Cara Budidaya Kentang di Kebun dan di Sawah dengan Hasil Panen Melimpah Ruah

Tanaman kentang (nama ilmiah: Solanum tuberosum) merupakan spesies tanaman dari suku solanaceae. Kentang adalah jenis tanaman umbi yang berasal dari umbi akar dan bukan berasal dari umbi batang. Tanaman kentang berasal dari Amerika Selatan, Chili, Meksiko, dan telah banyak dibudidaya oleh masyarakat di negara bagian itu. Kentang merupakan tanaman herba tidak berkayu, dan sangat menyukai daerah dengan iklim sejuk. Untuk wilayah daerah tropis, kentang sangat cocok ditanam di daerah dataran tinggi. Kentang merupakan salah satu jenis makanan pokok yang kaya akan kandungan zat gizi berupa karbohidrat. Karbohidrat sangat penting dan berperan sebagai penyuplai banyak energi untuk aktivitas harian tubuh dalam kegiatan sehari-hari. Di Dunia kentang sangat populer dan hampir setiap negara membudidayakan kentang baik cara budidaya kentang di kebun dan di sawah atau di daerah-daerah yang memiliki ketercukupan air pada waktu musim kemarau. Tanaman kentang memiliki banyak manfaat seperti dijadikan keripik kentang, ditambahkan pada beberapa sayur seperti sup, sayur bening, bahan pembuat bergedel, dan lain sebagainya. Dengan mengolah kentang menjadi berbagai menu masakan sehari-hari, tentunya mengonsumis kentang adalah cara terbaik untuk memperoleh asupan energi yang cukup setiap hari.

Di negara Indonesia, sentra dan tempat pembudidayaan tanaman kentang banyak dilakukan di hampir berbagai daerah di Indonesia, seperti di daerah Malang (Jawa Timur), Jawa Tengah, Lampung (daerah Gisting, Gedongtataan), Liwa (Lampung Barat), Lampung Selatan, Lampung Timur, Sumedang (Jawa Barat), Bogor, Bekasi, Nanggroe Aceh Darusallam, Sumatera Utara, Sulawesi, Kalimantan, dan Tapanuli Selatan. Daerah-daerah tersebut sangat berprospek menghasilkan kentang dengan kualitas terbaik dan mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Kentang

Tanaman kentang memiliki karakteristik buah kentang berbentuk bulat lonjong, kadang-kadang bulat sempurna, atau berbentuk oval. Kulit buah berwarna cokelat kekuningan, kulit buah sangat tipis, daging kentang berwarna putih dan adakalanya berwarna cokelat kekuningan. Tanaman kentang memiliki perakaran serabut (umbi akar), merupakan tanaman monokotil, pertulangan daun menyirip-menjari, bunga tersusun sempurna dan majemuk, ukuran buahnya cukup besar dengan diameter sekitar 3 cm. Kentang juga memiliki banyak kultivar/varietas dan jenisnya. Setiap varietas kentang tentu memiliki keunggulan masing-masing.

Keadaan iklim merupakan syarat tumbuh tanaman kentang. Iklim yang dianjurkan untuk membudidaya tanaman kentang yaitu berkisar antara suhu 18 - 24 derajat celcius, dan di Indonesia sendiri kentang sebaiknya ditanam pada ketinggian lahan 500 - 3.000 meter di atas permukaan air laut, serta ketinggian optimum lahan berkisar 1.000 - 2.000 meter di atas permukaan air laut. Sebaiknya kentang juga sangat cocok dengan curah hujan cukup yakni 200 - 300 mm per bulannya atau 1.000 mm selama masa pertumbuhannya, pertumbuhan kentang pada awal hingga pertengahan, saat daun sedang aktif tumbuh sehingga sangat membutuhkan air yang cukup banyak. Sementara itu pada masa pertumbuhan kentang pada periode pertengahan sampai akhir membutuhkan keadaan lahan yang cukup kering, serta memiliki kelembaban udara berkisar 40 - 60%.

Faktor eksternal seperti intensitas cahaya matahari sebaiknya diberikan setiap harinya. Itulah mengapa para petani kentang sebaiknya menanam kentang di lahan perkebunan atau di sawah agar proses fotosintesis dan petumbuhan kentang menjadi lebih baik. Sebab, cahaya matahari juga sangat berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan kentang serta mampu meningkatkan produksi panen yang melimpah ruah. Untuk pertumbuhan umbi kentang, ada beberapa jenis kultivar kentang yang memerlukan panjang harian penyinaran  (fotoperiodisitas) yang pendek seperti 7 - 9 jam saja perharinya. Sementara untuk pembentukan bunga pada tanaman kentang terkadang membutuhkan waktu fotoperiodisasi panjang antara 16 - 18 jam/hari. Hari panjang sangat menentukan faktor besar kecilnya ukuran kentang yang dihasilkan saat panen.

