Panduan Praktis: Berternak Burung Puyuh Petelur Untuk Pemula

Burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) merupakan kelompok anggota aves-bertulang belakang dan hewan unggas ini memiliki ciri-ciri tubuh pendek, kaki berukuran pendek, hidup di darat dan semak-semak belukar perkebunan, memiliki sayap namun tidak dapat digunakan untuk terbang bebas di udara layaknya jenis burung lainnya. Burung puyuh banyak dijadikan hewan ternak di berbagai penjuru dunia bahkan di Indonesia, sentra peternakan burung puyuh dapat ditemui di berbagai daerah seperti pulau Sumatera, Lampung Selatan terutama daerah palas dan desa bumi restu-kalianda, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Burung puyuh dalam bahasa jawa disebut sebagai "burung gemak" dan dalam bahasa asing disebut sebagai "burung quail" yang merupakan burung liar yang pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870 hingga akhirnya berhasil diternakkan di berbagai negara di belahan dunia. Burung puyuh yang diklasifikasikan ke dalam kelompok ordo galiformes ini memiliki banyak manfaat yang penting dalam kehidupan manusia, yakni telur dan dagingnya memiliki nilai gizi, protein dan lemak yang bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh; serta burung puyuh ini memiliki bulu-bulu yang indah sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat kerajinan tangan dan perabot rumah tangga yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain itu, kotoran hewan ini dapat digunakan sebagai pupuk kompos atau pupuk kandang yang baik untuk memberikan nutrisi pada tanaman, sehingga akan menyuburkan tanah, membuat tanah menjadi gembur sehingga mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman ke arah yang lebih baik.

Lokasi yang tepat untuk berternak burung puyuh harus memiliki syarat seperti: (1) lokasi harus berjauhan dari keramaian dan pemukiman penduduk, (2) lokasi harus terbebas dari berbagai jenis penyakit termasuk penyakit penyebab flu burung (H5N1), (3) dijauhkan dari lokasi yang rawan longsor dan banjir, (4) Sirkulasi untuk berternak puyuh sebaiknya harus diatur dengan baik agar kehidupan dan udara bersih dapat memperkuat daya tahan tubuh puyuh terhadap penyakit, (5) lokasi dan kandang atau untuk beternak puyuh sebaiknya memiliki lokasi yang strategis mudah dijangkau oleh kendaraan agar mempermudah proses distribusi ke pasaran dan berbagai lokasi penjualan puyuh lainnya. Sementara itu, Pedoman teknis untuk berternak burung puyuh dibagi menjadi beberapa hal seperti penyiapan sarana dan peralatan, penyiapan bibit, pemeliharaan, pemberantasan hama dan penyakit, panen, dan kegiatan pascapanen.

1. Penyiapan Peralatan dan Sarana Kandang


Dalam berternak burung puyuh langkah pertama yang harus dilakukan yakni menyiapkan sarana dan peralatan pendukung. Peralatan kandang berupa tempat minum, tempat makan, tempat bertelur, tempat obat-obatan. Penyiapan sarana maksudnya yaitu menyiapkan kandang untuk tempat tinggal puyuh serta bagaimana memodifikasi kandang agar nyaman sehingga puyuh tidak menjadi stres dan produksi telur menjadi meningkat. Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan yakni temperatur kandang yang ideal dan normal berkisar 20-25 derajat celcius. kelembaban kandang puyuh sebaiknya 30-80%, penerangan kandang cukup (25-40Watt), sedangkan pada malam hari gunakan penerangan kandang 40-60 Watt. Ukuran penerangan/boklam/lampu 40-60 Watt yang digunakan pada malam hari penting untuk memberikan rasa hangat kepada hewan-hewan puyuh agar tidak kedinginan dan suhu tubuh puyuh tetap terjaga stabil. Selain itu, tata letak kandang penting diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan cahaya matahari dapat masuk ke dalam kandang. Karena bagaimanapun juga kulit burung puyuh penting mendapatkan nutrisi alami berupa vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Untuk model kandang puyuh ada dua jenis yakni sistem litter (lantai sekam), dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang puyuh yang ideal untuk 1 meter persegi dapat diisi 90 hingga 100 ekor burung puyuh balita, selanjutnya menjadi 60 ekor saja untuk umur puyuh 60 hari saat lepas masa anakan. Dan tahap terakhir menjadi 40 ekor per meter persegi setelah usia puyuh dewasa dan sudah siap menghasilkan telur. Adapun kandang yang biasanya digunakan dalam berternak-budidaya puyuh diantaranya:

