Cara Budidaya CABAI JAWA Secara Vegetatif Agar Berbuah Lebat



Cabai Jawa (cabai jamu) dengan nama latin Piper retroractum adalah jenis tanaman dari suku cabe-cabean sejenis rempah. Sepintas apabila diamati morfologi tanaman cabai jawa ini mirip dengan tanaman lada (Piper nigrum), kumukus (Piper cubeba) atau sirih (Piper betle). Keempat jenis tanaman terna memanjat yang tumbuh di tanah ini masih dalam satu genus. Genus tanaman piper sendiri terdiri dari 1.000 - 2.000 spesies yang ada di muka bumi ini, baik berupa tumbuhan herba, terna, semak, maupun liana. Tanaman cabe jawa ini sudah tidak asing lagi di telingan orang Indonesia. Sudah banyak masyarakat petani Indonesia yang mengetahui cara budidaya Cabai Jawa secara merambat agar berbuah lebat. Organ tanaman Cabe jawa banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman herbal yang mampu menyembuhkan dan mengatasi berbagai jenis penyakit, diantaranya;

  • Bagian organ buah cabai jawa: Digunakan untuk mengatasi dan menyembuhkan penyakit disentri/diare, sukar melahirkan, lemah syahwat, neurastenia, tekanan darah rendah dan darah tinggi (hipertensi), hidung berlendir, batuk, demam, sukar buang air besar pada penderita sakit hati (liver), sakit gigi, kejang perut, perut kembung, mulas, sakit kepala dan yang lainnya;
  • Bagian akar dan batang tanaman: Dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit gangguan pencernaan, tidak dapat hamil, ramuan untuk wanita sehabis nifas, stroke, reumatik, asam urat, dan nyeri pinggang;
  • Bagian daun tanaman cabe jawa; Dimanfaatkan sebagai penyembuh sakit gigi, kejang perut, untuk obat gatal-gatal, dan yang lainnya.
Segudang manfaat dari tanaman cabai jawa sangat baik apabila dibudidaya oleh masyarakat petani guna menunjang keberlangsungan sektor pertanian organik. Kini, mulai banyak para petani nusantara yang menaman cabai jawa dengan cara stek batang organik lalu dirambatkan di batang pohon yang masih hidup. Agar dapat menghemat fungsi lahan, penanaman dan budidayanya dapat dilakukan pada batang pohon kelapa yang hidup di area perkebunan. 



1. Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Jawa


Tanaman Buah Cabai Jawa Organik
Tanaman Buah Cabai Jawa Organik, Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com


Tanaman cabe jawa dapat hidup merambat pada batang kayu yang hidup atau yang sudah mati. Daun tanaman cabe jawa berwarna hijau muda dan kadang-kadang spesifik berwarna hijau tua. Daun berbentuk lonjong dengan bagian ujungnya lancip. Pertulangan daun tidak seragam. Buah cabe jawa adalah tanaman asli Indonesia.

Tanam Cabai Jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, dapat ditanam di area perkebunan, ladang, atau daerah-daerah berdataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian lahan mencapai 300 - 1.200 meter di bawah permukaan air laut (mdpl). Jenis tanah yang cocok adalah tanah liat ceokelat, tanah liat merah dengan kandungan unsur organik yang cukup. Tanaman ini sangat baik apabila ditumbuhkan pada lahan perkebunan dengan hanya menggunakan pupuk-pupuk organik baik dari pupuk kandang (kotoran ternak yang dikeringkan, atau kompos).

Tingkat keasaman tanah ideal untuk menanam cabai jawa yakni pada pH 5,5 - 6,5. Suhu lingkungan optimum yang cocok yaitu 27 - 32 derajat celcius, kelembaban udara 75%, dan curah hujan pertahunnya yaitu 900 - 1.100 mm/tahun. Faktor curah hujan sangat menentukan tumbuh kembang tanaman ini, karena tanaman ini pada masa awal tanam harus secara intensif disiram dan dilakukan pemupukan secara tepat. Rangsangan cahaya matahari begitu penting guna melangsungkan proses fotosintesis pada daun tanaman, dan bercocok tanam cabe jawa di lahan terbuka dan mempunyai ketercukupan cahaya matahari adalah faktor utama agar tanaman tumbuh sehat dan terbebas dari gangguan hama dan penyakit tanaman.

