Budidaya SAWO dengan CANGKOK Agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan

Mungkin Anda sering sekali mengonsumsi buah Sawo ya? Nah, buah sawo ini ternyata banyak sekali digemari oleh semua kalangan. Jika buahnya sudah matang, maka rasa buahnya sangat manis sekali, dan terkadang membuat ketagihan. Tanaman sawo ini sudah banyak dibudidaya oleh masyarakat Indonesia baik di kebun, di daerah lereng pegunungan, hutan-hutan ringan, daerah pematang sawah atau di lingkungan halaman rumah. Cara untuk membudidayakan tanaman ini pun terbilang cukup praktis, mudah dilakukan, dan berlaku untuk semua kalangan.

Tanaman sawo mempunyai banyak varietas unggulan dan sering kali dilakukan uji coba penelitian terkait dengan persilangan tanaman  sawo untuk menghasilkan jenis tanaman baru. Para peneliti genetika tanaman telah menemukan dan berhasil menciptakan tanaman sawo yang unggul dan bebas dari penyakit, seperti dikenal adanya sawo kecik, sawo manila (Achras zapota), sawo duren (Crisophyllum crainito), sawo londo, dan varietas lainnya. Masing-masing dari varietas unggulan ini tentu memiliki sisi keunikan tersendiri.

Kandungan vitamin C dalam 1 butir buah sawo yaitu 80-100 mg untuk memenuhi kebutuhan vitamin C harian. Vitamin C dalam buah sawo berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas yang merugikan tubuh. Bagi penderita kegemukan (obesitas), konsumsi jus buah sawo ini dapat membantu menurunkan berat badan secara berkala. Masker buah sawo dapat membuat wajah nampak lebih segar dan cerah. Dan masih banyak lagi segudang manfaat buah sawo untuk kepentingan hidup umat manusia.

Sentra pertanian sawo sudah banyak tersebar di penjuru Indonesia, Asia, dan beberapa negara di Eropa, Afrika dan Amerika. Teknik budidaya sawo bagi sebagian petani berbeda-beda, ada yang menggunakan wadah pot besar sebagai media tumbuh tanam sawo, ada yang menggunakan bak penanaman pot tanaman hias sehingga akan nampak seperti tanaman yang dibonsai, atau dapat ditanam langsung pada lahan terbuka seperti area perkebunan, ladang, atau di sekitar pekarangan rumah.

Tanaman Sawo Hasil Cangkok Batang
Tanaman Sawo Hasil Cangkok Batang, Photo Original by: guruilmuan.blogspot.com
Budidaya Sawo di rumah dan lingkungan perkebunan adalah pilihan terbaik, dikarenakan dalam membudidaya sawo tidaklah terlalu banyak menggunakan peralatan yang mahal, serta teknik pembudidayaannya praktis, murah, efisien, dan dapat menjangkau semua kalangan masyarakat, baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan. Budidaya sawo apabila ditekuni secara baik maka akan menghasilkan buah yang lebat dan kecepatan pembuahan akan semakin meningkat apabila pola penanaman dan perawatan dilakukan secara benar.

Tanaman sawo banyak dikembangbiakan secara generatif (melalui biji) atau melalui cara vegetatif yakni melalui usaha pencangkokan pada bagian organ batang, teknik menempel, stek, okulasi, atau menyambung. Teknik yang digunakan ini tentu mempunyai sisi kelebihan masing-masing. Anda dapat menentukan dan memilih kira-kira cara mana yang lebih efektif dan membuat hobi menanam Anda tidak jenuh sehingga jika mampu silakan lakukan semua cara tersebut agar pengetahuan dan pengalaman dalam membudidaya tanaman semakin menarik.

Adakalanya petani dan pekebun akan lebih memilih menanam sawo dengan cara mencangkok disebabkan terbilang cukup efisien untuk memperoleh tanaman vegetatif dan cepat berbuah lebat. Selain itu, proses penanaman sawo dengan cara cangkok sangat bagus jika diterapkan di kebun atau halaman rumah.

Karakteristik Umum Tanaman Sawo

Tanaman sawo adalah tanaman pohon berkayu, batang tanaman tumbuh ke arah atas dan kadang-kadang bagian batangnya turun dan merunduk menempel pada bagian lantai tanah. Akarnya tunjang masuk ke arah dalam tanah, daun berwarna hijau tua dan kadang-kadang hijau agak keemasan, daun berbentuk bulat lonjong atau bulat telur dengan bagian ujungnya lancip, pertulangan daunnya tidak sejajar, bunga berwarna putih-kekuningan, bunga berada dalam satu tangkai dengan buahnya menempel pada tangkai batang dan ranting-ranting pohonnya, buah sawo jika masih muda berwarna cokelat pada sawo kecik, dan buah berwarna hijau pada sawo manila, dan jika sudah tua dan siap panen maka buahnya berwarna cokelat tua atau hijau tua pekat. Ukuran panjang buah bervariasi mulai dari ukuran 3-5 cm.

Syarat Tumbuh Tanaman Sawo

Tanaman sawo tumbuh baik pada daerah dataran rendah atau dataran tinggi dengan ketinggian lahan yang dianjurkan yakni 100 - 1.000 mdpl. Tanaman ini sangat cocok jika ditanam pada tanah jenis aluvial, grumosol, laktosol, andosol & lempung berpasir. Suhu lingkungan yakni 26 - 32 derajat celcius. Kelembaban udara berada pada rentang 55-70%, dengan curah hujan 1.000 - 1.500 mm/tahunnya. Pemberian cahaya matahari langsung di lahan terbuka, maka mengakibatkan pertumbuhan tanaman sawo semakin cepat, dan menghasilkan buah yang cukup lebat, serta pertumbuhan tunas akar dan batangnya semakin bagus. Tingkat keasaman tanah (pH tanah) bagi  tanaman sawo yakni 5,5 - 6,6. Apabila tanaman sawo ditanam pada lahan miring (terrasering) upayakan lahan memiliki tingkat kemiringan yang tidak begitu terjal sehingga lahan tersebut akan mudah dibuat bentuk lahan tegalan memanjang sesuai luas lahan miring yang tersedia.

Tanaman sawo banyak dibudidaya oleh masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di negara tropis seperti Indonesia. Sentra budidaya sawo dilakukan di berbagai daerah seperti daerah-daerah Puncak, Bogor Jawa Barat. Di provinsi Lampung sendiri, budidaya sawo kecik dan sawo manila dengan cangkok dan ditanam pada lahan terbuka banyak dilakukan di daerah Liwa (Lampung Barat), daerah Gisting (Tanggamus), Kalianda (Lampung Selatan), Palembang, Riau, Sumatera Utara, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua.

Cara Budidaya Sawo dengan Cangkok

Meskipun cara penanaman sawo dilakukan dengan media tanam pot dan bonsai, namun banyak juga diantara mereka yang membudidaya sawo dengan cara cangkok batang. Bukan tanpa alasan mereka memilih cara ini, karena dengan cara cangkok batang, dijamin tanaman sawo akan cepat berbuah, memiliki buah yang banyak dan dapat dipanen secara terus-menerus sepanjang musim. Supaya  memperoleh hasil panen berkualitas, langkah penanaman dan perawatan tanaman menjadi kunci dalam keberhasilan tanam sawo secara cangkok. Ada beberapa langkah dalam budidaya sawo dengan cara cangkok agar berbuah lebat dan menguntungkan, seperti: (1). Pemilihan bibit cangkok sawo unggul, (2). Pengolahan lahan tanam, (3). Proses penanaman batang cangkok sawo secara tepat dan terencana, (4). Perawatan dasar tanaman, (5). Kegiatan panen dan pemasaran hasil panen kepada konsumen.

1. Pemilihan Bibit Cangkok Sawo Unggulan

Bibit cangkok sawo yang unggul diperoleh melalui cara mencangkok di kebun sawo sendiri (cara mencangkoknya sama dengan mencangkok jambu biji, rambutan, jeruk nipis, jambu air, atau mangga), atau bila tidak memungkinkan dapat membeli bibit cangkokan langsung kepada penjual bibit di pasaran, dan melalui agen petani sawo profesional dan terbukti sukses di daerahnya. Bibit cangkokan sawo diambil dari batang indukan yang produktif serta telah menghasilkan buah banyak sepanjang musim. Pastikan pula batang tanaman yang dicangkok dari tanaman induk berumur 1 tahun.

Bibit cangkok sawo yang hendak dibeli adipastikan secara fisik bahwa batang hasil cangkokan tidak mengalami cacat, luka memar, atau adanya aktivitas mikroorganisme yang tampak. Daun yang tumbuh pada tanaman sawo hasil cangkokan harus banyak (minimal terdiri dari 10 - 15 lebih daun dengan berwarna hijau muda), batang kokoh & tidak terdapat ciri penyakit yang menyerang bagian organ tanaman yang dicangkok tersebut. Jika syarat ini sudah terpenuhi mari kita ikuti prosedur berikutnya.

