Cara Budidaya PARE PAHIT Agar Cepat Berbuah Lebat Dan Menguntungkan Bagi Petani Holtikultura

Siapa yang tak mengenal dengan tanaman pare pahit ini? Seperti diketahui, pare pahit merupakan tanaman yang sangat populer di Indonesia, bahkan keberadaan tanaman ini sudah tidak asing lagi untuk ditanam di berbagai jenis lahan yang dimiliki para penggemar dunia perkebunan sayur mayur. Pare pahit atau peria dengan nama ilmiah Momordica  charantia l. merupakan jenis tanaman merambat dengan buah yang panjang dan ujung meruncing, serta permukaan tubuhnya yang bergerigi.

Manfaat, Karakteristik, dan Syarat Tumbuh Tanaman Pare Pahit

Pare Pahit memiliki segudang manfaat yang tersembunyi. Pare pahit dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk berbagai kepentingan seperti untuk dijadikan kuliner masakan. Ada kuliner sayur pahe tumis, pare pahit santan, pecel pare, semur pare yang sangat lezat, pare juga dapat dimanfaatkan untuk tambahan pada menu kuliner somai, dan lainnya. Dalam dunia medis (kedokteran), buah pare pahit banyak digunakan untuk penyembuhan terhadap orang yang terserang nyeri otot, biji pare dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit diabetes melitus (kencing manis), kesehatan pernafasan, daunnya untuk menyembuhkan penyakit wasir, untuk mencegah kanker, dan untuk membantu dalam kesehatan mata bagi penderita miopi (rabun jauh).

Buah Pare Pahit Berbuah Lebat
Foto Buah Pare Pahit Berbuah Lebat, oleh: guruilmuan.blogspot.co.id
Beberapa karakteristik dari tanaman pare secara umum diantaranya yakni sistem perakarannya serabut, batangnya merambat mengikuti lekukan-lekukan pada turus/para-para yang disediakan, batangnya tidak berkayu karena termasuk tanaman monokotil (biji berkeping satu), daunnya kasar berbentuk jantung memiliki lekuk 5-7, rasa buah dan daunnya pahit. Bunga pare berwarna kuning, tergolong bunga majemuk, bunga betina dapat menghasilkan buah pare baru. Buah pare berwarna hijau muda/hijau tua jika sudah dewasa dan siap panen. Jika buah sudah sangat tua sekali buah akan berubah warna menjadi kuning atau orange. Bijinya bergerombol dan berada pada barisan di dalam daging buahnya yang berasa pahit.

Pare pahit amat cocok ditanam baik di daerah berdataran rendah atau di daerah berdataran tinggi dari ketinggian lahan 10 - 800 meter di bawah permukaan air laut (mdpl). Pada beberapa kasus, penanaman pare pahit ini dilakukan secara bersamaan dengan tanaman palawija di sekitarnya. Kondisi iklim/cuaca yang sedang sangat memungkinkan untuk syarat tumbuh yang baik. Pare pahit ditanam baik pada suhu 20 - 29 derajat celcius, kelembaban 80 - 90 %.  Jenis tanah yang paling cocok untuk yakni ditanam di tanah jenis aluvial, andosol, grumosol, tanah liat berhumus, atau dapat pula menggunakan media tanah liat yang sebelumnya diolah dengan mencampurkan pupuk kandang atau kompos. Syarat tumbuh lainnya yaitu terkait dengan kondisi tingkat keasaman tanah (pH) sebaiknya ada pada kisaran pH 5,7 - 7,0. Jika pH tanah di bawah 5, Sebaiknya gunakan kapur/dolomit. Caranya campurkan tanah hasil bajakan/cangkulan tersebut dengan dolomit, yakni untuk 2 ton dolomit digunakan untuk mencampuri lahan tanah bajakan seluas 1 hektar. Curah hujan yang baik untuk bertani pare pahit (tanaman holtikultura) ini yakni 800 - 1.200 mm/tahun, dengan pencahayaan matahari yang cukup sepanjang hari sehingga sangat tepat jika pelaksanaan penanaman pare pahit ini dilakukan pada lahan terbuka misalnya daerah perkebunan, ladang-ladang.lereng pegunungan, maupun sawah-sawah, daerah perbukitan, tegalan, daerah miring (terassering).

