Budidaya JAMBU dari Batang Cangkokan Agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan

Siapa yang tak mengenal tanaman jambu? Jambu sudah tidak asing lagi di kalangan penduduk Indonesia. Tanaman jambu telah banyak dibudidaya baik oleh masyarakat petani, pekebun, atau warga-warga di desa dan di kota. Terkadang mereka membudidaya tanaman jambu secara generatif maupun vegetatif di area lahan seperti tegalan, pematang sawah, ladang atau kebun, pekarangan rumah dan atau di halaman rumah. Dikenal banyak sekali jenis (spesies) dari tanaman jambu itu sendiri, yakni ada jenis jambu air dengan nama ilmiah Syzygium aqueum, jambu biji (Psidium guajava), jambu bol (Syzygium malaccense), maupun jambu mawar (Syzygium jambos), jambu mete (Anaccadium odontinale), dan masih banyak lagi jenis dan varietas unggul tanaman jambu.

Sentra dan wilayah persebaran tanaman jambu sudah merata di berbagai daerah di Indonesia, disebabkan karena tanaman jambu mudah tumbuh di lingkungan tanah tropis.

Manfaat Tanaman Jambu

Tanaman jambu mengandung banyak air (terutama jambu air) sekitar 45% tiap 1 butir buah. Kandungan air inilah yang menyebabkan buah jambu tidak dapat tahan lama ketika disimpan. Apabila penyimpanan tidak baik di atas suhu kamar, maka jambu air tersebut akan mudah membusuk. Selain air, kandungan vitamin C, E, D, dan A sangat mendominasi. Dimana vitamin A sangat baik untuk kesehatan organ mata, dan vitamin C sebagai antioksidan yang bertugas penangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Mineral juga banyak terkandung di dalam buah jambu, yakni Zat besi (Fe), Natrium (Na), Kalsium (Ca), dan masih banyak lagi kandungan zat gizi dalam buah jambu.

Atas dasar itulah, tanaman jambu mempunyai manfaat untuk berbagai kepentingan. Dalam dunia kuliner, dikenal adanya es campur, es koptil, kolek jambu, dan lainnya. Dalam dunia kesehatan dan farmasi, daun jambu dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan ramuan untuk menyembuhkan penyakit diare, sembelit, buang air besar tidak lancar. Bagian buahnya juga dimanfaatkan sebagai obat Demam Berdarah Dengue (DBD). Batang jambu terkadang dimanfaatkan orang untuk membuat tiang-tiang penyangga gubuk di lahan persawahan.

Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu

Tanaman Jambu Yang Sudah Berbunga
Tanaman Jambu Yang Sudah Berbunga. Foto Original Oleh: guruilmuan.blogspot.com
Tanaman jambu adalah jenis tanaman pohon berbatang kayu, dapat menyesuaikan hidup secara baik di berbagai lingkungan, memiliki bentuk buah lonjong, bulat penuh, bulat telur, dan tentu disesuaikan dengan varietasnya masing-masing. Daun jambu secara umum berwarna hijau, batangnya tegak (erectus) dengan cabang-cabang mengarah samping, anak cabang kadang duduk selang-seling, perawakan tubuh tinggi dan besar kadang-kadang tinggi tubuh tanamannya mencapai 3 - 20 meter, bunga majemuk, termasuk bunga sempurna, sistem perakaran tunjang. Dari berbagai spesies kulit buahnya ada yang berwarna kuning, merah hati, dan putih dengan biji berada di dalamnya. Daging buah sangat tebal dan mengandung air.

Tanaman jambu adalah tanaman musiman dan baik apabila dibudidaya di area dataran rendah maupun dataran tinggi mulai dari ketinggian 0 - 1.200 mdpl. Tanaman jambu cocok hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan, sebab pada masa semacam ini diperlukan sebelum dan setelah berbunga. Tanaman jambu sangat cocok ditanam pada tanah jenis liat yang kaya akan senyawa organik, tanah andosol, grumosol, tanah lempung berpasir dengan tingkat derajat keasamaan tanah (pH tanah) diantara 5,5 - 6,3. Curah hujan untuk budidaya jambu adalah 700- 1.400 mm/tahun, dengan tingkat kelembaban udara yakni 66 -75 %. Tanaman jambu tidak dapat tumbuh baik pada lahan dengan banyak semak belukar (gulma-rumput liar), dikarenakan apabila kondisi gulma  menumpuk justru akan menimbulkan tanaman menjadi rentan terserang berbagai hama dan penyakit pada tanaman. Oleh karena ini mengetahui syarat tumbuh tanaman jambu sangat penting bagi petani yang ingin memulai usaha budidaya tanaman ini supaya cepat berbuah lebat.