  • Kandang untuk induk pembibitan; kandang ini sangat berpengaruh terhadap kualitas telur. Besar dan luasnya kandang sebaiknya difungsikan sesuai dengan jumlah puyuh yang hendak diternak dan hendaknya untuk satu ekor puyuh dewasa membutuhkan luas kandang 200 meter persegi;
  • Kandang untuk induk petelur; Kandang ini berfungsi sebagai untuk pembibitan. Kandang ini memiliki ukuran, bentuk dan tinggi yang sama. Kepadatan kandang lebih besar juga boleh sama.
  • Kandang untuk anakan puyuh atau umur stater (kandang indukan); Kandang ini dikhsusukan bagi anak puyuh pada umur starter yakni umur anakan puyuh 1 hari hingga 2 sampai 3 minggu-an. Kandang ini digunakan untuk anak puyuh agar tetap hangat dan tidak rentan terhadap infeksi berbagai virus dan penyakit oleh karena itu kandang perlu dilengkapi pemanas dapat dari lampu boklam 40-60 Watt. Ukuran kandang ini yang sering digunakan yakni lebar 100 cm, panjang 100 cm, dan tinggi kandangnya yaitu 40 cm, serta tinggi kaki 50 cm. Dan kandang dengan ukuran seperti ini cukup untuk menampung 90 hingga 100 ekor anakan burung puyuh.
  • Kandang untuk puyuh grower (usia 3-6 Minggu) dan layer (usia lebih dari 6 Minggu); dan bentuk ukuran kandang sama dengan untuk induk petelur, serta alas kandang umumnya berupa kawat ram.
2. Penyiapan Bibit Puyuh Unggul

Dalam penyiapan dan pemilihan bibit puyuh harus disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan. Ada tiga macam tujuan pemeliharaan burung puyuh yakni untuk produksi telur konsumsi maka dibutuhkan bibit ketam betina yang sehat, bebas dari penyakit. Jika untuk produksi daging puyuh maka dipilih bibit puyuh jantan dan betina petelur yang unggul. Jika untuk tujuan pembibitan atau produksi telur tetas maka pilihlah bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya, dan puyuh jantan yang siap untuk membuahi si puyuh betina agar menjamin hasil telur tetas yang baik dan berkualitas tinggi.

3. Pemeliharaan

Dalam pemeliharaan burung puyuh sebaiknya dipelihara dengan baik, mulai dari ketercukupan sumber asupan nutrisi bagi puyuh (pakan), penerangan kandang, jumlah cahaya matahari yang masuk ke dalam kandang, pemberian vaksin maupun obat, sanitasi, serta sampai tahap pengontrolan rutin terkait penyakit ternak yang mungkin terjadi dari beberapa populasi dari tiap kandang.

  • Pemberian pakan (makan) dan air minum; burung puyuh membutuhkan makan sebagai nutrisi untuk tumbuh-kembang tubuhnya. Pakan (ransum) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari berbagai bentuk seperti bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Untuk puyuh anakan sebaiknya pemberian ransum 2 kali dalam sehari yaitu pada waktu pagi dan sore. Sedangkan untuk puyuh remaja/dewasa sebaiknya satu kali saja dalam sehari yaitu pada pagi hari. Sementara itu, pemberian minum sebaiknya secara rutin dan terus menerus mulai dari usia puyuh (1 hari) hingga dewasa dan siap bertelur.
  • Sanitasi dan pencegahan; Untuk mencegah timbulnya penyakit ternak yang menyerang hewan puyuh sebaiknya sanitasi lingkungan kandang harus terjaga dan dipantau dengan baik agar tidak menyebabkan penyakit yang tidak diinginkan. Jika ada tanda-tanda puyuh mengalami penyakit seperti flu atau pilek sebaiknya dilakukan pengobatan sesuai petunjuk dokter hewan datau dinas peternakan setempat (Poultry Shoup).
  • Pemberian vaksin dan obat; Ketika puyuh berusia 4-7 hari sebaiknya puyuh divaksinasi dengan dosis setengahnya dari dosis ayam. Pemberian vaksin dan obat jika didapat adanya tanda-tanda buruk pada puyuh semisal mengalami flu burung (virus H5N1), serta penyakit kaki bengkak akibat aktivitas jamur dan bakteri patogen di kandang. Sehingga untuk pemberian vaksin dan obat harus melalui prosedur dan petunjuk dari dokter hewan dan dinas peternakan setempat.
  • Penerangan kandang dan sirkulasi kandang; Dalam pemeliharaan burung puyuh juga penting memperhatikan ketersediaan cahaya matahari yang cukup menerangi kandang, sehingga burung puyuh secara langsung memperoleh vitamin D alami dari sinar ultraviolet/cahaya matahari langsung, serta sirkulasi udara dapat diatur dengan baik agar udara pernafasan di sekitaran kandang menjadi segar dan ini erat kaitannya untuk mencegah agar burung puyuh tidak sering mengalami stress yang terkadang berujung kepada kematian puyuh.
4. Hama dan Penyakit Yang Kerap Menyerang Hewan Puyuh

Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang kesehatan puyuh dapat mengalami penurunan daya tahan tubuh (penyakit) akibat berbagai faktor seperti kondisi cuaca yang ekstrem, iklim yang tidak menentu, kondisi kandang yang terlalu sempit dan tidak terurus sehingga memicu terjadinya stress pada puyuh, makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri patogen, dan berbagai macam jenis penyakit lainnya. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang hewan puyuh dianataranya:

  • Cacingan; penyakit ini sangat umum dan seringkali menyerang puyuh akibat sanitasi yang buruk. Gejala umum yang dapat diamati yakni puyuh tampak kurus, lemah dan lesu.Untuk mencegah penyakit ini dapat ditempuh dengan memelihara kebersihan kandang serta pemberian pakan puyuh yang sehat.
  • Aspergillosis; Penyebab dari penyakit ini yaitu adanya cendawan Aspergillus fumigatus yang memberikan gejala-gejala pada puyuh yaitu mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih, nafsu makan menurun, dan mudah mengantuk.
  • Quail bronchitis; Penyebab penyakit ini yaitu adanya Quail Bronchitis Viruses (jenis adenovirus), yang bersifat menular secara cepat layaknya virus flu burung/H5N1. Gajala yang tampak jika puyuh terserang penyakit ini yaitu puyuh terlihat lesuh, bulu kusam, sulit bernafas, batuk dan bersin, gemetar/nerveous, dan terkadang hidung mengeluarkan lendir dan kadang leher dan kepala agak terpelintir.
  • Cacar Unggas (Fowl Pox), penyebabnya yaitu Poxvirus yang menyerang puyuh untuk segala umur dan jenis kelamin. Gejalanya yaitu muncul keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, mulut dan faring apabila dilepaskan akan berdarah.
  • Berak Darah (Coccidiosis), Gejala yang muncul akibat penyakit ini yaitu puyuh mengalami gangguan pencernaan seperti mencret, nafsu makan berkurang, sayap dan bulu menjadi kusam, dan tubuh terlihat menggigil layaknya kedinginan.
  • Berak putih (Pullorum), penyebabnya yaitu bakteri Salmonella pullorum dan merupakan bakteri yang dapat berkembang cepat sehingga dapat menular kepada hewan ternak lainnya. Gejala yang muncul yakni kotoran puyuh berwarna putih pekat, sesak nafas, nafsu makan puyuh menjadi turun, serta sayap menjadi lemah menggantung.
  • Radang usus, penyebabnya yaitu adanya bakteri anaerobik yang membentuk spora dan menyerang usus sehingga menimbulkan permasalahan pada sistem pencernaan puyuh yaitu timbulnya radang usus. Gejala yang umum terlihat yaitu puyuh lesu, bulu nampak kusam, mata berair, serta kotoran berair. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan memperhatikan serta memisahkan burung sehat dengan yang terinfeksi penyakit.
  • Tetelo (NCD/New Casstle Diseae), Gejala dari infeksi penyakti NCD yaitu puyuh nampak lemas, batuk dan bersin, sulit bernafas, terdengar bunyi ngorok, mata sayu, tinja menjadi encer kehijauan, serta adanya gejala seperti kepala puyuh memutar secara refleks tidak menentu (tortikolis). Pencegahannya yaitu menjaga kebersihan kandang, peralatan makan, dan sebagainya. Selnjutnya pisahkan ayam yang sakit, melakukan vaksinasi NCD secara berkala, burung puyuh yang mati akibat terinfkesi NCD sebaiknya dibakar saja.
5. Panen dan Pascapanen