Buah Pare Pahit
Buah Pare Pahit , Foto Original By: guruilmuan.blogspot.co.id


Metodologi/Cara Budidaya Pare Pahit Agar Cepat Berbuah Lebat

Dari segi metodologi, cara budidaya tanaman pare pahit terbilang cukup mudah dilakukan oleh semua kalangan profesi (baik itu pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, guru, dosen, karyawan kantor, dan lainnya). Pertanian pare pahit semakin diminati oleh banyak negara-negara di Asia Tenggara, Afrika, dan beberapa di daerah Eropa dan Amerika. Di beberapa negara, pertanian pare pahit maupun jenis pare hijau, pare belut dilakukan secara organik, artinya menggunakan pupuk-pupuk organik (kandang/kompos) serta meminimalisir penggunaan pestisida, yang pada produktivitas pertanian holtikultura seperti buah dan sayur tidak lagi tercemar oleh senyawa kimia beracun dari pestisida yang terakumulasi di dalam daging buah atau organ sayur mayur. Pertanian organik pada era orde lama penggunaanya tidak terkendali, sebagai akibatnya banyak terjadi pencemaran udara maupun pencemaran tanah dan pencemaran air di lahan pertanian mereka, sehingga banyak sekali cara yang dapat ditempuh oleh petani untuk menjalani serangkaian kiat-kiat sukses untuk membudidaya tanaman pare yang lebih cepat menghasilkan buah, menguntungkan, dan ramah terhadap lingkungan. Berikut ini ada beberapa langkah (kiat) dalam membudidaya tanaman pare pahit secara organik agar cepat berbuah lebat dan menguntungkan bagi petani holtikultura di Indonesia.

1. Pemilihan Bibit Pare Pahit Berkualitas Tinggi

Pare pahit banyak dibudidaya oleh masyarakat petani secara generatif menggunakan biji. Biji pare pahit dapat diperoleh langsung dengan membeli bibit di toko atau kios penjualan bibit tanaman holtikultura. Jika pembelian di toko, sebaiknya baca kemasan pastikan bahwa bibit telah terverifikasi di dinas pertanian atau lembaga kementerian pertanian Republik Indonesia terkait. Pastikan juga bibit tahan terhadap penyakit. Memperoleh bibit (benih) pare pahit juga dapat diperoleh dari kebun milik sendiri, yakni dengan membiarkan buah pare yang telah tua matang di pohonnya, setelah buah pare matang lalu diambil biji di dalam daging buahnya lalu cuci biji hingga lendir-lendirnya hilang (hanya biji tenggelam yang diambil sementara itu untuk biji yang terapung/melayang sebaiknya dibuang saja sebab biji tersebut tentu tidak produktif untuk ditanam), biji-biji yang sudah dikumpulkan dalam satu wadah tersebut dijemur di terik matahari. Biji-biji yang telah kering dikumpulkan dalam satu wadah dan kemudian disimpan pada toples atau botol kaca lalu tutup botol dengan busa gabus. Penutupan botol dengan gabus agar terjadi penguapan dan sirkulasi udara yang ada di dalam botol dengan lingkungan luar. Satu hari sebelum penanaman benih di lahan terbuka, alangkah baiknya kecambahkan benih terlebih dahulu, caranya yakni dengan merendam benih pare pada air hangat selama 23 jam, lalu keesokan harinya benih siap untuk ditanam.

2. Pengolahan Lahan Tanam Pare Pahit

Pengolahan lahan tanam pare (baik itu di tanah kebun, di sawah, atau tegalan, ladang, dan sebagainya) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Pertama, bersihkan rumput liar/semak terlebih dahulu hingga benar-benar pada akarnya. Lalu, bajak/cangkul tanah hingga halus dan gembur dengan kedalam 30 cm. Biarkanlah tanah yang telah diolah tersebut setidaknya lebih kurang 7 - 10 hari;
  • Membuat guludan/bedengan ukuran lebar 150 - 200 cm, sementara panjang bedengan/guludannya disesuaikan saja dengan luas lahan yang ada.
  • Antara guludan/bedengan satu dengan bedengan lain sebaiknya dibuatkan parit lebar 40 - 80 cm serta kedalaman paritnya dapat mencapai ketinggian 30 - 50 cm.
  • Arah pembuatan bedengan/guludan sebaiknya membujur dari arah utara ke arah selatan dengan maksud agar tanaman pare pahit lebih mudah terkena sianr matahari yang ini sangat bagus untuk membantu tanaman pare dalam melakukan proses fotosintesis.
  • Jarak antar lubang tanam yakni 60 atau 80 cm.
3. Kegiatan Penanaman Pare Pahit  

Kegiatan penanaman pare pahit dilakuan melalui cara generatif menggunakan biji. Ada 2 cara (metode) untuk menyemai bibit pare yakni benih langsung ditanam di lahan terbuka baik itu kebun atau sawah, atau pakai pot polybag, dan yang kedua adalah benih disemaikan terlebih dahulu baru setelah itu bibit yang telah tumbuh di wadah polybag dipindahkan di lahan terbuka.