2. Pengolahan Lahan dan Cara Menanam Sawo Cangkokan

Pengolahan lahan tanam sawo meliputi pencangkulan secara manual pada areal lahan baik di wilayah perkebunan atau pekarangan rumah. Buatlah lubang tanam berbentuk persegi (bujur sangkar) pada salah satu lahan dengan ukuran panjang x lebar x tinggi berturut-turut yakni 100 x 100 x 40 cm, dengan jarak tanam 3-4 meter. Kemudian bagian dalam lubang tanam yang sudah digali tanahnya ditambahkan pupuk kandang dari kotoran hewan ternak sebanyak 2 rantang untuk masing-masing lubang tanam (atau sekitar 1 kg), kemudian bibit cangkokan dilepas dari wadah/pot polybag, kemudian tanamlah langsung hasil cangkokan sawo tersebut pada lubang tanam yang sudah disediakan. Setelah bibit cangkok sawo ditanam, lalu padatkan tanah di sekitar bibit, kemudian siram tanaman dengan air bersih tiap pagi dan sore hari. Jangan lupa beri tanaman cangkokan tersebut penyangga dari tanaman yang hidup seperti pohon trembesi, pohon asam (jika tidak ada dapat menggunakan tiang penyangga dari bambu) yang ditegakkan di sekitar tanaman, kemudian batang tanaman cangkokan diikat pada tiang penyangga supaya tanaman tidak mudah rebah/roboh. Selain itu, pastikan bahwa penanaman dilakukan di area terbuka memiliki cukup pencahayaan matahari sepanjang hari, agar proses fotosintesis tanaman sawo berjalan dengan baik serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

3. Perawatan Dasar Tanaman Sawo Hasil Cangkok Batang
Perawatan tanaman sawo meliputi beberapa cara yang harus seefektif mungkin dilakukan supaya apa yang diharapkan dari hasil panen terwujud. Perawatan tanaman meliputi beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

  • Penyiangan tanaman, yakni memastikan tanaman sawo terbebas dari adanya aktivitas pertumbuhan gulma (rumput liar yang terlalu banyak). Jika ada gulma sekitar tanaman sawo, maka sebaiknya segera dikoret atau dicabut sampai pada akarnya agar tidak tumbuh lagi. Jika gulma yang tumbuh di sekitar tanaman sangat banyak maka kemungkinan besar akan terjadi perebutan nutrisi (unsur hara) di dalam tanah, akibatnya pertumbuhan sawo hasil cangkokan terhambat, dan perlahan organ tanaman seperti batang akan kurus, daun akan mengalami nekrosis (ditandai dengan daun berwarna kuning, kemudian lama-kelamaan akan mati);
  • Penggemburan lahan tanam/pembubunan, yakni dengan cara mencangkul perlahan dan tidak terlalu dalam di areal tanah penanaman supaya tanah yang sudah padat kembali gembur dan saat terjadi hujan atau waktu disiram, maka air akan mudah meresap ke dalam akar tanaman, sehingga mempercepat proses pembentukan bunga, daun, batang, serta buah; Penggemburan lahan tanam dilakukan pada usia 3-4 bulan, terhitung sejak usia tanam awal;
  • Pemangkasan/perempelan: Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopidan meningkatkan produktivitas buah sawo supaya lekas berbuah lebat dan menguntungkan. Perampelan dilakukan pada usia tanam sekitar 3-4 bulan dengan cara mengambil 4-6 tunas saja, selebihnya dapat dipangkas. 4-6 tunas yang sudah dipilih tersebut kemudian dipelihara sampai umur tanaman mencapai usia satu tahun. Jika pada usia satu tahun terdapat tunas-tunas baru di area ketiak batangnya, maka sebaiknya dipotong dengan meninggalkan 3-4 tunas saja. Pemangkasan selanjutnya dilakukan tiap satu tahun sekali & caranyapun sama seperti pemangkasan kedua;
  • Peningkatan kualitas dan kuantitas buah: yakni dengan memberi hormon perangsang pertumbuhan tanaman dan buah seperti penggunaan hormon Giberelin secukupnya akan membantu peningkatan produksi buah menjadi 2 kali lebih banyak dibandingkan tanaman sawo tanpa penambahan hormon tersebut. Penggunaan hormon Giberelin harus mengikuti dosis yang tepat dan disesuaikan dengan usia tanaman;
    Buah Sawo
    Buah Sawo, Photo Original by: guruilmuan.blogspot.com
  • Pemupukan tanaman sawo: Tanaman sawo yang telah dewasa akan menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan primernya seperti daun banyak, adanya buah, adanya pembungaan, serta batangnya terlihat kokoh & terkadang menjalar atau merunduk ke lantai bawah tanah. Pemupukan sangat penting dilakukan tiap 3 bulan sekali selama 1 tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya. Tujuannya agar tanaman tetap terpelihara dengan baik, sehingga proses pembuahan sawo hasil cangkokan semakin dinikmati dalam jangka waktu lama. Pemupukan dilakukan dengan cara menambahkan pupuk organik (pupuk kompos/kandang) ke bagian tanaman dengan cara disebarkan (1 tanaman = 1 kg pupuk kandang). Sementara itu, lakukan juga pemupukan anorganik susulan dengan menggunakan pupuk Urea, TSP, KCl yang khusus dilakukan setiap 6 bulan sekali selama 1 tahun pertama dan seterusnya. Cara pemberian pupuk anorganik yakni membuat lubang larikan secara melingkar di area tanaman, lalu masukan pupuk anorganik tersebut di dalam lubang larikan, kemudian larikan yang sudah diisi pupuk ditutup dengan tanah hasil galian larikan sebelumnya. Sebaiknya saat pemberian pupuk anorganik jangan terlalu dekat dengan akar tanaman (minimal 30-35 cm) agar akar tanaman tidak sensitif dan akarnya penyerapan tidak mudah rusak/mati. Pemberian kedua jenis pupuk ini apabila dilakukan secara intensif dan terjadwal supaya memperbagus produktivitas hasil pertanian.
4. Kegiatan Panen dan Pemasaran Sawo

Kegiatan panen sawo dilakukan pada saat musim panen saja, dipanen secara berjenjang, sebab dalam satu pohon buah tidak masak secara bersamaan. Pemanenan buah sawo matang dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan. Pada waktu panen pertama, biasanya buah hasil cangkokan tidak terlalu banyak, berkisar 15-20 buah pertanaman, namun menginjak panen pada musim berikutnya akan terus bertambah dua kali lipatnya, dan seterusnya. Panen awal buah sawo biasanya terjadi pada umur tanam 1 tahun dengan buah yang cukup banyak.

Cara pemanenan buah sawo yakni dengan memetik buah yang sudah tua atau buah yang sudah matang di pohonnya langsung, kemudian buah dimasukan ke dalam keranjang buah yang terbuat dari anyaman bilah bambu. Buah yang sudah terkumpul kemudian dibersihkan getahnya, dan pada bagian kulit buahnya digosok-gosok dengan serabut kulit kelapa/"kempol" menggunakan air bersih. Penggosokan kulit buah sawo ini bertujuan agar buah cepat matang ketika dieramkan (disimpan pada wadah untuk tujuan pematangan buah yang melibatkan gas etilen). Setelah buah dieramkan, pasti buah yang sudah tua tersebut akan matang, kemudian keringkan buah hasil eraman tadi. Setelah itu, buah disortir (dipilih-pilih) berdasarkan kriteria buah yang baik dan buruk. Biasanya hanya buah yang baik dan berukuran ideal yang akan diperjualbelikan, sementara buah yang buruk dan tidak sesuai dengan kriteria penjualan dapat dimanfaatkan sendiri di rumah.

Di pasaran, buah sawo yang telah masak dijual dalam bentuk bijian (perbuah) atau kiloan. Harga sawo perkilogramnya bervariasi untuk setiap wilayah di Indonesia. Di Provinsi Lampung, terutama di Kota Bandar Lampung, harga sawo besar perkilogramnya yakni kisaran harga Rp. 15.000,00,- hingga Rp.20.000,00,-. Tentu jika budidaya tanaman sawo ini dilakukan secara telaten maka akan menghasilkan produksi panen potensial dan menghasilkan pundi-pundi keuangan yang cukup banyak.

Demikian informasi panduan terkait: "Budidaya SAWO dengan Cangkok Agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan". Semoga yang telah disampaikan bermanfaat. Mari membudidayakan apapun jenis tanaman di lingkungan kita. Salam budidaya, selamat mempraktekan, semoga berhasil.

Artikel Terbaru

Budidaya SAWO dengan CANGKOK Agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar

2 komentar

October 7, 2015 at 3:39 PM Delete This comment has been removed by a blog administrator.
avatar
October 8, 2015 at 7:10 AM Delete

Menanggapi komentar Anda... Iya silakan dicoba sobat 'Warung Bibit", semoga sukses untuk budidaya tanaman sawo,dan tanaman holtikultur lainnya. Salam sukses dan mohon maaf isi komentar Anda saya hapus karena menyertakan link aktif pada post komentar. Terimakasih. Salam kenal :D

Reply
avatar