2. Penyiapan Bibit Cabai Jawa

Cabai Jawa dapat dikembangbiakan baik melalui biji (generatif) maupun secara vegetatif menggunakan tunas batang (stek). Umumnya kedua cara ini telah banyak digunakan. Namun, kebanyak para petani memilih untuk menggunakan cara vegetatif dengan alasan bahwa untuk mempercepat masa panen, meminimalisir anggaran (biaya) tanam dan beli bibit, serta lebih efisien dari segi waktu, masa perawatan serta proses pengembangbiakan organ tanamannya untuk dijadikan bibit lanjutan.

Untuk memperoleh bibit cabai jawa secara vegetatif kita dapat mengambil dua utas ruas batang produktif tanaman cabai jawa yang sudah mempunyai akar setidaknya 1-2 tunas akar yang menempel pada substrat di tumbuhan inang (inang, misalnya pada: batang pohon yang hidup/tiang). Pastikan bahwa ruas batang tidak terlalu tua dan cukup muda agar lebih baik. Setelah kita ambil, lalu batang stek cabai jawa yang diambil tadi kemudian disiram dengan air bersih sampai benar-benar terlihat nampak segar, lalu simpan ditempat sejuk dan aman selama satu malam, dan keesokan harinya batang stek tersebut ditanam dalam pot polybag.

3. Penanaman Bibit Stek Batang Cabai Jawa

Caranya, siapkan wadah polybag sesuai jumlah batang stek cabai jawa yang akan dibudidaya. 1 batang stek hanya ditanam untuk 1 wadah polybag. Siapkan tanah liat yang dicampur dengan pupuk kandang kotoran sapi kering atau tahi ayam dengan perbandingan 1:1, setelah tercampur maka masukkan ke tiap-tiap wadah polybag yang disiapkan. Kemudian, buat lubang tanam pada masing-masing polybag, lalu tancapkan batang stek tadi ke masing-masing wadah yang sudah berisi tanah campuran tadi, lalu siram batang stek secara rutin pagi dan sore hari selama 0 - 4 minggu. Biasanya pada usia 1 bulan sejak tanam awal, tunas-tunas daun dan pucuk tanaman sudah tumbuh dan tinggal ditunggu agak lebih dewasa hingga berumur 1,5 - 2 bulan. Pada usia tanam 2 bulan biasanya sangat ideal apabila batang stek yang sudah tumbuh tersebut kita pindahkan pada lahan terbuka baik di kebun, landang, dan area halaman rumah.

Untuk menanam batang stek dilahan terbuka, sebaiknya lahan terbuka tersebut harus berisi tanaman-tanaman tingkat tinggi yang dapat digunakan sebagai tiang pemanjat untuk rambatan tanaman cabe jawa. Tiang rambatan khusus tanaman cabai jawa tersebut seperti pohon kelapa, lamtoro, rambutan, duku, pohon asam, dan lainnya. Namun, saya sendiri (W. Priyono/Penulis) lebih merekomendasikan Anda untuk memilih tiang rambatan dengan batang kelapa, ternyata buah yang dihasilkannya lebih banyak dan sangat lebat sekali (terhitung cabai jawa yang saya tanam dalam satu pohon dapat menghasilkan lebih dari 40 buah cabai jawa bahkan lebih). Dan cara yang saya gunakan yakni budidaya cabai jawa secara organik dan vegetatif melalui tunas batang.

