Cara Budidaya Bayam Hijau Dari Biji Secara Organik untuk Hasil Panen Menguntungkan

Secara geografis, Indonesia adalah negara beriklim tropis dan cukup baik ditanami berbagai jenis tanaman sayur maupun tanaman buah. Termasuk budidaya bayam adalah hal mutlak bagi masyarakat petani yang tinggal di wilayah tropis. Budidaya bayam sangat efektif dilakukan pada tanah jenis aluvial, tanah lempung berpasir, tanah andosol, argosol, dan tanah humus yang terbukti mampu menghasilkan panen bayam dalam skala besar. Budidaya tanaman bayam juga dapat dilakukan di daerah perkebunan atau di area persawahan.

Ada dua jenis macam bayam, yang pertama jenis bayam cabut yang terdiri dari bayam hijau dan bayam merah.  Cirinya, lebar daun relatif kecil, bayam hijau daunnya agak lebar, berwarna hijau terang agak keputih-putihan, sementara itu untuk bayam merah warna batangnya yaitu merah hati cenderung gelap. Jenis kedua, bayam yang berdaun lebar atau bayam raja. Warna daunnya hijau tua cenderung keabu-abuan, tumbuh berdiri tegak, dengan cara memanennya dapat dipotong atau dicabut.

Dari segi metode yang dilakukan, cara budidaya tanaman bayam hijau secara organik mempunyai perlakukan yang sama dengan budidaya tanaman bayam hijau secara non-organik, perbedaannya hanya pada pemberian pupuk saja. Sementara itu, untuk memperbaiki kualitas tanaman dari serangan hama dan penyakit tanaman, petani sayur biasanya memperbaiki kesehatan tanaman bayam seperti pemberian pupuk dengan dosis yang tepat, pengairan (irigasi), menjaga kesehatan kebun, serta memperhatikan tanda-tanda penyakit yang muncul pada organ tanaman bayam kemudian dicabut atau dibuang agar tidak menular ke bagian organ tumbuhan bayam lainnya.
Bayam Hijau
Sumber gambar asli di bidik oleh: guruilmuan.blogspot.com

Budidaya bayam hijau sangat efektif apabila dilakukan tanpa persemaian terlebih dahulu. Namun demikian, hal yg penting dilakukan agar tanaman bayam ditanam pada lahan terbuka dan menerima banyak rangsangan cahaya matahari. Suhu lingkungan yang baik yakni 17-20 derajat celcius, dengan kelembaban udara mencapai 60-90%. Seperti di Jakarta dan kota-kota besar di Jepang, China, tanaman bayam dapat beradaptasi dengan baik dengan syarat sepanjang kelembaban udaranya tinggi. Sehingga penanaman bayam sangat efektif jika di luar waktu penghujan, karena jika penanaman bayam pada musim hujan, terkadang daun bayam banyak yang rusak akibat air hujan yang berlebih, dan tidak menutup kemungkinan banyak batang dan akar bayam yang busuk akibat konsentrasi air di dalam tanah tidak terjaga dengan baik (berlebihan).

Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan budidaya tanaman bayam cabut baik itu bayam hijau maupun bayam merah, yakni:

1. Penyiapan Benih Bayam 

Benih atau bibit untuk budidaya bayam dipersipakan melalui perbanyakan biji. Benih dapat diperoleh dari tanaman yang dipelihara sampai tua berumur sekitar 2-3 bulan. Sebaiknya dapatkan benih bayam dari bunga bayam yang telah berusia tua dan menghasilkan bibit dalam jumlah yang banyak. Bibit bayam yang berasal dari tanaman yang tua akan jauh lebih berkualitas untuk tingkat perkecambahan bijinya dan tahan simpan selama satu tahun, dibandingkan bibit yang diperoleh dari bayam ketika usia muda.

Biji Bayam Hijau dan Bayam Potong
Gambar Didokumentasikan Oleh: guruilmuan.blogspot.com


Benih bayam tidak ada masa dormansi (istirahat).Benih bayam yang telah dipilih, sebaiknya dapat langsung ditanam dan disebar pada media tanam (baik lahan bedengan atau guludan). Untuk kebutuhan memperoleh benih baru, maka dibutuhkan bibit bayam 5-12 kg per hektarnya, dan tergantung pula pada keterampilan menyebar benih.

2. Pengolahan Lahan Tanam untuk Bayam Organik

Caranya yaitu membajak tanah atau lokasi yang hendak dijadikan tempat untuk penanaman bayam. Sebaiknya haluskan tanah dan bajak tanah sedalam 20-30 cm, kemudian buat bedengan dengan ukuran yang diinginkan. Atau dapat membuat bedengan dengan rekomendasi: Lebar bedengan 1 meter, tinggi bedengan 20-30, sedangkan panjang bedengan sesuaikan dengan kondisi lahan yang ada. Jarak antar bedeng yang ideal adalah 30 cm. Bedengan diutamakan membujur dari timur-barat agar memperoleh pencahayaan sinar matahari yang optimal.

Budidaya bayam hijau maupun merah sangat sensitif dengan tingkat keasaman tanah (pH). Jika pH tanah di bawah lima, maka sebaiknya tanah dicampurkan dolomit atau kapur agar pH-nya stabil dan membuat pertumbuhan bayam berjalan baik (2-3 ton). Jika pH tanah lebih dari 7, maka segera netralkan tanah dengan menggunakan campuran belerang.

Pada masing-masing bedengan, silakan tebarkan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 ton/hektar, kemudian diamkan selama 3-4 hari sebelum tanam. Sebaiknya gunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam atau bebek karena banyak mengandung unsur Nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan hidup tanaman bayam. Terutama, pada pemberian dosis unsur Nitrogen secara benar, maka akan menghasilkan tanaman bayam yang memiliki daun sangat hijau dan segar.

