiler Pada Batang: Beberapa tunas air (tunas aksiler pada batang) yang banyak tumbuh di bagian cabang utama sebaiknya dipangkas (dibuang saja), pemangkasan dilaksanakan sewaktu-waktu jika ada satu atau dua organ tanaman baik itu daun, batang, serta bunga yang teridentifikasi terdapat bagian tidak produktif dan mestinya perlakuan pemangkasan pada tanaman bertujuan baik untuk meningkatkan produktivitas buah cabai hijau kriting hibrida supaya berbuah lebat dan menguntungkan petani;
- Pemupukkan Tanaman Cabai Hijau: Pemupukan tumbuhan cabai yang ditanam secara monokultur di lahan kering (baik itu di lahan perkebunan, area pegunungan atau lereng gunung/ladang/dan daerah pematang sawah), yakni dengan pemberian pupuk dasar berupa pupuk kompos/kandang (pupuk kering dari kotoran sapi/kambing/kuda/pupuk dari kotoran kerbau) sebanyak 20 - 40 ton/ha lahan, serta pupuk buatan TSP 200 - 300 kg/ha lahan dan diberikan sebelum tanam awal (diberikan pada masing-masing lubang tanam). Pupuk susulan berupa Urea 110 - 170 kg/ha lahan, pupuk ZA 320 - 400 kg/ha lahan, dan pupuk KCl 200 - 250 kg/ha diberikan sebanyak 3 kali pada umur 3, 7, dan 9 minggu setelah tanam awal. Khusus untuk pemberian pupuk di lahan tanam persawahan, berikanlah pupuk pada masing-masing lubang tanam dengan pupuk Urea 150 kg/ha lahan, ZA 205 kg/ha, serta pupuk KCl 200 kg/ha diberikan 2 kali saat umur tanaman menginjak 7 dan 25 hari setelah tanam dengan masing-masing 1/2 dosis.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Hijau
Ketidaksuksesan dalam budidaya menanam cabai hijau dan beberapa jenis cabai lainnya, tentu dihambat oleh banyak faktor luar seperti adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan ini adalah hal yang terbiasa menyerang tanaman cabai serta beberapa jenis tanaman holtikultur lain seperti pada tomat (rampai), pare, timun suri, semangka, dan lainnya. OPT yang acap kali menghantui petani dan menyerang tanaman cabai diantaranya adalah kutu kebul, wereng hitam yang menyerang bagian organ daun, kutu daun, thrips, ulat grayak warna hijau - atau hitam, ulat buah, lalat buah (Drosophilla melanogaster), walang sangit, virus kuning, antraknose, dan lainnya.
Cabai Hijau Kriting Hibrida Mulai Berbuah, Foto Asli Dibidik Oleh: guruilmuan.blogspot.com |
Pengendalian hama dan penyakit tanaman tentunya ditujukan dari jenis OPT yang bersangkutan. Secara umumnya, pengendalian penyakit dan hama tanaman cabai hijau hibrida yakni dengan penggunaan border 4 - 6 baris jagung, menggunakan perangkap (kuning, methyl eugenol), penggunaan musuh alamiah (predator biologis) semisal Menochillus s., menggunakan pestisida nabati buatan, atau penggunaan kawanan OPT seperti penggunaan pestisida sesuai dosis, aturan, serta petunjuk pada kemasan pestisida yang bersangkutan, serta dalam pemilihan jenis pestisida,volume semprot, dosis, cara pengaplikasian, interval dan waktu aplikasinya harus tepat. Apabila cara tersebut dilakukan dengan benar maka kemungkinan besarnya mampu meminimalisir bahkan mencegah tanaman cabai dari OPT yang tidak diinginkan, serta mampu meningkatkan hasil produktivitas panen cabai melimpah ruah dan menguntungkan pekebun maupun petani.
7. Kegiatan Panen dan Pemasaran
Cabai hijau hibrida kriting dipanen saat umur 75 - 80 hari setelah tanam awal khusus untuk daerah di dataran rendah, dan umur 4 - 5 bulan untuk pemanenan cabai yang ditanam di daerah dataran tinggi, dengan masa (frekuensi) pemanenan 3 - 7 hari sekali. Apabila terdapat buah rusak/busuk di pohon akibat serangan lalat buah (Drosophila melanogaster) atau penyakit tanaman antraknos sebaiknya langsung dibasmi yaitu dengan membuangnya dari bagian tanaman. Buah sebaiknya dipanen ketika sudah hijau tua. Buah cabai yang hendak dijual dengan jarak tempuh cukup jauh sebaiknya dipetik setengah matang (hijau muda- hijau tua), sementara itu untuk buah cabai apabila hendak dikeringkan sebagai bahan bibit, sebaiknya dipanen ketika cabai sudah matang dari pohonnya.