Setelah tiang rambatan ditentukan (misalnya dengan pohon kelapa), maka selanjutnya yaitu membuat lubang tanam di bawah pohon kelapa tersebut, buat setidaknya 2 lubang tanam setinggi 15 - 20 cm, dan panjang - lebar tanaman yakni 10 - 15 cm. Kemudian, pada dasar lubang tanam diberi pupuk kandang dari kotoran ternak (saya rekomendasikan gunakan pupuk kotoran ayam/itik karena banyak mengandung unsur hara Nitrogen (N) yang sangat baik untuk pertumbuhan daun, akar, serta batang). Selanjutnya potong/keluarkan bibit stek batang tersebut dari wadah polybag, lalu benamkan bagian batang tanaman yang sudah distek tersebut, lalu tutup dengan tanah galian tadi. Kemudian siram dengan 1-2 gayung air agar kelembaban tanah tetap terjaga.

4. Perawatan Dasar Cabai Jawa

Cabai jawa yang sudah ditanam harus dirawat secara teratur dan dikontrol pertumbuhannya. Apabila ada tanaman yang mati secara mendadak atau pertumbuhannya terhambat maka dapat disiasati dengan menyulam dan mengganti dengan tanaman stek yang baru. Dilanjutkan dengan proses penyiangan tanaman yakni dengan membasmi rumput liar (gulma) dengan cara manual yakni dikoret atau dicabut menggunakan tangan. Jangan sekali-kali menggunakan herbisida untuk mematikan rumput liar, karena apabila hal ini dilakukan maka senyawa kimia pada herbisida tersebut akan mengganggu pertumbuhan tanaman, terutama ketika bersentuhan dengan daun tanaman cabe jawa, maka bisa jadi daun akan menguning lalu mati. Pemupukan dilakukan saat tanaman sudah mulai tumbuh merambat pada batang pohon kelapa atau tiang lainnya.

Tanaman Cabai Jawa (Cabai Jamu)
Tanaman Cabai Jawa (Cabai Jamu), Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com


Pemupukan selanjutnya menggunakan pupuk cair yakni dengan mencampurkan kotoran sapi setengah matang (0,5 kg) dengan 2 Liter air kemudian dikocok sampai benar-benar larut, kemudian gunakan pupuk cair ini dengan cara disemprotkan pada bagian akar dan batang tanaman cabai jawa yang sudah mulai merambat. Lakukan penyemprotan dengan pupuk cair ini selama satu bulan 2 kali selama setahun agar pertumbuhan organ tanaman (baik batang, akar, daun, buah, bunga) tetap terjaga dengan baik dan lebih menguntungkan ketika panen nantinya (buahnya lebat-lebat dan sehat). Dalam proses penanaman cabai jawa tidak ada istilah pemangkasan/perampelan, karena tanaman ini akan mempunyai tunas-tunas produktif yang selain akan menghasilkan tanaman baru juga mampu menghasilkan bunga dan buah yang lebat setiap musimnya.

5. Aktivitas Panen, Pasca Panen, dan Kegiatan Pemasaran

Panen cabai jawa dilakukan apabila buahnya sudah terlihat matang-matang yang dicirikan buah berwarna merah muda atau merah tua (umur panen setidaknya 8 - 11 bulan, tergantung proses perawatan). Buah dipetik manual dengan tangan, kemudian buah dimasukan ke dalam wadah bakul yang terbuat dari anyaman bilah bambu. Sebelum dipasarkan, buah sebaiknya disimpan pada tempat yang terbuka untuk memperlambat cepat masak buah. Karena telah diketahui banyak petani, apabila buah disimpan (dieram) pada tempat yang tertutup maka buah akan cepat masak karena adanya aktivitas fitohormon (hormon tumbuhan) yaitu gas etilen.

Buah Cabai Jawa
Buah Cabai Jawa, Foto dibidik langsung oleh: guruilmuan.blogspot.com


Buah sebelum di jual di pasaran atau ke konsumen yang membutuhkan terlebih dahulu dapat dipaket-paket menggunakan plastik dan timbang per kilogramnya. Berdasarkan informasi terkini, harga cabai jawa per kilogramnya di pasaran kota Bandar Lampung dan Pasar Natar Lampung Selatan yakni sekitar Rp. 25.000,00,- -hingga 40.000,00,- rupiah. Harga ini sangat mahal terutama ketika dijual di daerah perkotaan seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia maupun di mancanegara.

Biasanya konsumen akan membelinya dengan pesan langsung kepada petani yang bersangkutan, sebab terkadang konsumen ada yang membutuhkan bagian akar, batangnya saja, buahnya saja, atau bagian daun saja untuk kepentingan penyembuhan berbagai penyakit seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.

Antara kegiatan panen dan pasca panen cabai jawa biasanya petani sembari mencari-cari kembali tunas atau ruas batang yang akan dijadikan cikal-bakal individu baru yang dikembangbiakan secara vegetatif.

Demikian informasi buletin pertanian tentang: "Cara Budidaya CABAI JAWA Secara Vegetatif Agar Berbuah Lebat". Semoga apa yang sudah disampaikan bermanfaat. Jangan lupa sebarkan informasi ini kepada rekan petani Anda yang lainnya. Mari budidaya tanaman di sekitar tempat tinggal kita. Salam budidaya pertanian.

Artikel Terbaru

Cara Budidaya CABAI JAWA Secara Vegetatif Agar Berbuah Lebat
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar

17 komentar

April 8, 2016 at 5:48 AM Delete

Mas mw brtanya tahu alamat pemasaran/penampung cabe jawa tidak?

Reply
avatar
April 8, 2016 at 5:48 AM Delete

Mas mw brtanya tahu alamat pemasaran/penampung cabe jawa tidak?

Reply
avatar
April 8, 2016 at 4:56 PM Delete

Hallo mas Syauqi, mohon maaf untuk sementara ini saya pribadi belum mengetahuinya. Terima kasih. Mungkin teman-teman yang lain bisa membantu di kolom komentar.

Reply
avatar
May 2, 2016 at 5:54 PM Delete

Kalau di jatim banyak pengepul mas,tapi harus kering,harga 70-80 ribu/kg

Reply
avatar
May 3, 2016 at 6:56 AM Delete

Terima kasih mas Chora Laskar atas informasinya. Baguslah, semakin banyak pengepul cabai jawa maka akan jauh lebih berguna bagi perekonomian masyarakat di sekitarnya. Terkadang memang pengepul cabai jawa di tiap daerah belum tentu ada. Ini permasalahan pertanian di daerah.

Reply
avatar
September 26, 2016 at 10:19 AM Delete

Saya juga dari lampung timur baru memulai beralih tanam ke jabe jamu. Karena kasihan tanah mulai rusak akibat tanam singkong terus.alhamdulillah sih tempat saya cari bibit jabe jamu nya mudah. Banyak tumbuh liar di hutan.

Reply
avatar
September 28, 2016 at 4:47 AM Delete

Hallo mas Jefrial, salam kenal untuk anda... nah itu dia mas, perlu pergantian secara berkala tuk lahannya ditanam dengan variasi tanaman tertentu. Sip. sukses selalu mas tuk budidaya cabe/jabe jamunya.

Reply
avatar
October 17, 2016 at 7:38 AM Delete

Selamat pagi Mas Wahid,mohon info untuk mendapatkan bibit cabe jawa dimana?,apakah Mas Wahid bisa bantu? Tks iriansyah

Reply
avatar
October 20, 2016 at 7:42 AM Delete

Mas, mau tanya mengenai pengairan cabe jamu ini bagaimana ya?
Apakah intensif tiap hari, atau bbrp hari sekali, atau bagaimana?
Lahan saya dekat pantai, hanya 40mdpl bekas sawah padi.. apa bisa untuk cabe jamu ini dan lada?
Thx
N.b. ada kesalahan tulis sedikit pada artikel anda: mdpl harusnya "meter DIATAS Permukaan Laut".. kalau dibawah tenggelam dong.. hehe..