Cara Budidaya Tanaman Jambu dari Batang Cangkokan

Ada dua alternatif cara untuk memperbanyak tanaman jambu, yakni dilakukan secara generatif (melalui biji) atau secara vegetatif (melalui penyambungan, okulasi (menempel), cangkok, atau stek batang). Tidak ada salahnya jika Anda ingin membudidaya jambu dengan cara generatif, namun  banyak para petani yang kini menggunakan cara vegetatif yakni khusus dengan cara mencangkok. Pilihan ini bukan karena tanpa alasan, mereka beranggapan bahwa apabila menanam jambu dengan cara generatif menggunakan biji, maka sangat lama sekali untuk memperoleh hasil panen. Tanaman jambu sejak usia 0 sampai dengan berbuah memiliki waktu tumbuh dan berkembang lebih lama yakni kisaran 7-9 tahun. Hal ini berbeda apabila menanam jambu menggunakan cara vegetatif (mencangkok). Salah satu keuntungan mencangkok tanaman akan cepat berbuah sehingga meminimalisir adanya sistem "tunggu panen" yang terlalu lama.

Budidaya tanaman jambu menggunakan teknik cangkok batang semakin populer dan merupakan cara terbaik untuk memperoleh hasil panen secara cepat, mudah, praktis, dan penggunaan waktu secara efisien. Semua jenis tanaman jambu cangkokan (baik jambu air, jambu biji, jambu bol, dan lainnya) yang dicangkok ketika akan ditanam tentunya melewati cara yang sama. Ada beberapa hal yang harus ditempuh untuk memulai cara budidaya jambu dari batang cangkokan agar cepat berbuah lebat, silakan ikuti pedoman berikut ini:

1. Pemilihan Bibit Jambu Cangkokan 

Bibit jambu cangkokan sebaiknya dapat diperoleh dari hasil mencangkok di kebun jambu sendiri atau dapat membelinya langsung ke kios tempat penjualan bibit tanaman. Harga batang cangkokan jambu cukup terjangkau. Selain pembelian bibit di kios tanaman, pembelian bibit jambu cangkokan dapat langsung ke tukang kebun jambu dengan rekam jejaknya yang sudah ahli dan menghasilkan produktivitas pertanian jambu dan tanaman lainnya yang unggul.

Bibit jambu cangkok yang hendak dibeli harus dilihat secara fisik apakah ada hama atau penyakit tanaman yang menyerang bagian akar, daun, batang, atau akarnya? Jika tidak ada, maka bisa dipastikan bibit tersebut terbebas dari bibit tanam yang jelek. Pastikan juga bibit tidak mengalami cacat, artinya tidak ada beberapa organ tanaman yang hilang, luka memar, atau mati dan layu. Bibit cangkokan jambu harus benar-benar sehat, nampak segar, warna daun dan tunas batangnya cerah, dan pastikan bahwa varietas jambu yang hendak dibudidaya adalah jambu berkualitas, memiliki rasa buah manis, cepat berbuah, buahnya banyak, daging buahnya mengandung banyak air, padat dan kriteria lainnya. Selain itu, tanaman jambu cangkokan harus benar-benar berasal dari induk yang produktif serta telah berhasil mengeluarkan buah secara melimpah tiap musimnya.

2. Pengolahan Lahan dan Penanaman Jambu Cangkokan

Setelah pembelian dan pemilihan bibit, maka langkah selanjutnya yang harus ditempuh yakni pengolahan tanah pertanian sebagai media tanam jambu. Penanaman pohon jambu dari cara vegetatif (mencangkok) ditanam pada lahan atau ruang terbuka, serta cukup tersinari oleh cahaya matahari penuh sepanjang harinya. Gunakan tanah gembur dan berbahan pupuk kompos alamiah (pupuk kandang) sebagai bahan dasar organik peningkat kualitas tanam. Cara pengolahan lahan tanam jambu yakni sebagai berikut:

  • Persiapan tanam jambu cangkokan: Pemilihan lahan tanam kebun jambu harus tepat, mencakup faktor keamanan sosial, kemudahan transportasi, dan ketercukupan air;
  • Pembukaan lahan: Dilakukan dengan membongkar tanaman dan mematikan rumput liar di area lahan untuk selanjutnya membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah terlalu besar, sehingga tanah akan semakin gembur;
  • Pengaturan jarak tanam: Pada tanah kurang subur jarak tanam dirapatkan, pada tanah yang subur jarak tanam direnggangkan. Jarak tanam adalah 9-10 meter, dan diatur dengan cara: segitiga sama kaki, diagonal atau bujur sangkar (segi empat) secara menyilang atau per larik.
Selanjutnya yaitu mengetahui teknik penanaman jambu meliputi beberapa hal penting yang tidak boleh terlewatkan begitu saja, seperti:

  • Pembuatan lubang tanam: Lubang tanam dibuat membentuk persegi (bujur sangkar) dengan panjang X lebar X tinggi masing-masing yakni 100 cm. Galilah tanah sedalam 50 cm dipisahkan dengan galian selanjutnya 50-100 cm. Galian tanah bagian terdalamnya diberi pupuk kandang/kompos dan keringkan 3-4 hari (dianjurkan pupuk kandang sapi/ayam yang banyak mengandung Nitrogen (N) yang sangat baik untuk merangsang pertumbuhan tunas batang, akar, serta mempercepat laju pertumbuhan daun maupun bagian buah). Kemudian masukan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah. 
  • Cara penanaman jambu: Lubang tanam yang telah ditimbun kemudian digali kembali dengan ukuran panjang x lebar masing-masing yakni 60 cm dan kedalaman 30 cm. Taburi lubang tersebut dengan furadan 10-20 gram, tujuannya supaya tanaman terbebas dari aktivitas mikroorganisme tanah bersifat parasit (tidak menguntungkan). Polybag bibit jambu cangkokan digunting sampai ke bawah secara perlahan, kemudian masukan bibit beserta tanahnya ke dalam lubang tanam tadi. Tekan bagian tanah di sekitar batang dan akar tanaman cangkok dengan tanah penutup lubang hingga tanah penutupan lubang benar-benar padat, kemudian siram tanaman secara rutin pagi dan sore supaya kelembaban tanaman terjaga. Buatkan juga kayu penyangga pada sekitar tanaman jambu cangkokan supaya tanaman jambu yang baru ditanam tidak roboh, mengingat akar tanaman hasil cangkokan tidak begitu kokoh.
  • Penanaman pohon pelindung: bertujuan untuk menahan agar tanaman tidak mudah roboh saat ditiup anggin serta hujan kencang. Jenis pohon yang digunakan adalah pohon trembesi dan pohon asam.
3. Perawatan Tanaman Jambu Hasil Cangkokan

Peningkatan hasil pertanian tentu dipengaruhi oleh banyak faktor, yakni tidak terlepas dari bagaimana tingkat keuletan seorang petani yang selalu intensif dalam perawatan tanaman jambu. Karena terbukti, kemampuan tanaman menghasilkan buah yang banyak tergantung dari seberapa giat dalam proses perawatan tanaman sejak umur 0 tanam hingga tumbuh dewasa dan menghasilkan organ tanaman yang diinginkan.

Pohon Jambu Air Hasil Cangkokan
Pohon Jambu Air Hasil Cangkokan: Foto Original Dari: guruilmuan.blogspot.com


Berikut ini beberapa cara pemeliharaan tanaman jambu yang harus Anda lakukan diantaranya:

  • Penyiangan: Tujuannya mematikan rumput liar penghambat pertumbuhan tanaman jambu. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput sampai pada tingkat akar, dan membuang . Penyiangan biasanya dilakukan bersamaan saat pemupukan dan penggemburan lahan tanam;
  • Penggemburan lahan: Tanah padat serta tidak ditumbuhi rumput liar di area pangkal batang harus digemburkan, biasanya dilakukan pada awal musim hujan (berumur 4-5 bulan). Penggemburan tanah di kebun jambu sebaiknya janganlah terlalu dalam, dikhawatirkan akan melukai akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat;
  • Perempelan/Pemangkasan: Pemangkasan memiliki tujuan untuk membentuk kanopi dan meningkatkan produksi panen supaya tanaman cepat berbuah lebat dan menguntungkan. Ketika tanaman mulai bertunas, perlu dilakukan pemangkasan tunas supaya satu cabang tanaman jambu hanya terdapat 3 - 4 tunas saja. Tunas dipilih jangan terletak sama tinggi dan berada pada sisi berbeda. Tunas dipelihara selama 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali, pada saat ini dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Kemudian, pemangkasan ke-3 dilakukan pada saat satu tahun kemudian dilakukan sama persis  dengan pemangkasan ke-2;
  • Peningkatan kualitas dan kuantitas buah jambu: Dari banyaknya bunga jambu yang muncul, diprediksikan sekitar 0,3% yang akan menghasilkan buah dan siap dipetik. Untuk meningkatkan kualitas & kuantitas buah jambu sebaiknya semprotkan polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari serta diikuti dengan penggunaan hormon giberelin untuk tanaman. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah mampu ditingkatkan hingga 1,5 % atau lebih.
  • Pengendalian hama dan penyakit tanaman jambu: pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jambu dapat menyemprotkan pupuk hayati, insektisida (membunuh serangga), fungisida (membunuh jenis kapang/jamur/fungi bersifat parasit). Beberapa jenis penyakit yang meyerang tanaman jambu diantaranya penyakit diplodia, cendawan jelaga, bercak karat merah, kudis buah, penyakit blendok. Jenis hama sering menyerang organ tanaman, yakni bisul daun (karena aktivitas Procontarinia matteiana), lalat buah (Drosophila melanogaster), wereng cokelat, dan lain sebagainya;
  • Pemupukan tanaman jambu: Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik plus  pupuk anorganik dengan kriteria: Pupuk organik (kotoran hewan ternak kering yang sudah difermentasikan) harus langsung diberikan ke tanaman jambu dengan cara ditabur disekitar lokasi akarnya. Pemberian pupuk organik tiap 2 bulan sekali dengan diselingi pemberian pupuk anorganik tiap 4 bulan sekali dalam satu tahun selama 4-5 tahun (hingga menjelang tanaman berbuah). Pupuk anorganik yang diberikan seperti pupuk KCl pada 4 bulan pertama, pupuk Urea 4 bulan kedua, dan pupuk TSP pada 4 bulan terakhir. Masing-masing pupuk anorganik tersebut diberikan untuk masing-masing tanaman, ingat bahwa satu pohon = 1 rantang (250 gram) pupuk anorganik baik TSP, KCl, maupun Urea. Cara pemberian pupuk anorganik yakni  dengan membuat larikan/parit dengan melingkari bagian tanaman, lalu letakkan pupuk ke dalam parit/larikan  yang telah dibuat tersebut, kemudian tutup kembali dengan tanah. Dengan pemberian pupuk yang terjadwal dengan baik maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan membaik, serta kuantitas dan kualitas buah akan jauh lebih banyak dan menguntungkan.