7. Kegiatan Panen dan Pemasaran
Cabai hijau hibrida kriting dipanen saat umur 75 - 80 hari setelah tanam awal khusus untuk daerah di dataran rendah, dan umur 4 - 5 bulan untuk pemanenan cabai yang ditanam di daerah dataran tinggi, dengan masa (frekuensi) pemanenan 3 - 7 hari sekali. Apabila terdapat buah rusak/busuk di pohon akibat serangan lalat buah (Drosophila melanogaster) atau penyakit tanaman antraknos sebaiknya langsung dibasmi yaitu dengan membuangnya dari bagian tanaman. Buah sebaiknya dipanen ketika sudah hijau tua. Buah cabai yang hendak dijual dengan jarak tempuh cukup jauh sebaiknya dipetik setengah matang (hijau muda- hijau tua), sementara itu untuk buah cabai apabila hendak dikeringkan sebagai bahan bibit, sebaiknya dipanen ketika cabai sudah matang dari pohonnya.
Kegiatan pemanenan dilakukan dengan memetik buah cabai hijau yang sudah tua kemudian dimasukan ke dalam keranjang khusus terbuat dari anyaman bambu, selanjutnya hasil panen diangkut ke gudang penyimpanan hasil panen holtikultura. Jangan lupa lakukan sortasi (pemilihan) dan memisahkan buah cabai segar yang layakdi jual dan yang tidak layak dijual. Adapun tujuan dari sortasi adalah untuk mempertahankan kualitas cabai supaya tidak mengganggu harga sewaktu dijual di pasaran. Sortasi tidak benar dengan penuh kebohongan, misalnya sengaja mencampurkan cabai busuk ke dalam cabai kualitas baik tentu hal tersebut akan membuat konsumen merasa dirugikan, akibatnya akan memengaruhi minat konsumen untuk membeli.
Pengemasan cabai hijau kriting hibrida Lado F1 untuk kepentingan transportasi jarak jauh sebaiknya jangan tertutup rapat sebab dikhawatirkan justru memberikan peluang cabai untuk matang lebih cepat atau busuk sebelum dijual di pasaran. Pengemasan yang baik dapat menggunakan karung jala karena jauh lebih praktis serta lebih efektif mencegah pembusukan buah sebelum diedarkan ke konsumer. Supaya buah dapat bertahan baik, sebaiknya buah cabai disimpan pada tempat sejuk, kering, bebas dari aktivitas bakteri pembusuk, atau ditempatkan pada lingkungan dengan sirkulasi udara yang baik (di lemari pendingin).
Demikian informasi artikel pertanian tentang: "Budidaya Cabai Hijau Kriting Hibrida Supaya Berbuah Lebat dan Menguntungkan Bagi Petani serta Pekebun". Mudah-mudahan apa yang telah disajikan di atas bermanfaat untuk rekan-rekan semuanya. Silakan dipraktekan semoga berhasil menjadikan hasil produktivitas panen cabai Anda banyak dan mampu bersaing dengan harga di pasaran. Salam budidaya pertanian, ayo menanam !.
Pengemasan cabai hijau kriting hibrida Lado F1 untuk kepentingan transportasi jarak jauh sebaiknya jangan tertutup rapat sebab dikhawatirkan justru memberikan peluang cabai untuk matang lebih cepat atau busuk sebelum dijual di pasaran. Pengemasan yang baik dapat menggunakan karung jala karena jauh lebih praktis serta lebih efektif mencegah pembusukan buah sebelum diedarkan ke konsumer. Supaya buah dapat bertahan baik, sebaiknya buah cabai disimpan pada tempat sejuk, kering, bebas dari aktivitas bakteri pembusuk, atau ditempatkan pada lingkungan dengan sirkulasi udara yang baik (di lemari pendingin).
Demikian informasi artikel pertanian tentang: "Budidaya Cabai Hijau Kriting Hibrida Supaya Berbuah Lebat dan Menguntungkan Bagi Petani serta Pekebun". Mudah-mudahan apa yang telah disajikan di atas bermanfaat untuk rekan-rekan semuanya. Silakan dipraktekan semoga berhasil menjadikan hasil produktivitas panen cabai Anda banyak dan mampu bersaing dengan harga di pasaran. Salam budidaya pertanian, ayo menanam !.
Budidaya CABAI HIJAU KRITING HIBRIDA Supaya Berbuah Lebat dan Menguntungkan Bagi Petani Serta Pekebun
4/
5
Oleh
Wahid Priyono