Kedua cara di atas sebaiknya disesuaikan juga dengan keadaan musim dan kondisi lahan yang ada. Sebaiknya jika penanaman hendak dilakukan pada musim kemarau sebaiknya benih terlebih dahulu ditanam di dalam wadah polybag atau wadah jenis lainnya supaya terjamin ketercukupan jumlah airnya. Apabila penamanan pare dilakukan pada musim penghujan sangat tepat jika penanaman biji pare belut dilakukan secara langsung di tanam di bedengan-bedengan/guludan yang telah disiapkan sebelumnya, sebab pada musim hujan, proses perkecambahan biji pare semakin optimal dan petani tidak direpotkan dengan aktivitas penyiraman tanaman secara rutin.

Biji hendak langsung ditanam di kebun atau lahan terbuka lainnya yang sebelumnya bibit telah  disemai terlebih dahulu pada wadah polybag, jika biji sudah tumbuh dan berumur 10 - 15 hari, maka sebaiknya langsung dipindahkan saja bibit tersebut di tanah terbuka (kebun, sawah, ladang, atau tegalan). Bibit ditanam pada lubang tanam yang ada pada guludan atau bedengan yang telah disediakan, lalu siram bibit secara rutin pada waktu pagi dan sore hari  selama 20 hari. Frekuensi penyiraman sebaiknya dikurangi seiring dengan bertambahnya usia tanaman.


4. Pembuatan Turus (Para-Para) Untuk Rambatan Pare Pahit

Tanaman budidaya jenis pare pahit  yang telah mencapai tinggi 50 cm, sebaiknya segera dibuatkan para-para/turus/lanjaran berbentuk menyerupai gubuk, tongkat yang ditancapkan ke dalam tanah atau rumah-rumahan dengan bahan utama batang berkayu atau bilah bambu yang dipotong-potong memanjang. Para-para dibuat setinggi 2 - 3 meter (sesuai kebutuhan) bertujuan untuk menjalarkan sulursulur rambatan dari tanaman pare tersebut. Perambatan sulur pare dilakukan dengan bantuan  lanjaran/turus/tiang ajir penyanga dengan cara petani holtikultura membantu merambatkannya memakai tangan.

5. Pemeliharaan Tanaman Pare Pahit Yang Benar

Perawatan utama yang intensif pada pare pahit cukup sederhana serta mudah dilakukan. Pemeliharaan meliputi tahapan seperti pembuangan gulma (rumput liar) di sekitar lahan, penyiraman, pemupukan, pencegahan spekulatif tanaman pare dari serangan predator, hama dan penyakit tanaman.

Berdasarkan wawancara dengan salah seorang petani (sebut saja namanya pak Satiman), di desa Sidoharjo 1, Lampung Selatan, yang menggeluti profesi budidaya tanaman pare pahit ini, menyebutkan bahwa pemberian pupuk buatan seperti TSP, Urea, KCL dapat diberikan dengan perbandingan 2:1:2 sebanyak 10 - 11 gram tiap tanaman. Namun demikian, banyak juga dari petani yang lebih memilih memakai pupuk organik (pupuk kandang) sebagai nutrisi alami tambahan karena harganya yang murah juga dapat memperpanjang usia tanaman. Pemberian pupuk kandang dan juga kombinasi pupuk anorganik tersebut lebih baik jika diberikan ketika tanaman berusia 1 bulan dan saat itu juga bersamaan dengan dilakukan penyiangan (pengoretan/pembasmian gulma). Cara pemberian pupuk yakni dengan cara membuat lubang sedalam 4 - 5 cm dengan jarak penempatan pupuk dengan pusat tanaman tumbuh adalah 14 - 15 cm. Setelah tanaman pare berusia 1,5 - 2 bulan, biasanya pare sudah mulai muncul bunga-bunga betina yang telah siap menghasilkan buah pare.