Hasil utama dari berternak puyuh petelur yakni telur puyuh yang kaya akan nutrisi berupa protein yang tinggi. Bahkan telurnya dapat dipanen setiap hari dalam jumlah banyak sesuai dengan puyuh yang dibudidaya. Sementara itu penghasilan panen tambahan yaitu berupa daging afkiran, tinja/kotoran yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman, serta bulu-bulu lembut puyuh yang dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan atau perabot rumah tangga. Sedangkan pasca panen yaitu melakukan berbagai macam tindakan seperti pembersihan kandang, pengerukan serta pendistribusian telur-telur puyuh di pasar-pasar tradisional atau rumah-rumah makan.

6. Peluang Usaha Ekonomi Kreatif

Berternak burung puyuh ternyata memiliki keuntungan yang tidak dimiliki oleh kegiatan wirausahaan lainnya. Peluang usaha ternak burung puyuh jika dilakukan secara benar dan serius akan memperoleh hasil finansial yang mencukupi kebutuhan perekonomian keluarga. Tentunya dibutuhkan modal yang tidak sedikit untuk membuat perlengkapan kandang, biaya pakan, biaya pemeliharaan, hingga biaya berobat jika sewaktu-waktu burung puyuh mengalami gangguan penyakit. Maka sebelum memulai bisnis atau usaha ekonomi kreatif budidaya telur puyuh sebaiknya membuat taksiran biaya untuk masing-masing kebutuhan untuk ternak puyuh. Dengan membuat rincian dan taksiran dana untuk ternak puyuh penting dilakukan untuk memetakan antara pemasukan dan pengeluaran dana secara tepat dan terencana.


Artikel Terbaru

Panduan Praktis: Berternak Burung Puyuh Petelur Untuk Pemula
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar

7 komentar

June 16, 2015 at 2:01 AM Delete

Waw, blog baru ya mas? blog yang lama mana?

Reply
avatar
July 4, 2015 at 3:37 PM Delete

Iya blog baru...alhamdulillah, pengen menambah wawasan dan latihan berbagi ilmu kepada orang lain...hehe... Salam kenal mas Samsudin :D

Reply
avatar
August 18, 2015 at 5:28 PM Delete

Mantap mas, lengkap sekali pembahasan nya !! Jos deh pokok nya :D

Reply
avatar
August 18, 2015 at 5:35 PM Delete

Sangat bermanfaat mas, pembahasannya lengkap , salam kenal mas :D

Reply
avatar
August 18, 2015 at 7:58 PM Delete

Terimakasih...Salam kenal juga untuk saudara Andes Rizki... semoga bermanfaat apa yang sudah saya bagikan ilmunya di web guruilmuan ini :D

Reply
avatar
March 2, 2016 at 3:49 PM Delete

Kl tiap hari burung d yg mati ( 1 ekor ) gmn cr ngatasinnya mas ( tidak ada tanda" sakit ),trs pemberian vitamin sebaiknya brp minggu sekali biar ttp menjaga kesehatan burung & telurnya ttp stabil

Reply
avatar
March 3, 2016 at 10:38 PM Delete

Coba mas, cara mengatasinya dengan tetap membuat kandang yang memiliki ventilasi udara yang bagus, ada cahaya matahari yang masuk dan usahakan populasi burung puyuh di tiap-tiap kandang sedikit dijarangkan, jangan terlalu rapat sehingga kondisinya menjadi pengap, tidak kondusif untuk tumbuh kembang puyuh. Biasanya kematian burung puyuh karena beberapa faktor dominan yaitu karena terlalu rapat populasi yang menghuni kandang. Untuk pemberian vitamin/antibiotik pada hewan puyuh dapat dilakukan tiap 1 minggu sekali atau tiap 10 hari sekali, jadi dalam satu bulan bisa sekitar 3 kali pemberian, dapat langsung ditambahkan pada pakan/minumnya. Selain itu, jangan lupa atur pola makan puyuh, untuk menjaga kualitas telur dan kesehatan burung puyuh, berilah makanan dari biji jagung yang telah diekstrak menjadi serbuk halus, Semoga bermanfaat. Terima kasih.,

Reply
avatar