3. Penyebaran Benih Bayam

Benih (bibit) bayam berukuran cukup kecil (mirip spora). Sehingga dalam budidaya tanaman bayam, benih disebar dengan saringan atau tangan. Sebar benih pada lahan bedengan secara merata dan baik. Kepadatan tebar bibit bayam yaitu 0,5-1 gram per meter persegi. Supaya penebaran bibit merata, dapat pula mencampurkan benih dengan pupuk kompos yang dicampur tanah lalu disebar di atas bedengan yang telah disediakan.

4. Perawatan Budidaya Bayam

Perawatan terpenting dalam budidaya bayam yakni pengaturan air (irigasi) di masing-masing parit bedengan, terutama pada saat awal benih bibit bayam ditebar. Lakukan penyiraman bibit dua kali sehari pada saat musim kemarau. Sebaiknya kelembaban tanah bedengan yang sudah disebar benih harus selalu lembab untuk mempermudah dan mempercepat perkecambahan biji bayam.

Petani harus rutin menyiangi tanaman bayam yang sudah berkecambah, yaitu dengan mencabut gulma (rumput liar) yang tumbuh di area penyemaian. Jika gulma tidak dicabut, maka akan terjadi perbutan nutrisi antara bayam dengan gulma. Gulma yang dibiarkan tumbuh juga akan selalu menghambat laju pertumbuhan dan perkembangan bayam ke arah dewasa. Selain perawatan ini, berbagai persoalan penyakit yang sering mengganggu pertumbuhan tanaman bayam yakni kutu daun, tungau, wereng hitam, ulat daun, karat putih, dan busuk basah. Untuk pencegahan dari serangan penyakit tanaman tersebut dapat dilakukan fungsi penyiraman tanaman bayam secara intensif (teratur) sesuai porsi dan umur tanaman. Jika tanaman bayam sudah melewati ambang ekonomis, dapat dilakukan penggunaan pestisida hayati, budayakan untuk budidaya tanaman sehat, memperkuat sistem kekebalan tanaman, pencegahan penyakit dan hama pengganggu tanaman, termasuk pencegahan penyakit tanaman yang ditimbulkan oleh aktivitas jamur dan mikroba patogen penyerang organ tanaman (baik akar, daun, batang, serta bunganya).

Menginjak usia tanam seminggu, apabila daun terlihat menguning, maka dapat diberikan pupuk tambahan berupa pupuk kompos atau kandang yang disebar secara acak pada bedengan. Atur pemupukan sehemat mungkin agar budidaya bayam hijau tetap ekonomis.

5. Kegiatan Panen, Pasca Panen, dan Pendistribusian Hasil Panen Bayam

Bayam yang sudah ditanam dan dirawat secara intensif dapat dipanen ketika menginjak usianya yang ke-20-25 hari sejak pertama kali penanaman, dengan ciri tinggi tanaman mencapai 20-21 cm. Dalam satu kali panen (pencabutan), dapat dihasilkan sayur mayur bayam sebanyak 16-20 ton/hektar. Sementara itu pada budidaya bayam hijau (pemanenan dengan cara dipotong/disortir) biasanya dipanen pada umur tanam 1-1,5 bulan dengan pemetikan setiap seminggu sekali.

Bayam Hijau Yang Tumbuh Sehat
Gambar Didokumentasikan Secara Pribadi Oleh: guruilmuan.blogspot.com


Pemanenan dapat menggunakan keranjang/bakul yang terbuat dari bilah bambu. Setelah dipanen, cuci bersih bagian akar atau batang bayam yang sudah dipotong dan pilih bayam yang memiliki daun segar, batang kokoh dan tidak rusak untuk diperjual-belikan di pasaran atau toko sayuran. Sebelum bayam didistribusikan ke pasar, maka batang bayam diikat-ikat sesuai kebutuhan dengan menggunakan tali dari bilah bambu/tali rafia. Setiap 50 ikatan digabungkan dalam satu group (gabungan). Sebaiknya simpan hasil panen pada tempat yang sejuk dan dingin, karena tanaman bayam sangat rentan terhadap cuaca yang panas, sehingga daunnya sangat mudah layu.

Di pasaran harga bayam hijau maupun bayam merah memiliki variasi harga yang berbeda-beda. Di Pasar Natar Lampung Selatan dan pasar-pasar tradisonal di Kota Bandar Lampung, dalam satu ikat bayam diberikan harga senilai Rp. 2.000-3.000 rupiah. Harga tersebut tentu akan berbeda untuk wilayah lain di Indonesia.

Jika Anda sebagai orang yang gemar berkebun dan tertarik untuk menanam bayam hijau organik, maka dapat mengikuti pedoman di atas. Pedoman di atas diperoleh berdasarkan pengalaman keluarga yang juga pernah membudidaya tanaman bayam. Terimakasih sudah menyimak materi tentang: "Cara Budidaya Bayam Hijau Dari Biji Secara Organik untuk Hasil Panen Menguntungkan". Semoga bermanfaat. Mari berkebun dan menanam.

Artikel Terbaru

Cara Budidaya Bayam Hijau Dari Biji Secara Organik untuk Hasil Panen Menguntungkan
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar

3 komentar

July 30, 2015 at 8:53 AM Delete

Salam kenal juga mas Jati Solomon... terimakasih sudah berkunjung. Ayo menanam :D

Reply
avatar
December 29, 2015 at 3:00 PM Delete This comment has been removed by a blog administrator.
avatar