6. Pengendalian Hama serta Penyakit Pada Tanaman Pare Pahit

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman pare amatlah penting guna menunjang keberlangsungan hidup tanaman seutuhnya sampai benar-benar menghasilkan produktivitas pertanian yang memadai. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis hama serta penyakit yang sering menyerang pare diantaranya yaitu:

  • Ulat grayak: Ulat ini menyerang daun saat malam hari, dan waktu siang hari kegiatan ulat ini menurun sebab mereka banyak bersembunyi di bawah lubang tanah yang dibuatnya. Dalam serangan hebat, hampir semua daun pare habis dimakan, karena jenis hama ini banyak memakan daun tanaman. Adakalnya daun yang telah dimakan ulat grayak menjadi berlubang-lubang tidak teratur (bopeng-bopeng), warna daun pucat pasi, daun mudah rontok, dan pada akhirnya daunnya pasti mati
  • Kumbang dari spesies Aulacophora silimis: Akibatnya kerusakan daun akibat dimakan kumbang, pada serangan akar tanaman biasanya ditunjukan ciri yakni kelayuan pada organ tanaman baik pada organ akar, batang, maupun daun. Pada beberapa kasus, larva kumbang ini mampu memakan serta merusak struktur jaringan pada akar tanaman pare tersebut.
  • Lembing (Epilacma sparsa): Lembing sering merusak struktur luar daun dari tanaman pare akibatnya daun menjadi rusak dan berlubang, dan atau kadang hanya disisakan pertulangan daun saja. Adanya lembing ini daun menjadi lebih cepat cokelat, menggulung, lalu kering dan pada akhirnya rontok secara massal. Hama merugikan jenis ini berbentuk lembing bulat, memiliki permukaan luar tubuh berwara merah atau orange dengan bercak-bercak hitaman sebanyak 12 - 26 buah.
  • Penyakit Antraknosa: Disebabkan oleh cendawan Collectrichum sp. Gejala yang muncul yakni daun pare bernoda hitam. Penyakit ini dapat menyerang pada organ batang maupun organ buah, sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan buah sehingga jadi  tidak normal. Serangan penyakit antraknosa ini paling sering terjadi saat musim penghujan.
  • Penyakit Layu Fusarium: Tidak heran lagi jika penyakit ini seringkali menyerang tanaman buah maupun sayur mayur holtikultura (termasuk pare). Penyakit layu fusarium disebabkan oleh Fusarium sp. Cirinya yakni tanaman akan mati secara mendadak sejak beberapa saat setelah terinfeksi oleh racunnya. Bagian daun yang terserang, umumnya memberi tanda-tanda yaitu seluruh daun terinfeksi menjadi mengerut, menggulung-gulung, lalu mengering dan pada akhirnya akan sel-sel daunnya menjadi mati.
  • Penyakit Karena Virus CMV: CMV atau Cucumber mosaik virus adalah jenis virus yang patogen pada tanaman pare pahit. Serangan yang serius dari CMV ini dapat membahayakan sekitar 30% tanaman muda, biji yang sedang berkecambah, atau pada tanaman dewasa yang sudah atau mulai menghasilkan buah.

7. Kegiatan Pemanenan, Pasca Panen, dan Pemasaran Hasil Pertanian

Setelah (pasca) pare pahit berusia 2,5 - 3 bulan, umumnya telah mengalami masa pembungaan relatif cepat. Pada saat itu, batang tanaman pare telah menjalar sempurna dan telah ditumbuhi banyak buah-buah pare yang siap petik. Pada usia tersebut (2,5 -3 bulan) buah pertama sudah dapat dipetik. Buah sebaiknya dipetik secara bertahap, yakni mengambil buah yang sudah cukup tua dan sesuai untuk dijual di pasaran. Buah dapat dipetik tiap 3 hari hingga 4 hari sekali sesuai kebutuhan. Buah yang dipetik lalu dimasukan ke dalam keranjang/bakul.

Buah Pare Siap Dipanen
Buah Pare Siap Dipanen, Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.co.id


Pemetikan buah pare pahit sebaiknya menggunakan pisau tajam. Hindari pemetikan buah dengan cara diplintir, ditarik, sebab akibatnya akan mengganggu terutama apabila buah yang berdekatan dengan bunga, jika pemetikan buah dengan ditarik atau di puntir, tentu hal ini akan merugikan dan efeknya yaitu kemungkinan bunga disampingnya akan rontok atau nantinya bakal gagal menghasilkan buah yang lain.

Buah yang sudah dipetik selanjutnya disusun dan diangkut secara perlahan, sebab buah pare pahit ini sangat mudah rusak apabila proses penyimpanan dan peletakannya tidak tepat. Sebelum hendak dijual di pasaran, pare disiram dengan air agar nampak lebih segar. Pare kemudian diangin keringkan, lalu dimasukkan ke dalam bentuk paket-paket tertentu.

Di pasaran harga pare pahit untuk di tiap daerah di Indonesia tentulah sangat beragam (bervariasi). Pare dijual perbuah atau perkilogram atau perplastik. Sebagai contoh, di daerah pasar-pasar Tradisional di Bandar Lampung, harga pare pahit perkilogram diberikan harga kisaran Rp. 4.000,00,- hingga harga Rp. 4.100,00,-.

Pembudidayaan tanaman pare pahit tergolong mudah dikerjakan dengan harga jual dipasaran sangat berprospek sangat cerah. Jika Anda tertarik untuk menanam pare pahit, maka tidak ada salahnya dari sekarang segera mempraktekan. Pembudidayaan tanaman pare pahit ini tentu dapat membuat lahan perkebunan Anda semakin indah, dipenuhi dengan buah-buahnya yang banyak jika dalam proses penanaman yang dilakukan juga dengan benar.

Demikian info seputar tentang: "Cara Budidaya Pare Pahit Agar Cepat Berbuah Lebat dan Menguntungkan Bagi Petani Holtikultura". Semoga apa yang disampaikan pada penjelasan di atas mudah dipahami dan bermanfaat untuk para petani holtikultura semuanya. Mari secara bersama-sama kita manfaatkan lahan lahan-lahan pekarangan rumah atau perkebunan dengan sebaik mungkin. Mari tanami lahan yang kosong di sekitar tempat tinggal dengan berbagai jenis tanaman holtikultur (buah/sayur). Terimakasih telah menyimak ayo menanam !.

Artikel Terbaru

Cara Budidaya PARE PAHIT Agar Cepat Berbuah Lebat Dan Menguntungkan Bagi Petani Holtikultura
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar

6 komentar

October 3, 2015 at 7:18 PM Delete

Halo Pak, pare itu kalau diolah bisa dijadikan apa yah? atau ada potensi bisnis kulinernya gitu?

Reply
avatar
October 3, 2015 at 8:02 PM Delete

Halo juga... pare dapat diolah salah satunya menjadi "KERIPIK PARE" dengan variasi rasa yg beranekaragam. Sudah banyak dijual di pasaran, terutama di daerah2 di pulau jawa keripik pare mudah sekali diperolehnya. Di Lampung tempat saya tinggal juga ada yg menjual keripik pare dengan rasa keju, rasa sambal balado pedas, dll.

Reply
avatar
October 6, 2015 at 8:56 PM Delete This comment has been removed by a blog administrator.
avatar
October 7, 2015 at 8:00 AM Delete

Terimakasih saudara Andhika W, oh iya menanggapi komentar Anda tentang apakah bisa ditanam di daerah pantura yang dekat dengan laut, secara iklimnya panas? JWB: Menurut saya bisa saja mas, sebab saya juga pernah melihat sendiri bahwa di kawasan pantai PESISIR BARAT Lampung juga masih ada di daerah PULAU PISANG yang membudidaya pare meskipun dekat dengan daerah pantai yang cuacanya agak terik. Sebelumnya saya mohon maaf, untuk sementara ini jika akan berkomentar belum diperkenankan untuk menyertakan link aktif yang menuju ke website Anda. Mohon maaf sekali atas ketidaknyamannya. Terimakasih sudah berkunjung. Salam kenal juga :D

Reply
avatar
June 11, 2018 at 11:02 AM Delete

Sy menanam pohon.pare sebagai pohon hiasan di depan Resto kami, berapa lama pohon pare bisa bertahan hidup dan tetap hijau ?

Reply
avatar
June 25, 2018 at 9:40 AM Delete

Hallo pak Harry Kiss, untuk pohon pare rata-rata bisa bertahan hidup s.d umur 8 bulanan, tergantung perawatan juga pak. Semoga membantu. Terimakasih.

Reply
avatar