Keadaan tanah sangat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang. Dari beberapa referensi terdahulu menyebutkan bahwa tanaman kentang dapat tumbuh pada tingkat keasaman tanah (pH) tanah berkisar antara 5,00 - 5,56. Tanah yang direkomendasikan untuk menanam kentang yaitu tanah andosol  (vulkanik) yang banyak mengandung humus, gembur, dan tanah di daerah itu diidentifikasi memiliki banyak organisme seperti cacing tanah. Ada beberapa petani kentang yang mengatakan bahwa jika tanaman kentang dibudidaya pada tanah lempung berpasir maka kualitas cita rasa umbi kentang terasa lebih enak serta kandungan zat gizi (karbohidrat) sangat tinggi.

Berbagai Macam Kultivar Tanaman Kentang

Melihat potensi lahan di Indonesia yang sangat baik untuk membudidaya kentang, maka setiap derah tentu memiliki banyak kultivar kentang yang cocok berdasarkan analisis iklim, cuaca dan kondisi tanah di masing-masing wilayah. Berikut ini beberapa kultivar tanaman kentang yang sering dibudidaya/ditanam di Indonesia (mulai dibudidaya pada tahun 1969) seperti kultivar Cosima, Thung, Desiree, Patronas, Radosa, Akira, Ultra, YP-89-070, Catella, Donata dan Rapan. Kemudian kultivar baru yang masuk ke Indonesia dan mulai dibudidaya oleh masyarakat petani seperti kultivar Diamont, Alpha, Narit, Draga, Sponta, Redpantiac, Aquila, Kenebec, Crebella, dan French Fries.

Menurut Sutrisno (2003) tanaman kentang digolongkan ke dalam tiga golongan yakni; (1) Kentang kuning; umbi dan daging kentang ini memiliki tekstur warna kuning, contohnya yaitu kentang kultivar Petrones, Eigenheimer, Thung dan Rapa. (2). Kentang putih, kulit dan daging buahnya berwarna putih, contohnya: kentang dari kultivar Donata dan Radosa. (3). Kentang merah, memiliki daging dan kulit kentang berwarna kemerah-merahan, kentang jenis ini adalah Desire.  Menurut umur panennya, ada yang disebut sebagai kentang genjah (umur panen setidaknya tiga bulan), kentang sedang dengan umur panen 3-4 bulan, dan kentang umur panjang memiliki usia panen sekitar 4 bulanan lebih.

Jenis dan kultivar kentang yang banyak dibudidaya oleh masyarakat Indonesia dan menjadi bahan dasar makanan industri adalah kentang kuning seperti granola, atlantik dan berbagai kultivar lain yang masuk ke dalam kultivar ketang kuning.

Cara Budidaya Kentang di Kebun dan di Sawah dengan Hasil Panen Melimpah

Menanam kentang di lahan yang sudah ditentukan akan lebih banyak membutuhkan keseriusan bagi para petani sayur untuk memperhatikan beberapa hal seperti; persiapan lahan, pembibitan kentang, penanaman kentang, pemupukan dan penyiangan, serta tahap panen,pascapanen, dan pendistribusian hasil panen ke pasaran.

1. Persiapan Lahan untuk Budidaya Tanaman Kentang

Tanaman kentang sangat membutuhkan tanah subur, berhumus, dan gembur. Pengelolaan lahan pertanian yang hendak ditanami kentang dapat dilakukan melalui dua tahapan yakni; (1) membajak sawah atau kebun sebanyak dua kali agar kualitas tanah benar-benar gembur, sehingga nantinya bibit kentang dapat tumbuh dengan baik. (2). Tanah yang hendak ditanami kentang sebaiknya ditambah ketinggian tanahnya yakni dilakukan dengan membajak atau mencangkul. Hal semacam ini dilakukan bukan tanpa alasan, karena meninggikan lahan adalah upaya untuk meyediakan suplai oksigen bebas di dalam pori-pori tanah hasil bajakan tersebut. Lahan yang hendak ditanami kentang sebaiknya diberi tambahan pupuk kandang/kompos agar tanah semakin banyak mengandung unsur hara penting yang akan digunakan tumbuhan dalam menunjang aktivitas hidupnya.

2. Pembibitan Tanaman Kentang

Pembibitan tanaman kentang dapat dilakukan dengan menyimpan sebanyak-banyaknya kentang hingga bertunas kurang lebih selama 3-4 bulan. Bibit kentang juga dapat langsung Anda peroleh dari penjual bibit kentang dengan petani profesional yang sudah terbukti sukses dalam budidaya tanaman kentang. Keuntungan Anda membeli bibit kentang dengan petani kentang profesional yakni akan meminimalisir berbagai penyakit yang muncul terutama pada bibit kentang yang terlalu muda, serta menghindari kualitas bibit yang buruk, serta adanya cacat pada umbi kentang (bibitnya).

Bibit kentang yang baik dan sehat sebaiknya hal yang penting diprioritaskan. Selain itu, bibit kentang yang bagus memiliki berat rata-rata 40-80 gram dan bibit kentangnya menyerupai telur bebek. Bibit kentang yang baik yaitu yang memiliki tunas tumbuh sebanyak 3-5 dan ukuran tinggi tunas berkisar 2-3 cm.

3. Penanam Bibit Kentang di Lahan Kebun dan di Sawah

Menanam bibit kentang baik di kebun maupun di sawah pada dasarnya adalah sama. Setelah lahan untuk menanam kentang dipersiapkan dengan baik (baik lahan berbentuk bedengan), kini saatnya menanam bibit kentang. Langkah pertama yang harus dilakukan yakni; (1) Mengubur bibit kentang setinggi 7-8 cm di bawah permukaan tanah, sebaiknya kentang juga jangan terlalu terkubur di dalam tanah, (2). Memastikan bahwa tunas kentang menjulang di atas tanah dan semprotlah tunas tersebut dengan pestisida jenis insektisida (pestisida pembunuh serangga) dengan 500 Liter larutan per hektarnya agar tunas terbebas dari serangan predator seperti laba-laba, semut, serta hewan tanah lainnya.

4. Pemupukan dan Penyiangan Tanaman Kentang

Pemupukan tanaman kentang dilakukan setiap 20 hari sekali. Pemberian pupuk NPK atau UREA dilakukan ketika umbi sudah mulai tumbuh ke arah dewasa yaitu sekitar usia 30 hari sejak penanaman. Usia tumbuh kentang selama 40 - 90 hari diberi pupuk NPK secara rutin dengan takaran disesuaikan dengan luas lahan. Selain memupuk, aktivitas lain seperti penyiangan tanaman kentang adalah hal mutlak yang dapat dilakukan oleh petani yaitu dengan mematikan/mencabut rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh di sekitaran akar tanaman kentang. Karena gulma ini tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan kentang sebab gulma akan mengambil nutrisi tanah dan air di akar tanaman kentang.

4. Kegiatan Panen, Pascapanen, dan Pendistribusian Kentang

Kentang dapat dipanen ketika menginjak usia di atas 80 hari sejak usia tanam. Kentang yang dapat dipanen biasanya memiliki buah dengan ukuran seperti telur bebek atau telur angsa (namun disesuaikan dengan kultivarnya masing-masing). Kegiatan pascapanen yaitu membersihkan gulma liar di daerah lahan yang baru ditanami kentang, serta melakukan pemuliaan tanah dengan cara dibajak ulang untuk menghindari kegersangan lahan akibat tidak diolah kembali dengan benar. Pendistribusian kentang dapat langsung dilakukan ke rumah-rumah warga, ke pasar swalayan, serta di pasar-pasar tradisional. Kentang yang hendak dipasarkan, sebaiknya dimasukkan ke dalam karung goni besar, dan tentu hal ini akan jauh lebih baik mengingat bobot kentang sangat tinggi maka ukuran dan ketebalan karung sangat menentukan pada saat proses distribusi ke pasaran menggunakan mobil box, dan yang lainnya. Kentang di pasaran (di Kota Bandarlampung) harganya cukup tinggi berkisar Rp. 8.000,00-, hingga 12.500,00-, per kilogramnya. Tentunya harga ini bukan patokan umum karena di setiap daerah memiliki tingkat harga yang berbeda-beda.

Demikian artikel tentang "Cara Budidaya Kentang di Kebun dan di Sawah dengan Hasil Panen Melimpah Ruah". Semoga bermanfaat. Mari menanam dan jayalah petani di negeriku, INDONESIA.


Artikel Terbaru

Cara Budidaya Kentang di Kebun dan di Sawah dengan Hasil Panen Melimpah Ruah
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar