Panen cabe merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh para petani cabe setelah sekian waktu melakukan serangkaian aktivitas pembudidayaan, mulai dari tahap awal pemilihan bibit cabe berkualitas, penyemaian bibit, pemindahan benih hasil semai ke lahan terbuka (bedengan), hingga pada aktivitas perawatan tanaman dan pemanenan serta kegiatan pasca panen.
Setiap pohon cabe yang ditanam di setiap daerah di Indonesia memiliki potensi hasil panen berbeda-beda. Keberagaman hasil panen di kalangan petani/pekebun cabe inilah yang menjadi persoalan yang sering diperdebatkan di kalangan mereka.
Namun, untuk mengetahui hal tersebut di atas lebih jauh, setidaknya seorang petani cabai harus lebih peka, karena semua hasil pertanian cabe dari petani satu dengan petani cabe lainnya pasti saja berbeda. Terlepas dari ketekunan dan kepiawaian seorang petani cabe yang memang sudah mahir bertahun-tahun menanam cabe, tentu saja hal ini sangat didorong oleh banyak faktor krusial seperti:
Setiap pohon cabe yang ditanam di setiap daerah di Indonesia memiliki potensi hasil panen berbeda-beda. Keberagaman hasil panen di kalangan petani/pekebun cabe inilah yang menjadi persoalan yang sering diperdebatkan di kalangan mereka.
Namun, untuk mengetahui hal tersebut di atas lebih jauh, setidaknya seorang petani cabai harus lebih peka, karena semua hasil pertanian cabe dari petani satu dengan petani cabe lainnya pasti saja berbeda. Terlepas dari ketekunan dan kepiawaian seorang petani cabe yang memang sudah mahir bertahun-tahun menanam cabe, tentu saja hal ini sangat didorong oleh banyak faktor krusial seperti:
- Letak geografis suatu daerah;
- Perbedaan cuaca dan iklim;
- Jenis tanah, serta pH (tingkat keasaman tanah);
- Faktor perawatan dan pemberdayaan tanaman sejak dini hingga menghasilkan buah cabe;
- Tingkat curah hujan tiap daerah yang tidak bisa diprediksikan sama setiap waktunya;
- Faktor kelembaban dan suhu udara di setiap daerah;
- Kemiringan tempat/lokasi penanaman;
- Jarak tanam;
- Kondisi pencahayaan dan keefisienan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis
- dan faktor X,Y,Z,dan seterusnya.
Semua faktor-faktor di ataslah yang setidaknya paling menentukan tentang sejauh mana produktivitas hasil tanaman cabe dalam menghasilkan buah setiap kali panen dan seterusnya.
Budidaya Cabe Hijau Keriting di Lahan Bedengan Bermulsa, Photografer by: Wahid Priyono (Guruilmuan) |
Maka dari itulah, penanaman/budidaya cabe juga penting mengukur dan mempertimbangkan lokasi budidaya yang tepat dan mendukung budidaya tanaman cabe tersebut.
Sebagai contoh, lingkungan yang kurang mendukung tumbuh kembang tanaman cabe jika, pembudidayaan dilakukan dengan tanah yang memiliki pH sangat asam (kurang dari pH 2), dan atau pembudidayaan cabe dilakukan di tanah merah yang itu jelas-jelas kurang cocok.
Sehingga diharapkan bagi seluruh petani/pekebun cabe di Indonesia, untuk lebih memperhatikan berbagai faktor penentu dalam usaha/bisnis cabe. Sebaiknya sebagai petani/pekebun juga anda harus update perkembangan informasi baik itu tentang update seputar harga cabe di pasaran, harga benih, smapai pada jenis pupuk yang cocok, cara pemetikan cabe yang baik sesuai anjuran, dan masih banyak perihal penting lainnya.
Mempertimbangkan lokasi tanam cabe secara bijaksana, tentu saja hal yang sangat penting dan menjadi bahan prioritas bagi kalangan petani untuk mendapatkan produktivitas hasil panen cabe lebih optimal. Selain itu, hasil panen cabe lebih bermutu, dan mampu bersaing di pasaran.
Ingat, sekali lagi bahwa pertimbangkan dengan baik tentang syarat tumbuh tanaman cabe, serta faktor-faktor seperti disebutkan di atas, supaya hasil tanam baik, dan hasil panen dapat ditingkatkan dari segi produktivitasnya. Sebaiknya anda juga membaca ulasan ini, klik: 4 Cara Alami Mencegah Cabe Rawit dari Hama dan Penyakit.
Faktor Penentu Tinggi Rendahnya Produktivitas Panen Cabe
4/
5
Oleh
Wahid Priyono