Reply
avatar
October 25, 2016 at 11:38 PM Delete

Hallo pak WHY, salam kenal untuk anda.
Terimakasih atas koreksiannya dan pertanyaannya.
Untuk penyiraman cabe jamu di masa penyemaian bibit sebaiknya intensif bisa sehari 1 - 2 kali sehari, tergantung tanah/media penyemaian bibitnya tersebut masih lembab atau kurang air. jika kurang air sebaiknya siram media tanam agar kelembaban tanahnya terjaga dengan baik. Jika tanaman cabai jawa sudah berumur dewasa dan sudah siap buah, maka penyiraman tidak terlalu sering dilakukan. Mengandalkan air hujan saja sudah cukup. Budidaya cabe jawa dan lada Di daerah pantai sebenarnya kurang cocok. Lada paling bagus ditanam di daerah berdataran tinggi seperti di provinsi Lampung, tepatnya di kabupaten Lampung Barat (LIWA) dan daerah Bukit Kemuning & Way Kanan (Lampung), Tulang bawang, sangat cocok ditanami lada dan cabe jawa.

Reply
avatar
October 25, 2016 at 11:40 PM Delete

Hallo masa Taufik Aqiqah, salam kenal untuk anda. Mohon maaf pertanyaan anda baru saja baca, dan baru bisa saya balas hari ini.
Untuk saya sendiri mohon maaf belum bisa membantu, namun waktu itu saya pernah melihat di group petani cabe jawa di facebook banyak sekali yang menjual bibit cabai jawa yang lebih berkualitas. Semoga bisa membantu. Terimakasih. Salam kenal.

Reply
avatar
March 5, 2017 at 8:50 PM Delete

Pak saya mau tanya kalau tiang panjat pakai pipa pvc bisa g ya?mohon bantuannya.trimakasih

Reply
avatar
March 13, 2017 at 3:40 PM Delete

Pengen nanem.. Tapi ntar bingung mau jual kemana hasil panen.ya

Reply
avatar
March 14, 2017 at 10:53 AM Delete

Hallo pak Zamrony. Salam kenal pak. Silakan dicoba pak. Jangan takut gagal panen. Semangat ! Salam berkebun cabe jawa.

Reply
avatar
March 14, 2017 at 11:13 AM Delete

Hallo pak Gonjol... setau saya bisa pak, namun terlebih dahulu pipa PVC tersebut harus dimodifikasi seperti tiang-tiang/rumah-rumahan untuk melilitnya batang cabai jawa. Penanaman cabe jawa bisa di wabah pohon kelapa sebagai tiangnya. Sebenarnya pipa/paralon PVC itu lebih bagus untuk teknik vertikultur tanaman sawi, kangkung, dll. Namun, silakan dicoba pak. Semoga bermanfaat, terimakasih.

Reply
avatar
March 21, 2018 at 4:29 PM Delete

terimakasih sudah berbagi ilmunya mas..
salam kenal saya dari Pringsewu Lampung..
kebetulan sy punya ladang 1/4 Ha rencana mau tanam cabe jawa.. Nah kebetulan sekarang ladangnya masih ada tanaman kelapa.. Kalau cabe nya dirambatkan di pohon kelapa apakah pertumbuhan akarnya tidak terganggu dengan akar kelapa mas?
Oiya satu lagi mas, jarak tanam yg baik berapa ya mas tiap batang cabainya?
terimakasih..

Reply
avatar
March 24, 2018 at 12:13 PM Delete

Hallo pak Anas17, salam kenal ya pak. untuk tanaman cabe jawa memang paling baik ditanam di bawah pohon kelapa, sehingga nantinya tanaman cabe jawa yang sudah dewasa dapat merambat secara langsung di pohon kelapanya. Tentu akar cabe jawanya tidak terganggu dengan adanya akar kelapa. Untuk jarak tanam menyesuaikan saja pak, kalo saya pernah coba jaraknya bisa 1 meteran. semoga membantu, terimakasih sudah membaca dan berkunjung di website saya.

Reply
avatar