4. Kegiatan Panen dan Pemasaran Hasil Panen

Jambu cangkokan berbuah sekitar umur 3,5 - 4 tahun. Panen pertama buah jambu biasanya hanya 10-15 buah/per pohon (tidak terlalu banyak), dan setelah tahun ke-5 jumlah produksi panen buah tiap pohonnya mencapai 100-500 buah/per pohon. Panen besar biasanya jatuh pada bulan Juni - Agustus. Tanda atau ciri buah jambu siap dipanen yaitu kulit buah yang sudah berubah warna, dan daging buahnya sudah terasa manis.

Pada saat pemetikan jambu, buah jangan sampai tercongkel, atau jatuh sampai memar. Buah sebaiknya dipetik pada sore hari secara manual dengan tangan, lalu buah yang sudah dipanen dimasukan ke dalam keranjang khusus buah yang terbuat dari bilah bambu yang dianyam.

Priode panen buah jambu: Khusus wilayah Indonesia, jambu berbunga satu tahun dua kali, sehingga panen dilakukan 2 kali dalam setahun. Satu pohon jambu, buahnya tidak masak secara bersamaan, sehingga dilakukan beberapa kali panen. Pastikan pemanenan harus melihat usia buah serta kebutuhan konsumer di pasaran.

Perkiraan produksi: Pohon jambu hasil cangkok batang dapat menghasilkan buah setidaknya 50-100 buah/per dua tahun, meningkat pada tahun ke-5 dan ke-10 hingga menghasilkan buah mencapai 300-600 buah per umur tanaman menginjak usia 10 tahun. 1.000 buah umur tanaman 12 tahun, dan mampu mencapai 2.000 buah apabila sudah mencapai usia produktif di atas 15 tahun ke atas.

Buah jambu yang sudah dipanen kemudian didistribusikan ke pasaran untuk memenuhi permintaan konsumer. Sebelum dijual kepasaran, buah jambu matang disortir (dipilih-pilih) serta dipisahkan antara jambu yang bagus dan yang jelek. Jambu dibersihkan dengan air. Jambu kemudian dimasukan keranjang buah. Pastikan kotak penyimpanan buah ada lubang-lubangnya agar buah tidak mudah membusuk. Setelah siap edar, lalu buah diangkut dengan alat transportasi ke pasaran dan ke rumah-rumah konsumer yang membutuhkan.

Sekian panduan informasi tentang: "Budidaya Jambu dari Batang Cangkokan Agar Berbuah Lebat". Semoga bermanfaat. Silakan ikuti pedoman di atas apabila Anda hendak membudidayakan tanaman jambu di lingkungan perkebunan atau halaman rumah. Salam budidaya. Jangan lupa baca juga informasi berikut: Cara Mencangkok Jambu Biji dengan Sistem "Berderet" Dalam Satu Batang.

Artikel Terbaru

Budidaya JAMBU dari Batang Cangkokan Agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar